Nadira Si Anak Guru Honorer

Nadira Si Anak Guru Honorer

Perpustakaan

Hari itu seperti biasa Nadira duduk dengan manis sambil membaca di perpustakaan yang setiap hari dikunjunginya. Dia membaca dengan serius, kadang tersenyum, kadang mengernyitkan dahinya, dan setiap hari juga tanpa Nadira sadari, seseorang di seberang mejanya selalu memperhatikannya.

setelah selesai, Nadira beranjak dari tempat duduknya dan berjalan dengan bersemangat menuju meja Pak Ardi, si penjaga perpustakaan. lelaki dengan umur sekitar 45 tahun yang selalu tersenyum ramah kepada setiap pengunjung perpustakaan.

"assalamualaikum pak!" sapa Nadira

"waalaikum salam!" jawab pak Ardi dengan senyumnya.

"wah seneng banget kayaknya hari ini nak Dira?" begitulah sapaan yang pak Ardi berikan untuk Nadira. Dia hafal betul dengan gadis muda, ceria, ramah serta santun yang setiap hari selalu datang ke perpustakaan.

Mereka sangat dekat, sudah seperti keluarga, kadang Nadira membawakan makanan atau minuman untuk pak Ardi, dan pak Ardi pun selalu memberi informasi terkait perpustakaan, jika ada buku baru atau lomba yang akan diadakan perpustakaan pasti Nadira orang pertama yang mendapat informasi dari pak Ardi.

"iya pak. alhamdulillah hari ini Nadira menemukan buku yang cocok sama mata kuliah jadi insyaallah bermanfaat untuk membuat makalah."

"ada tugas persentasi minggu ini nak?" tanya pak Ardi!

"iya pak, Nadira dapet giliran persentasi di kampus."

"alhamdulillah berati mau pinjam buku ini?"

"iya pak!" jawab Nadira sambil menyodorkan 3 buku yang akan dipinjamnya.

Sebenarnya masih ada buku lain yang ingin dipinjam Nadira tapi karna perpustakaan membatasi pengunjung untuk meminjam buku sebanyak 3 buah saja selama satu minggu, dan jika sudah dikembalikan baru boleh pinjam lagi, jadi Nadira memilih buku yang penting dulu untuk dipinjam.

Sambil melaksanakan tugasnya mengecap dan menulis tanggal pengembalian buku di kartu pinjaman buku perpustakaan pak Ardi dan Nadira terus mengobrol, entah itu tentang keluarga, teman, maupun yang lainnya. Jadi sedikit banyak pak Ardi dan Nadira saling mengenal satu sama lain walaupun hanya bertemu di perpustakaan.

"Nah sudah selesai nak Dira, silahkan dibawa bukunya! jangan lupa yah minggu depan di bawa lagi kesini!" ucap pak Ardi.

"hehehe" Nadira tertawa sambil menggaruk kerudung di kepalanya. Yah walaupun Nadira gadis yang cerdas Nadira juga punya sifat teledor yang suka lupa sama barangnya. tidak hanya satu atau dua kali Nadira lupa dimana meletakkan buku yang dipinjamnya dan harus membayar denda keterlambatan. Tapi untunglah pak Ardi sudah sangat kenal dengan Nadira jadi pak Ardi berbaik hati membantu Nadira agar tidak terkena denda, karna pak Ardi tahu kondisi keuangan keluarga Nadira. Dan untungnya juga Nadira paling hanya lupa di tempat fotocopian atau di rumahnya, jadi bukunya selalu ketemu dan tak harus mengganti.

"siap pak!" jawab Nadira,

"terima kasih yah pak ardi, Nadira pulang dulu, uda sore pasti ibu uda di depan rumah nungguin Nadira".

"baik nak Dira, hati- hati di jalan jangan lari-lari nanti kesandung jatuh..."

"ih pak Ardi, emang Nadira anak kecil yang suka lari -lari apa?"

"hahahaha" pak ardi hanya tertawa,,,

"assalamualaikum pak Ardi"

waalaikum salam.

Ketika pak Ardi masih memperhatikan kepergian Nadira, pak Ardi melihat ada seorang pria yang mengikuti Nadira dibelakangnya, tapi pak Ardi tidak mengacuhkannya, karna banyak orang yang lalu lalang, keluar masuk perpustakaan itu, karna itu adalah perpustakaan daerah.

Nadira berjalan dengan senyum yang tersungging di bibir mungilnya, senyumnya tak hilang karna hatinya bahagia bisa menemukan materi untuk makalahnya. tapi meskipun sangat bahagia dia tidak pernah kehilangan sopan santunnya, saat melewati orang tua yang duduk Nadira membungkukkan badannya sebagai tanda permisi untuk numpang lewat, begitulah adat yang selalu diajarkan orang tuanya. Sejak dia kecil orang tuanya selalu membiasakannya untuk membungkukkan badan saat lewat di depan orang tua, baik yang dikenal maupun tidak dikenal.

Pun ketika melihat orang tua yang ingin menyebrang jalan, Nadira selalu menawarkan diri untuk membantu walau terkadang Nadira terlambat karenanya.

Bagi nadira ketika dia bisa membantu orang lain insyaallah akan ada yang membantunya juga, jika bukan orang yang dia bantu maka orang lain yang akan membantunya.

pernah suatu kali saat Nadira hendak pergi ke kampus dan di jalan Nadira melihat seorang nenek yang menjatuhkan belanjaannya, Nadira langsung berinisiatif untuk membantunya mengumpulkan barang belanjaan nenek tersebut, padahal Nadira saat itu harus datang segera ke kampus, tapi dia menolong nenek tersebut dengan senang hati walaupun dia tahu bahwa dia akan terlambat. Saat Nadira hendak menuju ke kampus ada seorang mahasiswi kampusnya yang menawarkan untuk ikut naik motor dengannya, padahal Nadira tidak mengenal mahasiswi tersebut, tapi karena memang Nadira ingin cepat sampai ke kampus, dia akhirnya ikut mahasiswi tersebut, jadi Nadira bisa datang tepat waktu.

itulah keyakinan Nadira, ketika kita membantu kesusahan orang lain maka allah akan membantu kita saat kita kesusahan.

Nadira berjalan sambil memegang tali tas di bahunya karna tas tersebut terasa sangat berat, buku yang dipinjam Nadira lumayan tebal, jadi Nadira harus menopangnya dengan tangan agar tidak terlalu berat.

ketika melihat kursi kosong Nadira segera berhenti dan duduk diatasnya sambil meletakkan tasnya. "duduk dulu ah" kata Nadira.

"ternyata berat juga nih bukunya" pikir Nadira.

Sambil mengistirahatkan bahu dan kakinya nadira membuka buku yang tadi dipinjamnya untuk dibaca.

Angin yang berhembus sepoi-sepoi dan matahari sore yang tidak begitu menyengat membuat Nadira larut dalam bacaannya dan tidak sadar bahwa dia sudah membaca hampir setengah jam, padahal dia harus segera pulang.

Tidak jauh dari tempatnya duduk, ada seorang lelaki yang terus mengawasinya, dan lelaki itu ternyata lelaki yang tadi dilihat pak Ardi mengikuti nadira, tidak hanya mengikuti Nadira, lelaki itulah juga yang mengawasi Nadira sejak di dalam perpustakaan, tapi Nadira sama sekali tidak tahu.

lelaki itu berjalan ke arah Nadira yang sedang duduk, dan dengan sengaja menyenggol buku yang dipegang Nadira sehingga buku Nadira terjatuh.

"astaghfirullah" ucap nadira, karna dia terkejut saat bukunya terjatuh. Ketika dia hendak mengambil bukunya yang jatuh dia melihat ada jam tangan yang terjatuh.

"loh ini punya siapa?" tanya nadira di dalam hati. Dia melihat ke kanan dan ke kiri, tapi tidak melihat siapapun kecuali lelaki yang menyenggol bukunya tadi. "Oh pasti ini punya orang itu" pikir nadira, kemudian dia memanggil lelaki tersebut.

"mas, mas" panggil nadira.

Namun lelaki tersebut pura-pura tidak mendengar.

"Mas , tunggu mas", lelaki tersebut kemudian berbalik dan menjawab

"ada apa yah?"

" ini mas,jamnya jatuh," saat Nadira hendak mengembalikan jam tersebut Nadira teriak sambil berucap "astaghfirullah....."

lelaki tersebut terkejut dan menutup telinganya

"maaf mba ada apa yah?... kok mba teriak seperti itu nanti dikira orang saya ngapa-ngapain mba ini".

Nadira hanya nyengir dan meminta maaf.

"maaf mas saya baru sadar setelah melihat jam anda, sudah pukul 17.30 saya sudah kesorean. sekali lagi maaf mas!" Nadira berjalan setengah berlari menuju ke rumahnya, baru beberapa langkah Nadira ingat bahwa dia meninggalkan tas dan buku-bukunya di kursi tadi. Nadira menepuk jidatnya sambil ngomel dan berbalik menuju kursi tempat dia meninggalkan tas dan bukunya.

dasar Nadira... Nadira.... teledor lagi , teledor lagi.

dia langsung mengenakan tas di bahunya dan membawa buku-bukunya dengan memeluknya di dada.

Nadira berjalan cepat sekali bahkan sudah seperti berlari, sedang lelaki yang menabraknya terus memperhatikan dan mengawasinya dan tersenyum penuh arti.

Terpopuler

Comments

☾⃟ℳoon - Moon 🌙

☾⃟ℳoon - Moon 🌙

hadir semangat

2022-11-18

2

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

ya, benar banget tu...

2022-11-17

2

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Nadira karakter baik hati,rajin menolong....Betul kalau kita ikhlas membantu orang lain maka kita ada balasannya

2022-11-05

5

lihat semua
Episodes
1 Perpustakaan
2 Rumah
3 Keluarga
4 Keluarga 2
5 Kampus
6 Teman
7 Mulut Bebek Ember Bocor
8 Dipanggil Bibi'
9 Ruang Sekretariat BEM Kampus
10 Komputer Perpus
11 Evi dan Sarah
12 Masa SMA
13 Emak Susi
14 Mendaftar Madrasah Aliyah
15 Susi Galau
16 Janji Nadira
17 Kuli Angkut
18 Singkong Rebus
19 Terima Kasih Evi
20 Membersihkan
21 Nasi Bungkus
22 Rencana Pak Heru
23 Diskusi Keluarga
24 Kerja
25 Lelah
26 Sakit
27 Di Mushollah
28 Uang 10.000
29 Kak Risma
30 Mulai Terbuka
31 Acara Pengajian
32 Nabil
33 Permintaan Kak Reza
34 Cerita Dalam Kertas
35 Sam / Samsudin
36 Dendam Sasa
37 Tanggung Jawab Reza
38 Snack Box
39 Kehangatan Sore
40 Dosa Pergi
41 Tangis Nadira
42 Reihan
43 Pertemuan Naufal Nabil
44 Air kelapa Muda
45 Menenangkan Reihan
46 Gagal Piknik
47 Kekaguman Farhan
48 Nadira dan Farhan
49 Tawaran
50 Fisik Vs Hati
51 Mama Sarah
52 Ke Rumah Nadira
53 Nadira Sakit
54 Sam dan Evi
55 Handphone
56 Best Friend
57 Farhan tahu
58 Nadira pingsan
59 Perhatian Farhan
60 Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61 Adzan yang Sama
62 Pisau Bermata Dua
63 Secret Fans
64 Keripik Singkong
65 Memberi Keripik
66 Mama Reihan
67 Sukses Piknik
68 Rumah Reihan
69 Mengagumi Dalam Diam
70 Tutup Telinga
71 Sakit Pak Heru
72 Ke Rumah Sakit
73 Dukun Seri
74 Ke Rumah Sakit Lagi
75 Mencari
76 Ruang Operasi
77 Selesai Operasi
78 Diantar Farhan
79 Menggantikan
80 Mengunjungi
81 Kedatangan Teman Guru
82 Biaya Perawatan
83 Menggadaikan Mahar
84 Pulang
85 Rencana Pak Anwar
86 Kedatangan Tamu
87 Ikan Asin
88 Toko Obat
89 Obat Herbal Cina
90 Kakek Penjual Keripik
91 Membantu Berjualan
92 Tawaran Farhan
93 Upacara
94 Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perpustakaan
2
Rumah
3
Keluarga
4
Keluarga 2
5
Kampus
6
Teman
7
Mulut Bebek Ember Bocor
8
Dipanggil Bibi'
9
Ruang Sekretariat BEM Kampus
10
Komputer Perpus
11
Evi dan Sarah
12
Masa SMA
13
Emak Susi
14
Mendaftar Madrasah Aliyah
15
Susi Galau
16
Janji Nadira
17
Kuli Angkut
18
Singkong Rebus
19
Terima Kasih Evi
20
Membersihkan
21
Nasi Bungkus
22
Rencana Pak Heru
23
Diskusi Keluarga
24
Kerja
25
Lelah
26
Sakit
27
Di Mushollah
28
Uang 10.000
29
Kak Risma
30
Mulai Terbuka
31
Acara Pengajian
32
Nabil
33
Permintaan Kak Reza
34
Cerita Dalam Kertas
35
Sam / Samsudin
36
Dendam Sasa
37
Tanggung Jawab Reza
38
Snack Box
39
Kehangatan Sore
40
Dosa Pergi
41
Tangis Nadira
42
Reihan
43
Pertemuan Naufal Nabil
44
Air kelapa Muda
45
Menenangkan Reihan
46
Gagal Piknik
47
Kekaguman Farhan
48
Nadira dan Farhan
49
Tawaran
50
Fisik Vs Hati
51
Mama Sarah
52
Ke Rumah Nadira
53
Nadira Sakit
54
Sam dan Evi
55
Handphone
56
Best Friend
57
Farhan tahu
58
Nadira pingsan
59
Perhatian Farhan
60
Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61
Adzan yang Sama
62
Pisau Bermata Dua
63
Secret Fans
64
Keripik Singkong
65
Memberi Keripik
66
Mama Reihan
67
Sukses Piknik
68
Rumah Reihan
69
Mengagumi Dalam Diam
70
Tutup Telinga
71
Sakit Pak Heru
72
Ke Rumah Sakit
73
Dukun Seri
74
Ke Rumah Sakit Lagi
75
Mencari
76
Ruang Operasi
77
Selesai Operasi
78
Diantar Farhan
79
Menggantikan
80
Mengunjungi
81
Kedatangan Teman Guru
82
Biaya Perawatan
83
Menggadaikan Mahar
84
Pulang
85
Rencana Pak Anwar
86
Kedatangan Tamu
87
Ikan Asin
88
Toko Obat
89
Obat Herbal Cina
90
Kakek Penjual Keripik
91
Membantu Berjualan
92
Tawaran Farhan
93
Upacara
94
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!