Heilen bangkit dari pembaringan. Membiarkan kakinya menjejak lantai dan ia dalam posisi duduk. Perasaan bersalah menderanya. Ia melihat sudut bibir Arthur meneteskan darah akibat tamparan kerasnya tadi. Tamparan seorang gadis SEALs bukan tamparan biasa.
Dibenaknya penuh dengan bermacam pertanyaan yang tak terjawab. Siapa sebenarnya Arthur? Ada kepentingan apa Arthur mencari tahu tentang identitasnya? Mengapa Arthur bersikap begitu manis padanya seolah-olah mereka dua orang yang sangat dekat.
"Hufft.... ".Heilen menarik nafas berat dan dalam.
Bulir-bulir bening turun begitu saja membasahi kedua pipinya yang lembut. Perih yang teramat sangat ia rasakan dihatinya, mengingat bagaimana ia harus berakhir disini, di Indonesia, dengan pekerjaan dan kehidupan yang tak pernah ia impikan. Lamunannya melayang pada kejadian setelah ledakan di Palmyra Atoll.
...----------------...
California, Juli 2020 , Satu setengah tahun yang lalu.
Amphibious Naval Base (NAB) - Markas Navy Seals
Sudah dua hari Heilen sadar dari pingsannya. Ia hanya ingat setelah ledakan itu tubuhnya terpental lalu semua terlihat gelap gulita.
Dan kini ia menemukan dirinya berada disini, Pusat layanan Kesehatan Militer Navy SEALs.
Secara umum kondisi tubuhnya sangat baik, namun secara psikis jiwanya masih terguncang dengan semua yang telah terjadi.
"Selamat pagi cantik, hari ini kamu tampak segar" Sapa dokter Gracia ramah.
"Selamat pagi dokter, saya merasa sudah benar-benar pulih. Terimakasih atas perhatian dari dokter. " Sambut Heilen manis
"Apakah saya bisa kembali ke Seal Walfare Tim 6 hari ini juga, dok? "
"No, baby. Kamu tidak akan kemanapun sampai Laksamana Spencer selesai berbicara denganmu" Sahut dokter Gracia tegas namun tetap lembut dan tersenyum manis.
Dokter Gracia mendekati gadis dua puluh lima tahun dihadapannya. Menggenggam tangan Heilen. Pandangan iba terpancar dari bola mata indah dokter Gracia.
"Heilen, apapun yang terjadi aku bangga padamu. Dari Ratusan wanita yang mengikuti penyaringan dan pelatihan Woman SEALs angkatan kedua , kamu salah satu dari lima wanita yang bertahan." Ucap dokter Gracia tulus.
Heilen menangkap kesedihan dalam nada bicara dokter Gracia, namun entah kesedihan macam apa Heilen tak tahu.
"Dokter, aku ingin berjalan - jalan menghirup udara segar di luar sebentar saja".
" Maaf Heilen, kamu belum diizinkan untuk itu. Berdiamlah dulu demi kebaikanmu, hemm.. ".Jawab dokter Gracia lirih. Sungguh tak tega mengingat apa yang akan dialami gadis ini nanti mungkin lebih berat dari apa yang terjadi di Pulau Setan.
" Tapi aku merasa sudah sangat baik dan bugar , dok. Aku Athena 1609 apa kau lupa".Canda Heilen riang
Hati dokter Gracia semakin teriris mendapati keceriaan Heilen yang penuh percaya diri.
"Anak bandel, aku tak bisa menjelaskannya. Laksamana Spencer sedang dalam perjalanan kemari. Dia memintamu menunggu, jadi kamu tak boleh kemana-mana. okay!" Tukas dokter Gracia tegas.
"Huuh... okay baiklah. " Sahut Heilen lemah sembari memanyunkan bibirnya.
Dokter Gracia tersenyum penuh kasih sayang kepada anak didikannya. Heilen adalah SEALs Woman dengan spesifikasi khusus Medis namun multitalenta karena dia juga ahli menyusup (menguasai delapan bahasa) , dan ahli tempur.
Dalam hal ilmu medis Dokter Gracia yang menjadi mentor bagi Heilen.
Dari semua tes, Heilen selalu memperoleh nilai terbaik. Tak heran jika ia disisipkan sebagai personil pembantu di Navy SEALs Tim 6 yang sangat terkenal ketangguhannya.
Tok, tok , tok!
"Dokter Gracia maaf mengganggu, Laksamana Spencer telah tiba". Ucap seorang perawat wanita dari luar
" Oh , baiklah persilakan dia untuk masuk. "Jawab dokter Gracia sambil menahan gejolak kesedihan yang rasanya susah untuk dibendung lagi.
" Selamat pagi dokter Gracia. Selamat pagi Heilen. Maaf mengganggu pagi kalian yang cerah ini".Basa basi Laksamana Spencer.
"Hormat laksamana. " Heilen dengan sigap meloncat dari pembaringannya dan memberi hormat kepada laksamana Spencer.
Tubuhnya begitu fit namun entah mengapa ia tak diizinkan keluar dari pusat layanan medis. Heilen agak kesal dan bingung.
Laksamana Spencer mengangakat tangannya disisi kening, membalas hormat Heilen dengan ketegasan yang hangat.
"Dokter Gracia tinggalkan kami berdua".Perintah Laksamana Spencer
" Baik, Laksamana".
Dokter Spencer berucap sambil membuka dua buah kursi lipat dan mengaturnya untuk digunakan Laksamana Spencer dan Heilen.
"Silakan duduklah kemudian berbicara, aku pamit ".
" Terimakasih dokter".Ucap Laksamana Spencer dan Heilen bersamaan
Dokter Graciapun berlalu dari ruangan itu dengan hati yang gundah.
"Heilen Putri Munaf, Athena 1609, kebanggaan SEALs. "
"Siap! Saya laksamana".Heilen menghormat lagi
" Siapa SEALs?"
"The Green face (Manusia berwajah hijau)!
"Siapa SEALs?"
"The team"
" Bagaimana seorang SEALs menjalani hari? "
"Untuk menjadi pemenang dibutuhkan pengorbanan! "
"Satu - satunya hari yang mudah adalah hari kemarin! "
" Seorang SEALs takkan pernah lari dari pertempuran! "
Dengan lantang dan gagah Heilen menyahut setiap kalimat gelegar semangat yang terucap dari Laksamana Spencer.
"Silakan duduk , dengarkan aku berbicara Heilen".
" Siap, Laksamana "
"Apapun yang terjadi setelah ini kamu tetap salah satu yang terbaik disini dan kamu adalah SEALs Woman Favoritku. "Ujar Laksamana Spencer membuka pembicaraan dengan wajah serius dan tegas.
Heilen hanya diam tak berani menyela.
" Setelah ledakan dahsyat di Palmyra Atoll, Tim investigasi menemukan picu ledak ada ditanganmu.Jadi mereka menyimpulkan bahwa kamu adalah pelaku kejahatan yang telah membunuh lima belas ahli botani yang bekerja di konservasi pulau Palmyra Atoll juga membunuh enam personil Tim 5 yang membawamu. "
"Laksamana, bukankah aku sudah melaporkan kalau mereka bukan para ahli botani melainkan para ilmuwan perancang senjata canggih yang dikumpulkan disana untuk sebuah proyek rahasia berbahaya. " Heilen berapi -api
"Menurut kami sepertinya sekelompok orang telah datang terlebih dahulu ke lokasi ledakan itu, sebelum tim investigasi resmi berhasil tiba di sana." Sahut Laksamana Spencer menjelaskan.
"Orang-orang itu menghancurkan banyak barang bukti yang kamu maksudkan , bahkan mereka telah melenyapkan jasad - jasad para ahli senjata. Kemudian membunuh para pekerja konservasi dan menaruh mayat mereka diarea ledakan. Mereka menjadikanmu sebagai penjahat, Heilen. "
"Tidak adakah yang percaya padaku , Laksamana Spencer".Pekik Heilen
" Aku mempercayaimu.! Tapi itu tidak cukup Heilen. Kita harus mengumpulkan bukti yang kuat untuk membersihkan namamu dari tuduhan membunuh para pekerja konservasi yang tak berdosa".
Heilen benar - benar tersentak mendengar semua penjelasan dari laksamana Spencer yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Dan untuk saat ini kami tak bisa banyak membantumu. Aku tak kan membiarkanmu mendekam dipenjara seumur hidup atas kesalahan yang tak pernah kamu perbuat jadi aku telah memalsukan kematianmu. "
"Laksamana!!?? " Pekik Heilen dengan mata terbelalak.
"Itu satu-satunya jalan untuk menyelamatkanmu dari penjara seumur hidup. Aku telah membuat laporan bahwa kamu telah meninggal dalam perawatan di pusat medis ini. Aku melaporkan bahwa kamu mednderita luka dan shock berat akibat ledakan itu"
" Dan Untuk sementara kau bukan lagi seorang SEALs sampai kami berhasil menemukan bukti-bukti yang kuat mengenai Proyek ilegal di Palmyra Atoll. "
Laksamana Spencer berbicara tegas , walau sesak dihatinya mengingat Heilen adalah personil kebanggaannya.
"Laksamana! " Pekik Heilen lemah.
Semua perjalanan yang dilaluinya penuh onak dan duri, ribuan rintangan bahkan nyawapun seakan tak berarti untuk dia bisa menggapai posisi ini. Namun dalam semalam dia harus melepas semua lencana kebanggaannya.
"Ingat jiwa SEALs selalu di dalam dirimu, aku tau kamu tangguh Athena 1609".Ucap Laksamana Spencer menguatkan Heilen.
"Malam ini juga kami akan menyusupkanmu di dalam Lockheed S-3B Viking yang akan terbang ke Australia. Dari Australia kamu bisa memilih di negara mana kamu akan bersembunyi untuk sementara."
"Tunjukkan jiwa SEALs-mu! " Gertak Laksamana Spencer
"Siap!.Hormat Laksamana!. " Teriak Heilen lantang. Namun sekuat apapun dia , sungguh dia tak siap jika harus kehilangan sesuatu yang telah menjadi tujuannya. Bulir-bulir bening jatuh dari kedua matanya. Tak mampu ia bendung.
Laksamana Spencer meraih pundak Heilen, lalu memeluknya untuk yang pertama kali sejak sekian lama Heilen mengenalnya.
Heilen menahan diri untuk tidak lemah dihadapan Laksamana Spencer walau hatinya sudah remuk redam.
#bersambung#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments