Terima Kasih Evi

Sarah menunggu Evi dan Nadira di bangku panjang di depan mushollah sampai jam 11, setelah itu mereka baru ke ruang sekretariat BEM kampus.

Saat sampai disana, ternyata ruangnya masih terkunci karena belum ada orang, jadi mereka menunggu di meja tempat mereka mengelap minuman kaleng kemarin.

"Ra, Sar kira-kira kenapa yah kita di suruh datang lagi kesini?" tanya Evi kepada kedua sahabatnya,

"entahlah," jawab Sarah. "apa mungkin masalah sama kak Sasa kemarin yah?" sambung Sarah

"kayaknya bukan deh, karna kakak yang menengahi kemarin sudah menyelesaikan masalah itu." jawab Nadira.

"jadi kenapa yah?" tanya Evi lagi.

"nah aku tau deh kayaknya,"

"apa?" tanya Evi dan sarah dengan wajah penasaran,

"karena si aa' mau PDKT sama Evi,"

"hahahaha" Nadira tertawa.

"ih Nadira nyebelin tau," omel Evi sambil memukul Nadira dengan lembut.

Sedang Sarah ikut tertawa melihat Evi yang sebal sama Nadira.

"Nadira nih yah orang serius nanya"

"yah Evi, kalau aku tahu kenapa kita di panggil lagi kesini pasti aku uda bilang sama kalian dari kemarin lah. Kayaknya juga yang nyuruh kita kemari kakak yang menyelesaikan masalah mba Sasa kemarin, si aa' sama kak farhan aja gak tahu karna waktu aku sendirian disini kemarin, gak ada omongan untuk kita datang lagi kesini."

"ya udah deh kita tunggu aja sampai mereka datang, dari pada kita pusing menebak-nebak kenapa." Jawab sarah dengan bijaksana.

Mereka terdiam untuk beberapa saat,

"Ra, aku senang kamu uda bisa terbuka kayak dulu, walaupun keceriaan mu belum kembali 100 persen tapi kamu uda bisa tertawa dan bercanda, aku senang Ra" ucap Sarah dengan penuh haru.

"ini semua karna Evi Sar, Evi yang baik dan mau berteman dengan aku apa adanya, selain itu dia juga lucu dan ceplas ceplos, jadi aku terpengaruh sama dia nih."

"tapi aku kasih pengaruh yang baik kan Ra?" sanggah Evi sambil mengangkat alisnya.

"iya Vi." terima kasih yah uda mau berteman dengan aku.

"terima kasih juga yah Vi, uda mengembalikan keceriaan sahabatku ini." ucap Sarah

"siapa dulu dong Evi, kalau begitu sebagai tanda terima kasih, kalian berdua pijitin kakiku yang capek jalan dari kelas kesini tadi!"

"Evi," ucap Nadira dan Sarah bersamaan. Mereka tertawa bertiga.

Lalu terdengar suara orang berdehem dari teras.

sontak mereka terdiam, dan melihat ke arah suara.

Mereka terkejut saat melihat si aa' alias Sam yang sudah berkecak pinggang melihat mereka.

"wah seru yah, boleh gabung gak kita?" ucap Sam dengan nada marah.

Nadira, Sarah dan Evi hanya menundukkan kepala,

"kenapa berhenti, ayo terusin biar kita ikutan,

dasar yah emak-emak ngegosip aja kerjaannya, emang kalian di suruh datang untuk ngegosip hah?"

"iya kak, dari tadi kami bertanya- tanya kenapa kami di suruh kemari," jawab Evi, namun dia menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya,

"aduh maaf, maaf kak,"

dalam hati Evi merutuki mulutnya yang suka gak bisa di rem, bisa gawat nih kalau si mulut bebek marah.

Nadira dan Sarah hanya menghela nafas lesu mendengar jawaban Evi yang langsung nyerocos.

Melihat Evi yang ketakutan, Sam semakin tertarik untuk mempermainkannya.

"eh kamu berani menjawab yah,"

"maaf kak, maaf, gak sengaja" Evi langsung menjawab lagi, namun dalam hatinya mengaduh karena mulutnya yang terus menjawab.

"kamu yah, saya belum selesai bicara namun kamu sudah menjawab lagi, berani kamu yah?". Evi menutup mulutnya dengan tangan dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"sekarang angkat kaki sebelah!"

Evi pun menurut dan mengangkat sebelah kakinya, "pegang kedua telinga,"

begitu Evi mengalihkan tangannya ke telinga, mulutnya langsung berucap lagi

"yah kak, kayak anak SD aja di hukum kayak gini" Evi langsung mengatupkan kedua bibirnya karna sadar menjawab lagi ucapan Sam,

"tuh kan kak, tanganku gak usah pegang telinga, tanganku buat tutup mulutku aja, biar gak jawab terus"

"ya udah kalau begitu pindahkan tangannya ke mulut tapi jangan di turunin tangannya sampai aku bilang turun."

Evi hanya menganggukkan kepalanya sambil tangannya terus menutup mulutnya, dalam hati Evi berkata," dasar si mulut bebek nyerocos aja, kayak seneng banget lihat orang susah, belum dikasi makan kayaknya hari ini," untung aja mulut Evi di tutup kalau tidak, apa yang diucapkan hatinya akan keluar lagi melalui mulutnya.

Evi menggeleng-gelengkan kepalanya membayangkan mulutnya yang akan mengatakan isi hatinya.

Untung saja Sam sudah berbalik, kalau tidak bisa di kasih hukuman lagi ke Evi karna ngangguk habis itu menggeleng.

Nadira dan Sarah ingin tertawa melihat tingkah Evi, namun mereka tahan karna takut pada si aa'.

Sam berbalik menuju pintu sambil tersenyum geli melihat Evi lalu masuk ke dalam ruangan mengikuti Farhan dan Reza yang masuk duluan.

"kenapa kamu senyum-senyum gitu Sam?" tanya Reza, "hihihi lucu aja ngelihat si ember bocor. memang bocor itu mulutnya, gak tahu bicara sama siapa di jawab aja omongan orang. Tuh rasain kan sekarang aku kerjain."

"Sam.. Sam kamu tuh yah emang suka ngerjain orang, awas nanti dapet balesan loh".

"mana beranilah si ember bocor bales aku, tadi aja ketakutan sampai gak berani jauhin tangannya dari mulut."

"hahaha" Sam tertawa puas karna sudah berhasil mengerjai Evi.

Reza hanya menggelengkan kepalanya melihat Sam yang tertawa puas.

"jadi Han untuk apa kamu menyuruh mereka datang lagi hari ini?" tanya Reza pada Farhan

"Kamu kan tahu bibi yang suka bersihin ruangan kita lagi cuti melahirkan, bakalan lama gak masuk, ruangan kita ini uda banyak debu, lantainya juga uda kotor banget, kalau mengharapkan anggota kita yang cewek membersihkannya gak bakalan mau mereka, mereka hanya perduli penampilan saja"

"hahaha" Sam tertawa, "iya pasti jawab Sasa nanti, "gak ah nanti kukuku patah, tanganku kasar terus keringetan bau", Sam menirukan gaya Sasa yang centil dan manja.

kalau mereka bertiga kelihatannya uda biasa mengerjakan pekerjaan rumah, apalagi yang bagiin minuman kemarin"

"maksud kamu Nadira," tanya reza?

"oh jadi namanya Nadira" jawab Sam. "Yang lain siapa namanya?" tanya Sam lagi.

"bilang aja kamu mau tahu nama si ember bocor kan Sam?" goda Reza.

"enak aja", sanggah Sam. "yah kan mudah aja kalau uda tahu namanya."

"kalau ingin tahu kenalan dong!" kata Reza.

"uda, uda" sela Farhan "cepet suruh mereka masuk dan kerjain semuanya biar cepat selesai. Kasihan juga kalau kelamaan. kalau bisa harus selesai sebelum zuhur, biar gak terlalu banyak makan waktu mereka." ucap Farhan.

"iya juga yah, kan jadinya kita ini minta tolong sama mereka. Jadi stop ngerjain mereka yah Sam!"

"hahaha ntar aku pikirin deh" jawab Sam, sambil keluar untuk menyuruh Nadira, Sarah dan Evi masuk.

Diluar setelah Sam masuk, Evi menurunkan kakinya namun tetap menutupi mulutnya dengan tangan, dia takut akan bicara yang tidak dia inginkan. sedang Nadira dan Sarah cekikikan menertawakan Evi.

"uda Vi buka aja tangannya!" ucap Sarah,

Evi menggelengkan kepalanya.

Nadira dan Sarah tambah tertawa melihat Evi.

"Ra kayaknya si aa' seneng banget yah ngerjain evi?"

"iya, tahu gak Sar, si aa' kasih julukan si Evi apa?"

"apa?" Tanya Sarah.

"ember bocor" ucap Nadira

Sarah dan Nadira tertawa,

"yang satu mulut bebek yang satu ember bocor" ucap Sarah sambil tertawa.

Mendengar itu Evi langsung membuka mulutnya,

"apa? dia kasih aku julukan ember bocor, aku sih masih mending kan cewek uda kodratnya banyak ngomong, lah dia cowok tapi mulutnya sama aja kayak aku, dasar mulut bebe....k" Evi geregetan. "untung aja kakak tingkat, kalau enggak uda aku suapin makanan yang banyak biar gemuk, habis itu aku sembelih aku jadiin bebek goreng."

Nadira dan Sarah tertawa sampai mengeluarkan air mata melihat Evi.

Setelah mendengar pintu yang terbuka, mereka terdiam.

Episodes
1 Perpustakaan
2 Rumah
3 Keluarga
4 Keluarga 2
5 Kampus
6 Teman
7 Mulut Bebek Ember Bocor
8 Dipanggil Bibi'
9 Ruang Sekretariat BEM Kampus
10 Komputer Perpus
11 Evi dan Sarah
12 Masa SMA
13 Emak Susi
14 Mendaftar Madrasah Aliyah
15 Susi Galau
16 Janji Nadira
17 Kuli Angkut
18 Singkong Rebus
19 Terima Kasih Evi
20 Membersihkan
21 Nasi Bungkus
22 Rencana Pak Heru
23 Diskusi Keluarga
24 Kerja
25 Lelah
26 Sakit
27 Di Mushollah
28 Uang 10.000
29 Kak Risma
30 Mulai Terbuka
31 Acara Pengajian
32 Nabil
33 Permintaan Kak Reza
34 Cerita Dalam Kertas
35 Sam / Samsudin
36 Dendam Sasa
37 Tanggung Jawab Reza
38 Snack Box
39 Kehangatan Sore
40 Dosa Pergi
41 Tangis Nadira
42 Reihan
43 Pertemuan Naufal Nabil
44 Air kelapa Muda
45 Menenangkan Reihan
46 Gagal Piknik
47 Kekaguman Farhan
48 Nadira dan Farhan
49 Tawaran
50 Fisik Vs Hati
51 Mama Sarah
52 Ke Rumah Nadira
53 Nadira Sakit
54 Sam dan Evi
55 Handphone
56 Best Friend
57 Farhan tahu
58 Nadira pingsan
59 Perhatian Farhan
60 Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61 Adzan yang Sama
62 Pisau Bermata Dua
63 Secret Fans
64 Keripik Singkong
65 Memberi Keripik
66 Mama Reihan
67 Sukses Piknik
68 Rumah Reihan
69 Mengagumi Dalam Diam
70 Tutup Telinga
71 Sakit Pak Heru
72 Ke Rumah Sakit
73 Dukun Seri
74 Ke Rumah Sakit Lagi
75 Mencari
76 Ruang Operasi
77 Selesai Operasi
78 Diantar Farhan
79 Menggantikan
80 Mengunjungi
81 Kedatangan Teman Guru
82 Biaya Perawatan
83 Menggadaikan Mahar
84 Pulang
85 Rencana Pak Anwar
86 Kedatangan Tamu
87 Ikan Asin
88 Toko Obat
89 Obat Herbal Cina
90 Kakek Penjual Keripik
91 Membantu Berjualan
92 Tawaran Farhan
93 Upacara
94 Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perpustakaan
2
Rumah
3
Keluarga
4
Keluarga 2
5
Kampus
6
Teman
7
Mulut Bebek Ember Bocor
8
Dipanggil Bibi'
9
Ruang Sekretariat BEM Kampus
10
Komputer Perpus
11
Evi dan Sarah
12
Masa SMA
13
Emak Susi
14
Mendaftar Madrasah Aliyah
15
Susi Galau
16
Janji Nadira
17
Kuli Angkut
18
Singkong Rebus
19
Terima Kasih Evi
20
Membersihkan
21
Nasi Bungkus
22
Rencana Pak Heru
23
Diskusi Keluarga
24
Kerja
25
Lelah
26
Sakit
27
Di Mushollah
28
Uang 10.000
29
Kak Risma
30
Mulai Terbuka
31
Acara Pengajian
32
Nabil
33
Permintaan Kak Reza
34
Cerita Dalam Kertas
35
Sam / Samsudin
36
Dendam Sasa
37
Tanggung Jawab Reza
38
Snack Box
39
Kehangatan Sore
40
Dosa Pergi
41
Tangis Nadira
42
Reihan
43
Pertemuan Naufal Nabil
44
Air kelapa Muda
45
Menenangkan Reihan
46
Gagal Piknik
47
Kekaguman Farhan
48
Nadira dan Farhan
49
Tawaran
50
Fisik Vs Hati
51
Mama Sarah
52
Ke Rumah Nadira
53
Nadira Sakit
54
Sam dan Evi
55
Handphone
56
Best Friend
57
Farhan tahu
58
Nadira pingsan
59
Perhatian Farhan
60
Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61
Adzan yang Sama
62
Pisau Bermata Dua
63
Secret Fans
64
Keripik Singkong
65
Memberi Keripik
66
Mama Reihan
67
Sukses Piknik
68
Rumah Reihan
69
Mengagumi Dalam Diam
70
Tutup Telinga
71
Sakit Pak Heru
72
Ke Rumah Sakit
73
Dukun Seri
74
Ke Rumah Sakit Lagi
75
Mencari
76
Ruang Operasi
77
Selesai Operasi
78
Diantar Farhan
79
Menggantikan
80
Mengunjungi
81
Kedatangan Teman Guru
82
Biaya Perawatan
83
Menggadaikan Mahar
84
Pulang
85
Rencana Pak Anwar
86
Kedatangan Tamu
87
Ikan Asin
88
Toko Obat
89
Obat Herbal Cina
90
Kakek Penjual Keripik
91
Membantu Berjualan
92
Tawaran Farhan
93
Upacara
94
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!