Kini sudah satu bulan aku bekerja di warung Bu Ratna. aku sangat bersyukur karena Bu Ratna telah memberiku pekerjaan dan tempat tinggal di rumahnya. aku juga telah menceritakan tentang kehamilanku. bersyukurnya Bu Ratna masih mau menerima diriku. mungkin karena dia tidak mempunyai anak perempuan Bu Ratna mempunyai tiga orang putra. maka dia begitu baik denganku dan telah menganggapku sebagai anaknya sendiri.
malam ini kami telat menutup warung makan dari yang biasanya karena penjualan hari ini memang agak sepi maka Bu Ratna memutuskan untuk tetap buka karena itu sudah biasa beliau lakukan jika jualan kami masih tersisa banyak maka Bu Ratna akan meneruskan jualannya tengah malam karena warung makan Bu Ratna memang di pinggir jalan raya maka yang kami harapkan adalah pembeli dari supir bus yang akan membawa penumpangnya untuk makan maupun travel.
Kini waktu telah menunjukkan pukul satu malam maka Bu Ratna meminta anak laki-lakinya yang no dua untuk mengantarku pulang. sebenarnya aku tidak enak untuk pulang terlebih dahulu tetapi Bu Ratna memaksaku karena dia takut aku kelelahan akan berdampak buruk pada janinku.
"Rian kamu antar Lyra pulang sekarang ya." Bu Ratna memerintah putra keduanya yang bernama Rian. Rian lebih tua dariku 3 tahun maka aku memanggilnya Abang.
***
Kini aku telah sampai di rumah. dan aku segera masuk ke kamarku. namun saat aku ingin menutup pintu kamar ada sebuah tangan kekar telah menahan pintu kamar itu sehingga sontak membuat aku terkejut saat mengetahui siapa pemilik tangan itu.
"Astaghfirullah bang Rian. kaget aku bang. apakah Abang butuh sesuatu?" aku mencoba untuk bersikap tenang dan biasa saja walaupun di hatiku merasakan begitu takut karena baru kali ini aku melihat Rian menatapku dengan tatapan yang berbeda dari yang biasanya.
"Ya aku butuh sesuatu. apakah aku boleh masuk?" tanyanya kepadaku membuat aku semakin takut.
"Ta-tapi bang. ini sudah malam dan ibu tidak ada dirumah jika Abang mau bicara hal yang penting kita bicara di ruang tamu saja." pinta ku kepada Rian. aku benar-benar merasa takut dirumah ini hanya ada aku dan dia. karena anak Bu Ratna yang paling besar sudah menikah dan tinggal di luar kota.dan yang paling kecil masih kuliah dan malam ini dia tidur di rumah temannya. sementara suaminya sudah lama meninggal.
Rian tak menghiraukan permintaanku untuk bicara diluar kamar saja. tetapi dia seperti orang yang sedang mabuk matanya yang memerah membuat aku semakin takut.
Rian menarikku untuk masuk kamar. "Bang Rian, apa yang Abang lakukan bang? jangan macam2 bang! aku akan berteriak agar semua orang tahu!" ancamku kepadanya tetapi dia tidak menghiraukan ancaman ku.dia masih memaksaku untuk menjatuhkan tubuhku di ranjang yang ada di kamar itu.
"Silahkan saja kamu berteriak walaupun orang-orang datang mereka tidak akan percaya dengan kata-kata dari wanita murahan sepertimu." aku terkejut mendengar perkataan Rian. "Apa maksud Abang? aku bukan wanita murahan bang. jadi aku mohon tolong lepaskan aku!" dengan derai air mata aku memohon belas kasihannya tetapi dia telah terbakar oleh hasratnya. sehingga masih berusaha untuk meniduri aku.
"Jika kamu bukan wanita murahan mana mungkin kamu Hamil di luar nikah. sudahlah sekarang ayo kita nikmati saja malam ini karena aku tahu kamu juga menginginkannya." dia menatapku dengan penuh gairah.
Batinku begitu sakit saat mendengarkan kata-kata Rian. ingin rasanya aku menampar mulutnya tetapi apalah dayaku karena aku seorang wanita. sekuat apapun tenagaku tidak akan bisa mengalahkan tenaga seorang pria.
Dia kembali memaksaku untuk melampiaskan nafsunya. aku masih berusaha untuk memberontak. otakku berpikir keras bagaimana caranya agar aku bisa lepas dari cengkeraman lelaki tak bermoral ini. aku benar-benar takut jika bayi dalam kandunganku kenapa-kenapa.
"Baiklah. aku akan melayanimu. tetapi aku ingin ke kamar mandi terlebih dahulu. karena aku tidak nyaman dengan tubuhku karena seharian ini aku belum mandi.jadi tolong biarkan aku untuk mandi agar kita melakukannya dengan nyaman." aku berusaha untuk meyakinkan dia agar dia percaya dengan semua kata2ku.
"Apakah kamu ingin mengelabui aku? aku tahu kamu ingin kabur dariku kan?" dia menatapku dengan curiga.
"Aku tidak akan kabur darimu. kamu bisa menungguku di depan kamar mandi." kembali aku meyakinkan dia agar dia percaya.
"Oke aku akan menunggumu di depan pintu kamar mandi." saat mendengar dia menyetujui permintaanku maka aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. aku segera keluar untuk menuju kamar mandi karena letak kamar mandi dirumah itu ada diluar kamar.
Kini aku sudah berada di dalam kamar mandi. aku bingung apa yang harus aku lakukan namun tak sengaja aku melihat ada botol cairan pembersih kloset. tanpa pikir panjang aku mengambil botol cairan pembersih itu dan aku lihat cairan itu masih ada setengah botol lagi. aku tidak punya pilihan lain karena apapun yang terjadi aku akan tetap melindungi keselamatan nyawa bayiku yang ada dalam kandunganku
"Lyra ayo cepatlah!" terdengar suara Rian memanggilku sepertinya nafsunya sudah tidak bisa ia kendalikan lagi. aku segera membuka tutup botol pembersih itu. dan aku sembunyikan botol itu di belakangku dan dengan tangan bergetar perlahan kubuka pintu kamar mandi. ku keluarkan setengah tubuhku dari balik pintu kamar mandi itu.
"Ayo cepatlah aku sudah tidak tahan lagi." Rian menarik tanganku dan aku masih berusaha untuk menahannya. "Lyra ayo cepatlah! kamu jangan pernah memainkan aku ya!" aku masih berusaha untuk melepaskan tanganku dari cengkeramannya. tetapi tenaganya sangat kuat sehingga aku keluar dari kamar mandi itu dengan tarikannya.dan segera ku semprotkan cairan itu di wajahnya..
"Agh.. panas!! shiitt.. kurang ajar kamu wanita sialan!" umpatnya kepadaku dan aku segera lari dari hadapannya tetapi dalam keadaan mata tertutup dengan sigap dia menarik tanganku kembali.
"Mau kemana kamu wanita murahan?" dia mencengkeram kuat tanganku sehingga aku kesulitan untuk lari darinya. tetapi aku tetap berusaha untuk bisa melindungi bayi dalam kandunganku. dan aku segera menggigit tangannya sehingga dia kembali meringis kesakitan dan melepaskan tanganku.
"Awh.. dasar wanita ****** apa yang kau lakukan kepadaku? lihat saja aku akan melaporkanmu ke kantor polisi."
"Aku tidak peduli dengan semua ancaman mu. kau memang pantas untuk mendapatkan ini." aku segera keluar dari rumah itu namun nasib sial masih berpihak kepadaku. saat aku ingin keluar aku berpapasan dengan Bu Ratna di depan pintu.
"Lyra, mau kemana kamu malam-malam begini? terus kenapa kamu terburu-buru begitu?"
"Awh.. tolong! tolong!
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Bu Ratna tetapi Rian telah menjerit untuk meminta tolong sehingga mengalihkan perhatian Bu Ratna dan dia segera berlari untuk melihat kejadian apa yang telah terjadi di dalam rumahnya.
Bersambung...
Mohon dukungannya ya sahabat Readers agar Author semangat Update. terimakasih 🙏🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
To fa
yang ya mas arman
2022-07-02
2
Senajudifa
kasian amat lyra
2022-06-20
1
Pengantin baru
Semoga nasip baik berpihak kepadamu Lyra.
2022-06-17
2