Apakah aku diciptakan hanya untuk membencimu Heilen Putri Munaf?!
Semua hal yang kau dapatkan adalah api panas yang membakar setiap inchi hatiku!
Bersamamu aku selalu menjadi yang kedua, menyebalkan!!
Vivian membatin gelisah. Mengingat semua kegagalannya untuk menyingkirkan Heilen.
Sebuah koper kecil telah siap untuk menemani perjalanannya kembali ke Amerika besok. Malam ini ia merasa terdampar disini.Disebuah penginapan kecil di salah satu sudut sempit Jakarta. Ia menghindari pantauan militer dan kepolisian Indonesia yang sudah memasukkannya dalam black list.
"Semua pekerjaan bodoh yang kalian lakukan akan menghancurkan kita semua! Menangkap satu orang saja tidak becus!! Kembali kau Vivian menghadapku ke markas! "Teriakan Barbara Clarkson masih terngiang-ngiang ditelinganya. Barbara benar benar murka saat mengetahui bahwa para buronan Italia yang disewa Vivian gagal mengeksekusi Heilen.
Sejak mulai tahap penyaringan hingga pelatihan di Navy SEALs , Heilen selalu berada di urutan pertama mengunggulinya. Sedangkan Vivian harus puas berada di urutan kedua, sesuatu yang sangat ia benci. Sampai akhirnya ia merasa tertekan mendengar segala pujian para senior untuk Heilen , ia pun memutuskan mengundurkan diri sebelum hari pelantikan SEALs woman angkatan kedua.
Beruntung dia bisa dengan mudah masuk ke FBI melalui penjaringan dan pelatihan yang juga sangat ketat. Namun di FBI ia selalu unggul dan merasa di istimewakan. Sayangnya sifat Vivian yang sombong dan emosional menjerumuskannya pada sebuah kesalahan besar sehingga dia harus didepak dari FBI.
Kini ia seorang agen bayaran yang menerima pekerjaan lepas.
Kekecewaan Vivian di Navy SEAL menyisakan kebencian yang mendalam kepada Heilen. Ketika Barbara menawarinya pekerjaan untuk menghabisi Heilen ia menerima dengan antusias.
Tok. Tok. Tok.
Seseorang mengetuk pintu kamar 324 yang dihuni Vivian.
Vivian melangkah perlahan ke arah pintu..
"Siapa? " Pekik Vivian penuh kecurigaan dari balik lubang kecil pada bagian atas pintu yang memang disediakan penginapan.
"Pesanan anda telah siap nona".Jawab pelayan dari luar.
Vivian memutar kunci lalu menarik daun pintu. Vivian terlambat untuk menyadarinya . Sesosok wanita tinggi dan kokoh bergerak dari arah kanan sambil menodongkan pistol SIG Sauer P226 dipunggung pelayan pria.
Seketika Vivian meraih pistol revolver dari balik jaket hitamnya , namun kecepatan tendangan Heilen telah mendarat keras ditangan Vivian. Pistol yang digenggam Vivian terlempar jauh lalu jatuh disudut kamar itu.
" Selamat sore, kawan lama." Ujar Heilen sambil melepaskan si pelayan pria dari cengkeramannya. Pelayan itu tergopoh-gopoh pergi ketakutan.
" Cih, sungguh bernyali !!" Hardik Vivian geram.Ia tak pernah mengira kalau Heilen akan seberani ini mendatanginya. Ia merasakan firasat yang buruk memandang pistol ditangan Heilen.
Heilen justru memasukkan kembali pistol SIG Sauer P226 kedalam kantong dibalik hoodienya.
"Pengecut." Desis Vivian merasa terhina dengan apa yang dilakukan Heilen. Sudah jelas Heilen menginginkan pertarungan tangan kosong untuk meremehkannya.
"Aku dengar Barbara Clarkson memanggilmu pulang. Aku hanya ingin menitipkan sesuatu. " Ucap Heilen datar sambil memasang kuda-kuda.
Wuuss..!!
Tendangan kaki kanan Heilen melayang cepat, mengarah ke leher Vivian. Dengan sigap Vivian berhasil menangkap kaki Heilen, menggenggamnya sangat kuat. Lalu Heilen melentingkan badannya penuh power sehingga kaki kirinya melayang naik, mengarah ke leher Vivian. Kini kedua kakinya menggunting diantara leher dan ketiak Vivian, menggantungkan tubuhnya pada leher Vivian. Begitu cepat gerakan Heilen, sementara tangan kanannya menjambak rambut Vivian, hingga Vivian menjadi tak seimbang, kesulitan bernafas dan akhirnya terhempas keras ke lantai. Diikuti Heilen yang tadi bergantung di badan Vivian.
BRAAAK..!!
Heilen bangkit dengan sangat cepat. Membangun kembali kuda-kudanya. Sementara Vivian semakin geram menahan rasa sakit dilehernya akibat kuncian kaki Heilen.
Hyyyaaaaaa...!!!
Vivian berteriak garang. Berlari kearah Heilen dan melakukan dorongan sekuat tenaga sambil mencengkeram kedua bahu Heilen dengan kedua tangannya , sangat kuat. Ia pikir tak mungkin mengalahkan Heilen jika mengandalkan ketangkasan. Tubuhnya lebih besar dan lebih kokoh, Ia5 akan mencoba satu gerakan gulat yang ia kuasai untuk menjatuhkan Heilen ke lantai.
Terjadilah aksi dorong - mendorong. Namun Heilen yang cerdas terus melakukan gerakan mundur seolah-olah tak mampu menahan tubuh Vivian. Vivian menjadi sangat percaya diri , yakin akan bisa menghempaskan tubuh Heilen hingga patah ke lantai. Dengan sekuat tenaga ia melakukan dorongan terakhir . Saat inilah yang di tunggu Heilen. Heilen secepat kilat menyamping sambil menarik tubuh Vivian yang sudah tak seimbang karena berat badannya menjadi condong kedepan akibat melakukan dorongan yang terlalu kuat.
BRAAAAKKKK...!!
Tubuh Vivian terhempas ke lantai, oleh dorongannya sendiri. Dia jatuh telungkup di lantai.
Bugh! Bugh!
Tak menyia-nyiakan kesempatan, dua tendangan keras Heilen mendarat di paha kiri dan kanan Vivian. Menyisakan rasa remuk yang dahsyat. Lalu Heilen duduk diatas tubuh Vivian dengan kuncian penuh, membuat Vivian sulit bernafas.Sekuat tenaga Vivian membalikkan badan namun disambut pukulan tanpa ampun dari Heilen.
Bugh! Bugh!
Dua pukulan telak menghujam mata kanan Vivian, menyisakan bengkak dan memar berwarna hiju kemerahan. Amarahnya tak terbendung namun lagi-lagi Heilen bukanlah tandingannya.
Tiba-tiba Vivian merasakan pening dikepalanya dan tanpa ia sadari kedua tangannya telah terbelenggu borgol yang dipasang Heilen.
Heilen bangkit dengan senyum puas.
"Temuilah Lady Clarkson dengan tanda rindu dariku yang ada dimata dan kakimu ini. " Desis Heilen datar
"Cih! " Balas Vivian dengan perasaan hina tak berdaya
"Good bye, see you later. " Ejek Heilen seraya melemparkan kunci borgol ke bawah pembaringan.
Heilen melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumah keluarga Yildiz. Bibirnya tak mampu menahan senyum membayangkan bagaimana murkanya Barbara Clarkson besok melihat orang kepercayaannya kembali dalam keadaan babak belur.
Dengan mudahnya ia dapatkan lokasi persembunyian Vivian, karena Rachel berhasil melakukan penyadapan pada alat komunikasi yang digunakan Vivian. Rachel memang selalu bisa diandalkan buat Heilen.
Sementara itu vivian beringsut-ingsut mendekati kunci borgol yang dilempar Heilen. Dia kesusahan bergerak karena tendangan kuat Heilen yang membuat tulang pahanya seakan-akan retak.
"Ber*ng*s*k."
"Aaaakkkkkhhhhhhhh!!!!!" teriak Vivian Frustrasi.
#bersambung#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
iyodt
like like
2022-09-14
0