Keluarga 2

Pukul 03.00 dini hari mereka semua sudah bangun, pak Heru langsung ke toilet di susul Naufal,

sementara menunggu giliran ke toilet bu Rita dan Nadira membereskan kelambu, kasur, bantal, dan selimut kemudian langsung diletakkan di kamar, seperti itulah kegiatan mereka setiap pagi, karna barang mereka tidak terlalu banyak dan rumah mereka tidak besar, jadi mereka tidak butuh waktu lama untuk membersihkannya.

"Ada enaknya juga ya bu rumah kayak gini, jadi gak terlalu banyak yang harus dibersihkan".

"yah begitulah Ra, segala sesuatunya itu punya enak dan ga enaknya, rumah besar yah enak kita ga perlu tidur berempat, bisa tidur lebih leluasa, ga perlu nunggu giliran ke toilet, tapi yah harus extra juga membersihkannya. kalau rumah kecil yah kayak kita ini."

"tapi nadira suka kok bu, dengan rumah kecil ini kita bisa tidur berempat dan nadira bisa selalu dekat sama ibu." Nadira berkata sambil merangkul bu Rita dari samping.

"yah semuanya akan terasa senang, nikmat jika kita bersyukur Ra, jika kita ikhlas menerimanya." bu Rita berkata sambil menerawang ke depan, di dalam hati dia merasa sedih karena tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anak nya. Dan tidak lupa dia selalu berdo'a agar anak-anaknya diberi keikhlasan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini.

Pak Heru yang sudah keluar dari toilet sedari tadi hanya mendengarkan percakapan ibu dan anak itu, dia memperhatikan air muka istrinya, pak Heru tau betul apa yang sedang dirasakan istrinya tersebut, dia tidak tahu harus berkata apa, karna dia sudah berusaha untuk menjemput rezeki dari sang pencipta. Dan dia selalu yakin rezeki sudah di takar dan tak akan tertukar.

Dia hanya bisa berdo'a semoga Allah selalu memantapkan hati mereka dalam kesabaran dan kesyukuran.

Naufal yang keluar toilet pun memperhatikan ayah dan ibunya yang termenung, sedang Nadira bergelayut manja di bahu bu Rita, Naufal berinisiatif memecah lamunan orang tuanya.

Dia bersuara agak sedikit keras dan seolah-olah marah.

"kak dira!!!"

sontak semua mata melihat ke arahnya

"kenapa sih dek ngagetin orang aja, untung bapak dan ibu ga jantungan."

"habisnya kakak enak banget bergelayut gitu sama ibu, Naufal juga mau tau."

"yeh, gitu doang, ga usah pake teriak kali, masih malam ini suaranya kedengaran kemana-mana."

"nah itu tau Nadira, sudah, sudah jangan banyak ngomong lagi nanti keburu subuh, dapet dikit nanti rakaat shalat tahajjudnya." seru pak Heru.

Bu Rita segera beranjak ke toilet, untuk membersihkan diri dan berwudhu, setelah bu Rita selesai, Nadira segera masuk ke toilet.

Kalau bangun tidur Nadira biasanya dapat giliran terakhir, karna dia harus masak air untuk minum.

mereka melaksanakan sholat tahajjud bersama-sama di tempat mereka tidur tadi, dan tak lupa menutup tahajjudnya dengan sholat witir. sebelum masuk waktu subuh pak Heru dan Naufal sudah berangkat ke mushollah, kalau subuh jarang ada yang sholat di mushollah, jadi pak Heru dan Naufal selalu sholat di mushollah karna tidak ingin mushollah sunyi tanpa ada yang sholat.

allahu akbar.... allahu akbar

allahu akbar .... allahu akbar

terdengar suara Naufal yang sedang adzan memecah keheningan. suara Naufal memang sangat merdu, apalagi saat melantunkan adzan rasanya ingin selalu mendengar suaranya saat adzan, saat kecil Naufal sering ikut lomba adzan, dan selalu menang, walaupun tidak selalu juara pertama. Tidak jarang Naufal mendapatkan uang pembinaan karena menang lomba, tapi Naufal tidak pernah memakainya, Naufal selalu memberikannya kepada bu Rita dan bu Rita menolaknya karna itu adalah uang Naufal, Naufal beralasan dia ga bisa menabung, nanti uangnya habis ga karuan.

Setelah selesai adzan Nadira dan bu Rita segera melaksanakan sholat sunnah sebelum subuh, mereka tidak pernah meninggalkan dua rakaat sebelum subuh, pernah suatu kali nadira bangun kesiangan, tapi dia tetap melaksanakan sholat sunnah sebelum subuh karna dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya, bagi Nadira cukuplah mengetahui keutamaan ini sebagai alasan untuk istiqomah melaksanakannya.

Selesai sholat subuh, dzikir dan do'a serta membaca alqur'an Nadira segera mandi dan bu Rita ke dapur untuk menyiapkan sarapan, setelah Nadira selesai mandi bu Rita yang mandi dan Nadira yang melanjutkan pekerjaan bu Rita, mereka harus bisa mengatur waktu dan kesempatan agar mereka sama-sama dapat beraktifitas tepat waktu.

biasanya setelah bu Rita mandi, pak Heru dan Naufal baru pulang dari mushollah, jadi Naufal bisa segera mandi, sedang pak Heru memeriksa kebun singkong di samping rumah.

Kebun singkong inilah yang sedikit membantu keuangan keluarga Nadira, sebenarnya kebunnya tidak terlalu luas, pak Heru hanya memanfaatkan sisa tanah rumah, karna Allah maha baik, maka mereka bisa dapat rumah yang posisi huge, jadi lumayan besar kelebihan tanah yang bisa digunakan untuk berkebun.

Biasanya pak Heru hanya memanen dua batang singkong setiap minggu, dari 2 batang singkong biasanya pak heru bisa memanen 4 kg singkong, 1 kg disisakan di rumah untuk mereka makan, dan 3 kg mereka jual dengan harga 10 ribu rupiah ditambah dengan pucuk singkong 5 ribu rupiah.

selain itu juga pak heru menanam cabai, bawang dan beberapa macam sayur lainnya, tapi tidak bisa dijual karna cukup untuk mereka konsumsi saja.

Setelah dari kebun barulah pak Heru mandi, sedang Nadira, Naufal dan bu Rita masih menyiapkan kebutuhan mereka masing-masing. Setelah pak Heru mandi, bu Rita dan Nadira pun segera menyiapkan sarapan.

"Alhamdulillah hari ini kita bisa sarapan nasi goreng

ketika masih banyak orang diluar sana yang belum bisa makan karna harua mencari uang dulu."

"alhamdulillah" seru mereka bersamaan.

Nasi goreng yang bu Rita masak hanya diiris bawang merah, bawang putih dan cabai dan di beri bumbu garam dan sedikit penyedap, tapi bagi mereka apapun yang dimasak selagi bisa dinikmati, maka mereka akan makan dengan lahap sebagai tanda syukur karna bisa makan hari itu. Bukan sekali dua kali tapi berkali-kali mereka hanya sarapan dengan air putih, karna mereka harus berhemat lantaran keuangan yang menipis, jadi mereka tidak pernah menyia-nyiakan makanan sedikitpun.

"Nadira tadi nasi gorengnya uda ibu sisain untuk dibawa, nanti tolong siapin bekal untuk kamu dan adekmu yah."

"siap bu!" jawab Nadira.

"Kuliah selesai jam berapa Ra?" tanya pak Heru

"sekitar pukul 02.00 pak"

"mau k perpus lagi?"

"iya pak, sekalian mau ngerjain makalah di sana aja"

"hmmm kak Dira, bilangnya. mau ngerjain makalah, taunya baca novel aja di sana."

"emang kamu yang kerjanya cuma baca komik? uda SMA juga masih suka baca Detective c**an"

"biarin, seru tau."

"makanya ga usah usil, mending ikut kakak aja k perpus banyak buku lain yang bisa dibaca selain komik."

"nah bener tuh dek" jawab bu Rita,

"jadi kamu bisa ngingetin kakakmu itu, dia kan kalau baca suka lupa waktu, jadi pulangnya pasti kesorean."

Nadira nyengir, ibunya masih ngomel aja tentang Nadira yang pulang kesorean.

"ogah ah bu", jawab Naufal.

"di perpus ga enak, harus diem, ga bisa rebahan, enakan di rumah bisa baca sambil ketawa dan juga sambil rebahan. perpus mah untuk orang-orang yang serius kayak kak Dira aja, Naufal ga betah ah..."

"Naufal Naufal." pak Heru hanya geleng-geleng kepala mendengar ocehan Naufal.

Setelah sarapan mereka pun bersiap- siap berangkat, Nadira menyalami pak Heru dan bu Rita serta Naufal, lalu berangkat duluan menuju kampusnya. Sedang pak Heru, bu Rita dan Naufal berjalan bersama karna sekolah tempat pak Heru dan bu Rita mengajar satu yayasan dengan SMA Naufal, jadi mereka pergi k arah yang sama.

Terpopuler

Comments

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

Hielmeera🍒⃞⃟🦅

mantap kaka

2022-11-22

3

lihat semua
Episodes
1 Perpustakaan
2 Rumah
3 Keluarga
4 Keluarga 2
5 Kampus
6 Teman
7 Mulut Bebek Ember Bocor
8 Dipanggil Bibi'
9 Ruang Sekretariat BEM Kampus
10 Komputer Perpus
11 Evi dan Sarah
12 Masa SMA
13 Emak Susi
14 Mendaftar Madrasah Aliyah
15 Susi Galau
16 Janji Nadira
17 Kuli Angkut
18 Singkong Rebus
19 Terima Kasih Evi
20 Membersihkan
21 Nasi Bungkus
22 Rencana Pak Heru
23 Diskusi Keluarga
24 Kerja
25 Lelah
26 Sakit
27 Di Mushollah
28 Uang 10.000
29 Kak Risma
30 Mulai Terbuka
31 Acara Pengajian
32 Nabil
33 Permintaan Kak Reza
34 Cerita Dalam Kertas
35 Sam / Samsudin
36 Dendam Sasa
37 Tanggung Jawab Reza
38 Snack Box
39 Kehangatan Sore
40 Dosa Pergi
41 Tangis Nadira
42 Reihan
43 Pertemuan Naufal Nabil
44 Air kelapa Muda
45 Menenangkan Reihan
46 Gagal Piknik
47 Kekaguman Farhan
48 Nadira dan Farhan
49 Tawaran
50 Fisik Vs Hati
51 Mama Sarah
52 Ke Rumah Nadira
53 Nadira Sakit
54 Sam dan Evi
55 Handphone
56 Best Friend
57 Farhan tahu
58 Nadira pingsan
59 Perhatian Farhan
60 Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61 Adzan yang Sama
62 Pisau Bermata Dua
63 Secret Fans
64 Keripik Singkong
65 Memberi Keripik
66 Mama Reihan
67 Sukses Piknik
68 Rumah Reihan
69 Mengagumi Dalam Diam
70 Tutup Telinga
71 Sakit Pak Heru
72 Ke Rumah Sakit
73 Dukun Seri
74 Ke Rumah Sakit Lagi
75 Mencari
76 Ruang Operasi
77 Selesai Operasi
78 Diantar Farhan
79 Menggantikan
80 Mengunjungi
81 Kedatangan Teman Guru
82 Biaya Perawatan
83 Menggadaikan Mahar
84 Pulang
85 Rencana Pak Anwar
86 Kedatangan Tamu
87 Ikan Asin
88 Toko Obat
89 Obat Herbal Cina
90 Kakek Penjual Keripik
91 Membantu Berjualan
92 Tawaran Farhan
93 Upacara
94 Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perpustakaan
2
Rumah
3
Keluarga
4
Keluarga 2
5
Kampus
6
Teman
7
Mulut Bebek Ember Bocor
8
Dipanggil Bibi'
9
Ruang Sekretariat BEM Kampus
10
Komputer Perpus
11
Evi dan Sarah
12
Masa SMA
13
Emak Susi
14
Mendaftar Madrasah Aliyah
15
Susi Galau
16
Janji Nadira
17
Kuli Angkut
18
Singkong Rebus
19
Terima Kasih Evi
20
Membersihkan
21
Nasi Bungkus
22
Rencana Pak Heru
23
Diskusi Keluarga
24
Kerja
25
Lelah
26
Sakit
27
Di Mushollah
28
Uang 10.000
29
Kak Risma
30
Mulai Terbuka
31
Acara Pengajian
32
Nabil
33
Permintaan Kak Reza
34
Cerita Dalam Kertas
35
Sam / Samsudin
36
Dendam Sasa
37
Tanggung Jawab Reza
38
Snack Box
39
Kehangatan Sore
40
Dosa Pergi
41
Tangis Nadira
42
Reihan
43
Pertemuan Naufal Nabil
44
Air kelapa Muda
45
Menenangkan Reihan
46
Gagal Piknik
47
Kekaguman Farhan
48
Nadira dan Farhan
49
Tawaran
50
Fisik Vs Hati
51
Mama Sarah
52
Ke Rumah Nadira
53
Nadira Sakit
54
Sam dan Evi
55
Handphone
56
Best Friend
57
Farhan tahu
58
Nadira pingsan
59
Perhatian Farhan
60
Pertemuan Farhan dan Pak Heru
61
Adzan yang Sama
62
Pisau Bermata Dua
63
Secret Fans
64
Keripik Singkong
65
Memberi Keripik
66
Mama Reihan
67
Sukses Piknik
68
Rumah Reihan
69
Mengagumi Dalam Diam
70
Tutup Telinga
71
Sakit Pak Heru
72
Ke Rumah Sakit
73
Dukun Seri
74
Ke Rumah Sakit Lagi
75
Mencari
76
Ruang Operasi
77
Selesai Operasi
78
Diantar Farhan
79
Menggantikan
80
Mengunjungi
81
Kedatangan Teman Guru
82
Biaya Perawatan
83
Menggadaikan Mahar
84
Pulang
85
Rencana Pak Anwar
86
Kedatangan Tamu
87
Ikan Asin
88
Toko Obat
89
Obat Herbal Cina
90
Kakek Penjual Keripik
91
Membantu Berjualan
92
Tawaran Farhan
93
Upacara
94
Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!