Mulut Bebek Ember Bocor

Setelah Evi pergi, Sam langsung berbalik masuk dan menutup pintu, dia terlihat tidak begitu memikirkan Evi.

sedang Sarah dan Nadira kebingungan mau apa.

Sarah kamu disini aja yah, biar aku susul si Evi. "kamu engga capek Ra?"

"Engga apa-apa Sar, kamu istirahat aja dulu disini!."

Nadira segera berlari menyusul Evi, setelah di cari-cari akhirnya Nadira ketemu Evi di koperasi. Nadira hanya menunggu Evi sampai selesai.

Setelah selesai, Evi keluar koperasi,

"Evi," panggil Nadira,

Evi terkejut dan mengelus-elus dadanya.

"Aduh Ra, kamu bikin kaget aja, kalau aku jantungan gimana?"

"maaf Vi, gak sengaja ngagetin kok, kita lagi khawatir aja lihat kamu lari kayak gitu, emang kenapa sih?"

"kwkwkwk" bukan jawab Evi malah ketawa

"ih Evi ditanyain jawab gitu, kok malah ketawa sih."

"hihihi, ga papa kok Ra, tadi aku sengaja lari, biar gak denger lagi tuh si mulut bebek."

"mulut bebek???" nadira menautkan alisnya.

"itu si kakak yang di pintu tadi, mulutnya nyerocos aja kayak bebek lagi makan,, kalau gak segera lari bakal panjang deh urusannya, kamu kan tahu sendiri, mulutku ini suka ceplas-ceplos, tadi aja keceplosan jawab omongannya si kakak. takutnya ga kelar-kelar kerjaan kita kalau ga segera lari. hehehe"

"oh gitu, kamu ini Vi, bikin kami bingung, kirain kenapa-napa. terus ngapain ke koperasi?"

"nih," Evi mengangkat tangannya yang membawa plastik yang berisi tissu.

"oh kamu beli ini."

"iya, buat ngelap minuman kaleng tadi. tau gini dari tadi, aku beli tissu, ga usah pake ketok-ketok pintu itu, jadi ga harus dengerin omelannnya si mulut bebek."

"duh udah ah yok ke sana lagi kasihan si Sarah nunggu disana sendirian."

Sambil berjalan Evi bertanya kepada Nadira

"Ra , kamu sama Sarah uda kenal?"

"iya Vi, kami dulunya satu sekolah pas Madrasah Aliyah, setara SMA,"

"tapi kok kayak orang lama gak ketemu gitu? kan kita lulus SMA baru beberapa bulan aja, kayak orang gak ketemu bertahun-tahun aja?"

"ya Vi, kita sekelas pas kelas satu aja, kelas 2 si Sarah pindah karna harus ikut orang tuanya, semenjak itu kita gak pernah ketemu lagi, makanya senang banget bisa ketemu."

"oh gitu... kamu gak mau tanya nih, kenapa aku bisa kenal dengan sarah?"

Nadira hanya nyengir, dia gak kepikir untuk bertanya karna memang pada dasarnya Nadira tidak suka mencampuri urusan orang lain, jadi dia tidak terlalu kepo.

"tanya dong Nadira, biar aku ceritain!"

"ah Evi, kalau mau cerita, cerita aja sih gak perlu ditanya."

"Badira ih gak asyik,, tanyalah,,, tanyalah!"

"hehehe" Nadira tertawa melihat tingkah sahabatnya yang lucu dan suka ceplas ceplos.

"iya deh aku tanya, ntar ngambek susah aku ngerayunya."

"nah gitu dong Ra, ayuk tanya!"

"tanya apa yah Vi???"

"ih Nadira nyebelin deh!", Evi berjalan cepat meninggalkan Nadira yang tertawa karna sudah berhasil membuat Evi ngambek.

"Tungguin dong Vi, jangan ngambek gitu ih.. nanti cantiknya ilang"

"biarin" jawab Evi masih dengan langkah cepatnya.

"Vi jangan cepat-cepat nanti nabrak si aa' lagi, atau sengaja nih mau nyari aa' lagi untuk ditabrak?"

"ih Nadira.... " Evi menjawab dengan suara yang kencang.

"hush Evi pelanin suaranya, tuh yang lain pada ngelihatin tau"

"habisnya kamu Ra nyebelin banget..."

"hehehe iya Vi maaf yah,,, jangan ngambek lagi yah, kan cuma kamu sahabat aku, kalau kamu ngambek aku sendirian dong di kelas", pinta Nadira dengan wajah memelas sambil menggandeng tangan Evi.

"nah tuh tahu, jadi jangan nyebelin lagi yah.."

"baiklah Evi sahabatku satu-satunya.."

Nadira berkata sambil menggandeng lengan Evi.

Mereka berjalan bersama dengan mulut Evi yang masih manyun. Sedang Nadira tersenyum melihat Evi yang ngambek.

Sesampainya di teras BEM, Sarah menautkan alisnya, dengan wajah penasaran melihat ke arah Nadira, sedang Nadira hanya tersenyum.

Karna sangat penasaran akhirnya Sarah bertanya kepada Evi langsung,

"ada apa Vi? " sarah bertanya dengan nada khawatir.

"tuh teman lamamu." jawab Evi..

Sarah semakin bingung...

"loh emang kenapa Nadira, kan tadi dia sama aku aja disini, kamu kan tadi bicara sa aa' kamu, apa hubungannya sama Nadira?"

"ih dasar kalian yah sama-sama nyebelin."

"loh, aku kan cuma nanya Vi...kok nyebelin, aku kan cuma khawatir tadi kamu tiba-tiba lari gitu kenapa?..."

"yang itu gak nyebelin, yang nyebelin si Nadira,,,"

"yah Evi udah dong ngambeknya, kan tadi aku uda minta maaf." ujar Nadira...

"ih udah ah, terserah pusing pala berbi." Sarah berbalik dan duduk di dekat meja tempat mereka meletakkan minuman.

Nadira mendekati Evi dan menggandeng lengannya ,

"yuk Vi kita ngelap minuman kalengnya aja yuk."

Ebi menurut walaupun sambil cemberut.

Evi memang begitu, dia orangnya ceplas ceplos dan ngambekan, tapi walaupun ngambek dia enggak marah, hanya mengeluarkan emosinya saja.

Mereka bertiga mengelap minuman kalengnya dengan diem-dieman biasanya Evi yang suka bersuara, tapi karna Evi lagi ngambek, jadi Evi hanya diam membisu.

kruk... kruk.... kruk..

Nadira dan Sarah melihat ke arah Evi, mereka berdua tertawa dan Evi hanya nyengir.

"kamu laper Vi?" tanya Nadira.

Evi hanya mengangguk,

sebenarnya dia sudah sangat lapar, dan tubuhnya pun terasa lemas.

"Sarah, kamu temani Evi aja makan ke kantin, kesian kayaknya cacing dalam perutnya lagi meronta-ronta minta jatah!"

Nadira berucap sambil tersenyum.

Evi hanya diam, sebenarnya dari tadi dia ingin makan tapi gak enak karna dia yang buat masalah tapi dia mau kabur, makanya ketika Nadira menawarkannya untuk ke kantin dia tidak menolak ataupun mengiyakan.

"Nanti aja Ra, ga enak kamu sendirian disini. mana masih banyak lagi yang harus di lap."

"uda Sar ga papa, cepat sana pergi, nanti habis makan kesini lagi."

"beneran Ra?"

"iya,,, cepetan, nanti kalau kakak-kakak yang didalem tanyain, biar aku yang urus."

"ok deh Ra.."

"makasih ya Ra, ucap Evi dengan lemas,"

"iya Evi yang cantik, habis makan jangan ngambek lagi yah,"

Evi tersenyum dan pergi bersama Sarah.

Setelah mereka pergi, Nadira melanjutkan mengelap minuman kalengnya seorang diri.

Nadira sedang fokus mengelap semua minuman kaleng satu persatu ketika seseorang berdiri di depannya.

"dek!"

"astaghfirullah ", Nadira berucap karna dia terkejut. ... kaleng yang sedang dilapnya terlempar ke depan dan hampir mengenai lelaki yang memanggilnya, untungnya lelaki tersebut dengan sigap menangkap kaleng tersebut.

"kenapa dek?"

"astaghfirullah... maaf kak maaf, tadi Nadira lagi fokus ngelap kalengnya jadi gak sadar kalau ada kakak disini, kakak mau ambil minuman kalengnya ya kak, bentar ya kak tinggal lima lagi."

"iya sih, sini saya bantu, "

"ga usah tinggal lima aja, insyaallah cuma sebentar, kakak tunggu aja!"

"oke deh."

"kok kamu sendiri temanmu yang dua kemana?"

"maaf kak, mereka lapar jadi saya suruh ke kantin aja dulu, si Evi dari tadi pagi gak makan karna dia tugas persentasi, tadi pas waktu mau makan nabrak kakak, jadi belum sempat makan, tolong jangan marahi mereka yah kak, tadi juga mereka gak mau pergi sebelum selesai, tapi saya kasihan karna si Evi lemes banget kayaknya, jadi saya suruh makan dulu ke kantin, setelah makan baru balik lagi kesini."

"lah kamu gak makan?"

"enggak kak, saya uda makan dari rumah jadi ga' terlalu lapar."

Reza, memang lelaki yang ramah, tapi dia gak terlalu banyak ngomong kayak si Sam dan gak juga terlalu pendiam kayak si Farhan, dia tipe orang yang hangat dan penuh perhatian, dia juga orang yang mudah bergaul.

"alhamdulillah, nih kak uda selesai."

"maaf yah kak karna kami acara rapatnya jadi terganggu."

"iya dek gak papa, namanya siapa dek?"

"oh aku Nadira kak"

"oh Nadira, aku Reza, panggil aja kak Reza."

"oh makasi yah kak Reza sekali lagi mohon maaf karna sudah mengganggu, semoga rapatnya berjalan lancar yah kak. Nadira mewakili Evi dan Sarah pamit yah kak, assalamualaikum."

"waalaikum salam" jawab Reza.

baru beberapa langkah berjalan, Reza memanggil Nadira,

"iya kak Reza,"

"maaf dek bisa tolong bantuin kakak bawa ke dalam?"

"oh baik kak."

Untung ga ada Evi, kalau ada pasti uda dijawab emang temen kakak yang lain ga bisa bantu harus mereka yang bawa.

Nadira mengikuti Reza masuk ke dalam ruangan sambil membawa minuman kaleng. Reza membawa dua lusin sedang Nadira membawa satu lusin.

"loh kok kamu yang bawa Za, tu si ember bocor kemana?"

"kamu ini Sam ada - ada aja ngasih orang julukan."

Nadira tersenyum di dalam hati, tadi si Evi ngasih julukan si mulut bebek, sekarang si mulut bebek ngasih julukan ember bocor, kayaknya pas yah mulut bebek makannya di ember bocor 😁, tapi Nadira ga berani senyum beneran, takut sama si kakak mulut bebek, "astaghfirullah" Nadira berucap dalam hati.

"woi, teman-temanmu kemana?" tanya Sam pada Nadira

"Sam, namanya Nadira, ngomong baik dikit kenapa sih, kita kan kakak tingkat harus ngasih contoh yang baik dong!"

Sam, hanya berdehem mendengar ucapan Reza.

"maaf kak, mereka aku suruh ke kantin,"

"ngapain ke kantin, kan tadi uda dari kantin, jangan- jangan alasan mereka aja, gak mau bertanggung jawab"

"maaf kak, td mereka baru mau ke kantin saat menabrak kakak tadi, jadi belum sempat makan.

kalau masih ada yang harus dikerjakan biar saya saja yang menyelesaikannya."

"hmmm bagus juga nih, kamu aja yah buk ustadzah yang bagiin minumannya sama anggota rapat!"

"maaf kak saya?" tanya Nadira.

"iya kamu siapa lagi, baru juga semester satu uda berani kasih cerama sama Sam yang kece."

"maaf kak, saya gak bermaksud..."

"uda uda ntar cerama lagi kamu. bagiin sono, uda pada haus, nungguin kalian ngelap minumnya!"

"sekali lagi maaf kak", ucap Nadira penuh penyesalan.

"dasar kamu ini yah Sam, semua orang kamu kasih julukan, tungguin aja nanti ada juga yang ngasih julukan buat kamu." ucap Reza.

"boleh juga, pasti nanti aku dapet julukannya Sam yang kece, atau the cool Sam."

"ngarepppp!" timpal Reza.

Farhan yang dari tadi hanya diam pun bersuara

Sam, besok suruh mereka bertiga datang lagi ke ruang ini saat istirahat.

Reza dan Sam saling pandang, tapi sebelum mereka bertanya Farhan sudah beranjak pergi.

Terpopuler

Comments

Rika HR

Rika HR

syukron ukhti masukannya, insyaallah segera diperbaiki.🙏🙏🙏

2022-10-13

2

Ghiie-nae

Ghiie-nae

"Aduh, Ra. Kamu bikin kaget aja, kalau aku jantungan gimana?" gerutu Evi.

2022-10-13

2

Ghiie-nae

Ghiie-nae

"Enggak apa-apa, Ra. Kamu istirahat aja dulu di sini," ....



biasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik...

2022-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 Perpustakaan
2 Rumah
3 Keluarga
4 Keluarga 2
5 Kampus
6 Teman
7 Mulut Bebek Ember Bocor
8 Dipanggil Bibi'
9 Ruang Sekretariat BEM Kampus
10 Komputer Perpus
11 Evi dan Sarah
12 Masa SMA
13 Emak Susi
14 Mendaftar Madrasah Aliyah
15 Susi Galau
16 Janji Nadira
17 Kuli Angkut
18 Singkong Rebus
19 Terima Kasih Evi
20 Membersihkan
21 Nasi Bungkus
22 Rencana Pak Heru
23 Diskusi Keluarga
24 Kerja
25 Lelah
26 Sakit
27 Di Mushollah
28 Uang 10.000
29 Kak Risma
30 Mulai Terbuka
31 Acara Pengajian
32 Nabil
33 Permintaan Kak Reza
34 Cerita Dalam Kertas
35 Sam / Samsudin
36 Dendam Sasa
37 Tanggung Jawab Reza
38 Snack Box
39 Kehangatan Sore
40 Dosa Pergi
41 Tangis Nadira
42 Reihan
43 Pertemuan Naufal Nabil
44 Air kelapa Muda
45 Menenangkan Reihan
46 Gagal Piknik
47 Kekaguman Farhan
48 Nadira dan Farhan
49 Tawaran
50 Fisik Vs Hati
51 Mama Sarah
52 Ke Rumah Nadira
53 Nadira Sakit
54 Sam dan Evi
55 Handphone
56 Best Friend
57 Farhan tahu
58 Nadira pingsan
59 Perhatian Farhan
60 Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61 Adzan yang Sama
62 Pisau Bermata Dua
63 Secret Fans
64 Keripik Singkong
65 Memberi Keripik
66 Mama Reihan
67 Sukses Piknik
68 Rumah Reihan
69 Mengagumi Dalam Diam
70 Tutup Telinga
71 Sakit Pak Heru
72 Ke Rumah Sakit
73 Dukun Seri
74 Ke Rumah Sakit Lagi
75 Mencari
76 Ruang Operasi
77 Selesai Operasi
78 Diantar Farhan
79 Menggantikan
80 Mengunjungi
81 Kedatangan Teman Guru
82 Biaya Perawatan
83 Menggadaikan Mahar
84 Pulang
85 Rencana Pak Anwar
86 Kedatangan Tamu
87 Ikan Asin
88 Toko Obat
89 Obat Herbal Cina
90 Kakek Penjual Keripik
91 Membantu Berjualan
92 Tawaran Farhan
93 Upacara
94 Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perpustakaan
2
Rumah
3
Keluarga
4
Keluarga 2
5
Kampus
6
Teman
7
Mulut Bebek Ember Bocor
8
Dipanggil Bibi'
9
Ruang Sekretariat BEM Kampus
10
Komputer Perpus
11
Evi dan Sarah
12
Masa SMA
13
Emak Susi
14
Mendaftar Madrasah Aliyah
15
Susi Galau
16
Janji Nadira
17
Kuli Angkut
18
Singkong Rebus
19
Terima Kasih Evi
20
Membersihkan
21
Nasi Bungkus
22
Rencana Pak Heru
23
Diskusi Keluarga
24
Kerja
25
Lelah
26
Sakit
27
Di Mushollah
28
Uang 10.000
29
Kak Risma
30
Mulai Terbuka
31
Acara Pengajian
32
Nabil
33
Permintaan Kak Reza
34
Cerita Dalam Kertas
35
Sam / Samsudin
36
Dendam Sasa
37
Tanggung Jawab Reza
38
Snack Box
39
Kehangatan Sore
40
Dosa Pergi
41
Tangis Nadira
42
Reihan
43
Pertemuan Naufal Nabil
44
Air kelapa Muda
45
Menenangkan Reihan
46
Gagal Piknik
47
Kekaguman Farhan
48
Nadira dan Farhan
49
Tawaran
50
Fisik Vs Hati
51
Mama Sarah
52
Ke Rumah Nadira
53
Nadira Sakit
54
Sam dan Evi
55
Handphone
56
Best Friend
57
Farhan tahu
58
Nadira pingsan
59
Perhatian Farhan
60
Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61
Adzan yang Sama
62
Pisau Bermata Dua
63
Secret Fans
64
Keripik Singkong
65
Memberi Keripik
66
Mama Reihan
67
Sukses Piknik
68
Rumah Reihan
69
Mengagumi Dalam Diam
70
Tutup Telinga
71
Sakit Pak Heru
72
Ke Rumah Sakit
73
Dukun Seri
74
Ke Rumah Sakit Lagi
75
Mencari
76
Ruang Operasi
77
Selesai Operasi
78
Diantar Farhan
79
Menggantikan
80
Mengunjungi
81
Kedatangan Teman Guru
82
Biaya Perawatan
83
Menggadaikan Mahar
84
Pulang
85
Rencana Pak Anwar
86
Kedatangan Tamu
87
Ikan Asin
88
Toko Obat
89
Obat Herbal Cina
90
Kakek Penjual Keripik
91
Membantu Berjualan
92
Tawaran Farhan
93
Upacara
94
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!