Mengisi Waktu Luang

Keesokan harinya di pagi buta, Ziah sudah bersiap dengan pakaian senamnya. Sambil menunggu Anto yang sedang berganti pakaian. Ziah melakukan gerakan-gerakan ringan untuk peregangan otot.

Semalam Ziah mendapat chat dari dosen pembimbingnya. Bahwa hari ini, dosen tersebut akan keluar kota. Yang sudah pasti tidak akan ada di kampus.

Ziah dan Anto memilih satu dosen pembimbing yang sama. Karena itu pula, jika Ziah tidak berangkat ke kampus. Maka, Antopun sudah pasti demikian.

Jadi, untuk mengisi waktu luang mereka sebelum jam kerja. Semalam mereka berencana untuk melakukan joging pagi, usai shalat subuh. Dan akan lanjut menyusun skripsi setelahnya. Agar saat dosen pembimbing mereka datang. Mereka tinggal mengoreksinya saja.

"Oke, aku siap. Kita berangkat...??!" ucap Anto saat sudah berdiri tepat di samping Ziah.

"Ganti baju aja lama amat sih 'Nto! Kayak cewek aja. Aku juga cewek, tapi nggak seperti itu juga?!" ucap Ziah sedikit kesal karena terlalu lama menunggu sahabatnya itu bersiap.

"Hahaha... kita 'kan mau jalan tuh... Jadi, harus tampil paripurna dong Zi'... Biar cewek-cewek yang kita lewati di jalan nanti. Pada klepek-klepek akan ketampananku ini. Bukan begitu???" ucap Anto narsis.

"Emm... kalau aku lihat-lihat, kayaknya masih ada yang kurang deh...!" ucap Ziah berniat mengerjai.

"Ahh.... itu matamu saja yang bilang aku ini kurang tampan. Padahal sesungguhnya, aku ini sudah lebih dari tampan tau...!" ucap Anto sewot. Sambil merangkul leher Ziah agar segera beranjak dari sana.

"Eh..eh... kami pergi dulu ya guys, assalammu'alaikum!" teriak Ziah sebelum pergi. Pada kedua sahabatnya yang ada didalam kontrakan

Tanpa menunggu jawaban kedua sahabatnya itu. Ziah mulai berlari-lari kecil beriringan dengan Anto. Mereka keluar dari lorong menuju jalanan besar. Yang masih tampak lengang dari kendaraan bermotor. Hanya ada beberapa orang yang bersepeda santai. Juga beberapa orang yang sedang joging seperti Ziah dan Anto.

"Ish... kau itu, terlalu narsis!" ucap Ziah pada Anto.

"Bukan narsis sayang, tapi kenyataan." jawab Anto mesra sambil terus berlari.

"Iya deh... terserah!" putus Ziah.

Mereka terus berlari-lari kecil berkeliling kompleks. Sambil terus berbincang-bincang ringan.

Setelah merasa jarak berlari mereka sudah cukup jauh. Ziah dan Anto sepakat untuk pulang. Namun didalam perjalanan pulang, Ziah melihat warung yang menjajakan nasi kuning di seberang jalan. Ziah pun jadi ingin sarapan nasi kuning hari itu.

"Tunggu!!" ucap Ziah sambil menahan lengan Anto. "Kita sarapan nasi kuning yuk?!" tanya Ziah selanjutnya.

"Eem... boleh." jawab Anto setelah sedikit berpikir. "Tapi aku merasa haus, jadi aku beli air mineral dulu di kios itu. Kau duluan dan langsung pesan saja ya!" lanjut Anto sambil menunjuk letak kios yang akan dia tuju.

"Baiklah. Tapi, aku mau kita makan di rumah aja 'Nto...!" ujar Ziah

"Ya sudah, terserah kau saja. Hati-hatilah menyebrang jalan!" pasrah Anto.

"Iya, Kau juga hati-hati! Aku duluan." pesan Ziah dan pamit lebih dulu. Anto hanya mengangguk pelan.

Karena sudah hampir jam 7 pagi, jadi jalanan mulai ramai dengan kendaraan bermotor yang berlalu lalang. Ziah mulai memperhatikan jalanan. Sebelum akhirnya dia bisa menyebrang.

Sebelum memasuki warung, tak lupa Ziah mengucap salam. Karena pemilik warung adalah wanita dengan pakaian muslim yang cukup tertutup. Dan terdapat label bertuliskan halal pada gerobak depannya.

"Assalamu'alaikum Bu!" ucap Ziah

"Wa'alaikum salam Neng. Mari masuk!" sambut Ibu pemilik warung ramah. "Mau nasi kuning ya Neng? Makan di sini, apa dibungkus?" lanjutnya menawarkan.

"Em, mau dibungkus aja 'Bu. Kasih empat porsi, yang lengkap sama topingnya." jawab Ziah

"Siap, ditunggu ya Neng!" ucap Ibu pemilik warung itu lagi. Dan langsung bergerak menyiapkan pesanan Ziah.

Sambil menunggu pesanannya, Ziah memilih duduk di kursi panjang yang tersedia dekat pintu masuk. Dan mengisi waktunya dengan membaca novel online di ponselnya. Tanpa memperhatikan orang-orang yang ada didalam warung tersebut.

"Naziah!!!"

Mendengar seseorang memanggil namanya. Ziah pun membuang pandangannya kearah sumber suara tersebut.

"Lusi." ucap Ziah dengan tersenyum ramah. Saat mengetahui orang yang memanggilnya adalah Lusi.

"Hai...! Duduk sini yuk?!!" panggil Lusi dengan tersenyum lebar. Sambil menunjuk kursi kosong di sampingnya. Mau tak mau, Ziah pun menuruti ajakan teman barunya itu.

"Apa kabar Lus'?" sapa Ziah sambil menyalami tangan Lusi.

"Puji Tuhan, Aku baik. Kau sendiri apa kabar? Nggak ada yang lecetkan, akibat malam itu?" tanya Lusi balik.

"Alhamdulillah nggak ada yang lecet, Lusi. Jangan berlebihan... Itu hanya perkelahian kecil, nggak mungkin bikin aku lecet." jawab Ziah lemah lembut dan tetap merendah.

"Iya deh... Menurutmu, itu memang hanya perkelahian kecil. Tapi untukku, itu adalah perkelahian yang luar biasa. Seorang wanita lemah lembut sepertimu melawan dua orang pria sekaligus." tutur Lusi jujur.

"Ya, ya, ya, terserah." jawab Ziah malas. "Siapa nih, apa kau tidak ingin memperkenalkannya padaku?" tanya Ziah.

Saat matanya tertuju pada seorang gadis yang duduk dengan pandangan terus tertuju ke wajahnya. Di kursi yang bersebrangan meja dengan mereka.

"Oh iya, aku hampir lupa." ucap Lusi sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Kenalkan Zi', dia temanku!" ucap Lusi mempersilahkan Ziah dan temannya itu untuk berkenalan.

"Maya" ucap Maya tersenyum ramah

"Naziah, panggil aja Ziah." balas Ziah juga dengan senyum ramahnya.

"Assalamu'alaikum...! Boleh gabung?" tanya Anto tiba-tiba dan ikut nimbrung.

"Eh, wa'alaikum salam. Anto! Kenalkan, ini Lusi dan ini temannya, Maya." ucap Ziah memperkenalkan.

Anto pun memperkenalkan dirinya pada Lusi dan Maya. Sambil memperlihatkan senyum ramahnya.

"Nasinya sudah dipesan Zi'?" tanya Anto pada Ziah

"Sudah, tuh...!" jawab Ziah sambil menunjuk Ibu pemilik warung yang sedang menuju kearah mereka dengan matanya.

Anto mengambil alih bungkusan pesanan Ziah itu dari Ibu pemilik warung. Dan membayar semua pesanan itu.

"Pacar kamu ya Zi'?" bisik Lusi didekat telinga Ziah.

"Heh, bukan... dia sahabatku." jawab Ziah lembut dengan sedikit tersenyum geli.

"Terimakasih 'Bu!" ucap Anto pada Pemilik warung setelah menerima sisa uangnya. "Kita balik Zi'?" tanyanya beralih pada Ziah.

"Eemm." jawab Ziah sambil menganggukan kepalanya. "Aku duluan ya Lusi, Maya! Sampai jumpa lagi?!" pamit Ziah pada Lusi dan Maya.

"Iya, sampai jumpa lagi Zi'." balas Lusi dan Maya bersamaan.

Setelah kepergian Anto dan Ziah. Lusi dan Maya kembali melanjutkan makan mereka yang tertunda tadi. Karena menyapa Ziah dan Anto.

Sambil menghabiskan makanan mereka. Lusi dan Maya membicarakan tentang Ziah.

"Benar katamu, Ziah beneran cantik, Beb. Kalau dilihat-lihat, kayak nggak mungkin dia bisa melawan dua orang pria seperti si Wawan dan si Boy itu sekaligus." ujar Maya jujur.

"Aku sendiri, awalnya berpikiran sama sepertimu. Karena itu, saat dia hampir menabrakku. Aku hanya meminta tolong padanya untuk membawaku kabur dari sana. Tapi...(Bla...bla...)" Lusi terus bercerita tentang sisi lain seorang Ziah pada temannya itu. Hingga mereka kembali ke kost mereka.

Episodes
1 Prolog
2 Rencana Pulang Kampung
3 Memulai Perjalanan
4 Merasa Risih
5 Bertemu Pria-pria Aneh
6 Berkenalan
7 Modus Tersembunyi
8 Dede dan Ade
9 Menuju Pantai Wisata
10 Peraturan dalam Kontrakan
11 Pallu Butung
12 Kembali ke Kota
13 Rumor yang Beredar
14 Kolak Jagung
15 Empat Sahabat Sejati
16 Bermain-main
17 Bertemu Lusi
18 Kegiatan Ziah
19 Mengisi Waktu Luang
20 Melawan Rampok bersenjata Tajam
21 Gadis Langka
22 Mengirimi Mama Uang
23 Lebay...!
24 Demam
25 Kampung Tengah
26 Mengantar Naziah
27 Di Rumah Sakit
28 Si Ulfi
29 Aldi dan Rendi
30 Menjenguk
31 Aku Bukan Robot
32 Pasien Istimewa
33 Pindah Kamar
34 Salah Paham
35 Mengawali Hari dengan Tawa
36 Jangan Menggodaku!
37 Sholat berjamaah
38 Keinginan Naziah
39 Taksi Online
40 Mengantar Pulang
41 Ibu-ibu Berdaster
42 Jaga Pandanganmu!!!
43 Aku Terima Tantanganmu
44 Menuju TKP
45 Menemui CaMer
46 Meminta Restu
47 Berpikir
48 Perkenalan Antara Besan
49 Kedatangan Dokter Karina
50 Menentukan Pilihan
51 Resmi Bertunangan
52 Pelayanan Darurat
53 Membekuk Para Begal
54 Panggilan Sayangku
55 Jebakan Rendi
56 Magang
57 Tamu Malam Minggu
58 Kesan Pertama Bertemu
59 Pilihan Hati Rendi
60 Mengikhlaskan
61 Menu Sarapan Porsi Doubel
62 Merealisasikan Rencana Harian
63 Gadis Hebat
64 Ayah Roy
65 Puas... Membohongiku?
66 Menyibukkan Diri
67 Si Mas Kurir
68 Sebuah Video
69 Meminta Penjelasan
70 Penjelasan Rendi
71 Mencari Solusi
72 Meminta Bantuan Anto
73 Tanggapan Naziah
74 Mengalah
75 Ziah Pergi???
76 Ketulusan Risma
77 Sosok Adrian Rega
78 Dijemput Mobil Ambulans
79 Si Faisal
80 Sebatang kara
81 Golongan Darah yang Sama
82 Pendekatan
83 Sarapan Khusus
84 Menjenguk
85 Wa'alaikumsalam Sayang.
86 Buket Bunga Krisan
87 Kursi Khusus
88 Perbedaan Diantara Keduanya
89 Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90 Lamaran Rega
91 Apa Kau Siap, 'Fah?
92 Bi' Suni?
93 Majikan Bi' Suni
94 Obrolan Serius
95 Undangan Makan Malam
96 Makan Malam
97 Butuh Waktu Lebih
98 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99 Sebuah Adab Sepele
100 Pilihan yang Sulit
101 Sakit???
102 Berkunjung ke Cafe
103 Bernyanyi dan Bermain Gitar
104 Tatapan Rega
105 Membawa Pergi
106 Tidak Waras?!!
107 Selalu Mengejutkan
108 Menjadi Pendamping Hidupmu
109 Tidur Terpisah
110 Penentuan
111 Meminta Pendapat
112 Saling Menyuapi Makan
113 Berdebar-debar
114 Ada apa dengannya?
115 Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116 Memiliki Perasaan Yang Sama
117 Sedang Libur Sholat
118 Penjelasan
119 Pemilik Mobil Mogok
120 Alhamdulillah....!
121 Jaga dia baik-baik!
122 Kau Khawatir Padaku?
123 Cemburu
124 Bertemu Teman-teman Lama
125 Menikmati Perjalanannya
126 Memperkenalkan Diri
127 Mendapat Telepon
128 Mengabari Para Sahabat
129 Telfon Rindu!
130 Malam Nokolontigi
131 Sebuah Video dan foto
132 Tertusuk!
133 "Sah!!!"
134 "Siapa orang itu?"
135 Berdua Saja!
136 Permohonan Maaf
137 Tergoda
138 Maluku di Ambon
139 Keromantisan Rega
140 Harapan yang Tak Sampai
141 Pengait Bra?!
142 Posesif
143 Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144 Pengumuman
145 Terlelap Bersama
146 Ciuman Selamat Pagi
147 Pamit Pulang
148 Ikut Bergotongroyong
149 Buat Aku Nyaman!
150 Saling Mengingatkan
151 Manja!
152 Hadist Khusus Seorang Istri
153 Gitu kok repot?!
154 Sholat Sunnah
155 Menikmati Permainan
156 Rahasia dan Kejutan Tuhan
157 Saling Memperkenalkan Diri
158 Cerita Masa Lalu Naziah
159 Cerita Rega
160 Menggoda Kakak Ipar
161 Fans Fanatik
162 Fokus Kerja
163 Bertemu Klien
164 Jangan berlebihan!
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Pulang Kampung
3
Memulai Perjalanan
4
Merasa Risih
5
Bertemu Pria-pria Aneh
6
Berkenalan
7
Modus Tersembunyi
8
Dede dan Ade
9
Menuju Pantai Wisata
10
Peraturan dalam Kontrakan
11
Pallu Butung
12
Kembali ke Kota
13
Rumor yang Beredar
14
Kolak Jagung
15
Empat Sahabat Sejati
16
Bermain-main
17
Bertemu Lusi
18
Kegiatan Ziah
19
Mengisi Waktu Luang
20
Melawan Rampok bersenjata Tajam
21
Gadis Langka
22
Mengirimi Mama Uang
23
Lebay...!
24
Demam
25
Kampung Tengah
26
Mengantar Naziah
27
Di Rumah Sakit
28
Si Ulfi
29
Aldi dan Rendi
30
Menjenguk
31
Aku Bukan Robot
32
Pasien Istimewa
33
Pindah Kamar
34
Salah Paham
35
Mengawali Hari dengan Tawa
36
Jangan Menggodaku!
37
Sholat berjamaah
38
Keinginan Naziah
39
Taksi Online
40
Mengantar Pulang
41
Ibu-ibu Berdaster
42
Jaga Pandanganmu!!!
43
Aku Terima Tantanganmu
44
Menuju TKP
45
Menemui CaMer
46
Meminta Restu
47
Berpikir
48
Perkenalan Antara Besan
49
Kedatangan Dokter Karina
50
Menentukan Pilihan
51
Resmi Bertunangan
52
Pelayanan Darurat
53
Membekuk Para Begal
54
Panggilan Sayangku
55
Jebakan Rendi
56
Magang
57
Tamu Malam Minggu
58
Kesan Pertama Bertemu
59
Pilihan Hati Rendi
60
Mengikhlaskan
61
Menu Sarapan Porsi Doubel
62
Merealisasikan Rencana Harian
63
Gadis Hebat
64
Ayah Roy
65
Puas... Membohongiku?
66
Menyibukkan Diri
67
Si Mas Kurir
68
Sebuah Video
69
Meminta Penjelasan
70
Penjelasan Rendi
71
Mencari Solusi
72
Meminta Bantuan Anto
73
Tanggapan Naziah
74
Mengalah
75
Ziah Pergi???
76
Ketulusan Risma
77
Sosok Adrian Rega
78
Dijemput Mobil Ambulans
79
Si Faisal
80
Sebatang kara
81
Golongan Darah yang Sama
82
Pendekatan
83
Sarapan Khusus
84
Menjenguk
85
Wa'alaikumsalam Sayang.
86
Buket Bunga Krisan
87
Kursi Khusus
88
Perbedaan Diantara Keduanya
89
Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90
Lamaran Rega
91
Apa Kau Siap, 'Fah?
92
Bi' Suni?
93
Majikan Bi' Suni
94
Obrolan Serius
95
Undangan Makan Malam
96
Makan Malam
97
Butuh Waktu Lebih
98
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99
Sebuah Adab Sepele
100
Pilihan yang Sulit
101
Sakit???
102
Berkunjung ke Cafe
103
Bernyanyi dan Bermain Gitar
104
Tatapan Rega
105
Membawa Pergi
106
Tidak Waras?!!
107
Selalu Mengejutkan
108
Menjadi Pendamping Hidupmu
109
Tidur Terpisah
110
Penentuan
111
Meminta Pendapat
112
Saling Menyuapi Makan
113
Berdebar-debar
114
Ada apa dengannya?
115
Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116
Memiliki Perasaan Yang Sama
117
Sedang Libur Sholat
118
Penjelasan
119
Pemilik Mobil Mogok
120
Alhamdulillah....!
121
Jaga dia baik-baik!
122
Kau Khawatir Padaku?
123
Cemburu
124
Bertemu Teman-teman Lama
125
Menikmati Perjalanannya
126
Memperkenalkan Diri
127
Mendapat Telepon
128
Mengabari Para Sahabat
129
Telfon Rindu!
130
Malam Nokolontigi
131
Sebuah Video dan foto
132
Tertusuk!
133
"Sah!!!"
134
"Siapa orang itu?"
135
Berdua Saja!
136
Permohonan Maaf
137
Tergoda
138
Maluku di Ambon
139
Keromantisan Rega
140
Harapan yang Tak Sampai
141
Pengait Bra?!
142
Posesif
143
Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144
Pengumuman
145
Terlelap Bersama
146
Ciuman Selamat Pagi
147
Pamit Pulang
148
Ikut Bergotongroyong
149
Buat Aku Nyaman!
150
Saling Mengingatkan
151
Manja!
152
Hadist Khusus Seorang Istri
153
Gitu kok repot?!
154
Sholat Sunnah
155
Menikmati Permainan
156
Rahasia dan Kejutan Tuhan
157
Saling Memperkenalkan Diri
158
Cerita Masa Lalu Naziah
159
Cerita Rega
160
Menggoda Kakak Ipar
161
Fans Fanatik
162
Fokus Kerja
163
Bertemu Klien
164
Jangan berlebihan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!