Heilen berhasil merebut dua Shotgun M-4 Super 90 Italia dari dua pria yang sudah tak berkutik itu.
Secepat kilat ia menyelempangkan salah satu shotgun ke bahu, sedangkan satunya lagi ia genggam dengan kedua tangan .Posisinya siaga ,siap menembak. Pistol SIG Sauer P226 ia selipkan di dalam gaun elsa dibalik ikat pinggang. Semua gerakan dilakukan dengan cepat dan tepat. Ia begitu cekatan dalam hal ini.
Heilen sudah menyadari sedari tadi kalau beberapa orang dari para pria bertopeng telah mencapai lantai dua dan menuju ke arahnya. Tanpa buang waktu ia berlari mencari eskalator terdekat. Ia akan menuju lantai Plaza berikutnya untuk menemukan tempat bersembunyi, memancing dan mengecoh mereka lalu menghabisinya satu persatu.
Para pengunjung yang ketakutan terus menunduk memberi tanda menyerah. Namun apa daya mereka tak bisa menahan rasa penasaran manakala melihat seorang gadis berkostum princess Elsa berlari membopong Shotgun dan baru saja menghabisi dua orang penjahat bertopeng. Ada saja diantara mereka yang nekat mengeluarkan handphone dan merekam kejadian yang sangat langka dan unik menurut mereka.
Sementara itu tiga pria bertopeng lainnya yang baru menemukan kedua teman mereka sudah tak berkutik lagi, seketika murka. Salah satunya menyalakan alat komunikasi mereka dan berbicara :
“Lapor.Target menuju lantai tiga menggunakan gaun biru muda dan bersenjata.”
“Kunci semua akses turun dari lantai tiga. Dapatkan target ,jangan sampai gagal” Perintah salah satu dari peria bertopeng hitam .
Empat sosok berpakaian dan bertopeng hitam bersamaan menuju lantai tiga. Mereka berpencar untuk membatasi pergerakan Heilen. Akankah rencana Heilen untuk menghabisi mereka satu persatu akan berhasil.
Sedangkan Kamila dan yang lainnya masih berdiam di dalam Navita Boutique. Mereka kesal dan tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Heilen. Sangat ceroboh dan beresiko , pikir Kamila.
Adam Sinaga dan keempat bodyguard dalam posisi siaga di pintu utama Navita Boutique. Masing-masing memegang pistol revolver Glock 17 .
Memiliki senjata api adalah hal yang lumrah bagi seseorang dengan kedudukan seperti Adam Sinaga.
Kamila memeriksa Hp-nya dan menemukan beberapa chat dan panggilan dari Arthur yang terlewatkan. Segera ia menekan nomor Arthur.
“Abang Arthur, Halooo…baaang……”Ujar Kamila nyaris tak kuasa menahan airmatanya, situasi ini membuatnya panik. Namun ia berusaha tenang karena tak mau Arthur cemas.
Sementara itu Arthur yang baru saja meneguk segelas air mineral buru-buru menerima panggilan itu.
“Iya halo. Mila tunggu abang ,ini abang masih dalam perjalanan ke Plaza, mungkin 15menit lagi sampai”
“Stop bang, stop mobilnya bang, jangan kesini. Sedang ada orang-orang bersenjata yang melakukan serangan di Plaza.Tapi abang tenang, kami aman , karena Katanya mereka hanya mencari seseorang”.
“Hmm…., segera cari tempat aman . Abang pasti kesana menjemput kalian bersama para personil brigadir mobil yang menjemput abang tadi. Baiklah, abang harus berbicara dengan Adam.’’Tutup Arthur
Arthur meminta Rachel untuk menghentikan mobilnya dan memberi tahu Rachel tentang kejadian di Plaza.
Rachel tidak terkejut karena sudah ada warning masuk dari line keamanan pusat tentang penyerangan di Plaza Indonesia . Ada beberapa laporan yang masuk ke nomor panggilan darurat kepolisian.
Namun Rachel tidak menyangka kalau di Plaza itu ada Heilen, kamila dan yang lainnya. Rachel mulai cemas dengan keselamatan mereka, terutama si bandel Heilen.
Saudara sepupunya yang benar-benar merepotkan dan menyebalkan. Selalu saja membawa masalah. Namun Rachel sangat menyayanginya begitu pula sebaliknya. Walaupun pertengkaran – pertengkaran kecil tak pernah usai diantara mereka. Anehnnya saat berjauhan justru mereka sangat merasa kehilangan dan saling merindukan.
Dan Arthur baru saja selesai menelpon Adam. Akhirnya ia mendapatkan penjelasan yang lebih mendetail dari Adam mengenai situasi di Plaza.
“Bend “.Seru Arthur tegas sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil.
“Open the case!”
“Baik tuan”.Sahut Bend sigap. Kemudian ia menekan beberapa kode yang ada dikoper hitam yang sedari tadi dibawanya. Koper itu pun terbuka. Netra Rachel terbelalak melihat isi di dalamnya ternyata beberapa peralatan tempur canggih dengan bentuk futuristik.
‘’Tuan Arthur,maaf bisakah kami ikut mengetahui rencana anda?Karena sebenarnya ini adalah tugas kami.’’Sela Rachel sopan
‘’Bawalah tim anda untuk mengepung di luar plaza, biar kami akan bekerja dari sini dengan alat-alat kami.”Jawab Arthur sekenanya
“Maaf, tuan. Kami diperintahkan untuk tetap pada posisi dan menjaga keselamatan anda”
‘’Lakukan seperti yang aku katakan, aku butuh bantuan kalian untuk memantau secara langsung keadaan disana.”
“hmm…,baiklah kalau begitu’’.Jawab Rachel akhirnya. Karena bagaimanapun ia harus mencari Heilen.
___-_________-___________________-________-_______
Di lantai dasar Plaza Indonesia terdengar beberapa orang menjerit terluka terkena pukulan dan salah seorang pengunjung tertembak kakinya. Suasana semakin menakutkan. Kini para penyerang tak mengizinkan seorangpun untuk keluar.
Di lantai tiga tampak mulai lengang karena sebagian besar pengunjung telah berhasil turun dan melarikan diri ke luar plaza. Salah satu pria bertopeng berjalan perlahan dengan penuh kewaspadaan . Posisi tangan siap menarik pelatuk senjata dan menghabisi musuh dalam hitungan detik.
Blast!!
Sebuah tembakan berperedam suara menghujam tepat dibagian perut pria bertopeng itu. Seketika ia roboh. Salah satu rekannya yang tak jauh dari sana langsung merunduk dibalik tembok meja kasir sebuah stand Gadget.
‘’Target menembak dari lantai empat sayap kanan, dekat chanel store. Satu orang kita tertembak lagi”. Lapor pria itu melalui walkie talkie-nya.
“Kepung,jangan sampai lolos!’’Perintah salah seorang yang rupanya adalah pimpinan pria-pria bertopeng.
Sementara itu Heilen berjongkok memiringkan badan , bersandar pada tembok dipinggiran tangga eskalator yang menuju lantai lima, sebuah stand parfum melindunginya dari pandangan para pengejarnya. Ia melepas wig elsa dari kepalanya. Maskernya masih melekat setia. Rencana selanjutnya ia akan naik ke lantai lima.
“Oh, sial.”Desis Heilen terkejut.
Tak sesuai skenarionya. Harusnya mereka berpencar tapi mereka malah mengambil posisi mengepung kearah yang sama, seolah-olah tahu dimana posisi Heilen. Dua orang datang dari sisi kiri , dua dari sisi kanan.
Hmm…, tak ada jalan lain selain berhadapan langsung, pekiknya dalam hati.
Dengan cepat ia menembakkan shotgun ke arah dua orang yang paling dekat dari posisinya. Resikonya tentu saja posisnya akan diketahui oleh mereka.
Blast!!
Blast!!
Satu pria bertopeng tergeletak lagi .
Namun benar saja, tembakan beruntun yang dilakukan Heilen spontan membuat posisinya diketahui. Sebab itu setelah melakukan tembakan Heilen segera merunduk dan menggulingkan badannya masuk ke salah satu Kitchen Store yang pintunya masih terbuka. Sebuah toko perlengkapan dapur berkelas.
Blast!!
Blastt!!
Blasst!!
Para pria bertopeng yang murka mengarahkan tembakan balasan bertubi-tubi, tepat kearah toko tempat Heilen bersembunyi tersebut.
Prankk!!
PraaanKK!!!
PRAAANKK!!!
"Byaaarrrrrrrrrrrr... "
Suara barang-barang yang hancur dan berhamburan tak ayal mengenai tubuh Heilen yang berlindung disana.
Namun tiba-tiba sunyi.
Lalu terdengar suara-suara orang mengerang kesakitan.
Heilen mencoba bangkit dan memposisikan Kembali shotgun-nya untuk melakukan tembakan balasan. Sayangnya ia tak menemukan pergerakan apapun di luar. Justru tampak empat tubuh pria bertopeng sudah tak berkutik dengan bercak darah dibeberapa bagian tubuh mereka.
“Berarti sisa satu orang.”lirih Heilen
“Auch..!!”Terasa perih dikakinya. Baru ia sadari sebuah pisau dapur menancap cukup dalam dibetisnya.
Tiba-tiba muncul satu sosok bertopeng lagi dari balik stand Parfum tempat Heilen bersembunyi sebelumnya. Disusul dua buah Drone mini juga tiba-tiba muncul entah dari arah mana dan bergerak mengeluarkan moncong senapan layaknya robot.
Blast!! Pria itu roboh seketika.
Heilen hanya mematung masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Apakah Robot drone itu ada di pihaknya atau bukan. Ia putuskan untuk berhati-hati dan tetap pada persembunyiannya.
“Heilen, kamu dimana?Keluarlah. Situasi aman,tampakkan dirimu. Atau beri tanda dimana posisimu.” Terdengar suara Rachel bergema melalui pengeras suara.
“Robot drone itu bersama kami." Lanjut Rachel lagi untuk meyakinkan Heilen.Seolah ia tahu apa yang dipikirkan saudara sepupunya itu.
Heilen mencoba mencabut pisau yang menancap dibetisnya perlahan. Pisau itu menancap cukup dalam.
Seketika makin banyak darah mengalir, saat pisau itu dicabut. Heilen tak perduli ia tetap melangkah menyingkirkan pecahan barang-barang disekitarnya sampai dia berhasil mencapai pintu keluar dari Kitchen Store itu.
‘’Kami menemukannya, dia dilantai empat sayap kanan.Sepertinya dia terluka .”Lapor Arthur kepada Rachel dari dalam mobil SUV sembari mengendalikan Robot drone Tiny beast. Sejak awal ia sudah menduga Heilen ada disitu karena dari layer monitor ia melihat ke empat pria bertopeng mengarahkan tembakan mereka ke arah Kitchen Store itu. Ada kelegaan di dalam hati Arthur bahwa ia bertindak disaat yang tepat.
‘’Jalankan mobilnya ke Plaza”.Perintah Arthur pada sopir khusus yang ditugaskan Rachel
Sementara itu Heilen merasa sangat haus . Ia menyandarkan tubuhnya sejenak pada salah satu tembok masih dibagian sayap kanan plaza.
“Heilen !”Teriak Rachel yang baru muncul bersama pasukan brimob-nya.
Heilen hanya melengos.
’’Aku haus’’.Ucapnya
‘’Kenapa bodoh sekali, sini aku periksa lukamu.”ketus Rachel penuh kekhawatiran sambil memberi segelas air mineral pada Heilen dan membuka kotak obat yamg sudah disiapkan salah satu personilnya.
‘’Luka kecil.’’lantun Heilen santai
‘’Diamlah anak bandel.Kenapa kau tidak bersembunyi atau kabur saja. Kau selalu merasa paling hebat.’’Omel Rachel sembari membersihkan luka Heilen dengan alkohol.
‘’Aku sengaja memperlihatkan diri supaya mereka mengejarku. Dengan begitu mereka hanya fokus padaku dan tidak ada orang lain yang menjadi korban. Karena akulah target mereka, kamu juga tau itu jadi jangan terus mengomel seperti nenek-nenek.” Ucap Heilen setengah berbisik sambil tersenyum mengejek Rachel
“Wow, aku bangga sekali padamu.” Ucap Rachel dengan ekspresi yang berbanding terbalik dari apa yang dia katakan.
Pada akhirnya Heilen akan mengalah karena dia malas selalu berdebat tak jelas dan tak berujung.
Rachel sudah selesai mengobati dan menutup luka Heilen dengan kasa ,namun darah masih banyak yang merembes keluar. Karena luka itu cukup dalam dan butuh jahitan.
“Permisi, permisi….”. Bend muncul dan berucao diantara para personel Brimob yang otomatis membuka jalan untuknya dan Arthur.
Arthur langsung duduk berjongkok diantara Rachel dan Heilen
‘’Are you okay? Apakah kakimu tertembak?’’Tanya Arthur lembut dengan tatap matanya yang sendu dan ada kekhawatiran dalam nada suaranya.
“Yes, I am ok. Hanya tertusuk pisau ’’Sahut Heilen singkat dan lirih. Ia lalu memalingkan muka tak sanggup menatap wajah tampan dengan bibir sensual itu berlama - lama. Itu dapat mengusik hasrat purba yang telah lama terkubur di dalam dirinya. Sungguh membuatnya merasa malu sendiri.
Arthur menyentuh kaki Heilen dan memeriksa lukanya.
‘’Lukamu harus dijahit’’. Ucap Arthur lagi. Tanpa permisi ia mengangkat tubuh Heilen dalam dekapan tangannya dengan kuat. Tubuh jangkung dan kokoh itu dengan mudahnya melangkah seolah tanpa beban.
Bend dan para personil Brimob spontan memberi jalan untuk Arthur lewat.
‘’Kau tak perlu menggendongku, aku masih bisa berjalan.’’Tukas Heilen.Wajahnya sedikit memerah sebab dia sendiri ragu dengan apa yang diucapkannya. Dalam dekapan Arthur seolah-olah seluruh sel tubuhnya bersorak sorai kegirangan membuatnya merasakan kehangatan dan ketenangan.
‘’Diamlah.’’ Sahut Arthur lembut dan terus berjalan diikuti Bend dan yang lainnya.
Rachel tak mampu menepis rasa terkejut juga kecemburuannya melihat perlakuan Arthur kepada Heilen. Menurutnya itu tak wajar. Sedekat itukah mereka?Tanya Rachel dibenaknya. Ia lalu teringat cerita Heilen tentang video yang membuktikan kalau Arthur telah menggeledah kamar Heilen diam-diam.
Hmmm….sesegera mungkin akan ku cari tahu ada apa dibalik semua ini, Rachel bergumam dalam hati.
#bersambung#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
R 23
setelah adegan tembak menembak menegangkan, ada jg scene romanticnya ya, masih memakai kostum putri elsa, di gendong pangeran arthur, cieee 😁
2022-09-04
0