Evi berjalan dengan lesu pulang ke kosannya, dia merasa sangat lelah, uda kelaparan, ketemu kakak yang menyebalkan banyak yang dikerjain lagi, Evi walaupun dari bukan keluarga kaya tapi bukan keluarga yang kekurangan, walaupun dia tidak manja, tapi dia tidak terbiasa mengerjakan banyak pekerjaan, jadi hari ini sangat melelahkan baginya baik secara fisik maupun mental.
Setelah sampai di kosan, dia mau membuka kunci pintu, dan ternyata pintunya tidak di kunci. Dia bingung siapa yang ada di dalam, karna tadi kata Sarah dia ada mata kuliah.
"assalamualaikum"
"waalaikum salam", jawab orang di dalam,
"loh Sarah uda pulang? kok pulangnya lebih cepat dari aku, katanya ada mata kuliah?"
"iya tadi dosennya gak masuk, cuma ngasih tugas aja buat pertemuan selanjutnya, jadi setelah dapet tugas, aku pulang aja, capek banget deh rasanya, makanya tadi langsung rebahan."
Kosan mereka tidak terlalu besar, hanya dibagi 3 petak, bagian depan ruang tamu, bagian tengah kamar dan bagian belakang toilet dan dapur.
Di ruang depan mereka meletakkan buku dan alat-alat kuliah lainnya, di kamar mereka meletakkan lemari pakaian dan peralatan tidur, di belakang hanya ada beberapa piring, sendok dan gelas, mereka tidak punya kompor, karna mereka sepakat untuk beli aja makanan biar gak repot dan gak membuat bagian belakang kosan sempit.
"wah enak yah Sar, uda rebahan dari tadi kamunya."
Sarah hanya nyengir. "ganti baju gih sana, terus sholat baru abis tuh rebahan!"
"ntar aja Sar, capek banget, mau rebahan aja dulu"
"yah uda terserah kamu deh."
Evi langsung rebahan di kamar, Sarah ke toilet karena mau pipis, setelah keluar dari toilet, Sarah melihat Evi tertidur, tapi tidak menyalakan kipas angin, jadi keringatnya bercucuran dari dahinya, Sarah hanya menggelengkan kepala
"kayaknya si Evi capek banget langsung tidur aja."
Sarah menyalakan kipas angin, hembusan angin terasa sejuk di hari yang panas, Sarah pun merasakan kantuk, akhirnya dia tertidur juga di samping Evi.
Sarah bangun dan melihat Evi yang masih terlelap tidur kemudian dia langsung melihat handphonenya.
"astaghfirullah," ucap sarah dengan nada terkejut. Evi menggeliat dan membuka matanya perlahan,
dia melihat Sarah yang terkejut
"ada apa Sar kok kayak terkejut banget sih, gangguan aku tidur aja, masih ngantuk tau! " omel Evi dengan kerudung yang sudah acak-acakan karna tadi dia langsung rebahan tanpa berganti pakaian.
"astaghfirullah nih anak, udah jam 4 sore tau."
"terus kenapa kamu ada kuliah? gak ada kan! dah yuk tidur lagi, ngantuk nih"
"Evi,, Evi ini dah masuk waktu ashar tau dan kamu belum sholat zhuhur, jadi kamu ketinggalan nih sholat zhuhur nya."
"astaghfirullah!" Evi langsung terbangun dan beristighfar, "kamu kok ga' bangunin aku sih Sar?"
"maaf Vi tadi aku juga tidur, abis ngelihat kamu tidur enak banget jadi akunya ikutan ngantuk, lagiyan kamu sih, tadi kan uda dibilangin sholat dulu, malah langsung rebahan aja, tuh ngaca tuh kerudung uda acak-acakan, mandi dulu sono, abis tuh sholat ashar!"
"nyawaku belum terkumpul Sar, masih di awang-awang, kamu duluan yah mandi dan sholatnya, aku ngumpulin nyawa dulu." Evi berucap sambil nyengir.
"kamu tuh Vi, suka banget nunda-nunda. Mau kiriman orang tuamu buat kamu juga di tunda-tunda?"
"eh jangan dong, bisa kelaparan aku, kalau kirimanku di tunda,"
"emmmmh giliran haknya gak mau ditunda, kewajibannya ditunda mulu."
"ihhh pantesan yah kalian bersahabat, gak Nadira gak Sarah sama aja, kayaknya kalian ini cita-citanya jadi ustadzah deh."
"emang kenapa?" tanya sarah
"iya hobinya ceramah terus"
"hahahahahah" Sarah tertawa mendengar celotehan Evi.
"nah kamu itu uda banyak celoteh nih, berarti nyawanya uda terkumpul dong!"
"ihhh dasar sarah! kalah deh, kalah deh, aku gerak nih."
"hihihihi," Sarah tertawa. "nah gitu dong Vi, coba geraknya sari tadi, jadi aku gak perlu ceramah, mana gak ada bayarannya lagi, cuma haus aja jadinya. Mau kebelakang juga ah mau minum."
Mereka sama-sama kebelakang Evi mandi, dan Sarah kembali lagi ke kamar memainkan handphone nya.
Selesai Evi mandi, Sarah pun ke toilet dan mandi.
Kemudian mereka melaksanakan sholat ashar.
"Sar, keluar yuk cari makan, aku laper nih." Ajak Evi kepada Sarah
"yuk Vi, aku lapar juga, lagiyan tadi siang kita kan gak makan nasi, kamu makan bakso dan aku gado-gado."
Mereka pun keluar dan menuju warung Bik Sum, penjual nasi langganan mereka.
"makan neng? sapa Bik Sum
"iya Bik jawab Evi, agak cepat ya bBik, uda laper banget,"
"tadi siang gak makan neng?"
"enggak Bik tadi ketiduran, bangun-bangun jam 4 sore. jadi kelaparan deh."
"jadi mau lauk apa nih neng Sarah, neng Evi?
"aku ikan sarden goreng, sambal tempe sama sayur bening ya buk", pesan Evi.
"aku telur dadar, sambal tempe sama sayur sop ya Bik."
"siap neng, ditunggu sebentar."
Sambil menunggu pesanannya Sarah bertanya kepada Evi,
"tadi kenapa sih kamu ngambek sama Nadira?"
"oh itu, iya tadi kan aku tanya tentang kalian, terus dia gak tanya kita ketemuan gimana, aku suruh tanya, dia malah main-main. apa gak sebel aku jadinya mana perut lagi laper kan, jadi bawaannya sensi."
"oh... Nadira memang gitu orangnya, gak suka ngurusin urusan orang, dan gak suka juga deket ama orang, dia sih kalau temenan ya sekedar teman, dia gak mau terlalu dekat dengan orang lain Vi."
"loh emang nya kenapa Sar?"
"masak sih kamu gak tau,?"
"yah enggaklah kan Nadira gak suka banyak cerita, tadi aja ceritanya kalau aku nanya, kalau enggak, dia bertanya pun tidak."
"iya juga sih."
Belum selesai mereka mengobrol makanan mereka datang.
Mereka pun makan dalam diam karna menikmati rasa perut lapar yang terisi.
"alhamdulillah kenyang juga akhirnya," seru evi.
Sarah hanya tersenyum melihat sahabatnya yang apa adanya, kenyang yah kenyang laper yah laper sedih yah sedih senang yah senang suka yah suka tidak suka pun yah tidak suka. Menurut Sarah Evi adalah orang yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya, dia akan menunjukkan apa yang dia rasakan, makanya dia selalu ceplas ceplos, dan menurut Sarah, Evi adalah teman yang menyenangkan.
"jadi sekarang mau ngapain kita Vi?" tanya sarah dengan ekspresi menggoda Evi.
"ih sarah,,, dasar deh."
"yuk kita caw nanti gangguin pelanggan Bik Sumi yang lain."
"yuks....." jawab Sarah.
"Sar, abis. maghrib ada tugas gak?"
"gak da Vi, emang kenapa?"
"bagus deh, nanti ceritain tentang kamu dan Nadira yah, aku kok penasaran sama kehidupan Nadira, seperti penuh dengan misteri yang sulit aku pecahkan.
"kayak detektif aja kamu Vi, masa hidup seseorang penuh misteri sih, hidup itu uda di atur, udah tertulis di lauhul mahfudz, dan saat kita di kandungan kita uda dikasih lihat sama allah perjalanan kita selama hidup, makanya ada sebagian orang yang bermimpi tentang kejadian uang akan datang, tapi baru menyadari ketika sudah mengalami."
"apaan sih Sar, kok belibet gitu sih, pusing deh palak berbie."
"hahahahahah Sarah tertawa lihat ekspresi Evi yang bengong kebingungan mendengar penjelasan sarah.
"udah Vi, kalau bingung gak usah terlalu dipikirin!"
"gak sih, gak terlalu kupikirkan, aku bengong cuma mikir aja sore ini aku udah dua kali dengar ustadzah sarah ceramah." " hahahahah " Evi tertawa keras.
"hush masih di jalan tau, gak enak di dengar orang, masak anak gadis tertawanya gitu amat."
"hihihi" Rvi hanya nyengir, dia lupa kalau masih di jalan. "Tapi beneran yah Sar ceritain, kayaknya kisah sih Nadira itu menarik."
"kenapa gak tanya si Nadiranya aja sih."
"males ah, kalau masalah pelajaran okelah tanya Nadira, dia akan menjelaskan sampai kita ngerti, tapi kalau masalah kehidupannya paling dia jawabnya ,iya, enggak, angguk, geleng aja, gak bakalan dapat jawaban yang memuaskan."
"kamu tuh yah Vi, kalau masalah pelajaran dijelasin panjang lebar dimintanya yang simpel aja, tapi giliran cerita orang maunya sampai yang paling detailnya minta ceritain."
"aduh ceramah lagi, ceramah lagi."
"hahahaha" kali ini Sarah yang tertawa dengan keras.
"Nah tadi marahin aku tertawa kayak gitu, lah sekarang dianya yang ketawa kayak mak lampir."
"biarin" jawab Sarah, kan uda sampai kosan, gak ada yang lihat , uwe, Sarah memeletkan lidahnya mengejek Evi.
"ih awas kamu yah Saraaaah," teriak Evi, sambil mengejar Sarah masuk ke dalam kosan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments