"Jika telingamu sakit mendengar ocehan ku kenapa kamu tidak menurunkan aku disini?" aku juga tidak kalah kesal mendengar kata-katanya. bukankah dia yang membawa aku untuk ikut dengannya? dasar dokter dingin. apakah dia tidak bisa bersikap manis sedikit saja denganku?
"Baiklah. sekarang mengocehlah sesuka hatimu katakan semuanya dan keluarkan semuanya yang selama ini kamu pendam bahkan jika perlu kamu bisa memukul aku saat ini juga Dan balaskan semua penderitaanmu selama ini sampai hatimu puas!"
Aku terperanjat mendengar jawaban darinya. apa maksud dari kata-kata itu? apakah dia sudah menyadari semua kesalahannya selama ini? apakah dia sudah bisa menerima aku dan calon bayiku? ah beribu pertanyaan berkecamuk dalam hatiku. tetapi aku tak mampu untuk menghubungkan langsung pertanyaanku dengan yang punya badan.
Aku hanya bisa diam sambil sesekali melirik dirinya kesamping. kurasakan sikap dingin itu. dia menatapku dengan tatapan yang sulit untuk aku pahami.
Kini mobil itu sudah berhenti di sebuah cafe mewah yang ada di kota ini. aku baru kali ini datang ke tempat makan mewah seperti ini maklum saja gajiku yang tidak seberapa tidak akan mampu untuk membayar menu yang ada di cafe ini.
"Ayo turunlah!" perintah Dokter dingin itu. aku masih duduk di mobil tidak mengindahkan perintahnya. aku tidak peduli siapa dia walaupun aku tahu bahwa dia adalah Big Boss di RS aku bekerja itu. karena ini bukan masalah pekerjaan yang harus aku patuhi perintahnya. tetapi ini masalah pribadi dan soal itu aku sudah kecewa dengan sikapnya selama ini.walaupun aku tidak bisa pungkiri bahwa rasa cintaku padanya tak pernah berkurang tetapi aku tidak ingin menggantungkan perasaanku kepadanya.
"Apakah sekarang telingamu yang bermasalah? sekarang ayo turunlah kita akan bicara di dalam!"
"Jika aku tidak mau apakah dokter masih ingin memaksaku?"
"Ya. aku akan tetap memaksamu." kembali kata2 akan paksaan itu keluar dari bibirnya. rasanya aku ingin sekali pergi dari hadapannya tetapi aku tidak mau membuat semua orang yang ada disini memperhatikan aku dan dia kembali.
Akhirnya aku mengikuti langkahnya untuk masuk ke dalam Cafe itu, dan sepertinya dia telah memesan sebuah ruangan VVIP.
Kini aku dan dia sudah duduk di dalam ruangan yang sangat mewah itu. aku masih bingung melihat dokter dingin itu, kenapa dia membawaku bicara disini bukankah tadi aku dengar jika dia sudah ada janji dengan seseorang? ah dasar dokter membingungkan
Ruangan mewah itu kini terasa sepi karena aku dan dia sama2 diam tanpa ada yang mengeluarkan suara. kami larut dalam fikiran masing-masing.
"Lyra, aku akan menikahimu." Dr dingin itu mengeluarkan suaranya dan rasanya jantungku saat itu ingin lompat mendengar ucapannya. apakah aku saat ini sedang bermimpi? apakah dia serius dengan ucapannya? tapi bagaimana dengan tunangannya? Ah kembali tanda tanya bermunculan dalam benakku.
"Apa yang Dokter katakan? bukankah dokter sebentar lagi akan menikah?" aku memberanikan diri untuk menanyakan maksud Dr dingin itu, aku tidak mau untuk di jadikan bahan mainan oleh Dr Dingin itu. aku juga tidak ingin menaruh harapan padanya karena aku tahu bahwa dia akan menikah dengan tunangannya tetapi kenapa saat ini dia mengatakan akan menikahi aku.
"Aku akan menikahimu Secara siri."
"Tidak. aku tidak mau dinikahi secara siri. lebih baik aku tidak menikah."
"Kenapa kamu tidak mau? bukankah kamu menginginkan tanggung jawab dariku untuk anak yang ada di kandunganmu itu. aku akan membiayai semua kebutuhan kamu dan anak itu. dan kamu tidak perlu lagi bekerja di RS."
Seketika itu juga hatiku hancur, baru saja aku menghayalkan kebahagiaan bisa hidup bersamanya dan di cintai olehnya. tapi kini apa? dia mengatakan itu tanpa memikirkan perasaanku.
"Maaf Dokter aku tidak bisa. terimakasih atas niat baik Dr untuk anakku." aku segera bangkit dari tempat dudukku dan melangkah untuk keluar dari ruangan itu.
"Tunggu Lyra! aku belum selesai bicara. kenapa kamu tidak bisa dan apa alasannya?" aku membalikkan tubuhku karena tanganku di raih olehnya. "aku tidak perlu menjelaskan alasannya kurasa dokter sudah tahu."
"Apa susahnya kamu menerima tawaranku untuk menikahimu Secara siri, bukankah ini kita lakukan untuk bayi itu." dia bicara sambil menunjuk perutku seakan aku harus menyadari bahwa aku harus mengalah demi bayiku.
"Tidak. terimakasih! aku masih bisa membiayai anakku sendiri walaupun tanpa Dokter."
"Benarkah? apakah kamu sudah melupakan kata-katamu waktu itu. kamu bilang kamu ingin identitas yang lengkap dari kedua orangtuanya."
"Ya aku memang menginginkan itu, tetapi apakah Dokter tidak memikirkan jika kita menikah secara siri apakah anakku akan mendapatkan catatan sipil yang asli. karena kita menikah secara siri bagaimana bisa Dokter akan memberikan identitas sebagai ayah kandungnya?"
Lama dia terdiam memikirkan semua kata-kataku. "Aku akan memberikan dia identitas sebagai ayah kandungnya.kamu tidak perlu khawatir semua bisa aku lakukan." seakan dia membanggakan dirinya dengan materi yang dia punya maka apapun masalah akan terselesaikan.
"Benarkah? jika dokter bisa melakukan semuanya karena uang. maka aku rasa kita tidak perlu repot-repot menikah secara siri karena dokter bisa memberikan anakku nanti identitas dokter sebagai ayah kandungnya. karena bagiku itu tidak penting hanya akan membuang waktu dokter saja.dan aku tidak ingin mencari masalah dengan keluarga dokter."
"Sekali lagi terimakasih atas niat baik menurut dokter untukku. tetapi aku tidak bisa. mulai saat ini anggaplah jika kita tak pernah saling kenal. aku berjanji tidak akan pernah merepotkan Dokter lagi." aku segera keluar dari ruangan itu. dan meninggalkan dia sendiri yang masih terpaku saat mendengarkan kata-kataku.
***
Kini malam telah menjelang aku duduk sendiri sambil mengoleskan minyak angin di keningku. aku kembali mengingat semua kata-kata Dr dingin itu. nafasku Terasa sesak.ya Allah, beginikah takdir hidupku? sampai kapan aku akan menanggung penderitaan ini. kenapa engkau belum mengizinkan aku untuk bahagia. kuatkan aku ya Rabb kuatkanlah hati dan fisikku agar aku mampu menjalani takdir hidupku. aku tahu engkau tak akan memberiku ujian di luar kemampuanku.
Kuhapus air mataku yang sedari tadi tak berhenti menetes. rasanya dadaku sudah sesak menahan semua yang aku rasakan. kemanakah aku akan membagi penderitaanku ini. saat-saat seperti ini aku sangat merindukan kedua orangtuaku. andai saja ayah dan ibu masih ada aku yakin aku tidak akan seperti ini.
Setelah puas menangis. kubaringkan tubuhku dengan genangan air mata kupejamkan mata ini. aku berharap bisa menata perasaanku yang saat ini berantakan. ku taruh harapan kepada Rabbku dan aku yakin suatu saat aku akan merasakan kebahagiaan yang hakiki.
Bersambung...
Maaf untuk raederku yang tercinta karena author slow update, karena masih sibuk dalam pengobatan sikecil. mohon Do'a dan dukungannya ya. terimakasih kakak2 reader yang cantik 🙏🙏🙏🥰😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
FUZEIN
Jangan kuat menghayal...berangan...🙄🙄
2022-12-05
0
antha mom
takdir hidup mu yg rumit kamu sendiri yg menciptakan nya lyra jd jngn pernah mengeluh dan menyesali nya.
2022-10-26
2
TongTji Tea
wanita macam apa ya lyra inii..masi mikir akutu..
naif,super halu,ragil alias rada gila?
atau polos tapi bodoh?
kalo wanita baik2 g mungkin dia serahkan bulat2 badannya .Lalu berharap yg lebih dari hubungan 1 malam dia.
di nikah siri pun harusnya dia bersyukur ..dalam pemikiranku sih.
Justru karena tindakan dia yg tdk bertanggung jawab ,orang lain kena getah nya
2022-08-12
3