"Tidak! aku tidak mau menggugurkan bayi ini!"
Dengan air mata yang masih bercucuran aku menolak keinginan dokter dingin itu untuk menggugurkan kandunganku, bagaimanapun sakit hati yang aku rasakan tetapi aku akan tetap mempertahankan malaikat kecil yang kini bersarang dalam rahimku, karena aku tidak mau menambah dosaku.
"Kalau begitu ambil cek ini senilai seratus juta dan pergilah dari kota ini karena aku rasa uang itu cukup untuk membiayai kehidupanmu dan bayi itu!"
Kembali kata2 itu membuat hatiku begitu sakit bahkan aku tidak bisa me umpamakan bagaimana rasa sakit yang kini aku rasakan, luka hatiku tidak tampak namun sakitnya begitu nyata.
Segera kuambil cek yang dia berikan itu dan kurobek sampai halus dan ku taburkan serpihan kertas itu.
"Dengar dokter! aku tidak butuh uangmu. aku hanya butuh tanggung jawab untuk Anakku, jika kamu tidak ingin bertanggung jawab tidak apa-apa! aku masih bisa merawat dan membesarkan anakku sendiri!!!"
Kembali kutumpahkan air mataku yang tadi sudah hampir kering kini jatuh dengan deras kembali.sebenarnya aku belum yakin untuk nasibku kedepannya bagaimana, tetapi aku tidak ingin terlihat lemah dan menjadi wanita pengharap pada materi, karena yang paling aku butuhkan adalah tanggung jawab agar anakku mempunyai identitas yang lengkap dari kedua orangtuanya.
Kulihat dia menatapku dengan tatapan marah, mungkin saja dia tidak suka melihat aku membincang kertas cek itu, atau dia memang sudah muak melihat wajahku!
Segera aku keluar dari mobil itu dan kubanting pintu mobilnya dengan keras sehingga mobil mewah itu bergoyang, aku tidak peduli lagi dengan semuanya, kini tubuhku begitu lemas kaki dan tanganku bergetar, rasanya duniaku berhenti berputar. ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku dan menangis dengan keras sampai batinku lega, tetapi aku kembali menyadari jika saat ini ada nyawa yang harus aku lindungi dan kujaga dengan baik.
Tanpa melihat lagi kebelakang aku segera berjalan untuk membawa luka hatiku, aku tidak tahu sampai kapan luka ini akan sembuh. aku percaya walaupun aku hidup sendiri di kota ini tapi Rabbku selalu ada bersamaku. aku selalu berdoa agar selalu dalam dekapannya, karena aku percaya tidak ada cinta yang tulus selain cinta Allah kepada hambanya.
***
Kini pagi telah menjelang aku bangkit dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi, aku segera membersihkan diri karena semalam aku tidak mandi, aku hanya menghabiskan waktuku untuk menangis sepuasnya, sehingga mataku susah untuk dibuka karena sudah sembab.
Setelah selesai mandi aku segera mengambil wudhu dan ku luruskan niat ku untuk meminta ampunan atas segala dosa yang telah aku lakukan.
Didalam sujud terakhirku aku memohon Do'a kepada Allah, agar menjaga aku dan bayi yang ada dalam rahimku. aku tahu tidak ada tempat mengadu selain kepada-NYA, aku serahkan dan aku ikhlaskan segalanya kepada Rabbku.
Setelah selesai sholat aku bersiap untuk berangkat kerja, aku tidak mau terlalu larut dengan masalahku yang terasa begitu berat, aku rasa ini sudah cukup untuk aku menangisi Dokter kejam dan dingin itu! ahh rasanya aku malas sekali mengingat dirinya yang tidak mempunyai perasaan itu, tetapi kembali lagi akal sehatku datang, aku menyadari ini semua bukanlah murni kesalahan dia, siapa yang harus aku salahkan? ya, tentu saja aku wanita bo**h yang buta karena cinta.
Saat aku ingin berangkat kerja, aku merasakan mual dan rasanya aku ingin muntah dan aku segera berlari masuk ke kamar mandi dan ku keluarkan semua sisa makanan yang ada dalam perutku.
Kini aku kembali duduk di kursi usang yang ada di ruang tamu, dan aku oleskan minyak angin di kening dan di leherku,dan kembali ku atur nafasku dengan perlahan, tak sengaja aku melihat ada alat stetoskop di bawah kursi sofa yang sudah tidak nyaman bila di duduki itu, segera kuraih alat kedokteran itu dan kembali ingatan malam itu datang di memori kepalaku.
Ya, itu adalah milik dokter dingin itu, mungkin dia tidak sadar jika alatnya itu jatuh saat kami sedang melakukan hubungan terlarang waktu malam itu.
Lama aku amati alat itu, ntah mengapa aku tidak bisa membenci lelaki yang telah membuat hidupku kini dalam masalah besar. tidak! aku tidak boleh menyimpan perasaan ini lagi untuknya. ingat lyra bagaimana dia mencapakkan dirimu, dia bukanlah lelaki yang baik untukmu. mulai sekarang buang semua kenangan tentang dia di otakmu itu, walaupun kenangan itu hanya sesaat, fokuslah sekarang dengan bayi yang ada dalam kandunganmu!
Segera aku bangkit dari tempat dudukku dan kuhapus air mata yang tadi luruh begitu saja saat aku mengingat dirinya.aku berjalan menuju lemari baju di kamarku dan aku simpan alat itu di dalam laci lemari itu,dan setelah itu aku segera pergi untuk bekerja.
***
Setelah tiba di RS, aku melakukan aktivitas seperti biasanya, aku mulai membersihkan setiap sudut ruangan hingga bersih,dan terakhir aku membersihkan ruangan dokter Evan.
"Selamat pagi adek cantik! kok wajahnya pagi ini terlihat pucat? apakah kamu sakit Lyr?"
Terdengar sapaan dan pertanyaan dari dokter Evan, sehingga aku gelagapan untuk menjawab pertanyaannya karena aku takut jika kehamilanku akan diketahui oleh Dr Evan, walaupun dia bukan Dr kandungan tetapi dia juga seorang dokter tentu saja dia dapat dengan mudah mengetahui ciri-ciri orang yang sedang hamil muda.
"Ah pagi Dokter, tidak! saya tidak sakit kok Dok." aku berusaha agar tetap tenang untuk menjawab pertanyaan Dr Evan, karena aku yakin akan banyak pertanyaan yang serupa akan aku jawab nanti dengan orang yang berbeda.
"Benarkah kamu tidak sakit? tapi kenapa wajah kamu begitu pucat sekali, ayolah Lyra jika kamu sakit Jangan dipaksakan lebih baik kamu istirahat saja dirumah."
"Tidak apa-apa Dok! saya benar baik2 saja, wajah saya pucat mungkin karena kurang minum vitamin saja."
"Baiklah kalau begitu nanti akan saya tuliskan resep vitamin untuk kamu ambil di apotik RS."
Aku hanya mengangguk saja, karena itu lebih baik daripada aku harus menolaknya bisa2 kecurigaan Dr Evan akan semakin besar.
***
Kini satu bulan telah berlalu dari kejadian dimana aku meminta pertanggungjawaban Dr dingin itu,
Pagi ini aku kembali dilanda pusing dan mual, mungkin itu yang dinamakan morning sickness. beginikah rasanya hamil tanpa suami? apakah aku bisa menjalaninya sendiri, kenapa ini terasa begitu berat? kembali air mataku jatuh, "tenanglah nak, kamu tidak perlu cemas ibu akan tetap kuat demi dirimu." dengan derai air mata ku usap lembut perutku yang masih rata, aku percaya bayiku pasti bisa mendengarkan kata2ku.
Aku tahu semakin hari akan aku jalani hari2 yang berat bagiku, maka ku teguhkan hatiku dari sekarang karena nanti aku pasti akan
melewatinya meskipun aku tidak tahu bagaimana ending dari kisah hidupku ini.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya readerku tercinta biar aku semangat up. terimakasih 🙏🙏🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Eka
lira sabar ya,thorrr bikin dikternya thor yg ngidam akut thorr, jangan lyra kasihan dua udah sangat menderita thorrr
2023-09-13
0
Ine Halinah
lyra lyra.... nasi sudah menjadi bubur terimalah konsekuensinya
2022-11-11
0
Mika-chan~
masalah dicari sendiri
2022-11-05
0