Setelah terasa cukup memberi dia kata2 aku segera membuka pintu ruangan itu kembali.
"Lyra, biar aku yang mengantarmu pulang." kembali langkahku terhenti kini bukan karena suara itu, tetapi aku merasakan pergelangan tanganku telah di pegang olehnya.
Tubuhku berbalik kembali menghadap Dr dingin itu. kutahan gejolak hatiku dan kembali nafasku Terasa sesak. ku tatap wajah tampan yang kaku dan sikapnya yang dingin itu.
Kamu adalah lelaki yang pertama aku suka, kamu adalah cinta pertama bagiku,kamu juga berhasil membuatku melabuhkan hati.aku kira kamu mempunyai perasaan yang sama.kini semua harapan itu telah hilang. aku selalu berusaha merelakan semuanya yang pernah terjadi di antara kita.aku memang sangat mencintai dirimu tetapi aku tidak ingin selalu menyalahkan dirimu kenapa kamu tak membalas cintaku. karena aku menyadari bahwa cinta tak akan bisa dipaksakan.ini semua salahku karena terlalu menaruh harapan tinggi.dan terlalu membesarkan perasaanku kepadamu sehingga aku tak bisa mengontrol diriku sendiri. aku hanya mampu bicara dalam hati dan berusaha tetap tegar agar air mataku tak jatuh kembali.
"Maaf Dok, aku bisa pulang sendiri. terimakasih atas pertolongan dokter." kembali kubuka pintu ruangan itu dan aku segera meninggalkan dr dingin itu yang masih terpaku di tempatnya.
Saat aku masih menyusuri lorong rumah sakit itu. kurasakan ada tangan seseorang membimbing diriku. aku menoleh kesamping dan melihat siapa orang yang telah berani menggandeng tanganku.
Aku terperanjat saat mengetahui siapa orang itu, walaupun dia menutupi setengah wajahnya menggunakan masker tetapi aku sangat mengenal postur tubuh tinggi semampai dan pesona wajahnya yang sangat tampan. sebenarnya apa maunya kenapa dia begitu gigih? aku benar-benar tidak mengerti dengan sikap Dr dingin itu.
Aku sudah berusaha untuk menahan segala gejolak hatiku.namun saat melihat wajahnya, mengapa rasa sakit ini begitu nyata, mengapa mencintai dirinya begitu menyakitkan. aku benci pada diriku sendiri. kapan aku bisa sembuh dari rasa sakit ini? Tuhan aku benar-benar tidak sanggup!
Kutarik paksa tanganku dari genggamannya tetapi tangan itu semakin erat pegangannya sehingga aku kesulitan lepas darinya. andai saja tidak di tempat umum maka aku akan memaki dia dengan sepuas hatiku, tetapi aku masih mempunyai adab dan akhlak sebagai seorang wanita maka aku mencoba untuk bicara dengan baik2. aku berharap dia bisa mengerti dengan keinginanku.
"Dokter, apa yang kamu lakukan? apakah kamu tidak menyadari bahwa ini di tempat ramai, bagaimana jika orang melihat kita?"
"Aku tidak peduli. sekarang ikut aku dan biarkan aku yang mengantarmu pulang!" Dr dingin itu bicara tanpa menatap wajahku dengan sikap dinginnya,dan dia sedikit menarik tanganku agar aku mengikuti langkahnya.
Akhirnya aku terpaksa mengikuti kemana langkahnya,dengan hati kesal aku hanya diam berjalan sambil menatap lurus kedepan tanpa melihat kiri dan kanan. aku tidak berani menatap semua mata yang kini sedang memperhatikan aku dan Dr dingin itu. aku tidak tahu apakah orang2 mengenal siapa lelaki yang sedang menarik tanganku.
***
Setibanya diluar gedung RS itu kulihat sebuah mobil mewah telah menunggu tetapi itu bukan mobil yang biasa dipakai oleh Dr dingin itu, apakah dia sengaja menggunakan mobilnya yang lain agar orang-orang tidak mencurigai dirinya.
"Ayo masuklah!" dia memerintahku dengan nada bicara yang penuh penekanan agar aku tak membantahnya. aku diam tanpa menuruti keinginannya. aku masih kesal dengan sikap pemaksaannya.
"Apakah kamu tidak mendengar? kamu ingin semua orang disini mengetahui tentang kita?"
aku sangat benci dengan kata-kata itu.tentang kita? untuk apa dia mengungkit hal itu lagi, bukankah aku dan dia sudah memutuskan untuk melupakan tentang hubungan cinta satu malam itu?
Aku terpaksa masuk kedalam mobilnya. dia ikut duduk di sampingku dan sopir itu segera melajukan mobilnya membelah jalan raya.
"Kenapa tidak berhenti?" aku menoleh kesamping dan menatap dokter dingin itu karena dia tidak memerintahkan kepada sopirnya untuk memberhentikan mobilnya dan menurunkan aku di gang kontrakanku.
"Kamu tidak perlu cemas.aku akan mengantarmu pulang tetapi sekarang kita perlu bicara."
"Aku tidak mau! tidak ada yang perlu kita bicarakan. sekarang berhenti disini!" pintaku padanya. tetapi dia tidak menghiraukan ucapanku. "Apakah kamu tidak mempunyai telinga?"
"Ya telingaku saat ini sedang bermasalah.sekarang lebih baik kamu diamlah jangan menambah telingaku semakin rusak karena mendengar ocehanmu itu."
Bersambung....
**Maaf ya untuk raederku tercinta, author slow update karena author kembali sibuk dalam pengobatan sikecil.
Jangan lupa tinggalkan dukungannya agar Author semangat Update. terimakasih 🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Lee
Semangat kak lanjut..
semoga dedenya cpat smbuh..
2022-06-11
4
Umi Sukriasih
dah beberapa hari kok gak up ya Bun, dah kangen sama cerita nya dokter tampan 🥰
2022-06-10
3
herdaize
syafakillahu buat ananda author, semangat berkarya 💪😍😍
2022-06-09
2