Segera ku selesaikan makan siangku, dan setelah itu aku pamit kepada Nadia untuk ke toilet.
Setelah sampai di toilet aku masuk dan ku kunci pintu toilet itu, segera ku tumpahkan air mata yang sedari tadi aku tahan, aku menangis sampai sesugukan! rasa tak puas menahan tangis,maka kubekap mulutku dengan sebelah tanganku,agar tak ada yang mendengar dari luar.
Hatiku benar2 hancur, pikiranku kacau, dan duniaku sedang tidak baik2 saja, meskipun begitu dunia akan tetap berjalan dengan semestinya, apakah aku akan berlarut dengan rasa sakit dihatiku ini, sedangkan dia tidak pernah tahu atau merasakan apa yang sedang aku alami saat ini! aku harus tetap menjalani takdir hidupku yang telah aku rusak sendiri.
Aku masih tidak percaya! ternyata dia lelaki yang telah mempunyai tunangan dan bahkan sebentar lagi dia akan menikah!
Bagaimana lyra? apakah kamu senang sekarang telah membuat masa depanmu hancur? dasar wanita bod*h! sekarang nikmatilah kesedihanmu untuk selamanya! kembali umpatan dan sesalan datang dihatiku.
"Lira apakah kamu didalam?" terdengar suara Nadia memanggilku, dan segera ku hapus air mata yang masih membanjiri pipiku, kubasuh wajahku yang nampak begitu kusut,dan segera aku keringkan dengan sapu tangan kecil yang ada di dalam tas selempangku.
"Lyra,kamu kenapa didalam kok lama banget? tapi tunggu dulu! kok mata kamu sembab apakah kamu menangis?"
"Ah tidak, aku tidak menangis! tadi saat aku ke toilet mataku kena debu saat aku melihat ke atas."
"Makanya Lyr, kalau jalan lihatnya ke bawah jangan ke atas!" ah syukurlah untung saja Nadia tidak mencurigai aku lebih dalam lagi, aku sebenarnya tidak sanggup menyimpan segala beban perasaanku sendiri,ingin rasanya aku bercerita tetapi aku masih belum siap.
"Hehe.. iya aku tahu! yaudah kita ke atas lagi yuk?" kupaksa tersenyum dan segera kubawa Nadia kembali ke lantai 2 tempat aku akan memulai kembali pekerjaanku.
***
Kini sudah satu bulan lamanya setelah kejadian cinta satu malam itu, dan selama itu pula aku masih larut dalam bayang2 Dokter itu, tetapi aku selalu menyemangati hatiku sendiri agar tak terlalu dalam memikirkan dia.
Sore ini aku pulang lebih awal karena aku merasa tubuhku sangat lelah,dan aku merasakan akhir2 ini sering pusing, dan selera makan ku juga menurun, maka aku meminta izin pulang lebih awal kepada kepala CS di RS itu.
Kini aku telah berada di dalam lift, namun saat aku ingin menekan tombol 1, tiba2 pintu lift itu kembali terbuka menandakan ada orang yang ingin masuk kembali, tetapi aku sangat terkejut melihat siapa orang yang masuk ke dalam lift itu, rasanya saat itu juga jantungku ingin lompat, dan seluruh tubuhku terasa begitu kaku.
Aku berusaha untuk tetap tenang, jika aku di izinkan saat itu juga aku akan memeluk tubuh tinggi dan kekar itu, aku benar-benar sangat merindukan dia.
"Hai, apa kabar?" dia menatapku dengan tatapan yang biasa saja, ingin rasanya aku memukul dan masuk kedalam pelukannya dan menceritakan semua yang aku rasakan,apakah dia tidak tahu? bagaimana penderitaan aku selama ini setelah terjadinya malam itu, duniaku tidak berjalan seperti dulu lagi, dan kini dia hanya menayangkan itu! aku benar-benar benci dengan pertanyaannya.
"A, aku baik."
Hanya itu jawaban yang mampu aku katakan, karena aku melihat tidak ada rindu sedikit pun dari tatapan matanya, tentu saja dia tidak merindukan aku karena dia sudah memiliki calon istri, ahh... lyra ayo tenanglah! jangan perlihatkan penderitaanmu kepadanya itu hanya akan mempermalukan dirimu sendiri.
Dia masih menatapku dengan wajah datar, aku berusaha tetap tenang diposisi ku, tak ada kata atau pertanyaan yang aku dengar kembali darinya, sehingga pintu lift itu terbuka,dan dia pergi begitu saja tanpa ada kata pamit sedikitpun.
Aku berhenti sesaat untuk menatap kepergiannya hingga tubuh tinggi itu hilang di balik salah satu ruangan yang ada di RS itu.
Disepanjang perjalanan pulang ke rumah kontrakanku, aku kembali menangis sesekali aku menghapus air mata di pipiku, Tuhan,kenapa takdir hidupku begini? kenapa ini rasanya begitu sakit, beginikah rasanya cinta yang tak terbalas? jika memang aku tak bisa memiliki dia maka aku mohon jangan pertemukan aku dengannya lagi!.
***
Setelah sampai di kontrakan,aku segera mandi untuk menyegarkan pikiranku yang terasa sangat kacau hari ini setelah bertemu dengannya.
Setelah mandi kini pikiranku sudah sedikit lebih tenang, aku segera berbaring dan memainkan ponselku, dan tiba2 saja aku teringat sesuatu saat aku tak sengaja melihat tanggal di layar ponselku, jantungku kembali berdetak tidak tenang, karena sudah satu Minggu aku telat belum haid.
Aku segera duduk dan kembali memikirkan tentang tanggal haid ku, pikiranku benar benar tidak tenang, tanpa banyak pikir lagi segera aku mengambil uang dan keluar untuk membeli tespek di apotik terdekat.
Kini aku sudah berada di dalam kamar mandi, aku ingin segera memastikan segala kecemasan dalam hatiku,aku berharap semoga saja hasilnya negatif.
Setelah aku celupkan benda pipih itu kedalam urine yang aku tampung dan ku angkat dengan pelan2 dan selama itu jantungku memacu dengan cepat, dan aku amati perlahan warna garis itu, aku selalu berharap hanya satu garis saja yang keluar.
Tetapi ternyata harapku pupus saat aku melihat jelas garis dua di benda pipih itu, seketika itu juga aku luruh dilantai kamar mandi, aku menangis sejadi-jadinya, tanpa lagi aku pikirkan orang akan mendengar tangisanku.
"Tidak, ini tidak mungkin! apa yang harus aku lakukan sekarang? kenapa engkau kembali menghukum aku Ya Rabb? aku tahu dosaku begitu besar tapi jangan hukum aku seperti ini...! hiks hiks.."
Ntah berapa lama aku menangis dikamar ini, hidupku saat ini benar-benar tidak berarti, cahaya lampu yang menerangi kamarku kini terasa gelap, dunia ku runtuh seketika.
***
Kini pagi telah menjelang, aku berusaha membuka mataku, perlahan ingatanku kembali kepada janin yang kini ada dirahimku,aku memikirkan langkah apa yang harus aku ambil, sehingga aku terpikir untuk menemui dokter itu untuk meminta agar dia bertanggung jawab atas anakku.
Aku segera bangkit dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dan setelah itu aku segera me nelpon Nadia untuk meminta izinkan aku untuk tidak masuk hari ini, karena aku beralasan aku kurang enak badan.
Setelah mengakhiri telpon dari Nadia,aku segera bersiap untuk ke RS sakit, tetapi tujuanku bukan untuk bekerja melainkan untuk menemui dokter itu,
Kini aku telah duduk di barisan para ibu-ibu hamil yang sedang antri menunggu panggilan namanya untuk di periksa, aku sengaja menunggu disini, karena itu cara satu2nya aku bisa menemui dirinya, walaupun tidak ada file aku didalam, karena aku memang tidak mendaftar untuk diperiksa.
Bersambung...
Jangan lupa dukungannya ya sahabat readerku tercinta, biar author semangat untuk update kembali, Terimakasih 🙏🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
antha mom
penyesalan datangnya belakangan lyra,kalau datangnya awal namanya pendaftaran lyraaaa
2022-10-26
1
Nci
Lah harusnya kamu mendaftar jadi pasiennya, tanpa harus bicara kamu tunjukkan itu test pack nya.. Inget kamu yg minta digauli kan?
2022-07-26
2
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
dan tekdunglah tanpa Suami
2022-07-25
0