Aku masih betah berlama-lama duduk disini. ingatanku tak bisa lepas dari seseorang yang pernah aku sakiti. dia adalah wanita yang tulus mencintaiku, itu dapat aku rasakan saat dia merelakan kesuciannya untuk ku. dia juga wanita yang akan menjadi ibu dari anakku. walaupun aku pernah menolak kehadiran janin itu berada dirahimnya. nafasku Terasa sesak saat mengingat semua bagaimana jahatnya aku kepadanya.
"Lyra, aku sangat merindukan mu. apakah kamu masih menyimpan cinta yang tulus untuk ku? atau malah sebaliknya cinta itu kini telah menjadi benci dan luka yang membekas. maafkan aku Lyra. tidak! aku tidak boleh hanya diam dan menyesali kesalahanku kepada wanitaku itu. jika anak buahku tak bisa menemukan dia maka aku sendiri yang akan mencarinya.
"Woi.. Disini kamu. dari tadi aku cariin. kamu kenapa sih Yan? kok akhir2 ini kamu sering banget melamun di tempat ini. udah kayak Lyra aja! sejak kapan kamu menyukai tempat ini?" ah Evan gangguin aja. pakai nyebut nama orang yang sedang aku pikirkan lagi!.
"Van, kamu benaran nggak tahu dimana Lyra sekarang?" tak ada pilihan lain. sebenarnya aku belum siap untuk bercerita kepada sahabat ku dan juga sekaligus wakil direktur di RS yang kini sedang aku pimpin. karena aku melihat hanya dia orang yang paling dekat dengan Lyra selain Nadia sahabatnya.
Aku juga dapat melihat jika Evan menyimpan perasaan kepada Lyra. tetapi wanitaku itu seperti menutup hatinya untuk orang lain sehingga dia tidak dapat membedakan mana perhatian biasa dan luar biasa.
"Hmmm.. aku tidak tahu dimana dia sekarang. aku sudah menanyakan kepada Nadia sahabatnya tetapi Nadia bilang Lyra sudah pulang kampung. aku juga mencari tahu apa penyebab gadis itu tiba-tiba mengundurkan diri dari pekerjaannya. dan no ponselnya juga tidak aktif." Evan bicara sambil tersenyum getir. apakah dia tidak tahu betapa getirnya perasaanku saat ini.
"Tapi tunggu dulu! kenapa kamu tiba-tiba menanyakan gadis itu?" Evan menatapku tajam dengan penuh selidik. sepertinya aku harus jujur dengan semua ini. dan semoga saja dia bisa membantuku untuk mencari dimana keberadaan Lyra saat ini.
"Akulah penyebab gadis itu mengundurkan diri dari pekerjaannya. aku adalah orang yang telah menghancurkan masa depannya. dan aku juga orang yang telah sukses membuat dunia wanita itu runtuh. aku ini adalah seorang laki-laki bejat yang telah memanfaatkan cinta tulus seorang gadis polos seperti dirinya. aku-."
"Kamu kenapa Yan?" tiba-tiba Evan memotong pembicaraanku saat aku menjedanya. sulit untuk ku mengatakan semuanya karena aku merasa telah menjadi laki2 pengecut. tetapi aku harus mengatakannya agar aku bisa sedikit lega dari semua rasa bersalahku kepada wanita desa itu.
"Aku telah menghamilinya van.dan aku tidak mau bertanggung jawab saat dia datang kepadaku dan memberi tahu tentang kehamilan nya. bahkan aku, aku pernah menyuruh dia untuk menggugurkan kandungannya."
Aku tak kuasa menahan air mataku. walaupun aku sudah berusaha untuk setegar mungkin karena aku berprinsip tidak akan pernah mengeluarkan air mata hanya untuk cinta. tetapi prinsip ku itu runtuh. air mataku menetes saat mengingat semua kejahatan ku kepada gadis polos itu. Ya, gadis itu mampu membuat air mataku jatuh.
"Apa?! ternyata dugaanku Waktu itu adalah benar? dan apakah obat itu adalah obat untuk penggugur kandungan yang telah kamu suntikan kepadanya?"
"Apa sih kamu Van.kamu kira aku segila itu! ya nggaklah." ah nih dokter bukannya memberikan aku semangat untuk berjuang menemukan wanitaku. ini malah menambah tekanan batinku dengan semua tuduhan nya. tahu begitu lebih baik aku simpan sendiri nih masalah.
"Ya syukurlah jika memang itu tidak benar. Kenapa sih kamu tidak menceritakan ini sejak kemarin-kemarin? kamu tuh jahat sekali Yan. kenapa kamu tega memanfaatkan gadis polos sepertinya. percuma saja Tuhan kasih kamu wajah tampan tapi hanya untuk memanfaatkan wanita polos yang mendambakan cinta darimu."
"Eh keong, aku tuh ingin solusi darimu bukan umpatan begini. nggak tahu kamu apa jika temanmu ini sedang berada dalam gudang penyesalan."
"Bodo amat. kalau udah menyesal baru kamu bagi dengan aku. tapi Waktu sedang enaknya telan sendiri eehh bagudung." jika sudah bertengkar mulut kami mulai membawakan bahasa daerah Sumut.
"Pokoknya aku tidak mau tahu. kamu harus membantuku untuk menemukan Lyra secepatnya!" aku seperti orang yang tidak mempunyai malu. aku meminta tolong tetapi sifatnya memerintah mungkin jiwa kepemimpinan ku ikut keluar saat genting begini.
"Baiklah tuan dokter yang terhormat. aku akan mencoba membantumu untuk menemukan Lyra secepatnya. tetapi jika itu tidak berhasil maka aku tidak peduli dengan perintah sok kepemimpinan mu itu." sungut Evan dan dia segera pergi meninggalkan aku.
Aku tersenyum getir. maafkan aku Van, aku tahu kamu sangat kecewa saat mendengar bahwa Lyra telah mengandung anakku. dan kini aku telah merasakan sedikit lega karena telah menceritakan masalahku Kepada sahabat terbaikku itu.
POV end
****
Kini aku telah berada di dalam jeruji besi berkat pertolongan polisi penyidik itu akhirnya aku bisa di pindahkan dari bilik umum itu. aku diberikan sebuah ruangan tersendiri karena aku sedang hamil maka aku dipisahkan dari tempat keramaian agar tidak terjadi hal buruk kepada kandungan ku. maklum saja penghuni tahanan itu semuanya adalah dari kalangan wanita kriminal. mereka sudah terbiasa melakukan tindak kejahatan.
Aku duduk beralaskan tikar kecil. ku tatap semua sudut ruangan itu. ku usap lembut perutku yang kini sudah mulai terasa padat.
"Maafkan ibu ya nak. kamu tidak perlu takut Ibu akan selalu menjaga mu. kita akan selalu bersama. kamu tahu? kamu adalah alasan ibu masih tetap hidup sampai saat ini. kamu adalah nafas ibu dan juga jantung ibu. kamu harus kuat ya! kita sama-sama berjuang menjalani hidup yang kejam ini.
Kini cairan bening itu sudah mulai jatuh. aku segera menghapusnya. mulai saat ini aku harus kuat demi buah hatiku.
Saat aku masih larut dalam lamunan. kudengar pintu jeruji terbuka dan kulihat ada bayangan di hadapanku. perlahan ku angkat wajahku dengan sedikit keberanian kulihat siapa orang yang telah berdiri dihadapan ku saat ini. apakah dia penjaga lapas?
"Apakah kamu sudah makan malam ini?" aku terkejut saat mendengar suara bariton itu. dan ternyata dia adalah polisi yang siang tadi telah mengintrogasiku. aku masih terpaku dengan segala keterkejutan ku. kenapa dia bisa masuk kesini apakah pihak lapas mengizinkan nya?
"Ayo duduklah kembali! aku membawakanmu makan malam. dan ini ada selimut untuk kamu agar kamu tidak kedinginan. dia menyerahkan tempat bekal yang telah terisi dan juga sebuah kain tebal untuk selimut ku.
"Te-terimakasih banyak pak." aku tidak tahu harus bicara apa karena air mataku terlebih dahulu menggambarkan isi hatiku. aku tidak menyangka dia adalah lawan berdebat ku di meja panas waktu siang tadi. kini telah menjadi teman yang sangat peduli terhadap ku.
"Ayo makanlah. kamu pasti lapar kan? Karena disini hanya dapat dua kali jatah makan dalam satu hari. sementara kamu harus banyak makan makanan yang sehat dan juga buah2an agar bayi kamu tumbuh sehat."
Aku hanya mengangguk dan tersenyum simpul. "sekali lagi terimakasih pak. aku masih tidak percaya jika polisi ini begitu baik kepadaku.
"Ya. kalau begitu aku pergi dulu. kamu tidak perlu takut disini kamu aman. dan besok ada kuasa hukum dariku yang akan datang menemui mu dan kamu harus menceritakan semuanya tentang hal kebenarannya.
Bersambung...
Jangan lupa untuk dukungannya agar author semangat up. terimakasih 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
adning iza
nah nah nahhh yandra siap² lo saingany ngga kaleng² tuh
2023-09-23
1
Nuryanti Desi NåtàLìä NÄìbàhö
sekali liat, jatuh cinta lalu menyerahkan diri😂😂
2022-08-20
3
Muliana Ana
nyeseeek😭😭😭😭💔
2022-08-06
1