Pak Heru berkata kepada bu Rita untuk menjadi kuli angkut.
"apa pak kuli angkut?" tanya bu Rita dengan nada terkejut.
"iya bu kuli angkut."
"enggak ah pak."
"kenapa bu? ibu malu? kan yang penting halal buk?"
"bukan begitu pak, bagi ibu gak masalah, kenapa harus malu, emang dengan rasa malu bisa menghasilkan uang?"
"terus?"
"pak, kuli angkut itu berat pak, ibu takut nanti bapak capek pak."
"namanya juga kerja bu? yah capek sudah resiko, yang terpenting kita ada tambahan penghasilan untuk biaya sekolah anak-anak kita"
"ga tahu pak, ibu bingung. sebaiknya kita istikhorohkan dulu pak, minta petunjuk dari Allah.
sekarang kita tidur dulu aja."
Mereka pun berbaring, setelah Naufal keluar dari toilet, mereka mematikan lampu, setelah berdo'a Naufal langsung tertidur sedang buk Rita dan pak Heru meskipun memejamkan matanya namun mereka belum hendak tertidur, mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing.
Seperti biasa jam 3 pagi mereka sudah terbangun dan melaksanakan sholat tahajjud, di dalam doanya pak Heru meminta kemudahan dari allah dalam mencari rezeki yang halal untuk keluarganya, sedang bu Rita meminta kepada allah agar suaminya diberikan pekerjaan yang mudah dan tidak berat, bu Rita tidak tega jika suaminya harus melakukan pekerjaan yang berat bukan karena gengsi, bukan karena malu, tapi bagi bu Rita, rezeki sudah tertakar dan tak akan tertukar, kita hanya perlu menjemputnya, lebih baik rezeki secukupnya tapi badan sehat, dari pada kerja berat.
Mungkin rezeki akan bertambah tapi jika sakit hanya beralih fungsi menjadi rezeki obat,
bukan bu Rita tak mau bertambah rezeki, sungguh dia pun lelah hidup seperti itu di tambah jika melihat kedua anaknya yang serba ketinggalan baik dari segi pakaian maupun teknologi, tapi baginya kesehatan suaminya lebih penting dari apapun.
Pagi ini keluarga Nadira sarapan dengan singkong rebus, dan seperti biasa mereka memasukkan sisa nya ke dalam wadah bekal mereka masing- masing karna itu juga akan menjadi makan siang mereka.
Jam 06.00 Nadira sudah berangkat ke kampusnya, dia berangkat lebih dulu karena dia ada mata kuliah pagi, sedang pak Heru bu Rita dan Naufal baru berangkat jam 06.30.
"bu kasihan kan Nadira, dia harus berangkat pagi sekali karna harus jalan kaki, kalau naik angkot kan bisa lebih santai, kalau bapak jadi kuli angkut, bisa menghasilkan 20 ribu aja, cukuplah untuk nadira naik angkot beberapa hari, paling tidak di hari yang dia mata kuliahnya pagi aja."
"sebenernya ibu masih berat untuk bapak jadi kuli angkut pak, tapi kalau memang bapak ingin melakukannya, yah ibu bisa apa?"
"ibu bisa mendoakan bapak bu"
"ih bapak ini, ibu serius tau"
"iya bu, bapak serius juga ini, do'a istri untuk suami untuk mencari nafkah akan meringankan suami dalam berusaha."
"iya deh pak, gini aja, coba nanti hari minggu kita pergi ke pasar kita lihat-lihat aja dulu bagaimana keadaan pasarnya, bagaimana pekerjaan kuli angkutnya, setelah itu baru kita putuskan yah!"
Setelah bicara bu Rita segera bersiap-siap hendak berangkat, dan pak Heru merasa kecewa karna bu Rita sepertinya masih belum sepenuhnya mengizinkan dia untuk menjadi kuli angkut.
Tanpa pak Heru dan bu Rita sadari, ternyata Naufal mendengar percakapan mereka barusan, namun dia pura-pura tidak mendengar.
Sesampainya di kampus, nadira langsung menuju kelasnya dan duduk di bangku paling depan seperti biasa, dan tak lama setelahnya Evi muncul.
"assalamualaikum Nadira"
"waalaikum salam Vi" jawab Nadira tanpa menoleh.
"loh kok tahu sih Nadira kalau aku yang ucap salam?"
"ya iyalah Vi, suara mu itu kan khas cemprengnya"
"hahahaha, iya ya Ra, tapi kok Sarah gak hafal-hafal sama suaraku, orang kemarin aja aku teriakin dia cari-cari siapa yang manggil!"
"yah beda lah Vi, kamu panggil Sarah di tempat umum, banyak orang lalu lalang, kalau sekarang kamu panggil aku di kelas, lagiyan juga Sarah kan temannya banyak jadi bingung lah siapa yang panggil, kalau aku kan temennya cuma kamu, jadi yang sapa aku pakai nama yah paling cuma kamu."
"ah kamu Ra bisa aja, selalu rendah hati dan tidak sombong."
"apaan sih Vi?"
"hahaha" Evi tertawa
"oh ya Ra, nanti kita ke sekretariat BEM pas istirahat atau habis kuliah aja yah?
"astaghfirullah, aku lupa Vi"
"hem dasar Nadira, pelupamu itu yah..."
"hihihi" Nadira hanya nyengir.
"jadi kapan nih?" tanya Evi lagi
"sarah gimana Vi?"
"dia sih terserah kita, hari ini dia kuliah cuma sampai jam 10."
"gimana kalau habis kuliah aja Vi? jadi istirahat kita bisa mempersiapkan fisik dan mental dulu"
"kwkwkwkwk" Evi tertawa dengan keras, "kamu Ra kayak mau ngapain aja, pake nyiapin fisik dan mental."
"ish Evi, tertawanya, untung cuma kita berdua, yah iyalah harua siap fisik karna kita gak tau disana nanti mau disuruh apa, harus kuat mental juga, karna nanti kita bakal ketemu lagi sama aa kamu yang kalau ngomong lebih banyak kasarnya dari halusnya."
"i....h semoga aja tu mulut bebek hari ini udah penuh sama makanan jadi gak banyak ngomong, atau semoga aja di kurung di dalam kandang karna mau dijadiin bebek goreng, jadi gak ketemu kita."
"uh Evi doanya kok gitu sih, do'ain orang yang baik-baik aja karna kalau kita doain orang do'anya bakal balik ke kitanya juga dan yang ngaminin malaikat tau."
"aduh pagi-pahi uda dapat sarapan rohani, terima kasih buk ustadzah, maaf gak ada amplop."
"ih evi."
"heheheh" mereka tertawa bersama.
Nadira senang bisa berteman dengan Evi, karna Evi yang lucu dia bisa terbuka untuk berteman lagi. Semenjak kisahnya dengan Susi, Nadira belum berteman lagi kecuali dengan Evi.
Mata kuliah pun sudah usai dan sekarang saatnya istirahat, Nadira ke mushollah untuk sholat dhuha dan Evi ke kantin karna tadi uda janjian dengan Sarah untuk bertemu dan membicarakan kapan waktunya ke ruang sekretariat BEM.
Setelah sholat Nadira, membuka bekal singkong rebus yang di bawanya tidak lupa ada sedikit gula, karna nadira sangat suka makan singkong rebus yang di cocol dengan gula. Pagi tadi dia hanya sarapan sedikit karna harus pergi pagi. Tidak lupa dia menyisakan nya separuh untuk makan siang. Karna sudah akhir bulan jadi mereka berhemat, guru honor seperti pak Heru dan bu Rita tidak ada kepastian dengan gaji, karna tidak tahu kapan akan gajian lagi, maka mereka memanfaatkan apapun yang bisa dijadikan makanan tanpa harus mengeluarkan biaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments