Setelah merasa cukup tenang aku segera bersiap untuk berangkat ke RS, sebenarnya pagi ini tubuhku merasa kurang nyaman tetapi aku harus tetap bekerja, aku harus bekerja dengan giat lagi agar bisa menabung untuk biaya persalinanku dan kebutuhan bayiku nanti.
Setelah sampai di RS aku segera melakukan aktivitasku seperti biasanya yaitu membersihkan seluruh ruangan. setelah selesai aku segera keluar dari ruangan Dr Evan karena ruangan itu paling terakhir aku bersihkan.
Brukk...
Tiba-tiba aku menabrak seseorang, dan orang itu adalah wanita cantik dan modis. aku segera meminta maaf
"Ah maaf mbak, saya benar-benar tidak sengaja."
"Aduuh... kamu itu punya mata nggak sih? Main tabrak aja, lihat nih baju aku jadi kena kain pel kotor mu itu! kerja itu yang benar dong! dasar cs nggak punya mata!"
Wanita itu masih tidak terima dia masih kesal karena kain pel basah yang aku bawa mengenai gaun yang ia kenakan.
"Ada apa sayang? kenapa kamu marah2 begitu?"
Tiba-tiba terdengar suara lelaki yang rasanya sangat familiar di telingaku, dia mendekati wanita itu, kini terdengar suara itu di belakangku.
"Ini sayang, perempuan ini kerjanya nggak becus lihat nih baju aku jadi kotor begini!" rengek wanita itu kepada lelaki yang sedang berada di belakangku.
"Udah-udah nanti kamu ganti saja baju kamu yang kotor itu." lelaki itu berusaha membujuk wanita itu yang mungkin istrinya atau pacarnya, sementara aku sudah sangat mengenali suara lelaki yang kini masih berada di belakangku.
Sekali lagi aku ucapkan permintaan maaf kepada wanita itu, dan segera aku pergi dari hadapan mereka. saat aku melewati lelaki itu tanpa sengaja netraku bertemu dengan bola mata hitam kecoklatan itu, dia menatapku dengan raut wajah yang sulit ku artikan.
Kini aku sudah tiba di ruang tempat penyimpanan alat pembersih ruangan di RS itu, segera ku letakkan semua alat2 yang tadi aku gunakan, dan aku segera masuk ke dalam toilet.
Setibanya didalam toilet, kembali aku tumpahkan air mataku yang sedari tadi aku tahan saat bertemu dengannya. aku tidak tahu ntah sampai kapan aku harus seperti ini, aku ingin melupakan dia tapi kenapa aku tidak bisa? aku benci dengan situasi seperti ini.
"Hati, aku mohon mengertilah dengan keadaanku saat ini, kuatlah demi bayiku jangan melow begini, aku lelah aku sangat lelah! aku bergumam kecil sambil menutup mulutku.
***
Setelah puas menumpahkan segala tangisanku aku segera keluar dari toilet dan menuju balkon RS tempat biasa aku menyendiri sambil menunggu jam istirahat usai. aku duduk sambil menatap kebawah dari lantai 3, aku kembali memikirkan nasib bayiku, bagaimana nanti jika orang2 tahu bahwa aku hamil di luar nikah? dan bagaimana jika paman tahu tentang keadaanku saat ini?
Aku berfikir lebih baik berhenti bekerja di RS ini, mungkin itu akan lebih baik agar aku bisa melupakan Dr dingin itu, tapi aku harus pergi kemana? aku harus mencari pekerjaan dimana lagi karena dikota ini aku tidak mempunyai siapa2.
Lama aku duduk sambil memikirkan langkah apa yang harus aku ambil, banyak andai dan kemungkinan terlintas dalam benakku, bahkan fikiran pendek ku datang ingin rasanya aku mengakhiri hidupku karena aku tidak sanggup menahan beban yang sedang aku tanggung sendiri.
"Hai.. cantik, kamu disini."
"Eh Dr Evan! iya Dok lagi istirahat sebentar. kok Dokter masih disini?"
Aku heran tidak biasanya jam segini Dr Evan masih berada di RS ini karena jam prakteknya selesai sampai jam 11 siang, mungkin saja ada urusannya yang belum selesai, itu pikiranku.
"Ya saya sengaja menunggu kamu."
Aku mengerutkan keningku karena kata2 Dr Evan membuat aku belum mengerti maksudnya apa.
"Udah nggak usah berpikir keras begitu. saya memang sengaja menunggu jam istirahat kamu tiba karena saya mau ajak kamu untuk makan siang." Dr Evan menjelaskan lebih jelas lagi maksud dan tujuannya sehingga aku tidak percaya dan untuk apa dia mengajakku makan siang?
"Ta-tapi Dok, saya sedang tidak selera makan." aku menjawab dengan sebenarnya apa yang sedang aku rasakan saat ini. karena aku memang sangat tidak selera makan bahkan membayangkan makanan saja rasanya aku mual.
"Loh kenapa Lyr? apakah kamu sedang sakit karena aku lihat kamu sangat pucat sekali?"
"Ah tidak, saya tidak sakit apa2 dok,saya baik2 saja." aku berusaha menyembunyikan rasa takutku dari hadapan Dr Evan agar dia tidak mengetahui yang sebenarnya.
"Baiklah kalau begitu, jika kamu tidak mau makan nanti kamu bisa minum jus atau yang lainnya, yang penting kamu temani aku makan ya?"
Aku masih tidak percaya permintaan Dr Evan untuk menemaninya makan siang, apakah dia tidak malu berjalan denganku hanya seorang pekerja cleaning servis biasa.
"Tapi Dok? apakah Dokter tidak malu makan bersama saya?"
"Kamu bicara apa sih Lyra? ngapain aku malu berjalan denganmu bahkan aku bangga bisa makan dengan wanita cantik seperti kamu." dia bicara sambil mengedipkan matanya padaku sehingga aku tidak tahu harus bicara apa melihat tingkah konyol Dr Evan yang biasanya sangat serius saat menangani para pasiennya.
Andai saja Dr dingin itu yang mengajakku makan saat ini, mungkin saja aku sangat bahagia dan akan aku katakan jika saat ini aku sedang tidak selera makan karena bawaan bayi dia yang ada dirahimku ini. aah kembali lagi otakku ini tidak berpungsi dengan normal.
"Heeii... kok bengong? Gimana kamu mau kan? mau ya yaa?" dia masih berusaha membujuku, dan aku sangat tidak enak untuk menolak ajakan Dr Evan yang selama beberapa bulan ini sangat begitu baik denganku.
"Hmm.. baiklah kalau begitu." aku menerima ajakan Dr Evan untuk makan siang dengannya
Saat aku berdiri aku merasa kepalaku begitu sangat pusing dan lantai yang aku pijak Terasa berputar dan tiba2 pemandanganku gelap.
***
Perlahan kucoba membuka mataku dan saat mataku telah terbuka sempurna,aku melihat ruangan di sekelilingku sepertinya aku sedang berada di kamar rawat inap,dan aku merasa tanganku susah untuk bergerak ternyata ada jarum infus terpasang disana.
"Kamu sudah sadar? apakah ada yang sakit kamu rasakan?" terdengar suara Dr Evan yang masih berdiri di sampingku.
Ya Allah, apakah Dr Evan sudah mengetahui semuanya? kenapa aku bisa pingsan segala sih. aku hanya menatap Dr Evan sebentar segera ku palingkan wajahku, aku tidak berani menatapnya lebih lama.
"Lyra, kamu dengar aku kan?" kembali suara Dr Evan bertanya kepadaku.
"I-iya Dok, terimakasih dokter sudah bantu saya,dan sekarang saya merasa sudah baikan saya ingin pulang saja." aku bicara tanpa berani menatap lelaki tampan yang sudah begitu baik denganku.
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan jejak ya raederku tercinta,agar Author semangat up, Terimakasih 🙏🙏😊😊😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Eka
lyra udah kamu hsrus semangat lupakan dokter dingin yg berat itu semangat
2023-09-13
1
Nurmila Karyadi
titel jabatan tak menjamin akhlak seseorg.
2022-07-21
3
herdaize
Abaikan dokter Yandra,nanti dia sendiri yang akan ngejar kamu lyra karena kepikiran anaknya
2022-06-09
0