Heilen mendapatkan libur khusus dari Kamila dan Adam sebab kakinya yang masih sakit. Sebagai gantinya Adam mengirimkan lima bodyguard sekaligus untuk menjaga Kamila.
Sebelum berangkat beraktifitas Kamila dan Irina sempatkan untuk melihat keadaan Heilen, setelah tadi gagal karena mereka mendapati Arthur dikamar Heilen dengan posisi seperti orang berciuman.
Kamila setengah percaya setengah tidak dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin abangnya yang sangat tertutup bisa begitu cepat dekat dengan wanita yang belum lama dikenalnya. Dan tak pernah ia mendengar abangnya dekat dengan seorang wanitapun setelah tragedi meninggalnya Anastasya Stanford. Tapi baguslah , terbukti abangnya bukan seorang gay seperti yang orang-orang pikir selama ini, batin Kamila.
tok, tok, tok!
"Hella, bolehkah kami masuk? " Tanya Kamila dan Irina bersamaan sambil mengetuk pintu
Heilen yang sedang larut dalam dalam memory pahit saat harus meninggalkan Navy SEALs, seketika terkejut.
"Eee, eh , masuklah , silakan masuk. " Jawab Heilen gugup
"Bagaimana keadaanmu sekarang? "Tanya Kamila . Sementara Irina mesem-mesem sendiri tak jelas.
" Sebenarnya aku baik-baik saja dan bisa beraktifitas. Aku masih bisa menemani kalian keluar hari ini. "Sahut Heilen. Luka di kakinya hanya luka yang sangat kecil bagi Heilen.
" Nikmati saja istirahatnya dulu. Kapan lagi bisa free time di rumah. "Irina menambahkan sambil tersenyum penuh makna namun Heilen sama sekali tak mengerti.
" Hmm.. okay. Thank you bestie. " Ucap Heilen tulus.
"Okay.Kami berangkat dulu. Jaga diri baik-baik. Nanti kalau butuh sesuatu tinggal panggil Bibi Farah. " Ucap Kamila lagi sembari meraih bahu Heilen, memeluk dan mencium kedua pipi Heilen. Ia dapat merasakan kalau abangnya ada perasaan lain pada Heilen. Kemarin ia melihat Arthur menggendong Kamila dari lantai empat gedung Plaza Indonesia dengan wajah penuh khawatir. Lalu adegan pagi ini yang tak sengaja dilihatnya bersama Irina.
Siapapun gadis itu yang bisa membuat abangnya bahagia ia akan menyayanginya, batin Kamila.
Kemudian menyusul Irina yang berpamitan pada Heilen.
Selepas Kepergian Kamila dan Irina suasana rumah keluarga Yildiz menjadi sunyi.
Heilen yang merasa bosan berdiam di kamar memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar taman halaman belakang.
Tiba-tiba ia kepikiran Arthur. Di satu sisi ia merasa benci dengan sikap sok dekat sok akrab yang ditunjukkan Arthur , disisi yang lain ia mendambakannya. Perasaan yang gila dan harus dimusnahkan, pekiknya dalam hati. Namun pria itu terlalu tampan, dan sorot matanya yang seksi dan tajam sulit untuk diabaikan.
"Huuh...".Heilen melenguh kesal.
Sepertinya Arthur pergi ke kantor dan belum pulang, batin Heilen.
Setelah agak berkeringat, Heilen merebahkan tubuhnya diatas sofa bed besar di teras belakang. Semilir angin taman membuainya , ditambah suara riak kecil air kolam membuainya, ia pun terlelap disana.
Sementara itu di Kantor Kementerian Pertahanan Arthur sedang melakukan pemeriksaan kelayakan dan uji ketahanan beberapa sampel senjata yang telah disediakan. Ditemani Bend, Rachel dan beberapa Jendral Senior yang masih aktif.
Rachel dengan lues dan cekatan melakukan setiap pekerjaannya dan menyiapkan semua kebutuhan Arthur dengan sebaik-baiknya. Sayangnya tak ada timbal balik yang berarti dari pihak Arthur. Hanya sepotong ucapan "terimakasih" dengan ekspresi yang selalu sama, datar.
"Pak Arthur , bagaimana kalau kami menjamu makan siang anda di Restauran Paradisa yang berada di samping kantor?. " Tanya Rachel lebih condong disebut sebuah penawaran.
"Maaf, karena tugasku sudah selesai aku harus segera pulang. " Jawab Arthur tegas dan datar.
"Oh, ee... baiklah kalau begitu".Ucap Rachel berusaha tersenyum manis. Susah sekali mencairkan gunung es ini, keluh Rachel dalam hati.
Di dalam mobil selama perjalanan Arthur asyik dengan gawainya. Bend hanya diam seperti biasa sedangkan Rachel berusaha menghubungi Heilen untuk menanyakan kabar namun tak ada jawaban.
Rachel mencurigai sesuatu saat tak sengaja melihat luka disudut bibir Arthur. Entah mengapa Heilen yang terlintas dibenaknnya. Ah , tak mungkin , tepis Rachel.
Ingin rasanya mengobrol lebih banyak dengan Arthur namun sikap dinginnya membuat Rachel merasa jengah. Akhirnya ia memalingkan wajah ke jendela mobil menikmati pemandangan sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Yildiz. Ia tak sanggup memandang wajah tampan Arthur yang hanya membuatnya seperti pungguk merindukan bulan.
Pada saatnya nanti aku pasti menemukan cara untuk bisa lebih akrab dan dekat dengannya, bisik hati Rachel optimis.
Seandainya Heilen mengangkat telponnya, Rachel akan mampir walau sebentar. Akhirnya Rachel putuskan kembali ke kantor menyelesaikan pekerjaannya yang sudah menunggu di meja.
Sampai di kamar Arthur langsung membuka kemeja dan celana resmi dari tubuhnya. Langsung menyalakan monitor macbook yang bertengger manis diatas meja kerja. Barusan Chen Yuan mengirim chat untuk meeting sebentar, membahas klien baru ASTROGUN , sebuah perusahaan dari malaysia yang bekerja untuk pengadaan senjata Pemerintah Malaysia.
Setelah semua hal penting selesai dibahas tak lupa Chen Yuan menyapa Arthur , sekedar melepas kangen dan menanyakan kabar sahabatnya. Terlebih lagi semenjak tadi ChenYuan merasa terganggu melihat luka di sudut bibir Arthur. Pikiran Chen traveling kemana-mana.
"Bro, kasihan bibirmu. Apakah kalian tak bisa melakukannya dengan lembut. " Goda Chen dengan senyum tak berdosanya. Sesungguhnya Chen tak percaya apa yang dipikirkannya sendiri.
"Itu tak seperti yang kamu pikir, chen".Sanggah Arthur
" Hei, bro. Kita sudah sama-sama dewasa untuk merasakan bibir seorang gadis. Hanya saja sepertinya gadismu cukup bar-bar dalam bercinta, hahahhaha... "Ledek Chen membuat hati dan telinga Arthur terasa panas.
" Aku ditamparnya, puaass!! ".Suara Bariton Arthur meninggi saking kesalnya mendengar ocehan Chen
" Oh my God.!!"Netra Chen mendelik. Sungguh Chen ingin menertawakan Arthur lebih keras lagi, namun ia urungkan karena melihat wajah Arthur yang dongkol.
"Oke, Oke, kalem. Bagaimana bisa seorang pangeran setampan anda Geon Arthur Yildiz bisa berakhir dalam tamparan seorang wanita" Tanya Chen mulai mengurangi keusilannya pada Arthur
"Aku sedang menanyakan apakah dia Athena 1609 atau bukan, tiba - tiba ia menamparku. Entahlah, mungkin karena aku terlalu dekat ke wajahnya saat berbicara. Aku tak bisa menahan diriku, Chen. " Ungkap Arthur jujur. Tak ada rahasia antara dia dan Chen.
"Wow, anda dalam perkembangan yang pesat Tuan Yildiz. Tapi sayang itu terlalu agresif.Anda boleh jenius dalam hal ilmu pengetahuan, tapi ilmu memahami wanita anda harus belajar padaku".Celetuk Chen kocak
" Hmmm, kau benar Chen. Aku bingung bagaimana menghadapinya, dia sulit ditebak. "Sahut Arthur serius. Ia benar-benar mengharapkan Chen membantunya. Chen benar ia bodoh dalam hal ini.
" Oke , itu mudah . Aku akan menjadi gurumu agar kau lebih faham mengenai wanita. Kau tak perlu bersusah payah mengejarnya. Tidak semua wanita akan tergila-gila padamu walaupun kau setampan itu. Aku yakin dia tipe wanita yang senang diperjuangkan dengan cara yang elegan. Jangan membuatnya merasa dilecehkan. Coba saja sedikit menggodanya lalu berpura-pura tak peduli.Kita akan lihat bagaimana dia bereaksi. "Papar Chen begitu lancar.
" Hmm.. baik suhu, aku mendengarmu. "Tukas Arthur yang nampaknya telah tertular sifat konyol Chen.
" Kenapa tak kau gunakan little bird untuk mengetahui dimana posisinya sekarang dan apa yang dia lakukan. bukankah kalian satu rumah. "
Arthur menyalakan aplikasi little bird di macbook dan menghubungkannya dengan sistem camera canggih Little bird cam yang telah ia install untuk memantau suasana hampir di seluruh bagian rumah dan halaman keluarga Yildiz, kecuali kamar pribadi.
"Nah, dapat. Dia berada diteras belakang di dekat kolam renang sedang memainkan gawainya. " Lapor Arthur pada Chen
"Oh my god. Ini kesempatanmu Bro. Lakukan sekarang. Pakai hotpants-mu saja lalu terjun ke kolam renang, berlagaklah seolah-olah kau tidak melihatnya. Jangan sia-siakan pesona six pack dan otot bisepmu!! ".Pekik Chen semakin konyol
" What.. , aku tak bisa Chen. "
"Hei , lakukanlah kalau kau tidak mau menyesal".
" Oh , sial. Baiklah. " Akhirnya Arthur mengiyakan walau ia merasa ini sungguh konyol.
Arthur mengambil bathrobe dan menutupi seluruh tubuhnya yang hanya menggunakan hotpants sesuai isntruksi Chen. Dadanya yang bidang dengan bulu-bulu halus semakin meningkatkan kesan seksi.
"Hei, ingat . Bersikaplah seolah-olah kau tak melihatnya. " Teriak Chen sebelum menutup saluran video , untuk selanjutnya mereka akan berkomunikasi via hp saja.
Dihalaman belakang Heilen sedang duduk pada sofa bed memainkan gawainya. Hatinya antara sedih dan bahagia seusai membalas chat dari sang Ibu, Antonia Jhonson. Betapa ia sangat merindukan keluarganya. Kesedihan nampak jelas di wajah Heilen.
BYuuuurrrrrrr..... !
Suara air yang pecah mengagetkan Heilen. Pandangannya langsung tertuju ke kolam renang. Mendapati sosok jangkung dengan tubuh atletisnya sudah berada di dalam air.
Arthur muncul dari permukaan air dengan acuh tak acuh. Pesonanya yang tak terbantahkan berpendar - pendar terpantul melalui tetes-tetes air yang jatuh dari setiap helai rambutnya. Sudut matanya menangkap keterpanaan Heilen yang duduk di sofa bed.
Masih terngiang-ngiang ditelinga Arthur kata-kata nasihat yang konyol dari Chen Yuan "Lakukan pose yang Menggoda Lalu Berpura-puralah tak Peduli.Sadarlah Arthur kau punya segalanya untuk menaklukkan seribu wanita. Andai aku setampan dan seseksi dirimu maka setiap hari akan kuhisap madu seribu bunga". Meski terdengar konyol, aku akan mencobanya, batin Arthur.
Air kolam itu hanya sebatas pinggang Arthur sehingga tubuh bagian atasnya yang seksi terpampang nyata, menghipnotis Heilen. Tak sadar Heilen menggigit - gigit bibir bagian bawahnya , gerah.
Heilen menahan nafas saat Arthur meraih tangga kolam lalu berdiri dipinggiran kolam dengan tak memandang Heilen sedikitpun. Arthur terlihat tak peduli padahal jarak kolam renang dari teras tak lebih dari tiga meter. Membuat Heilen bisa mengakses dengan bebas seluruh tubuh Arthur dengan netranya. Seketika Heilen merasakan aliran panas didalam darahnya.
Mungkin dia masih marah atas perlakuanku pagi tadi, batin Heilen. Dia tak mungkin tak melihatku. oh sial kenapa aku mempermasalahkannya. batin Heilen lagi.
Arthur sesekali mencuri pandang ke arah Heilen yang gelisah, dengan sudut matanya. Kali ini tips dari Chen Yuan patut diacungi jempol , ucapnya dalam hati. Ia tersenyum smirk, merasa diatas angin, berhasil membuai Heilen dengan trik dari Chen Yuan.
Tiba-tiba.....
"Hai Heilen , ternyata kamu disini. Bagaimana kakimu? Ini aku bawakan oleh-oleh aneka buah supaya kamu cepat sembuh. "
"Oh, eh.. iya, Oh Adam. Aku baik-baik saja" Jawab Heilen gagap , terkejut dengan kehadiran Adam yang tiba-tiba.
Adam sekonyong-konyong sudah berdiri dihadapan Heilen dengan sekeranjang buah segar. Seperti biasa Adam tampak gagah , tampan dan ramah.
"Hai bro!! "Seru Adam ketika dia menyadari ada Arthur berdiri ditepi kolam renang, bersiap untuk terjun.
Arthur tak menghentikan gerakannya dan tak menyahuti Adam. Arthur tentu saja menjadi sangat dongkol karena kehadiran Adam mengganggu pertunjukannya. Arthur melempar tubuhnya dengan keras ke kolam renang. Menciptakan riak air yang besar dan tinggi.
"Woww, berenang disaksikan gadis cantik." Pekik Adam sekenanya sembari mengambil posisi duduk disisi Heilen.
"Emm..., aku tak tahu dia akan berenang disini, aku tadi tertidur di sofa ini dan baru saja bangun" kilah Heilen tak nyaman karena tertangkap basah oleh Adam sedang terpesona dengan ketampanan Arthur.
"Kau lihat dia pria yang sangat tampan dengan tubuh yang seksi dan menggoda tapi sayang aku tak pernah mendengarnya dekat dengan seorang wanita, kasihan.. ".Ucap Adam lagi mengomentari Arthur yang sedang berenang
" Ku rasa kalian saudara sepupu yang sehati. Sama-sama tampan dan gagah tapi tak pernah ku lihat dekat dengan wanita, sama-sama kasihan, hihihi..."Desis Heilen menohok Adam tajam sekali dibarengi tawa kecil.
"Pria yang susah jatuh cinta, ketika dia jatuh cinta pasti bucin sampai mati. " Ucap Adam sahdu menimpali sindiran Heilen
"Wow , Kamila akan sangat bruntung. " Heilen berkata sembari tersenyum lebar menatap Adam Sinaga. Memamerka gigi-gigi putihnya, membuatnya terlihat semakin cantik dan menggemaskan.
"Hush, diamlah..Sssstttt... ".Desis Adam setengah berbisik dan Heilen hanya tertawa kecil melihatnya.
Arthur sudah berenang dua kali putaran dengan perasaan dongkol. Ia merasa kedua orang diteras itu sedang membicarakannya. Ia bangkit dan muncul ke permukaan , mencuri pandang. Mendapati Heilen begitu ceria, tersenyum juga tertawa cantik saat berbicara dengan Adam Sinaga, ia semakin dongkol. Benar-benar merusak suasana, rutuknya dalam hati.
Tak tahan lagi melihat keakraban Adam dan Heilen akhirnya Arthur menggapai tangga kolam renang. Memasang bathrobe-nya lalu mendatangi Heilen dan Adam yang sedang asyik mengobrol akrab. Wajah kesalnya tak bisa ia sembunyikan.
"Ada tamu rupanya. " Arthur berkata sarkas.
Adam tak pernah menjadi tamu di keluarga Yildiz. Rumah ini seperti rumahnya sendiri.
"Hmmm...., sejak kapan aku menjadi tamu disini. " Sahut Adam polos. Apakah ada yang salah tanyanya dalam hati.
Arthur menarik sebuah kursi plastik yang menganggur di dekat tembok sebelah pintu masuk. Ia duduk santai tanpa perduli bagian dada bidangnya dengan bulu-bulu halus terekspos bebas.
Tiba-tiba Heilen bangkit. "Permisi, aku harus istirahat dan kembali ke kamarku".Ucapnya cepat kemudian buru-buru meraih keranjang buah oleh-oleh dari Adam.
"Terimakasih buahnya. " Ucap Heilen pada Adam sambil melangkah perlahan mengingat kakinya belum sembuh total.
Heilen melangkah dengan menundukkan wajah, tak berani menatap mata Arthur. Rasa bersalah karena tamparan refleknya pada Arthur tadi pagi masih menderanya.
Arthur hanya diam menggigit bibir. Entah mengapa ia menjadi begitu kesal juga pada Heilen karena telah berbicara begitu manis dihadapan Adam Sinaga.
"Baik , Heilen berhati -hatilah " Ucap Adam Sinaga tulus
"Lihatlah , kau membuat Heilen tak nyaman. " Ucap Adam Sinaga sekedar berbasa-basi
"Kenapa? Apa kamu sangat menyukainya?? " Desis Arthur dengan tatapan mata tajamnya ke arah Adam.
Adam terkesiap . Ia tahu dari mimik dan nada suaranya Arthur tidak sedang bercanda.
"Hei brother, ini tidak seperti yang kamu kira. " Sahut Adam tetap tenang.
"Seorang CEO perusahaan bertaraf Internasional sepertimu bagaimana bisa begitu perhatian pada seorang asisten Artis, mengapa kamu tidak cari saja wanita yang selevel denganmu. " Ketus Arthur
"Arthur kamu sedang cemburu. Heilen adalah pegawaiku . Aku yang membayarnya setiap bulan untuk menjaga Kamila.Asisten Artis itu hanya untuk menyamarkan saja sesuai permintaan Heilen sendiri. " Sahut Adam mulai kesal namun juga mulai tertarik mendapati kalau saudara sepupupunya itu sedang ada hati pada wanita. Itu tak bisa dibantah.
"Sial, dimana kamu menemukannya? Kamu tidak pernah menceritakan ini padaku. " Lanjut Arthur
"Aku kira dia tidak penting buatmu, maafkan aku. " Ucap Adam Sinaga bijaksana.
"Temanku Rachel, putri Bapak Kemenhan yang kemarin menjemputmu. Dia yang merekomendasikannya padaku".Jawab Adam jujur. Ia tak mau ada kesalahfahaman antara dirinya dengan Arthur.
" Rachel?! " Bisik Arthur
#Bersambung#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments