Keluarga

Setelah Nadira menyelesaikan bacaannya, dia segera membantu ibunya melipat pakaian, tidak banyak pakaian yang dilipat, karna mereka setiap hari mencuci pakaian, selain tidak terlalu berat, mereka juga tidak mempunyai banyak pakaian.

Pak Heru, bapak Nadira selalu mengingatkan mereka bahwa apa yang mereka punya semuanya akan dipertanyakan di akhirat kelak, dari mana mendapatkannya dan untuk apa digunakannya, jika terlalu banyak pakaian, selain akan memenuhi lemari juga akan ada yang tidak terpakai dan bila tidak terpakai akan memberatkan kita pada hari perhitungan, jadi pakaian mereka berempat hanya cukup diletakkan di satu lemari.

Bagi mereka jika masih bagus dan masih layak dipakai maka mereka tidak perlu membeli yang baru.

Setelah selesai mereka meletakkan pakaian yang telah dilipat di dalam lemari di dalam kamar. Tak lama kemudian adzan isya pun terdengar dan mereka segera melaksanakan sholat isya.

Selesai sholat dzikir dan do'a Nadira menyalami bu Rita dan melipat mukenanya.

Nadira pun segera membentangkan tikar plastik yang selalu mereka gunakan untuk makan, bu Rita mengeluarkan tempe goreng dan sayur bayam yang telah diletakkan di mangkok, Nadira meletakkannya di atas tikar kemudian bu Rita mengambil nasi di dalam penanak nasi dan Nadira menyiapkan piring dan cangkir, setelah itu bu Rita menuang air ke dalam cangkir sedang Nadira mengambil air di mangkok untuk cuci tangan. Mereka memang selalu makan menggunakan tangan, selain sunnah hukumnya dari segi kesehatan pun banyak manfaatnya.

Meski dikatakan makan memakai tangan itu jorok, jika tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Namun, jika dilakukan dengan benar, dapat membantu pencernaan tubuh.

Hal ini karena banyak bakteri baik yang hidup di kulit tangan yang dapat menjaga tubuh saat menghadapi serangan bakteri jahat maupun kuman.

Makan menggunakan tangan yang bersih dapat membantu meningkatkan bakteri baik, sekaligus berguna untuk meningkatkan kekebalan alami sistem pencernaan tubuh.

saat kita makan dengan tangan, jari-jari tangan akan menyentuh makanan, ujung saraf jari akan memberi sinyal ke otak bahwa kita sedang makan, pesan ini diteruskan ke perut agar segera menyiapkan sistem pencernaan.

Organ pencernaan merespons dengan melepaskan enzim dan cairan pencernaan. Saat makanan masuk ke dalam mulut, tubuh sudah siap mencerna makanan dan prosesnya dapat berjalan lebih lancar.

Oleh karna itu Nadira dan keluarganya selalu makan menggunakan tangan.

"assalamualaikum", terdengar suara bapak Nadira dan adik Nadira mengucapkan salam bersama.

"waalaikum salam" jawab Nadira dan bu Rita bersamaan juga.

Meskipun rumah sendiri tapi mereka terbiasa mengucapkan salam jika ingin masuk ke dalam rumah, ketika kita mengucapkan salam berarti kita sudah mendo'akan orang yang kita beri salam dan ketika mengucapkan salam saat hendak masuk rumah, kita telah menghalangi jin untuk masuk rumah. Saat kita keluar rumah kita tidak tahu jika ada jin di jalan yang mengikuti kita, nah ketika kita mengucapkan salam maka jin yang mengikuti tertahan di luar rumah.

"ayo pak kita makan!" ajak Nadira.

"yah kak Dira, bapak aja yang di ajak makan adek gak di ajak nih?" seru Naufal, adik Nadira.

"biarin biasanya juga kamu uda banyak nyemil di mushollah kan dibawakan cemilan sama anak-anak yang ngaji".

"ga da yang bawa cemilan hari ini kak, mungkin yang jualan juga pada ngaji jadi ga da yang bisa jajan, hahahahahah" canda Naufal sambil tertawa.

pak Heru dan bu Rita hanya tersenyum mendengar obrolan anak-anak mereka, walaupun hanya punya dua anak, tapi mereka bersyukur karna anak mereka yang suka ngobrol dan bercanda jadi rumah mereka terasa ramai.

Sudah sudah, ayuk makan sini, gak baik membiarkan hidangannya terlalu lama, bapak uda duduk ayuk segera makan.

Nadira dan Naufal pun duduk untuk makan,

bu Rita segera mengambil piring dan mengisinya dengan nasi lalu diberikan kepada pak Heru, Naufal dan Nadira setelah itu baru untuk dirinya sendiri.

"wah tempenya enak bu, pasti bukan kak Dira yang masak.!"

"weh tumben betul tebakannya dek" jawab nadira.

"tumben??? enak aja!, adek kan selalu bener hahahahahah"

"hush lagi makan kok ketawanya gitu nanti keluar tu yang di mulut" seru bu Rita.

"tuh rasain" ejek nadira.

"kalian ini yah, gak selesai selesai bercandanya kayak Tom and Jerry aja." Giliran pak Heru yang bicara.

"betul pak, kak Dira yang Tom, adek yang Jerry."

"ga ah, masak Nadira disamain kayak kucing, kalo adek ga papa kayak tikus, hihihi."

Mereka terus berkelakar sampai makanan mereka habis.

Selesai makan nadira dan bu Rita langsung membereskan piring dan peralatan makan lainnya, tidak ada yang tersisa, karna bu Rita hanya memasak satu ikat bayam dan satu bungkus tempe.

Nadira langsung mencuci semua piring kotor di toilet dan bu Riya menggulung tikar plastik yang tadi dipakai. Mereka tidak pernah membiarkan piring kotor semalaman, pasti langsung di cuci, selain nanti ada semut yang mengerubuti sisa-sisa bekas makanan, jin juga sukanya yang kotor-kotor jadi mereka selalu membersihkan semuanya.

selesai Nadira dan bu Rita beres-beres, pak Heru dan Naufal sudah meletakkan meja di tengah ruangan. Mereka pun mulai membaca buku masing-masing, mejanya cukup besar bisa untuk mereka berempat belajar bersama, setiap malam mereka selalu menyisihkan waktu mereka sekitar 1 jam untuk belajar bersama atau membaca buku atau berdiskusi untuk menambah wawasan.

Walaupun pak Heru dan bu Rita sudah menjadi guru bukan berarti mereka tidak lagi belajar, bagi mereka belajar itu seumur hidup, ilmu pengetahuan terus berkembang jadi tidak cukup dengan ilmu yang dimiliki, mereka harus terus menambah pengetahuan-pengetahuan baru agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Mereka tidak sungkan bertanya kepada Nadira ataupun Naufal walaupun mereka adalah orang tua tapi mereka tidak merasa gengsi untuk bertanya kepada anak-anak mereka, karna menurut mereka ilmu bisa di dapat dari siapa saja, bahkan dari seekor semut yang kecil.

Bagaimana semut yang menyatukan kepalanya kepada setiap semut lain yang dilewati, dari itu mereka belajar untuk saling menyapa ketika bertemu orang lain, bagaimana semut yang badannya kecil kadang bisa mengangkat sesuatu yang jauh lebih besar dari pada badannya dengan bekerja sama dari situ mereka belajar untuk bergotong royong.

Setelah pukul 9 malam mereka selesai membaca buku dan bersiap untuk tidur, meja yang tadi di tengah di letakkan kembali ke tepi dinding, Nadira dan bu Rita mulai membentangkan kasur dan melapisinya dengan seprei, kemudian mengibas-ngibas kasurnya dengan sapu lidi agar jika ada debu atau binatang kecil bisa hilang dan mereka bisa tidur dengan nyaman.

pak Heru dan Naufal sudah selesai mengambil air wudhu lalu Nadira dan bu Rita pun masuk ke toilet untuk mengambil wudhu.

Karena toiletnya cuma satu, jadi mereka mengambil wudhu nya secara bergantian. mereka terbiasa untuk berwudhu sebelum tidur, karna saat tidur, ruh keluar dari jasad, dan tidak tahu apakah ruh itu akan kembali lagi atau tidak kedalam jasad, setidaknya ketika ruh tidak kembali kedalam jasad, mereka dalam keadaan suci dari hadats. Jika kita selalu dianjurkan untuk menggosok gigi, mencuci tangan dan kaki sebelum tidur, maka berwudhu sudah mencakup semuanya, karena dimulai dengan mencuci telapak tangan, berkumur-kumur sampai dengan membasuh kedua belah kaki. Dengan berwudhu kita tidak hanya menjaga kebersihan tetapi juga mendapat pahala.

Setelah selesai mereka berbaring di atas kasur, pak Heru dan bu Rita di tengah, Naufal tidur di samping pak Heru dan Nadira tidur di samping bu Rita. Tidak lupa mereka memasang kelambu, kalau tidak mereka tidak akan tidur dengan nyenyak karna gigitan nyamuk. Kelambu mereka pilih karna sehat dan ekonomis, jika menggunakan obat nyamuk, maka asapnya akan membuat sesak nafas, mau pakai yang elektrik, harganya mahal dan akan menambah biaya listrik. Walaupun memang agak sedikit ribet ketika menggunakan kelambu tapi mereka sangat nyaman menggunakan kelambu.

Terpopuler

Comments

GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™

GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™

next

2022-10-07

6

lihat semua
Episodes
1 Perpustakaan
2 Rumah
3 Keluarga
4 Keluarga 2
5 Kampus
6 Teman
7 Mulut Bebek Ember Bocor
8 Dipanggil Bibi'
9 Ruang Sekretariat BEM Kampus
10 Komputer Perpus
11 Evi dan Sarah
12 Masa SMA
13 Emak Susi
14 Mendaftar Madrasah Aliyah
15 Susi Galau
16 Janji Nadira
17 Kuli Angkut
18 Singkong Rebus
19 Terima Kasih Evi
20 Membersihkan
21 Nasi Bungkus
22 Rencana Pak Heru
23 Diskusi Keluarga
24 Kerja
25 Lelah
26 Sakit
27 Di Mushollah
28 Uang 10.000
29 Kak Risma
30 Mulai Terbuka
31 Acara Pengajian
32 Nabil
33 Permintaan Kak Reza
34 Cerita Dalam Kertas
35 Sam / Samsudin
36 Dendam Sasa
37 Tanggung Jawab Reza
38 Snack Box
39 Kehangatan Sore
40 Dosa Pergi
41 Tangis Nadira
42 Reihan
43 Pertemuan Naufal Nabil
44 Air kelapa Muda
45 Menenangkan Reihan
46 Gagal Piknik
47 Kekaguman Farhan
48 Nadira dan Farhan
49 Tawaran
50 Fisik Vs Hati
51 Mama Sarah
52 Ke Rumah Nadira
53 Nadira Sakit
54 Sam dan Evi
55 Handphone
56 Best Friend
57 Farhan tahu
58 Nadira pingsan
59 Perhatian Farhan
60 Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61 Adzan yang Sama
62 Pisau Bermata Dua
63 Secret Fans
64 Keripik Singkong
65 Memberi Keripik
66 Mama Reihan
67 Sukses Piknik
68 Rumah Reihan
69 Mengagumi Dalam Diam
70 Tutup Telinga
71 Sakit Pak Heru
72 Ke Rumah Sakit
73 Dukun Seri
74 Ke Rumah Sakit Lagi
75 Mencari
76 Ruang Operasi
77 Selesai Operasi
78 Diantar Farhan
79 Menggantikan
80 Mengunjungi
81 Kedatangan Teman Guru
82 Biaya Perawatan
83 Menggadaikan Mahar
84 Pulang
85 Rencana Pak Anwar
86 Kedatangan Tamu
87 Ikan Asin
88 Toko Obat
89 Obat Herbal Cina
90 Kakek Penjual Keripik
91 Membantu Berjualan
92 Tawaran Farhan
93 Upacara
94 Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perpustakaan
2
Rumah
3
Keluarga
4
Keluarga 2
5
Kampus
6
Teman
7
Mulut Bebek Ember Bocor
8
Dipanggil Bibi'
9
Ruang Sekretariat BEM Kampus
10
Komputer Perpus
11
Evi dan Sarah
12
Masa SMA
13
Emak Susi
14
Mendaftar Madrasah Aliyah
15
Susi Galau
16
Janji Nadira
17
Kuli Angkut
18
Singkong Rebus
19
Terima Kasih Evi
20
Membersihkan
21
Nasi Bungkus
22
Rencana Pak Heru
23
Diskusi Keluarga
24
Kerja
25
Lelah
26
Sakit
27
Di Mushollah
28
Uang 10.000
29
Kak Risma
30
Mulai Terbuka
31
Acara Pengajian
32
Nabil
33
Permintaan Kak Reza
34
Cerita Dalam Kertas
35
Sam / Samsudin
36
Dendam Sasa
37
Tanggung Jawab Reza
38
Snack Box
39
Kehangatan Sore
40
Dosa Pergi
41
Tangis Nadira
42
Reihan
43
Pertemuan Naufal Nabil
44
Air kelapa Muda
45
Menenangkan Reihan
46
Gagal Piknik
47
Kekaguman Farhan
48
Nadira dan Farhan
49
Tawaran
50
Fisik Vs Hati
51
Mama Sarah
52
Ke Rumah Nadira
53
Nadira Sakit
54
Sam dan Evi
55
Handphone
56
Best Friend
57
Farhan tahu
58
Nadira pingsan
59
Perhatian Farhan
60
Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61
Adzan yang Sama
62
Pisau Bermata Dua
63
Secret Fans
64
Keripik Singkong
65
Memberi Keripik
66
Mama Reihan
67
Sukses Piknik
68
Rumah Reihan
69
Mengagumi Dalam Diam
70
Tutup Telinga
71
Sakit Pak Heru
72
Ke Rumah Sakit
73
Dukun Seri
74
Ke Rumah Sakit Lagi
75
Mencari
76
Ruang Operasi
77
Selesai Operasi
78
Diantar Farhan
79
Menggantikan
80
Mengunjungi
81
Kedatangan Teman Guru
82
Biaya Perawatan
83
Menggadaikan Mahar
84
Pulang
85
Rencana Pak Anwar
86
Kedatangan Tamu
87
Ikan Asin
88
Toko Obat
89
Obat Herbal Cina
90
Kakek Penjual Keripik
91
Membantu Berjualan
92
Tawaran Farhan
93
Upacara
94
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!