"Apakah kamu ingin makan sesuatu?" terdengar suara dingin itu kembali memberiku perhatian dan aku bingung harus bersikap seperti apa kepadanya.
"Tidak" aku hanya menjawab singkat dan ku alihkan pandanganku darinya, aku tak ingin lagi berharap banyak darinya ku anggap kebaikannya saat ini adalah sebagai sikap peduli antar sesama manusia saja.
Karena mendengar jawaban yang begitu singkat dariku. dia segera mendekat kepadaku dan kembali menatapku sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku.dan aku masih tetap tak mengalihkan pandanganku dari sudut ruangan itu, karena aku sudah tidak ingin lagi menatap mata hitam kecoklatan itu, aku takut perasaan cintaku kepadanya tak terkontrol olehku.
"Apakah kamu sudah baikan? apa kamu ingin pulang sekarang?" Dr dingin bertanya kembali. rasanya aku saat ini sedang di interogasi untuk mengharuskan menjawab semua pertanyaan Dr dingin ini.
"Aku sudah merasa lebih baik,.dan aku akan pulang sekarang, tolong buka jarum infus ini!" pinta ku. Dr dingin itu segera duduk di kursi samping tempat tidurku. dia menghela nafas berat lalu mengambil tanganku yang kini masih tertanam jarum infus.
Kurasakan kembali genggaman tangan itu yang beberapa bulan lalu pernah membelaiku.tak bisa ku pungkiri jantungku berdetak lebih kencang dan darahku kembali mengalir lebih deras. entahlah rasanya aku selalu mengingkari janjiku kepada diriku sendiri, beberapa menit aku memantapkan hati dan pikiranku untuk berhenti memikirkan Dr dingin ini tetapi saat kami skinship maka otak dan hatiku mulai kembali tidak sejalan.
Jika aku boleh protes Maka hatikulah yang terlebih dahulu kusalahkan karena dia mudah sekali luluh oleh pesona Dr dingin ini. ahh... hati aku benar-benar kesal kepadamu! kenapa kamu tidak bisa sedikit saja untuk move on dari Dr dingin ini?.
Ah, tidak-tidak.jika hatiku tidak bisa beranjak dari Dr dingin ini maka otakku masih ada untuk berpikir lebih sehat lagi. ingat Lyra! dia pernah menghargai dirimu dengan uang senilai seratus juta untuk memintamu pergi dari kehidupannya karena kata-kata itu duniamu runtuh seketika.
Kamu juga harus ingat bahwa dia sebentar lagi akan menikah, jadi mulai sekarang berhentilah untuk berharap kepadanya. ayo fokus dengan bayimu dan jangan berharap lagi atau kamu akan disebut sebagai pelakor oleh semua orang.
Lama aku berperang dengan hati dan pikiranku tanpa terasa jarum infus itu telah terlepas dari tanganku. "Ayo sekarang duduklah pelan-pelan." perintah Dr dingin.
Aku berusaha untuk duduk pelan-pelan tetapi rasa pusing masih ada sehingga mau tidak mau aku harus menerima bantuan darinya. dia merentangkan tangannya di belakangku untuk menopang tubuhku dan kembali aku rasakan hangatnya dekapan tubuh itu.
"Ya Allah, kenapa imanku begitu lemah jika berhadapan dengannya? aku mohon jangan hadapkan aku dengan hal-hal buruk yang pernah terjadi denganku saat bersamanya,dan aku mohon jika dia memang bukan jodohku maka hari ini adalah terakhir aku bertemu dengannya, dan untuk seterusnya jangan pernah pertemukan kami lagi.
Itulah do'aku hari ini kepada Rabbku. aku rasanya benar-benar telah putus asa untuk membujuk hatiku yang masih menyimpan sejuta cinta kepada pria dingin itu.
"Duduklah biarkan tubuhmu istirahat sejenak dalam posisi begini. dia bicara kepadaku sambil memperbaiki sandaranku.
***
Entah sudah berapa menit lamanya aku duduk dalam posisi kaki ku luruskan dan badan bersandar di kepala ranjang dengan topangan bantal dibelakang.
Kulihat dia masih setia menemani aku sambil memainkan ponselnya, sesekali matanya menatapku tetapi aku segera menghindar dari tatapan itu.
"Ya halo.nanti kira-kira satu jam lagi aku sampai disana." Dr kaku menghela nafas.dari raut wajahnya dia sedang tidak fokus bicara dengan si penelpon "Oke,aku minta maaf karena sudah telat." suaranya mulai melembut. mungkin saja dia sedang bicara dengan tunangannya.
Karena aku merasa sudah banyak memakai waktunya maka aku berusaha untuk terlihat semakin membaik dihadapannya agar dia segera pergi. kini ku usahakan untuk berdiri dan mengemasi barang-barangku yang ada di atas meja pasien itu.
"Ayo sekarang aku antar kamu pulang." aku sudah melangkah ke arah pintu namun langkahku terhenti saat mendengar kata-kata itu. aku berbalik. Dr dingin itu tengah memandangku dagu agak terangkat ke atas dan mata hitam kecoklatan itu tengah menelisik, dari tatapannya bisa kulihat jika dia ingin memberikan aku harapan palsu lagi dengan iming-iming perhatian yang rasanya sudah terlambat bagiku.
"Mengantarku pulang? apa maksud ucapan dokter? apakah Dokter belum puas rasanya untuk menyakiti perasaanku? Cukup Dokter! aku mohon jangan memberiku perhatian palsu lagi. aku tahu jika dokter tidak mencintai aku.tapi tolong mulai sekarang kita anggap semuanya tidak pernah terjadi apapun di antara kita. aku harap dokter tak memberiku perhatian dalam bentuk apapun."
Rasanya aku belum puas untuk menggempurnya dengan kata-kata karena aku rasa ini saatnya aku mengeluarkan unek-unekku selama ini.
"Apakah niat baikku untuk mengantarmu pulang adalah salah?"
Aku terperangah menatap Dr dingin di depanku dengan pandangan tak percaya. apakah dia benar-benar tidak mengerti maksud dari ucapanku? seorang pria dewasa yang bergelar Dokter dan juga cerdas tetapi tidak bisa memahami arah maksud pembicaraanku.
Sorot matanya tajam dan serius menatapku. apakah dia begitu marah dan tersinggung dengan kata-kataku? apakah dia tidak bisa memahami perasaan wanita yang telah dia sakiti?
"Baiklah. jika dokter belum mengerti maksud dari kata-kataku. Oke jika menurut dokter dengan mengantarkan aku pulang itu adalah niat baik. tetapi bagiku itu adalah hal yang harus aku hindari bahkan seharusnya aku tidak diruangan ini bersama Dokter!"
"Apakah Dokter masih tidak mengerti dengan semua penderitaanku selama ini semenjak kehadiran dokter dihatiku. bahkan aku tidak bisa menjalani hari-hariku seperti dulu lagi, dan duniaku kini tak seindah harapanku."
Perasaanku tumpah bersama buliran bening yang kini mengalir deras di pipiku.masih banyak lagi yang ingin aku keluarkan tetapi aku sudah tidak sanggup mengatur nafasku dan rasanya suaraku sudah tercekat di tenggorokan.
"A-aku." kata-kata itu tak mampu dia teruskan dia ingin mendekat kepadaku tetapi tatapanku seakan memperingati dia untuk berhenti agar tak mendekat. tangannya naik ke atas kepala dan menggusal rambutnya. sedetik kemudian tangan itu sudah berada di pinggang. aku melihat sikap tubuhnya berubah-ubah. dia begitu gelisah entahlah dia seperti tak tahu harus berbuat apa.
Ada rasa kasihan... tetapi ah, tidak-tidak. aku tidak boleh menyimpan rasa kasihan. aku harus keras kepadanya yang telah menyakitiku dan aku juga harus keras pada diriku sendiri agar aku cukup mental bila berhadapan kembali dengannya.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya raederku tercinta agar Author semangat Update. Terimakasih 🙏🙏😘😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Nadia
entah aku paling muak sama perempuan yg kayak begini, terlalu mudah sama laki" yg udah merendahkan perempuan
2023-10-25
0
Siti Rumanah
jangan goyah lyra
2022-10-10
1
Siti Rumanah
jangan goyah lyra
2022-10-10
0