"Paman kok aku seperti denger suara ombak sih!paman sebenarnya dimana?"Teriak Nora sambil menelan es krim yang baru saja Ia makan.
"Ngapain sih teriak-teriak?"Hana yang baru saja memasuki ruangan bermain terganggu saat melihat anaknya berteriak, dia menatap Nora yang sedang menelepon seseorang sedangkan Hendy sedang main tebletnya.
"Iagi telepon paman Ersen Ma, eh aku nggak sengaja denger suara ombak"Jelas Nora memperlihatkan hendphonenya kepada sang mama.
"Udah aktif hendphonenya"Hana meraih hendphone Nora.
"Kemana aja kamu?papa ngadain pesta eh malah kamunya ilang gitu aja"Kata Hana membuat Ersen memutuskan untuk mematikan teleponnya.
"Awas kalau kamu matiin"
"Iya-iya selow kak! sekarang aku lagi liburan menjernihkan pikiran dan aku nggak bisa diganggu jadi aku matiin"Kata Ersen membuat Hana langsung mengalihkan panggilan suara ke panggilan video.
"Yang liburan nggak ajak-ajak"Ucap Hana saat melihat hamparan laut begitu luas.
"Dimana Erica?kamu liburan sama Erica kan?Inget Ersen jangan macem-macem sama Erica dulu"Kata Hana membuat Ersen di seberang sana sedikit tertawa.
"hmm"jawab Ersen.
"Berapa lama kamu disana?"tanya Hana mengingat masih banyak pekerjaan yang Ersen harus tangani.
"Nggak lama cuma dua hari, setelah itu aku pulang"Jawab Ersen lagipula dirinya juga liburan sendiri untuk apa lama-lama.
"Baguslah"
"Ma mana aku mau lihat paman"Hana meraih Nora ke dalam gendongannya, dia memperlihatkan Ersen yang sedang duduk di hamparan pasir putih.
"Woah liburan nggak ajak-ajak Nora,awas aja pulang Nora nggak akan ijinin paman Ersen masuk mantion"Acam anak itu melihat betapa indahnya pemandangan lautan dari hendphone.
"huts jangan berisik"ucap Hendry yang tengah fokus bermain game, anak itu terlihat serius sampai-sampai tidak melihat keadaan sekitarnya.
"Nanti aku telepon lagi kak,"Ersen mematikan sambungan teleponnya sepihak membuat Hana geleng-geleg sendiri melihat tingkah adiknya.
...🍃🍃🍃...
Ersen melihat wanita yang menganggu pikiran beberapa saat tadi, wanita itu sedang menjalankan tugasnya menjaga pemandu wisata.
"In nih minum tadi aku beli dua"Kata Jessica, teman Indah.Perempuan berambut cokelat itu menyerahkan air mineral kepada Indah.
"Thanks Jes, oh ya pekerjaanku sebentar lagi selesai nih gimana kalau kita habis itu makan.Laper nih perut"Indah memegang perutnya yang keroncongan sedari tadi.
Setelah turun dari kapal dia lupa sarapan tadi dan akibatnya perutnya sekarang meronta minta diisi.
"Siap lah"Jawab Jessica.
Indah tersenyum, dia berjalan menuju penginapan untuk berganti pakaian santai.
"Dia seorang pemandu wisata"Gumam seorang pria yang sedari melihat interaksi antara Indah dan Jessica.
"Syukurlah dia tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan"Ersen merasa sedikit lega karena melihat Indah tidak larut dalam kesedihannya.
"Tuan"Ersen menoleh kepada seseorang yang memanggil dirinya.
Ia menatap sekretarisnya yang baru saja tiba mengunakan pesawat pribadi, membutuhkan waktu lama sampai sekretarisnya itu sampai di pulau.
"Akhirnya kau datang"Kata Ersen melihat sekretaris nya.
"Tuan anda benar-benar sudah menikah dengan Nona Erica"Ucap sekretarisnya dengan suara yang agak meninggi.
"Kecilkan suaramu"Kata Ersen membuat sekretarisnya mengecilkan suara.
"Jadi benar Tuan,"Sekretarisnya itu tampak tersenyum bahagia.
"Rencanaku bagus kan Tuan, anda sekarang sudah resmi menjadi suami Nona Erica!Akhirnya anda menikah"Katanya terlalu bersemangat.
"Apa maksudnya rencana?"
"Sebenernya saya sudah menyiapkan acara pernikahan itu khusus untuk anda, jangan sungkan Tuan saya dengan senang hati menyiapkan.Kalau anda berniat memberikan hadiah saya jadi tidak enak"Ucap Sekretarisnya Ersen dengan bangga karena dia sudah menyiapkan kejutan istimewa untuk Tuannya.
"Pletak"
"Aduh-aduh sakit Tuan, kenapa anda malah menjitak saya"Pria itu mengelus jidat yang baru saja menjadi korban keganasan Ersen.
"Jadi kau yang menyebabkan semua
ini terjadi”Cara bicara Ersen sudah tidak seramah sebelumnya.
"Benar, anda tidak usah memuji Tuan"Jawabnya terlalu percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments