Arthur menyuapi Heilen dengan terampil dan sesekali menyeka bibir gadis itu dengan lembut mengunakan jempolnya. Membuat Heilen jengah dan hatinya menjadi kacau balau. Ingin rasanya Heilen menolak perlakuan manis ini namun sebaliknya sisi hatinya yang lain merasakan candu.
Dengan bebas ia bisa memandang wajah tampan bak pangeran dihadapannya. Mata indah Arthur seperti tak asing baginya, begitu seksi dan membangkitkan hasrat di dalam dirinya. Tak tahan ia berlama-lama jika hasrat purbanya mulai bergejolak.
"Cukup.Rasanya aku sudah kenyang.Silakan kamu boleh pergi" Ucap Heilen akhirnya
"Hmm.. baiklah.Sepertinya memang sudah cukup. Tapi kamu tak perlu mengusirku seperti itu " Balas Arthur agak kesal dengan perkataan Heilen yang seolah-olah tak menghargai perhatiannya.
"Hufthh...".Heilen hanya melengos dan menarik nafas dalam.
"Apakah kamu selalu berbicara seenaknya dan tak tahu berterimakasih".Sahut Arthur dengan nada suara yang tetap lembut namun menusuk di hati.
"Baiklah, terimakasih." Ucap Heilen dengan enggan. Dia tak pernah meminta untuk dilayani seperti ini. Dia justru merasa aneh tiba-tiba mendapat perlakuan manis dari pria dihadapannya ini.
Pria ini bodoh atau bagaimana . Apakah dia tak sadar dia begitu tampan, seksi dan menggoda hasrat wanita. Bagaimana aku bisa berlama-lama didekatnya tanpa harus panas dingin. Rutuk Heilen dalam hati.
"Hanya itu?? ".Sahut Arthur dengan pandangan mata yang tajam ke wajah cantik Heilen yang terpampang nyata tanpa masker yang biasa dikenakannya.
" Memangnya harus berterimakasih bagaimana? "Sungut Heilen mulai kesal.
Arthur masih duduk dikursi disamping ranjang . Ia bangkit dari kursi lalu duduk disisi ranjang Heilen sehingga jarak antara mereka menjadi sangat dekat.
Heilen kembali menarik nafasnya, terasa berat. Aliran darahnya pun berpacu menciptakan letupan-letupan gairah yang hangat. Ingin rasanya ia mendorong tubuh Arthur menjauh namun sisi hatinya yang lain menolak dan menikmati kedekatan ini.
" Hmm...cukup jawab pertanyaanku saja, tidak susah". Ucap Arthur sembari mendekatkan wajahnya Ke wajah Heilen dengan maksud agar ia bisa melihat mata gadis itu untuk menilai kejujurannya.
Heilen tak berkutik. Ia tergugu , terhipnotis pandangan tajam Arthur. Mata itu, tatapan itu. Heilen merasa mabuk tiap kali memandangnya.
"Apakah kamu seorang SEALs woman dengan initial Athena 1609? ". Tanya Arthur lirih. Suara baritonnya menyapu wajah cantik Heilen.
Heilen masih belum sadar dari keterpanaannya pada ketampanan paripurna dihadapannya.
"Apakah kamu seorang SEALs woman dengan initial Athena 1609 ? ".Ulang Arthur lebih keras dan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Heilen. Dia ingin mendengar jawaban Heilen dengan jelas
Jarak hidung mereka sudah sangat dekat membuat Heilen tersentak. Dengan refleks tangannya mendorong dada bidang Arthur. lalu..
PLAKKK!!
"AKKHH... ".
Sebuah tamparan keras dari Heilen mendarat di pipi Arthur membuat Arthur spontan memekik menahan perih.
" Aku tidak tahu apa dan siapa itu SEALs woman. Aku bukan orang seperti yang kamu tanyakan. Sekali lagi aku bukan SEALs woman atau Athena One Six Zero Nine itu". Pekik Heilen garang.
Arthur tersungkur terduduk di kursi kembali. Setetes darah mengalir dari sudut bibirnya. Pipinya memerah. Netranya tak lagi teduh seperti sebelumnya. Ia tak menduga akan mendapatkan sebuah tamparan sebagai balasan dari kebaikannya pada gadis ini.
Namun tamparan ini semakin membuatnya meyakini apa yang ada dipikirannya mengenai Heilen. Gadis yang sanggup menamparnya ini sudah pasti gadis yang sama dengan yang pernah menodongkan pistol SIG Sauer P226 kewajahnya dua tahun lalu di gurun Turanian Afghanistan.
Arthur menyeka darah disudut bibirnya. Sakit dibibirnya tak seberapa , namun sakit dihatinya sungguh tak biasa.
Selama ini ia selalu mengabaikan setiap wanita yang berupaya mendekatinya. Bukan hanya karena rasa trauma atas apa yang menimpa sahabat kecilnya Anastasya Stanford, melainkan juga karena kesibukannya yang luar biasa.
Tanpa sepatah kata Arthur meninggalkan Heilen seorang diri dikamarnya.
Beginikah rasanya.
Diabaikan oleh satu-satunya wanita yang ku inginkan.
Batin Arthur kesal dan kecewa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara tadi tanpa sepengetahuan Arthur dan Heilen , Kamila dan Irina yang rencananya hendak mengunjungi Heilen dikamarnya samar-samar mendengar apa yang terjadi antara Heilen dan Arthur.
Kamila tak sepenuhnya tahu ada apa sebenarnya antara abangnya dan Heilen. Namun Kamila yakin ada sesuatu diantara mereka. Sedangkan Irina meracau tak karuan karena dia pikir ada adegan romantis antara Arthur dan Heilen. Saat Arthur akan keluar dari kamar Heilen mereka buru-buru melarikan diri menuju dapur.
Kamila dan Irina sedang memulai sarapan saat Arthur tiba di meja makan.Mereka menghentikan aktifitas sejenak melihat wajah Arthur yang memerah dan ada bekas darah di sudut bibir Arthur.
"Wow, rupanya ia mendapatkan ciuman maut dari Heilen,hiks..hiks aku tak menyangka mereka akan dekat" Bisik Irina ditelinga Kamila
BUGH..!
Kamila memukul kepala Irina dengan dompet kecilnya. Tak sakit namun cukup untuk membuat bibir Irina terkatup rapat.
Arthur yang sedang bad mood tak ada selera makan. Hanya beberapa sendok saja ia lalu ia beranjak meninggalkan meja makan. Ditambah sudut bibirnya yang menjadi semakin perih terkena makanan. Selera makannya benar-benar hilang
"Abang kenapa tak habiskan dulu sarapannya". Seru Kamila.
" Abang harus berangkat ke kantor sekarang, jemputan sudah datang". Jawab Arthur tanpa menoleh Kamila.
Benar saja ada Rachel yang sudah duduk manis menunggu Arthur di sofa ruang tamu.
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
iyodt
mangat thor
2022-09-13
1