"Bruk"Ersen melemparkan tas kerjanya ke arah meja Elang membuat Elang langsung bangun dari tempat duduknya akibat terkejut.
Dia menatap wajah Ersen yang terlihat sangat marah, Elang menghampiri Ersen.
"Ada apa Tuan Ersen kenapa anda tiba-tiba melampiaskan amarah kepadaku?"Elang menepuk pundak Ersen seperti membersihkan kotoran yang malah membuat Ersen semakin menatap Elang tajam.
"Sialan"Ersen mengangkat tangannya berniat untuk memukul Elang namun gerakan Ersen sudah diketahui oleh Elang hingga memudahkan Elang menghindar.
"Nggak kena"Ucap Elang dengan nada mengejek.
"Ngapain sih Lo pake bilang masalah gue ke nenek"Gerutu Ersen sekarang dia harus memilih antara cintanya dan keinginan neneknya.
"Nenek?"Tanya Elang, pasalnya pria itu tidak merasa kalau membocorkan rahasia Ersen kepada neneknya.
"Demi apa?gue nggak pernah ngomong sama nenek Lo ya, gue cuma ngomong sama Kak Sam dan itupun gue lakuin karena gue bingung harus urus surat cerai itu atau nggak!"Elang menjelaskan dengan panjang lebar bahwa dia tidak membocorkan rahasia itu kepada Nenek Ersen.
Yang benar saja, apa gunanya juga dia memberitahu nenek Ersen?
"Bukh"
"Tambah gila Lo, jadi sekarang kak Sam tahu kalau gue udah nikah”Ersen meremas rambutnya frustasi, bisa-bisa semua anggota keluarganya tahu kalau dirinya sudah menikah.
"Dan Lo dari kemarin nggak urus surat cerai, jadi gue sama Indah belum cerai gitu?"Kenapa masalah ini tambah melebar, salahnya juga memberi tahu Elang.Seharunya dia mengurus semuanya sendiri.
"Gue lakuin hal ini agar Lo nggak rasain apa yang gue rasain, di tolak itu sakit Er!Apa lagi di tolak sama orang yang jelas-jelas kita cintai”Elang memegang dadanya yang terasa sakit, membuat Ersen menatap Elang dengan sedikit risi.
"Bener-bener Lo udah gila"Ucap Ersen membuat Elang mengangkat bahunya acuh, dia kembali duduk di kursinya tanpa memperdulikan Ersen yang tengah marah-marah.
"Hallo iya benar disini lokasinya, di Perusahaan Darendra.Crop.Kalian naik saja"Ucap Ersen melalui sambungan telepon.
"Tok"
"Tok"
"Tok"
"Masuklah"Ucap Ersen membuat Elang menatap kearah pintu.
"Selamat pagi Tuan Ersen kami dari rumah sakit kejiwaan mau mengambil pasien dengan nama Elang Wardhana"Ucap seorang suster dengan seragam rumah sakit.
Elang yang tadinya berkutik dengan leptopnya menatap kearah beberapa suster, matanya menatap Ersen dan suster itu bergantian.
"Oh itu Sus pasiennya kalian bawa saja,"Ersen mempersilahkan beberapa tenaga rumah sakit jiwa itu untuk membawa Elang.
"Hey apa-apaan ini aku tidak gila! Ersen awas Lo, gue bakalan bales"Elang meronta-ronta minta dilepaskan namun sia-sia karena tiba-tiba Suster menyuntikkan obat penenang.
"Ersen gue minta maaf, lepasin gue"Mohon Elang dengan nada memelas, berharap Ersen bisa membuat tenaga medis itu untuk melepaskannya.
"Bawa saja Sus!dia emang orang gila tapi nggak mau ngaku kalau sebenarnya gila"Ucap Ersen, anggap saja ini adalah hukuman Ersen untuk Elang.
"Kursi gue"Ersen langsung duduk di kursi kebesarannya.
"Bener-bener, gue sebagai Bos disini kaya nggak ada harga dirinya di mata Elang"Gumam Ersen seraya memutar kursinya.
Ersen memejamkan matanya, dia mencoba mengingat kejadian di mana dia menghabiskan waktu dengan Indah.
"Gue akan pastiin hidup Indah akan baik-baik aja"Ucap Ersen, dia akan berjanji untuk menjaga Indah namun untuk mencintai dia tidak bisa.Namun tidak belum tentu belum kan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments