Pagi hari sebelum pukul 8, Ziah dan para sahabatnya sudah bersiap. Seperti biasa, untuk berangkat ke kampus bersama-sama.
Ziah mengendarai motor maticnya sendiri. Ulfi saling berboncengan dengan Tita menggunakan motor Ulfi. Namun kali ini, giliran Tita yang membonceng Ulfi. Sedang Anto sendiri mengendarai motor besarnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Ziah dan para sahabatnya, terlihat memasuki gerbang kampus mereka. Dan mereka langsung memarkirkan motor masing-masing ke area parkir khusus mahasiswa.
Dari tempat parkir, mereka pun berpisah. Ulfi dan Tita menuju ruang fakultas ekonomi. Sedang Ziah dan Anto memutuskan pergi perpustakaan kampus terlebih dahulu. Baru akan menuju ke ruangan fakultas mereka.
Sesampainya didalam perpustakaaan, Ziah dan Anto langsung mencari buku-buku referensi untuk bahan skripsi mereka.
Setelah mendapatkan buku-buku yang dimaksud. Mereka memilih duduk di salah satu meja yang tersedia dalam perpus tersebut. Kemudian mereka mulai sibuk dengan buku dan laptopnya masing-masing.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Tiba-tiba Alarm adzan berkumandang dari ponsel Ziah. 'Allahuakbar, Allahuakbar...' Dan serentak membuat semua mahasiswa yang berada didekatnya menatapnya tajam.
Dengan cepat, Ziah mematikan alarmnya. Kemudian menangkupkan kedua tangan didepan dadanya. Sambil melempar senyum termanisnya kearah semua mahasiswa itu. Sebagai tanda maafnya pada para mahasiswa itu.
Baik mahasiswa ataupun mahasiswi yang tadinya sedikit marah, karena merasa terganggu. Begitu melihat senyuman termanis dari Ziah. Yang seakan menggambarkan kelembutan dan ketenangan jiwa sang pemiliknya. Lalu menghipnotis setiap orang yang melihatnya. 'Nyes...' Amarah itu langsung terbang entah kemana?! Berganti dengan senyuman manis kearah Ziah.
Karena waktu sholat Dzuhur telah tiba. Sementara tugasnya terasa nanggung, jika harus ditunda sampai besok. Namun, Ziah juga tidak ingin menunda waktu sholatnya.
Ziah terlihat sedikit berpikir sambil mengetuk-ketuk dagunya dengan ujung jari telunjuknya. Lalu memutuskan untuk menitip laptop dan semua barang miliknya di sana kepada Anto. Dia ingin melaksanakan sholat Dzuhur di musholah kampus. Dan akan bergantian dengan Anto, setelahnya. Kemudian melanjutkan tugasnya yang tertunda.
Setelah waktu menunjukan pukul 13.47 WITA. Ziah dan Anto mengakhiri pekerjaan mereka. Lalu memutuskan untuk pulang, karena harus bekerja paruh waktu. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membantu biaya kuliah.
Dalam perjalanan menuju parkiran kampus. Ziah dan Anto berbincang-bincang ringan.
"Zi' gimana perasaanmu menghadapi sidang nanti?" tanya Anto
"Eeemm, nggak gimana-gimana?! Emang kenapa?" ujar Ziah balik bertanya.
"Nggak kenapa-kenapa juga. Hanya saja, setiap kali aku mengingat itu...Aku merasa gugup Zi'...!" jujur Anto.
"Kok gitu? Santai aja kali...." ujar Ziah bingung lalu berusaha menghibur.
"Kamu sih bisa santai. Karena kamu memang wanita cerdas dan tidak pernah merasa gugup jika harus berbicara didepan umum. Nah aku... jarang bicara didepan halayak umum. Jadi, aku merasa sangat gugup sekali. Apalagi....akan bicara didepan orang-orang yang memang cerdas dan cerdik. Hm...." jelas Anto dan sedikit mendesah diakhir kalimatnya.
"Aku juga sama kayak kamu, Anto... Sama-sama manusia dan sudah tentu, Aku juga akan merasa gugup. Jika berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai kecerdasan dan kecerdikan dari pada aku."
"Tapi... aku selalu menutupinya dengan tersenyum. Dan berpikir positif serta selalu mengatakan dengan tegas pada diriku sendiri, kalau 'Aku bisa!'. Aku mengulang kata-kata itu hingga tingkat kepercayaan diri ku muncul dengan sendirinya. Itulah kunci percaya diriku." ujar Ziah mengungkapkan rahasianya panjang kali lebar.
"Wah....cuma begitu saja?!" tanya Anto sedikit ragu. "Aku akan mencobanya, semoga tips dan trikmu itu berhasil kulakukan." lanjutnya optimis.
"Kamu harus sering-sering latihan. Oh iya, bagaimana kalau kau coba nanti malam? Dihadapan Ulfi, Tita dan Aku, kau coba presentasikan isi skripsimu itu. Gimana?" usul Ziah
"Hmm.... boleh. Tapi... nanti, aku diketawain lagi sama Tita." ucap Anto berprasangka.
"Cuekin aja. Kan memang untuk melatih mental kamu. Biar nanti saat dilakukan sidang skripsi. Mental kamu sudah siap, karena sudah digembleng dari jauh-jauh hari. Oke?!! Sekarang, kita pulang yuk! Aku sudah lapar. Ulfi sama Tita pasti udah di rumah sekarang. Ayo!!!" ajak Ziah.
Setelah mereka sampai ditempat parkiran motor. Ziah langsung mengajak sahabatnya itu untuk pulang ke kontrakan mereka.
"Oke... Ayo!" jawab Anto santai sambil menaiki motornya. Begitupun dengan Ziah ikut menaiki motornya sendiri.
Di tempat lain, di rumah kontrakan Ziah. Tita dan Ulfi baru saja selesai memasak makanan. Untuk makan siang mereka berempat. Dan langsung menyajikannya di atas meja makan.
Dari arah luar, tepatnya dari halaman depan terdengar deru suara motor yang datang. "Itu mereka datang." ucap Ulfi
Setelah memarkir motor mereka. Ziah dan Anto memasuki rumah sambil mengucapkan salam " Assalamualaikum...!"
"Wa'alaikum salam." sahut Ulfi dan Tita bersamaan dari arah dalam rumah.
"Wah... tumben cepat banget pulangnya. Nggak ada dosen ya?" tanya Anto santai. Sambil tangannya terulur ingin mencomot tempe goreng yang baru saja dibawa oleh Ulfi yang lewat didepannya.
Plakk...
"Aduh, sakit Ul'...!" ucap Anto kesakitan. Sambil mengusap-usap tangannya tepat dibekas pukulan tangan Ulfi.
Ziah dan Tita hanya tersenyum geli menyaksikan pertengkaran kecil antara kedua sahabat mereka itu. Sudah seperti Tommy dan Jerry.
"Makanya...cuci tangan dulu sana! Jangan asal comot aja. Tangan kamu itu banyak virusnya tau...!!" ucap Ulfi kesal.
"Enak saja! Tangan aku bersih begini juga. Mana mungkin ada virusnya?!." ucap Anto sewot.
"Kamu pikir sebuah virus itu dapat dilihat dengan mata telanjang begitu! Makanya kamu sering sakit perut, itu karena kamu jorok. Suka nggak cuci tangan dulu sebelum menyentuh makanan. Sana cuci tangan dulu!!! Baru boleh makan." ujar Ulfi tegas.
"Iya deh... Aku cuci tangan dulu. Cerewet banget sih....kayak ibu tiri!" cibir Anto. Sambil melangkah menuju wastafel untuk mencuci tangannya sebelum makan.
Usai makan siang bersama dengan menu apa adanya. Ziah dan para sahabatnya itu memasuki kamar masing-masing. Seperti biasa, mereka akan bersiap untuk ke tempat kerja masing-masing.
Ke empat sahabat itu memang sudah bekerja paruh waktu. Sejak dari awal mereka masuk kuliah. Karena mereka berasal dari keluarga yang hidupnya serba pas-pasan. Namun berkeinginan melanjutkan pendidikan mereka kejenjang yang lebih tinggi. Dan ingin merubah nasib, agar jadi lebih baik dari nasib orang tua mereka. Yang hanya bisa jadi petani, karena memiliki pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama saja. Kecuali ayah Ziah yang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ziah, Ulfi, Tita dan Anto sudah bersahabat sejak masuk sekolah dasar. Bahkan Sekolah Menengah pertama dan Sekolah Menengah Kejuruan. Mereka terus satu sekolah, hanya berbeda jurusan. Karena berbeda cita-cita dan impian.
🌺
🌺
🌺
**Selamat hari raya idul Adha para readersku... Semoga sehat selalu. Selesai membaca jangan lupa tinggalkan jejak Like+Hadiah+Vote dan Komentar positif yang mampu meningkatkan semangat ku untuk terus menulis cerita-cerita selanjutnya.
Terima kasih....🙏😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
syafridawati
lanjut
2022-07-11
3