Mendengar cerita Nadia

Happy reading 🌿

Setelah selesai mandi aku bersiap untuk berangkat kerja, aku tak ingin menghabiskan waktuku hanya untuk menyesali dan merutuki kebodohan yang telah aku lakukan.

Seperti biasanya Pergi dan pulang kerja aku selalu berjalan kaki, karena jarak kontrakanku dan RS tidak terlalu jauh, mungkin hanya berkisar 400 meter, jadi aku tak perlu keluar uang untuk menggunakan jasa driver.

Setelah sampai di RS, aku terlebih dahulu menyimpan tas selempangku di laci khusus tempat penyimpanan barang bawaan para CS, mau itu tas atau bekal yang kami bawa dari rumah dan disitulah kami meletakkan hingga jam istirahat tiba, baru kami bisa menggunakan atau memainkan ponsel.

Setelah selesai menyimpan barang bawaanku, segera ku ambil tongkat kesayanganku, yaitu sapu dan kain pel, aku mulai membersihkan setiap sudut ruangan dari ruang dokter hingga ruang pasien rawat inap, aku mendapat bagian untuk membersihkan Ruangan Tulip 1,2,3, yang mana ruangan itu adalah khusus untuk pasien penyakit dalam, dan aku juga membersihkan ruangan dokter Evan, dia adalah Dr Sp.PD

...Aku harus selesai membersihkan seluruh ruangan sebelum dokter visit pagi, namun di sela2 kesibukanku bayangan itu datang lagi sehingga membuat semangatku mengendor....

..."Tidak aku tidak boleh memikirkan itu lagi, bukankah aku sudah berniat untuk melupakan cinta satu malam itu! aku harus fokus dengan pekerjaanku....

Tiga ruangan itu telah selesai aku bersihkan dan kini tinggal ruangan dokter Evan yang masih aku bersihkan, walaupun bayangan itu selalu datang tetapi aku terus berusaha tetap fokus dan semangat.

"Selamat pagi manis!" terdengar suara dokter Tampan yang bertubuh tinggi itu menyapaku, dia memang suka bercanda dan sering menggodaku, tetapi aku menganggap itu hal yang wajar karena Dr Evan memang humoris, tak salah banyak wanita yang tertarik olehnya.

"Eh... dokter! maaf dok, saya agak telat membersihkan ruangan dokter,soalnya tadi diruang rawat ada pasien minta tolong membantu dia untuk mandi."

"Kok kamu yang bantuin? emang perawat kemana?"

"Ada kok Dok, cuma ibu itu tidak mau dimandikan oleh perawat dan dia maunya sama saya, jadi saya bantuin ibu itu dulu." aku menjeda sebentar pekerjaanku karena tidak sopan jika bicara sambil bekerja.

"Ya, ya... sepertinya kamu cocok juga jadi perawat ya? hehehe." aku hanya tersenyum menanggapi candaan Dr Evan, dan segera ku selesaikan pekerjaanku.

Aku memang suka membantu para pasien rawat inap, karena aku merasa kasihan apalagi melihat para lansia yang tidak mempunyai saudara, aku teringat orangtuaku yang belum genap setahun ini meninggalkan aku di Dunia ini sendirian, karena Tuhan lebih sayang kepada mereka.dan aku harus bisa menjalani takdirku.

***

Kini sudah pukul 12.30, aku meletakkan peralatan yang biasa aku gunakan dan segera ku cuci tangan dan kubasuh wajahku agar terlihat lebih segar.

Ku ambil ponsel di laci penyimpanan, dan kubuka kembali galeri foto di ponselku itu, dan kembali ku amati Wajah Tampan Itu sedang tertidur pulas,hanya itu yang tersisa kenangan saat bersama dirinya malam itu, aku mengambil beberapa fotonya di ponselku,lelaki tampan yang enggan kusebut namanya, karena jika kusebut maka nama itu akan terukir dihatiku.

Aku duduk sendiri di balkon RS itu sambil menikmati jam istirahat siangku, dan masih kutatap foto di dalam galeri ponselku, tak ada aplikasi online apapun menghubungkan aku dengannya untuk berkomunikasi,walau hanya sekedar bertanya kabar, karena aku tak memiliki nomor ponselnya.

Ya, mungkin aku bukanlah orang yang penting bagi dia, sehingga dia tidak berniat ingin menghubungi aku kembali! aku harus menelan semua rasa kecewaku, siapa yang akan aku persalahkan tentang ini semua? ya tentu saja diriku sendiri! sudahlah Lyra jangan kau lihat foto itu, karena itu akan membuatmu semakin sakit!

Bodoh memang! hanya itulah umpatan yang selalu ku ucapkan, bagaimana tidak bodoh? aku masih saja memikirkan dia, mungkin ini terlalu dini bagiku untuk begitu cepat melupakan dia dalam hidupku, walaupun pertemuan ku dengannya sangatlah singkat tetapi itu sangat berkesan bagiku, karena dialah lelaki yang pertama kali menyentuh dan mengambil kesucian ku.

"Woii...! melamun aja sih kamu Lyr, mikirin apa sih?" hampir saja ponselku luruh dari genggamanku, bagaimana jika dia melihat orang yang ada di dalam foto itu? aahh dasar si Nadia suka sekali ngagetin aku.

"Ya ampun Nad! kamu suka banget ngagetin aku, jantungan tau nggak sih?!" segera ku kembalikan ponselku ke layar utama.

"Lagian kamu dicariin dari tadi ternyata disini! kamu lagi lihatin apa sih? tadi aku lihat kamu lagi mengamati foto seseorang, siapa dia? coba aku lihat."

"Nggak, kamu salah lihat tuh! aku nggak lihat foto siapa2 kok." aduh hampir saja ketahuan, semoga saja tingkat ke kepoan Nadia tidak terlalu tinggi.

"Ooh... yaudah kita cari makan yuk ke kantin? aku udah lapar nih."

"Kok kamu belum makan?"

"Ya belumlah aku kan nggak mau makan sendiri kalau nggak sama kamu, soalnya nggak asyik makan sendiri."

"Dasar kamu ini ya! yaudah yuk kebawah sekarang." aku menyimpan ponsel kedalam tas selempangku,dan segera kami turun kebawah untuk makan siang di kantin.

Ya, Nadia adalah teman baikku di RS ini, dia selalu membantu disaat aku sedang kesulitan, karena beberapa bulan yang lalu saat aku baru tinggal di kota ini, dialah yang membantuku untuk memberikan aku tumpangan tempat tinggal.

***

Kini kami sedang menikmati makan siang, aku hanya memesan soto tanpa nasi, karena hari ini aku lagi tidak selera makan. tapi aku menghargai teman, makan kupilih menu itu saja.

"Lyr, kamu tahu nggak ada cerita pagi ini."

"Cerita apa Nad?" aku penasaran dengan cerita temanku itu.

" Tadi malam ada yang melihat mobil Dr Yandra berada di pinggir jalan yang tidak jauh dari RS ini, dan mereka bilang mobilnya terbuka tetapi Dr Yandra tidak ada disana."

Ser, darahku kembali berdesir saat nama Dr itu disebut, ntah kenapa mendengar namanya saja darah dan jantungku tidak tenang.

"Terus?" aku mencoba untuk tenang mendengarkan cerita temanku ini, padahal yang dia ceritakan itu tidur bersamaku tadi malam.

"Trus.. tadi malam itu banyak orang yang mencari keberadaan Dr Yandra, dari polisi hingga staf2 di RS ini dikerahkan untuk mencari, sehingga orangtuanya dan tunangannya datang di tempat kejadian dimana mobilnya berada."

"Apa?? tunangan?" jantungku rasanya ingin lompat saat itu juga, karena mendengar Nadia menyebut jika dia telah mempunyai tunangan, Rasanya duniaku runtuh seketika, jika tidak ada Nadia maka aku akan menangis sekuat-kuatnya.terpaksa kutahan rasa kecewaku.

"Iya tunangannya! kamu belum tahu jika dokter Yandra telah bertunangan? oh iya aku lupa! kan waktu acara pesta tunangannya waktu itu kamu belum bekerja di RS ini."

"Oh begitu ya! terus?" aku mencoba untuk menetralkan perasaanku,dan mencoba kembali mendengarkan cerita Nadia dengan baik.

"Ya akhirnya dia ditemukan tengah malam, dia bilang dia bersembunyi di sebuah rumah kontrakan temannya yang bekerja di RS ini juga sih! karena dia di kejar oleh seorang preman atau begal gitulah! soalnya aku nggak tahu pasti bagaimana ceritanya."

Bersambung...

Jangan lupa dukungannya dan komentar biar author semangat update kembali, Terimakasih 🙏🙏🥰

Terpopuler

Comments

KUSRINI DWI

KUSRINI DWI

tuh kan lyra... makanya jdi cwek jng gampangan

2024-03-10

1

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

wow,, uda punya tunangan

2023-11-12

0

Rahmat Uja

Rahmat Uja

bersembunyi di goa nikmat n hangatt😱😱😱

2022-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Disengaja
2 Kuserahkan semua untukmu
3 Datangnya penyesalan
4 Mendengar cerita Nadia
5 Garis dua
6 Menemui Si Dokter dingin
7 Hari-hari yang berat bagiku
8 Kebaikan Dr Evan
9 Rasa takut dan bahagia
10 Ternyata dia tak seburuk yang aku kira
11 Mengeluarkan Uneg-uneg ku
12 Ke gigihan Dr dingin
13 Tawaran Dr dingin
14 Bercerita kepada Nadia
15 Ku tinggalkan dirimu demi kebaikanku
16 Syarat yang tak bisa aku penuhi
17 Apapun yang terjadi aku akan melindungi nyawa anakku
18 Menjadi tersangka
19 Gudang penyesalan
20 Hari persidangan
21 Bebas
22 Panggilan tidak nyaman
23 Lamaran mas Arman
24 Pertama kali naik pesawat
25 Hinaan dan cacian
26 Di Rumah Sakit
27 Penolakan ku
28 Kembali ke kota Padang
29 Menerima lamaran mas Arman
30 Mas Arman sakit kepala
31 Di pabrik
32 Mas Arman kecewa
33 Sah menjadi pasangan suami istri
34 Acara resepsi pernikahan
35 Pesan dari dokter dingin
36 Rencana Dr Dingin
37 Pengakuan Yandra pada sang Mama
38 Mencari tahu
39 Salah paham
40 Memperbaiki kesalahpahaman
41 Sakit kepala yang kedua kalinya
42 Di Rumah Sakit
43 Arman vs Yandra
44 Perpisahan demi kebaikan
45 Ternyata cemburu itu sakit
46 Luapan penyesalan
47 Pacaran ala anak remaja
48 Bertemu Teman
49 Sepasang cincin kawin
50 Bertemu Rival
51 Pulang cepat
52 Mengetahui penyakit Arman
53 Rasa takut yang begitu besar
54 Hanya dia yang bisa menenangkan aku
55 Lyra kritis
56 Welcome Baby Boy
57 Tak ada hal yang aku inginkan selain melihatmu bahagia
58 YANJU SANJAYA
59 Kebahagiaan Lyra
60 Bercerita kepada Orangtua
61 Mengunjungi Bayi Yanju
62 Kembali ke aktivitasnya semula
63 Memberi Nadia kabar
64 Memberi tahu Lyra
65 Masih bercerita
66 Mama Anggi ingin ketemu Yanju
67 Canda jadi Luka
68 Rasa cemas
69 Kunjungan Nadia dan Dokter Evan
70 Bercerita kepada dokter Evan
71 Rencana kedatangan Oma
72 Menjemput Mama Anggi
73 Yanju bertemu Oma Anggi
74 Mengetahui yang sebenarnya
75 Rasa takut Lyra
76 Kedatangan Papa Malik dan Yandra
77 Kembali suasana Haru
78 Berusaha ikhlas dan merelakan
79 Pertemuan tak sengaja
80 Makan siang bersama
81 Cemburu tiba-tiba
82 Prihal Sekardus mi instan
83 Kultum dalam mobil
84 Kejahilan Sikutub
85 Makan bakso
86 Cruise liner
87 Gaji Randa dipotong dua kardus mie instan
88 Menemui Dokter Obgyn
89 Keadaan Arman memburuk
90 Memberi tahu Papa dan Mama
91 Papa dan mama datang menjemput
92 Ke Rumah Sakit
93 Abnesia ringan
94 Berusaha tetap tegar
95 Kedapatan mama dan papa
96 Mengantar bekal ke RS
97 Panggil Abang
98 Menjalani operasi
99 Koma
100 Baby Twins
101 Pengen makan disuapin kamu
102 Berhenti Berdetak
103 Hal tak terduga
104 Kedatangan Widi
105 Dokter Yoga
106 Diantar pulang
107 Morning sickness
108 Alergi
109 Menerima permintaan
110 Kekecewaan Papa dan Mama
111 Di sekolah
112 Jalan-jalan
113 Pernikahan Nadia dan Dr Evan
114 Di pesta
115 Di Jogja
116 Bertemu orangtua di Jogja
117 Perang dingin
118 Berubah seketika
119 Kejutan
120 Ngobrol bersama
121 Ungkapan Arman
122 ENDING
123 Bonus 1. Perkara gudeg
124 Part bonus
125 Bonus chapter 2. Lyra koma
126 Pengumuman
127 Pengumuman
128 Novel baru
129 Pengumuman
130 Novel Baru
131 Karya baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pertemuan Tak Disengaja
2
Kuserahkan semua untukmu
3
Datangnya penyesalan
4
Mendengar cerita Nadia
5
Garis dua
6
Menemui Si Dokter dingin
7
Hari-hari yang berat bagiku
8
Kebaikan Dr Evan
9
Rasa takut dan bahagia
10
Ternyata dia tak seburuk yang aku kira
11
Mengeluarkan Uneg-uneg ku
12
Ke gigihan Dr dingin
13
Tawaran Dr dingin
14
Bercerita kepada Nadia
15
Ku tinggalkan dirimu demi kebaikanku
16
Syarat yang tak bisa aku penuhi
17
Apapun yang terjadi aku akan melindungi nyawa anakku
18
Menjadi tersangka
19
Gudang penyesalan
20
Hari persidangan
21
Bebas
22
Panggilan tidak nyaman
23
Lamaran mas Arman
24
Pertama kali naik pesawat
25
Hinaan dan cacian
26
Di Rumah Sakit
27
Penolakan ku
28
Kembali ke kota Padang
29
Menerima lamaran mas Arman
30
Mas Arman sakit kepala
31
Di pabrik
32
Mas Arman kecewa
33
Sah menjadi pasangan suami istri
34
Acara resepsi pernikahan
35
Pesan dari dokter dingin
36
Rencana Dr Dingin
37
Pengakuan Yandra pada sang Mama
38
Mencari tahu
39
Salah paham
40
Memperbaiki kesalahpahaman
41
Sakit kepala yang kedua kalinya
42
Di Rumah Sakit
43
Arman vs Yandra
44
Perpisahan demi kebaikan
45
Ternyata cemburu itu sakit
46
Luapan penyesalan
47
Pacaran ala anak remaja
48
Bertemu Teman
49
Sepasang cincin kawin
50
Bertemu Rival
51
Pulang cepat
52
Mengetahui penyakit Arman
53
Rasa takut yang begitu besar
54
Hanya dia yang bisa menenangkan aku
55
Lyra kritis
56
Welcome Baby Boy
57
Tak ada hal yang aku inginkan selain melihatmu bahagia
58
YANJU SANJAYA
59
Kebahagiaan Lyra
60
Bercerita kepada Orangtua
61
Mengunjungi Bayi Yanju
62
Kembali ke aktivitasnya semula
63
Memberi Nadia kabar
64
Memberi tahu Lyra
65
Masih bercerita
66
Mama Anggi ingin ketemu Yanju
67
Canda jadi Luka
68
Rasa cemas
69
Kunjungan Nadia dan Dokter Evan
70
Bercerita kepada dokter Evan
71
Rencana kedatangan Oma
72
Menjemput Mama Anggi
73
Yanju bertemu Oma Anggi
74
Mengetahui yang sebenarnya
75
Rasa takut Lyra
76
Kedatangan Papa Malik dan Yandra
77
Kembali suasana Haru
78
Berusaha ikhlas dan merelakan
79
Pertemuan tak sengaja
80
Makan siang bersama
81
Cemburu tiba-tiba
82
Prihal Sekardus mi instan
83
Kultum dalam mobil
84
Kejahilan Sikutub
85
Makan bakso
86
Cruise liner
87
Gaji Randa dipotong dua kardus mie instan
88
Menemui Dokter Obgyn
89
Keadaan Arman memburuk
90
Memberi tahu Papa dan Mama
91
Papa dan mama datang menjemput
92
Ke Rumah Sakit
93
Abnesia ringan
94
Berusaha tetap tegar
95
Kedapatan mama dan papa
96
Mengantar bekal ke RS
97
Panggil Abang
98
Menjalani operasi
99
Koma
100
Baby Twins
101
Pengen makan disuapin kamu
102
Berhenti Berdetak
103
Hal tak terduga
104
Kedatangan Widi
105
Dokter Yoga
106
Diantar pulang
107
Morning sickness
108
Alergi
109
Menerima permintaan
110
Kekecewaan Papa dan Mama
111
Di sekolah
112
Jalan-jalan
113
Pernikahan Nadia dan Dr Evan
114
Di pesta
115
Di Jogja
116
Bertemu orangtua di Jogja
117
Perang dingin
118
Berubah seketika
119
Kejutan
120
Ngobrol bersama
121
Ungkapan Arman
122
ENDING
123
Bonus 1. Perkara gudeg
124
Part bonus
125
Bonus chapter 2. Lyra koma
126
Pengumuman
127
Pengumuman
128
Novel baru
129
Pengumuman
130
Novel Baru
131
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!