Gedung DARPA pusat :675 North Randolph St, Arlington, Virginia, Amerika Serikat
DEFENSE ADVANCED RESEARCH PROJECTS AGENCY (DARPA) atau Badan Proyek Riset Berkelanjutan adalah agensi dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat (PENTAGON) yang bertanggung jawab atas pengembangan teknologi baru untuk digunakan oleh militer.
Wakil pimpinan DARPA bidang Pengawas Pelaksanaan Proyek , Barbara Clarkson mendengus geram.
"Sungguh tikus kecil yang benar-benar meresahkan" Rahangnya terkatup kuat menahan amarah.
Braaak....!!!!
Meja kerja dihadapannya menjadi pelampiasan.
"Hahahahahhahaahaaaha.... " Tawa frustrasi menggema dalam ruang kerja kedap suara. Kedua lengannya meremas kepala sendiri dengan gusar.
Hidup penuh kejutan besar. Tiba-tiba saja dua orang yang sudah sangat merepotkannya tinggal di satu tempat yang sama dan bekerja sama melawannya.
Harusnya ku habisi mereka lebih awal, rutuknya dalam hati.
Kini ia berada dalam pengawasan rekan-rekan sejawatnya. Jabatan dan kehidupannya tentu saja terancam karena kekacauan yang dibuat oleh Athena di Pulau Hantu Palmyra Atoll.
Beruntungnya tak ada barang bukti kuat yang dapat ditemukan tim investigasi setelah ledakan dahsyat itu. Yang tersisa hanya pernyataan dan kesaksian Athena 1609. Dimana itu tidak cukup kuat sebagai bukti untuk menjatuhkan Barbara.
Namun kerugian yang di derita proyek rahasianya sangatlah besar.Ia kehilangan dua buah Laboratorium , empat Robot warrior, lima war-droid, dan 15 orang kepercayaan.
"Athena si tikus kecil, aku terlalu meremehkannya. " Rutuk Barbara Clarkson lagi dengan jari mengepal.
Dan kini ia harus menghadapi perancang awal War-droid itu sendiri .Geon Arthur Yildiz. Bahkan tim black eagle yang ia kirim ke Jakarta dapat dilumpuhkannya tanpa berkeringat sedikitpun.
Arthur, pria yang tak mampu dibujuk dengan apapun. Sehingga Barbara Clarkson terpaksa memerintahkan orang-orangnya untuk menculiknya. Mengambil secara paksa data-data penting sekaligus blue print semua hasil rancangan sang desainer.
Setelah tujuannya tercapai anak buahnya membuang Arthur di daerah konflik Afghanistan dan menjualnya pada kelompok bersenjata di sana. Enttah bagaimana ia dapat di selamatkan seal team 5, Navy Seal. Sangat beruntung, pikir Barbara.
Terakhir ia bertemu Arthur saat pria itu menolak melanjutkan kontrak kerja yang ditawarkan pimpinan tertinggi DARPA, Phil Anderson. Pria tua yang tak sejalan dengan pemikiran Barbara Clarkson.
Tuan Phil Anderson juga yang tetap mengutus beberapa agen untuk melindungi Arthur meskipun sudah tidak terikat kontrak lagi.
Pria tua bangka kolot, begitu menurut Barbara.
"Sudah saatnya menggunakan cara yang lebih keras".Rutuk wanita 45 tahun yang masih sangat cantik dan bugar itu.
Ia mencari sebuah nomor seluler lalu membuat sebuah panggilan baru.
_____-____-____-______-_____-_____-_____-
Jakarta , Indonesia
"Sedang apa kau di sana , Hella? " Tanya Rachel .
Ia sedang menelpon Heilen dari dalam SUV Cadillac Escalade hitam berplat merah yang melaju gagah. Di iringi pengamanan ketat dari puluhan pasukan brigadir mobil. Beberapa dari personil pasukan mengendarai Harley davidson.
"Baru saja selesai sarapan dan olahraga,sekarang sedang berkemas mau pergi ke suatu tempat,kenapa? " Sahut Heilen singkat.
"Aku ada tugas dari atasan untuk menjemput Hardware enginer yang baru, Arthur abangnya Kamila.Beberapa menit lagi aku akan sampai di situ."
Rachel menutupi pekerjaan Arthur yang sebenarnya, sesuai permintaan Arthur pada kontrak kerja yang tertulis.
"Woww, hebat sekali . Seorang hardware enginer harus kamu yang menjemputnya?!Bukankah aku sudah kirimkan kamu video bukti dia menggeledah kamarku. Bagaimana penyelidikanmu? "Cecar Heilen agak kesal
" Tentu saja aku sedang menyelidikinya, bersabarlah jangan bertanya terus , cerewet. "Jawab Rachel ketus
" Huh".Heilen hanya mendengus . Malas melanjutkan perdebatannya dengan Rachel.
"Oya , kalau kamu kangen kamu bisa keluar menyambutku".Lanjut Rachel santai.
" hahahaha... ".Heilen hanya menertawakan basa-basi Rachel.
"Ngomong-ngomong , kamu pasti sudah melihatnya kan, Apakah menurutmu dia sangat tampan? " Tanya Rachel
"Siapa?"
"Arthur."
Rachel tak bisa menahan bibirnya untuk tidak membahas tentang pria yang sejak semalam terbayang-bayang dibenaknya. Sungguh dia hanya ingin tau pendapat Heilen mengenai Arthur.
"Oooh, jadi karena dia tampan makanya harus kamu yang menjemputnya." Cicit Heilen lagi
"Heilen..!! "
"Pokoknya kamu harus menyelidikinya. Siapa tau dia seorang agen rahasia utusan si Clarkson yang ingin mencelakaiku"
"Sudahlah, cukup dulu ngomelnya. Ini aku sudah sampai" Pekik Rachel menutup percakapan jarak jauh itu.
Arthur duduk di ruang tamu ditemani Bend yang juga sudah rapi dengan stelan jas hitam dan membawa sebuah koper hitam. Arthur meminta Bend berperan sebagai asistennya selama ia akan bekerja nanti.
Rachel ditemani dua personil brimob masuk ke dalam untuk menjemput Arthur dan Bend. Setelah menjalankan protokol penjemputan dan berbasa basi sebentar, mereka pun menuju ke mobil SUV cadillac escalade yang khusus dibawa untuk menjemput Arthur.
"Mari Bapak Arthur. Semoga anda bisa menikmati perjalanan ini nantinya." Ucap Rachel formal namun lembut
"Hemm, terimakasih" Jawab Arthur datar dan singkat.
"Kami merasa begitu terhormat bisa ikut berperan serta dalam kegiatan anda pagi ini Pak Arthur" Lanjut Rachel lagi ingin menunjukkan keramah tamahannya
"Oh".Jawaban hemat dari Arthur
" Saya yakin kerja sama ini akan menghasilkan banyak hal baik".lanjut Rachel lagi ramah ditambah dengan satu senyuman manis.
"hmmm... ".Arthur hanya berdehem.
Bend mulai jengah, ia tahu Arthur tak suka terlalu banyak percakapan yang kurang penting.
Sementara itu dari balik tirai jendela ruang tamu, Heilen memicingkan mata penuh kesal dan tiba - tiba merasa dibodohi. Hmm....pengamanan super ketat??Bisiknya dihati.
Dia semakin tak percaya kalau Arthur seorang Hardware enginer.
"Hella, ngapain disitu. Apa kamu sudah siap? 15 menit lagi kita akan berangkat ke Navita Boutique. " Pekik Irina yang tiba-tiba muncul dibelakang Heilen, sudah siap dan cantik .
"Ok, tunggu sebentar saja aku, mau ambil hodiee, topi dan maskerku. " Sahut Heilen lalu setengah berlari menuju ke kamarnya.
"Hissh..... apa dia tak bosan tiap hari dengan gayanya yang sama, hihihi... " lantun Irina seorang diri.
"Nana, mana Heilen. Kita berangkat sekarang". Ucap Kamila juga nampak telah siap dengan kerudung pasmina putih yang membuatnya terlihat teduh , cantik dan manis.
" Lagi ambil topi sama masker katanya sih, kita tunggu sebentar. "Jawab Irina
Dibelakang Kamila menyusul si gagah Adam Sinaga , tak kalah mempesona. Vibes mereka sudah seperti suami istri yang akan pergi honeymoon saja.
Dua mobil mewah milik Adam Sinaga sudah datang menjemput beserta ke empat bodyguard yang biasa mengawalnya.
Adam, Kamila, Irina satu persatu masuk ke dalam mobil disusul Heilen yang sedikit tergopoh-gopoh.
Kedua mobil mewah itu mulai melaju untuk menuju Plaza Indonesia . Disana sedang menunggu mereka mbak Dian Navita , salah seorang perancang busana terkenal ,pemilik Navita Boutique.
______-____-____-__________-_______-_______-_______
Kantor Kementerian Pertahanan Ripublik Indonesia, Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat
Setelah acara temu muka langsung dengan Bapak Menhankam Ibrahim Saleh Munaf, kegiatan Arthur dilanjutkan dengan meeting perdana dengan para pejabat senior di lingkup Kemenhan RI.
Rachel akhirnya mulai mengenal lebih dekat bagaimana sosok dan karakter Arthur yang sesungguhnya. Semua hal hanya membuatnya semakin mengagumi pria tampan di hadapannya.
Pria yang tak suka banyak bicara. Diam, seolah olah hanya punya ketampanan saja. Namun saat meeting dan melakukan presentasi dihadapan para jendral barusan, Arthur berubah menjadi seorang yang berbeda.
Terlihat jelas keahlian dan ketertarikannya pada segala hal yang berkenaan dengan persenjataan. Terutama senjata canggih modern dan futuristik.
Arthur memberi pandangan bahwa dalam keadaan anggaran yang terbatas seperti di Indonesia maka sebaiknya produksi jenis baru ditunda untuk sementara. Kedepankan inovasi dengan menambahkan fitur-fitur baru pada peralatan yang sudah ada. Meningkatkan kualitas tanpa menghabiskan terlalu banyak pengeluaran. Lalu Arthur memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai fitur-fitur baru tersebut. Aplaus dari para hadirinpun berkumandang.
Rachel benar-benar tak sanggup menutupi kekagumannya pada Arthur. Terlihat jelas dari raut wajah dan mata cantiknya yang berbinar-binar cerah.
Akhirnya semua agenda kegiatan Arthur pagi ini berakhir sukses.
"Selamat tuan Arthur, acaranya berjalan sangat lancar".Ucap Rachel berupaya mengakrabkan diri.
" terimakasih".Jawab Arthur datar pada Rachel yang berjalan sejajar dengannya meninggalkan koridor. Bend mengikuti di belakang.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil.
"Bisa antarkan kami ke Navita Butik di Plaza Indonesia? " tanya Arthur
"Oh , tentu saja. Maaf , kalau boleh tau ada acara atau kegiatan apa tuan Arthur disana?" Tanya Rachel sopan.
" Fitting costum pesta" Jawab Arthur singkat
Rachel jadi jengah berhadapan dengan sosok yang dingin ini, sangat pelit bicara. Mungkin karena ini hari pertama mereka berinteraksi, pikir Rachel. Kedepannya who knows, mungkin bisa lebih baik. Rachel tersenyum optimis .
Sementara itu Arthur justru asyik mengelus-elus smartphone-nya. Sejak tadi ia menghubungi Kamila , namun tak ada jawaban.
Walau dengan ragu akhirnya ia beranikan diri menghubungi nomor Heilen yang ia dapatkan saat memeriksa meja kerja Kamila. Mungkin ini saatnya untuk lebih terbuka menerima apa yang dia rasakan.Setelah chat itu terkirim Ia tersenyum senang, namun hatinya tak luput dari risau dan bimbang.
Rachel dan Bend tak berani berkomentar melihat tingkah Arthur yang tersenyum tak jelas.
______---___---_____-----________-----______---________
NAVITA BOUTIQUE, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
"Mbak Dian aku suka banget , dressnya indah sekali, uwwuw...."
"Ya sayang, cantik banget".Sahut Dian Navita ikut girang
Kamila berkata sambil berputar - putar riang mengenakan gaun Princess Aurora si Putri tidur yang berwarna pink lembut.
"nanti aku pakai dalaman t-shirt lengan panjang agak mirip warna kulit, terus pasminanya dari koleksiku aku sendiri. gimana uda, cantik kan aku? " tanya nya pada Adam tanpa beban
"Ya cantik dong, masa cewek ganteng".Sahut Adam berusaha menyembunyikan kekagumannya pada gadis ini yang sejak tadi membuat mulutnya hampir ternganga.
Kamila hanya manyun mendengarnya,tak puas.
" Hei lihat , apa aku sudah seperti putri Odette swan lake? "Pekik Irina sambil menirukan gerakan menari balet kesana kemari.
" Hufh... "Desah Adam. Bakal lama kalau begini nih, keluhnya di hati.
" Wah aku cocok kan pakai gaun Elsa ini, hihihihi... "Tanya Heilen cekikikan karena entah kenapa ia merasa begitu malu . Untuk pertama kalinya ia mengenakan gaun yang sangat girly dan glamour seperti ini. Rasanya seperti bukan dirinya tapi ia suka.
" Wah cantik banget bestie. "Ujar Kamila kagum
" Aku tambahin ini. "lantun Heilen lagi sembari memasang masker kain berwarna perak yang indah dihiasi crystal swarowsky pada pinggirannya.
" Yah gak keliatan cantiknya kalau seperti itu".Samber Irina.
Adam cuma bisa diam bersedakap memperhatikan kelakuan gadis-gadis itu. Melihat Kamila senang ,rasa bosan dan letihnya pun hilang seketika.
"Ting"
Suara pesan masuk di Handphone Heilen. Heilen membacanya.
Apa kalian masih di Navita Butik? Tunggu aku dalam perjalanan kesana.Tolong beritahu Kamila.Arthur
DEG!
Entah kenapa jantungnya harus bereaksi berlebihan mendapatkan chat pertama dari pria itu. Darimana ia mendapatkan nomor ponselku, tanya Heilen dalam hatinya. Mungkin dari Kamila jawabnya sendiri.
Heilen :
"Ok"
Arthur :
Fotokan gambar gambar costum yang akan kamu pakai nanti. Biar aku menyesuaikan.
Langsung saja Heilen mengambil satu foto referensi yang dulu pernah dikirimkan Kamila saat pilih-memilih kostum.
ting.
"Oh my God,hahaha....seperti anak Tk saja " Desis Arthur tak bisa menahan tawa geli melihat gambar yang dikirim Heilen.
Rachel benar - benar merasa diabaikan dihari pertama ini. Tanpa sadar ia mengerucutkan bibir imutnya, ada sedikit kekesalan disana. Ingin rasanya ia mengintip ke layar gawai ditangan Arthur dan melihat apa yang membuat Arthur tersenyum.
Sementara itu belum sempat Heilen meletakkan gawainya kembali, tiba - tiba... sebuah teriakan menggema.
"Tuan , tuan . .!! "
"Tuan Adam Sinaga, ada keributan di lantai dasar!! " Teriak Ferdy salah seorang bodyguard Adam sambil memburu Adam Sinaga di antara para gadis yang sedang berpose sembarangan di depan cermin besar yang disediakan butik itu. Nafas Ferdy memburu tak menentu.
Namun tidak ada yang mendengar keributan yang dimaksud karena ruangan ini kedap suara.
"Ok, ok...Jelaskan dengan tenang" Ucap Adam Sinaga kalem
"Ada apa ini kok tegang banget? " tanya Irina
"Iya sebenarnya ada apa? "Kamila menimpali
Heilen yang mendengar semuanya langsung berlari mengambil sesuatu dibalik hoodienya yang tadi ia letakkan disisi manequin.
"Sebentar aku cek".Ucap Heilen perlahan , lalu ia berlari kearah pintu utama butik. Benar saja para pegawai dan pengunjung butik sedang dalam ketakutan yang teramat sangat.
Heilen mengintip dari balik pintu kaca diantara gaun-gaun indah, ia melihat orang - orang berlarian kesana kemari. Diantaranya ada tiga orang berpakaian hitam dan menggunakan penutup kepala mengacungkan shotgun sejajar bahu mereka. Mereka yang membuat orang-orang berlarian ketakutan.
"Siapapun jangan bergerak atau melawan jika ingin selamat, kami tidak akan menyakiti kalian, kami hanya mencari satu orang. Harap tenang atau peluru yang akan menenangkan kalian!!"Sebuah pengumuman dari pengeras suara , tampaknya salah satu dari para perusuh.
Heien berlari kembali kedalam mencari rekan-rekannya.
"Kalian tetap tenang, diam dan bersembunyi di sini. Mereka hanya mencari satu orang. Aku pergi dulu mencari bantuan." Ujar Heilen mengarang cerita karena rencana sebenarnya dia akan menghadapai komplotan penjahat itu seorang diri.
"Heilen, diamlah di sini, bukankah mereka hanya mencari seseorang" Kamila berucap tak bisa menyembunyikan nada ketakutannya
.
Belum sempat yang lain berkata apapun, Heilen sudah berlari keluar butik.
"Hei dressnya , lepas dulu".Teriak Mbak Dian Navita, Kamila dan Irina bersamaan diantara rasa takut mereka.Namun, Heilen sudah menghilang.
Heilen sengaja tak melepas kostum dan wig princess Elsa yang dikenakannya tadi untuk menyamarkan diri. Dia harus menjauh dari rekan - rekannya karena dia tak ingin mencelakai mereka.
Dia melihat sekitar sembilan sosok bersenjatakan shotgun M-4 Super 90 Italia.Tak mungkin ia menghadapi mereka secara langsung seorang diri. Dia harus membuat tak-tik pertempuran yang menyebabkan musuh berpencar.
Heilen mengambil posisi berbaur dengan para pengunjung Plaza yang merunduk ketakutan sambil mengangkat kedua tangan mereka, posisi menyerah. Belum sempat Heilen mengangkat kedua tangan seperti orang-orang itu, tiba-tiba saja muncul dua sosok Berjaket dan bertopeng hitam dari balik tembok koridor sebelah kiri. Keduanya tampak lengah. Posisi Heilen sangat menguntungkan, karena tertutupi oleh empat orang didepan dan sampingnya.
Tanpa ragu Heilen langsung mengarahkan SIG Sauer P226 yang sedari tadi ia genggam.
Blast !
Blast !
Tanpa suara yang memekakkan telinga, hanya desingan peluru yang tepat mengenai sasarannya. Dua sosok pria berjaket dan bertopeng hitam roboh dengan darah muncrat ke kaca gallery toko di sebelah mereka.
Orang-orang disekitar Heilen yang kebanyakan ibu-ibu langsung menjerit dan berhamburan seketika. Sambil menjauh dari situ mereka sempat melihat seorang gadis berkostum princess Elsa sedang melucuti senjata kedua pria yang tertembak tadi.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
FeloVe Valthor
thankyouuuuuuuuu.... 🥰🥰
2022-07-26
2
Allessha Nayyaka
sumpah keren
2022-07-20
2