Jam 12.30 mata kuliah mereka sudah selesai, dan dosen pun telah keluar. Semuanya sudah keluar kecuali Evi dan Nadira, mereka meregangkan otot-otot badan mereka, karna mereka merasa sangat lelah hari ini, bukan hanya lelah fisik tapi juga lelah perasaan, terutama Nadira.
Meskipun Nadira selalu bisa mengontrol emosinya, nyatanya dia hanya perempuan biasa, perasaannya pun begitu rapuh, olokan demi olokan dia terima dimana pun dia berada, dulu ketika MTs (sederajat SMP dia di olok karna tidak punya uang untuk jajan, begitu MA (sederajat SMA ) dia pun mendapatkan olokan karna tidak mempunyai teman, dan sekarang pun dia mendapat olokan karna penampilannya yang kampungan.
"Ra mau langsung pulang?" tanya Evi.
"iya Vi, tapi seperti biasa mau mampir ke perpus dulu. Kamu langsung pulang ke kosan atau mau sholat zhuhur dulu di mushollah?"
"aku langsung aja Ra, pingin langsung rebahan rasanya. kamu gak capek Ra? mau gak ikut aku aja ke kosan, bisa kumpul-kumpul kita, sekalian kamu kangen-kangenan sama si Sarah, pasti tadi belum puas kan?"
"nanti deh Vi lain kali yah, aku mau ke perpus, mau siapin makalah, soalnya kan minggu ini aku ada persentasi."
"oh iya Ra, aku lupa, yah uda kalau gitu kita keluar bareng yuk.!"
"hayuk."
Mereka keluar kelas bersamaan, Nadira berhenti di mushollah karena ia ingin melaksanakan sholat zhuhur dulu.
"Ra aku duluan yah!"
"oke Vi titi dj yah alias hati - hati di jalan, hehehe"
"kamu ini Ra bisa juga yah!"
Nadira hanya tersenyum, "salam buat Sarah yah Vi"
"oke Ra"
"assalamualaikum"
"waalaikum salam"
Evi langsung berjalan keluar area kampus dan Nadira ke toilet mushollah untuk berwudhu, setelah berwudhu Nadira langsung masuk ke mushollah dan mengambil mukenah di almari.
Karna adzan zhuhur sudah lama berkumandang, jadi mahasiswa-mahasiswa yang lain sudah selesai sholat berjamaah, hanya tinggal beberapa orang yang berdzikir dan membaca al-qur'andi barisan tempat sholat pria ada tiga orang yang sedang sholat, mereka sholat berjamaah, walaupun terhalang tirai tapi nadira bisa mendengar suara imam dengan jelas, lalu Nadira sholat mengikuti sholat jama'ah ketiga lelaki tadi.
Pukul 1 siang Nadira sudah menyelesaikan sholat zhuhur, dia pun baru merasakan perutnya yang kelaparan dan tenggorokannya yang kehausan, dia lupa bahwa sejak istirahat dia belum makan apapun dan minum apapun, kejadian pagi ini sungguh membuatnya melupakan semua rasa tubuhnya.
Nadira segera pergi ke teras masjid tempat khusus perempuan keluar masuk mushollah, dan beruntungnya teras ini berada di pojokan dan di sampingnya ada pohon yang lebat, jadi selain rindang disana juga tidak terlalu ramai, dan tidak terlihat dari arah jalan, di sanalah Nadira selalu makan dan minum.
Nadira mengeluarkan nasi goreng yang di bawanya dari rumah tadi, dan segera menyantapnya, walaupun cuma nasi goreng yang sudah dingin, tapi Nadira tetap bersyukur bisa makan siang ini, dan ketika lapar makanan apapun akan terasa nikmat bagi Nadira.
Selesai makan, Nadira meluruskan kakinya yang terasa pegal sambil sedikit memijatnya, badannya terasa sangat capek, tapi di hatinya Nadira terus berkata" ayo Nadira kuat, ayo Nadira bisa, ayo Nadira ibadah, ayo Nadira pahala, ayo Nadira ridho Allah" kalimat itu terus di ulang - ulang Nadira untuk mensugesti dirinya sendiri.
Keluar dari mushollah, Nadira berjalan keluar kampus dan tak lupa mampir di bawah pohon untuk mengganti sepatunya dengan sendal jepit, setelah itu dia berjalan lagi menuju perpustakaan daerah.
Meski pun panas menyengat, tapi Nadira tidak berhenti, dia terus melangkahkan kakinya, menuju perpustakaan, dan seperti biasa selalu ada seorang lelaki yang membuntuti Nadira tanpa sepengetahuannya.
"assalamualaikum pak Ardi," saat datang Nadira segera menyapa pak Ardi yang duduk di kursi sambil menulis pekerjaannya.
"waalaikum salam nak dira. sini tasnya biar bapak taro laci," ketika masuk ke dalam perpustakaan kita tidak boleh membawa tas, dan harus menitipkannya di tempat penitipan tas.
"ini kartunya nak dira."
"terima kasih pak ardi yang baik hati"
"sama-sama nak dira yang rajin dan santun"
"hehehe" mereka tertawa.
"masuk dulu yah pak"
"oke nak Dira."
Nadira segera melihat-lihat buku yang berjejer di perpustakaan, dia segera mencari ke rak khusus buku psikologi, karna di perpustakaan biasanya buku-buku di susun berdasarkan jenisnya, buku keagamaan disusun di satu rak khusus keagamaan, buku hukum disusun di satu rak khusus hukum, novel-novel disusun di rak khusus novel, puisi-puisi disusun di rak khusus buku-buku puisi dan begitu juga buku-yang lainnya, terkadang jika bukunya banyak bisa 3 atau 4 rak, tapi jika bukunya sedikit satu rak bisa untuk dua jenis buku, dan pastinya ada penanda atau nama yang ditempel di rak tersebut, untuk memudahkan pengunjung perpustakaan mencari buku yang di inginkan, hal ini juga sangat membantu pengunjung agar waktunya tidak habis mencari buku saja.
Nadira sudah mendapatkan buku yang ingin di bacanya, ia kemudian menuju bangku yang letaknya dekat dengan komputer, karna dia harus membuat makalahnya, Nadira dan keluarganya tidak punya laptop, berhubung di perpustakaan ini di sediakan komputer untuk pengunjung jadi Nadira bisa memanfaatkan komputer perpustakaan untuk membuat makalahnya, dia pun senang, karna, jika dia membutuhkan buku dia dapat langsung mencarinya, tapi yah karna ini fasilitas umum Nadira tidak bisa meninggalkan kursinya, karna kalau kosong akan diisi oleh pengunjung yang lain dan juga waktu penggunaannya terbatas jika perpustakaan tutup maka Nadira harus mematikan komputernya dan menyimpannya dalam flashdisk nya.
Nadira sedang membaca dan terus melihat-lihat kursi komputer, tumben hari ini ramai pikir Nadira dalam hati, dia ingin segera mengetik makalahnya, kalau kelamaan takutnya belum sempat mengetik perpustakaannya tutup.
Seseorang di sebrang meja Nadira terus memperhatikan nya dan melihat Nadira yang gusar.
Kemudian dia berjalan ke arah seorang lelaki yang sedang bermain sosial media di komputer perpus, dia sengaja menabrak meja komputernya dan menarik colokannya dan membuat komputernya mati.
"aduh maaf mas, saya gak sengaja!"
lelaki yang di tabrak khawatir karena komputer yang dia mainkan tiba-tiba mati, dia takut harus mengganti komputernya.
Menyadari orang yang ditabraknya ketakutan, diapun berkata
"kalau mas mau pergi gak apa-apa nanti saya yang bertanggung jawab dan menjelaskannya kepada penjaga perpustakaan."
karna memang ketakutan lelaki itu pun segera menjawab
"baiklah kalau begitu saya pergi, mohon anda nanti jangan melibatkan saya ya!"
"baiklah mas."
Orang yang di tabrak itu pun segera pergi, dan lelaki yang sengaja menabrak itupun duduk di kursi tersebut dan menyalakan kembali komputer yang tadi sengaja ditariknya colokannya.
Setelah komputernya menyala, dia segera menutup laman-laman yang terbuka dan menjadikannya dalam posisi stand by, setelah itu dia kembali ke mejanya untuk membaca buku.
Saat Nadira, melihat ke arah barisan komputer, dia melihat ada satu kursi komputer yang kosong, dia segera bergegas mengarah ke kursi tersebut dan segera mendudukinya, dia bersyukur di dalam hati karna bisa segera mengetik makalahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments