Melawan Rampok bersenjata Tajam

"Assalamu'alaikum...!" ucap Ziah dan Anto hampir bersamaan. Sebelum memasuki teras rumah kontrakan.

"Wa'alaikumsalam..." balas Tita dari ruang tamu. Terlihat dia sedang menyapu di ruangan tersebut.

"Wah... tumben rajin 'Ta!" ujar Anto bercanda, tapi dengan nada mencibir. Tita hanya membalas cibirannya dengan tersenyum sinis.

"Ulfi mana 'Ta?" tanya Ziah.

"Lagi B-A-B." jawab Tita singkat sambil terus terus menyapu.

"Oh... Ayo, kita sarapan dulu! Aku sama Anto udah beli nasi kuning tadi." Ajak Ziah sambil berlalu menuju meja makan di dapur.

"Asyik...ayok!!!" jawab Tita riang dan langsung menghentikan pekerjaannya. Lalu berjalan mengikuti Ziah dan Anto.

Sesampainya di dapur, setelah mencuci tangannya di wastafel. Ziah menuju ke tempat piring untuk mengambil beberapa lembar piring dan sendok. Sebagai alat makan untuk dirinya dan ketiga sahabatnya itu. Sedang Tita dan Anto juga menuju wastafel untuk mencuci tangan mereka sebelum makan.

Tanpa menunggu Ulfi, mereka langsung makan lebih dulu. Disela makannya, Anto berkata:" Pantas saja, mantan si Lusi itu jadi nekat begitu. Orang ceweknya berpakaian terbuka sekali seperti itu, Zi'." ungkap Anto.

Belum sempat Ziah ataupun Tita menanggapi perkataan Anto itu. Ulfi yang baru keluar dari kamar. Langsung berkata;

"Emmm, sekalinya makan enak. Nggak ngajak-ngajak ya...?!" rajuk Ulfi.

"Bukan begitu Ul... kita udah pada lapar banget habis joging. Jadi, nggak nungguin kamu lagi. Maaf ya??! Karena kamu udah ada, ayo silahkan makan bagianmu. Aku sudah menyiapkan untukmu juga dari tadi." ucap Ziah lembut dan merasa bersalah. Sambil membukakan bungkus nasi untuk sahabatnya itu.

"Iya deh...aku maafkan. Dan terima kasih Ziah sayang... kau terlalu baik sekali pada sahabatmu ini." ungkap Ulfi tersenyum tulus sambil ikut duduk di kursi tepat di samping Ziah. Dan mulai memakan nasi bagiannya itu dengan lahan, hingga tandas tak bersisa.

Usai sarapan bersama dan merapikan serta membersihkan alat makan mereka. Keempat sahabat itupun langsung beranjak ke kamar masing-masing.

Ulfi dan Tita mulai bersiap ke kampus. Sementara Anto dan Ziah, hanya akan di rumah. Dan melanjutkan untuk menyusun skripsi masing-masing.

Saat memasuki kamarnya, Ziah sedikit terkejut dengan dering ponsel pintarnya yang tiba-tiba berbunyi. "Astaghfirullah...! Bikin kaget saja. Siapa sih...?" ucap Ziah terkejut sambil melangkah dan mengambil ponselnya.

Ziah melihat kearah nomor yang tertera pada layar ponselnya. Dengan kening yang berkerut dalam, Ziah menggeser tombol hijau pada layar utama di ponselnya itu.

"Halo Ziah!" suara wanita dari sebrang telfon menyapa.

"Halo juga, ini siapa ya?" balas sekaligus tanya Ziah bingung.

"Hah...!!! Kau belum menyimpan nomorku ya Zi? Ini aku Lusi..." jawab Lusi dengan nada sedikit kesal. Karena Ziah tak menyimpan nomornya.

"Oh Lusi, Maaf.... malam itu aku langsung di hadang para sahabatku saat masuk rumah. Dan aku belum sempat cerita apa-apa, mereka sudah menyerangku dengan berbagai pertanyaan. Karena sudah merasa lelah sekali, aku abaikan saja mereka. Lalu meminta mereka menunggu penjelasan ku sampai besok pagi. Untuk itu aku lupa menyimpan nomormu, maaf ya...??!" jelas Ziah dengan nada sesal dan merasa bersalah.

"Oh begitu alasannya, ya sudah aku maafkan. Tapi, setelah ini tolong langsung di save ya?!!" pinta Lusi akhirnya

"Okey...akan langsung aku save." jawab Ziah dengan mengangkat jari-jari tangannya membentuk tanda "O". Meski ia tahu alusi tak akan melihatnya.

"Iya. Sebenarnya, aku cuma mau izin sama kamu Zi'..?!" ucap Lusi sungkan

"Izin...??? Maksudnya?" tanya Ziah tak mengerti.

"Aku dan Maya berencana mau jalan-jalan ke kontrakanmu nanti malam. Boleh?"

"O...astaga, aku pikir izin apa Lus'... Ya tentu saja boleh, kenapa enggak? Tapi... aku pulang kerja nanti jam 8 malam. Jadi, pasti sampai rumah lewat sedikit dari jam itu. Tapi Anto dan yang lain, pasti ada kok dirumah. Datang aja duluan ya??!" jelas Ziah

"Oh...emang nggak apa-apa kami bertamu tanpa ada kamu?"

"Nggak apa-apa. 'Kan Anto udah kenal kalian. Jadi, dua yang akan memperkenalkan kalian pada sahabatku yang lain. Mereka ramah-ramah kok orangnya. Jadi, tidak perlu sungkan. Oke?!" jawab Ziah

Oke, makasih ya Ziah! Ya udah, telfonnya aku tutup dulu ya... Soalnya di depan kayak ada tamu." ucap Lusi.

"Iya, ya sudah samperin gih..! Selamat pagi!" ucap Ziah sebelum menutup telfonnya.

" Selamat pagi juga" balas Lusi mengakhiri panggilannya.

Setelah panggilan Lusi sudah terputus. Ziah langsung beranjak ke kamar mandi. Untuk bersiap-siap mengisi waktu luangnya yang sebentar itu dengan menyusun skripsi.

Kemudian berencana, akan berangkat ke tempat kerjanya setelah sholat Dzuhur nanti.

***

Pukul 13.25 WITA, Ziah sudah meluncur menuju tempat kerjanya. Ziah dan Anto berangkat kerja dengan bersamaan. Namun, di persimpangan jalan, mereka berpisah. Ziah jalan terus dan akan memasuki lorong berikutnya. Sedang Anto langsung berbelok memasuki lorong di sisi kiri jalan.

Baru beberapa saat berjalan menyusuri jalanan yang cukup sepi. Dari arah depan dan dengan jarak yang masih cukup jauh. Ziah melihat seorang wanita berkerudung sedang dirampok oleh dua orang pria bertopeng.

Wanita berkerudung itu berteriak meminta pertolongan. Sambil terus mempertahankan tasnya yang coba dirampas paksa. Oleh salah satu pria bertopeng. Dan satu pria lainnya sedang menunggu di atas sepeda motornya.

"Tolooong... tolong, rampok!!!!" teriak Wanita berkerudung itu.

Merasa jengah dengan pertahanan korbannya. Pria bertopeng itu mengeluarkan sebilah pisau dari balik jaketnya. Dan mengancam korbannya tersebut.

Dalam keadaan seperti itu, dengan sangat terpaksa. Wanita berkerudung itupun melepaskan tasnya. Dan membiarkan para rampok itu membawa kabur tas tersebut.

Sementara itu, tanpa disadari oleh kedua perampok itu. Ziah telah bersiap menghadang mereka. Usai memarkirkan motornya di tepi jalan. Ziah berpura-pura menerima telfon dan akan menyebrang jalanan.

Tepat saat motor kedua rampok itu melintas di depannya. Ziah menendang tepat pada lengan kanan si perampok yang mengemudikan motor. Hingga motor menjadi oleng dan menabrak pembatas jalan.

Saat motor kedua perampok itu terjatuh. Salah satu kaki rampok yang memegang tas curian itu, tertimpa badan motor. Dan rampok lainnya terlempar di atas trotoar jalan.

Melihat itu, Ziah memanfaatkan kesempatan tersebut dengan merebut kembali tas yang menjadi rampokan mereka.

Karena jarak antara wanita korban rampok tadi dan Ziah yang menghadang perampok itu tidak terlalu jauh. Melihat tas miliknya sudah berada ditangan Ziah. Wanita yang menjadi pemilik tas tersebut langsung berlari menghampiri Ziah. Yang juga bermaksud menghampirinya.

Namun, tanpa sepengetahuan Ziah. Salah satu rampok yang terlempar di atas trotoar langsung bangkit. Dan mengeluarkan sebuah cerurit dari balik punggungnya. Lalu mendekati dan mencoba melukai Ziah.

"Awas Nak!!!!" teriak wanita pemilik tas.

Episodes
1 Prolog
2 Rencana Pulang Kampung
3 Memulai Perjalanan
4 Merasa Risih
5 Bertemu Pria-pria Aneh
6 Berkenalan
7 Modus Tersembunyi
8 Dede dan Ade
9 Menuju Pantai Wisata
10 Peraturan dalam Kontrakan
11 Pallu Butung
12 Kembali ke Kota
13 Rumor yang Beredar
14 Kolak Jagung
15 Empat Sahabat Sejati
16 Bermain-main
17 Bertemu Lusi
18 Kegiatan Ziah
19 Mengisi Waktu Luang
20 Melawan Rampok bersenjata Tajam
21 Gadis Langka
22 Mengirimi Mama Uang
23 Lebay...!
24 Demam
25 Kampung Tengah
26 Mengantar Naziah
27 Di Rumah Sakit
28 Si Ulfi
29 Aldi dan Rendi
30 Menjenguk
31 Aku Bukan Robot
32 Pasien Istimewa
33 Pindah Kamar
34 Salah Paham
35 Mengawali Hari dengan Tawa
36 Jangan Menggodaku!
37 Sholat berjamaah
38 Keinginan Naziah
39 Taksi Online
40 Mengantar Pulang
41 Ibu-ibu Berdaster
42 Jaga Pandanganmu!!!
43 Aku Terima Tantanganmu
44 Menuju TKP
45 Menemui CaMer
46 Meminta Restu
47 Berpikir
48 Perkenalan Antara Besan
49 Kedatangan Dokter Karina
50 Menentukan Pilihan
51 Resmi Bertunangan
52 Pelayanan Darurat
53 Membekuk Para Begal
54 Panggilan Sayangku
55 Jebakan Rendi
56 Magang
57 Tamu Malam Minggu
58 Kesan Pertama Bertemu
59 Pilihan Hati Rendi
60 Mengikhlaskan
61 Menu Sarapan Porsi Doubel
62 Merealisasikan Rencana Harian
63 Gadis Hebat
64 Ayah Roy
65 Puas... Membohongiku?
66 Menyibukkan Diri
67 Si Mas Kurir
68 Sebuah Video
69 Meminta Penjelasan
70 Penjelasan Rendi
71 Mencari Solusi
72 Meminta Bantuan Anto
73 Tanggapan Naziah
74 Mengalah
75 Ziah Pergi???
76 Ketulusan Risma
77 Sosok Adrian Rega
78 Dijemput Mobil Ambulans
79 Si Faisal
80 Sebatang kara
81 Golongan Darah yang Sama
82 Pendekatan
83 Sarapan Khusus
84 Menjenguk
85 Wa'alaikumsalam Sayang.
86 Buket Bunga Krisan
87 Kursi Khusus
88 Perbedaan Diantara Keduanya
89 Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90 Lamaran Rega
91 Apa Kau Siap, 'Fah?
92 Bi' Suni?
93 Majikan Bi' Suni
94 Obrolan Serius
95 Undangan Makan Malam
96 Makan Malam
97 Butuh Waktu Lebih
98 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99 Sebuah Adab Sepele
100 Pilihan yang Sulit
101 Sakit???
102 Berkunjung ke Cafe
103 Bernyanyi dan Bermain Gitar
104 Tatapan Rega
105 Membawa Pergi
106 Tidak Waras?!!
107 Selalu Mengejutkan
108 Menjadi Pendamping Hidupmu
109 Tidur Terpisah
110 Penentuan
111 Meminta Pendapat
112 Saling Menyuapi Makan
113 Berdebar-debar
114 Ada apa dengannya?
115 Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116 Memiliki Perasaan Yang Sama
117 Sedang Libur Sholat
118 Penjelasan
119 Pemilik Mobil Mogok
120 Alhamdulillah....!
121 Jaga dia baik-baik!
122 Kau Khawatir Padaku?
123 Cemburu
124 Bertemu Teman-teman Lama
125 Menikmati Perjalanannya
126 Memperkenalkan Diri
127 Mendapat Telepon
128 Mengabari Para Sahabat
129 Telfon Rindu!
130 Malam Nokolontigi
131 Sebuah Video dan foto
132 Tertusuk!
133 "Sah!!!"
134 "Siapa orang itu?"
135 Berdua Saja!
136 Permohonan Maaf
137 Tergoda
138 Maluku di Ambon
139 Keromantisan Rega
140 Harapan yang Tak Sampai
141 Pengait Bra?!
142 Posesif
143 Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144 Pengumuman
145 Terlelap Bersama
146 Ciuman Selamat Pagi
147 Pamit Pulang
148 Ikut Bergotongroyong
149 Buat Aku Nyaman!
150 Saling Mengingatkan
151 Manja!
152 Hadist Khusus Seorang Istri
153 Gitu kok repot?!
154 Sholat Sunnah
155 Menikmati Permainan
156 Rahasia dan Kejutan Tuhan
157 Saling Memperkenalkan Diri
158 Cerita Masa Lalu Naziah
159 Cerita Rega
160 Menggoda Kakak Ipar
161 Fans Fanatik
162 Fokus Kerja
163 Bertemu Klien
164 Jangan berlebihan!
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Pulang Kampung
3
Memulai Perjalanan
4
Merasa Risih
5
Bertemu Pria-pria Aneh
6
Berkenalan
7
Modus Tersembunyi
8
Dede dan Ade
9
Menuju Pantai Wisata
10
Peraturan dalam Kontrakan
11
Pallu Butung
12
Kembali ke Kota
13
Rumor yang Beredar
14
Kolak Jagung
15
Empat Sahabat Sejati
16
Bermain-main
17
Bertemu Lusi
18
Kegiatan Ziah
19
Mengisi Waktu Luang
20
Melawan Rampok bersenjata Tajam
21
Gadis Langka
22
Mengirimi Mama Uang
23
Lebay...!
24
Demam
25
Kampung Tengah
26
Mengantar Naziah
27
Di Rumah Sakit
28
Si Ulfi
29
Aldi dan Rendi
30
Menjenguk
31
Aku Bukan Robot
32
Pasien Istimewa
33
Pindah Kamar
34
Salah Paham
35
Mengawali Hari dengan Tawa
36
Jangan Menggodaku!
37
Sholat berjamaah
38
Keinginan Naziah
39
Taksi Online
40
Mengantar Pulang
41
Ibu-ibu Berdaster
42
Jaga Pandanganmu!!!
43
Aku Terima Tantanganmu
44
Menuju TKP
45
Menemui CaMer
46
Meminta Restu
47
Berpikir
48
Perkenalan Antara Besan
49
Kedatangan Dokter Karina
50
Menentukan Pilihan
51
Resmi Bertunangan
52
Pelayanan Darurat
53
Membekuk Para Begal
54
Panggilan Sayangku
55
Jebakan Rendi
56
Magang
57
Tamu Malam Minggu
58
Kesan Pertama Bertemu
59
Pilihan Hati Rendi
60
Mengikhlaskan
61
Menu Sarapan Porsi Doubel
62
Merealisasikan Rencana Harian
63
Gadis Hebat
64
Ayah Roy
65
Puas... Membohongiku?
66
Menyibukkan Diri
67
Si Mas Kurir
68
Sebuah Video
69
Meminta Penjelasan
70
Penjelasan Rendi
71
Mencari Solusi
72
Meminta Bantuan Anto
73
Tanggapan Naziah
74
Mengalah
75
Ziah Pergi???
76
Ketulusan Risma
77
Sosok Adrian Rega
78
Dijemput Mobil Ambulans
79
Si Faisal
80
Sebatang kara
81
Golongan Darah yang Sama
82
Pendekatan
83
Sarapan Khusus
84
Menjenguk
85
Wa'alaikumsalam Sayang.
86
Buket Bunga Krisan
87
Kursi Khusus
88
Perbedaan Diantara Keduanya
89
Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90
Lamaran Rega
91
Apa Kau Siap, 'Fah?
92
Bi' Suni?
93
Majikan Bi' Suni
94
Obrolan Serius
95
Undangan Makan Malam
96
Makan Malam
97
Butuh Waktu Lebih
98
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99
Sebuah Adab Sepele
100
Pilihan yang Sulit
101
Sakit???
102
Berkunjung ke Cafe
103
Bernyanyi dan Bermain Gitar
104
Tatapan Rega
105
Membawa Pergi
106
Tidak Waras?!!
107
Selalu Mengejutkan
108
Menjadi Pendamping Hidupmu
109
Tidur Terpisah
110
Penentuan
111
Meminta Pendapat
112
Saling Menyuapi Makan
113
Berdebar-debar
114
Ada apa dengannya?
115
Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116
Memiliki Perasaan Yang Sama
117
Sedang Libur Sholat
118
Penjelasan
119
Pemilik Mobil Mogok
120
Alhamdulillah....!
121
Jaga dia baik-baik!
122
Kau Khawatir Padaku?
123
Cemburu
124
Bertemu Teman-teman Lama
125
Menikmati Perjalanannya
126
Memperkenalkan Diri
127
Mendapat Telepon
128
Mengabari Para Sahabat
129
Telfon Rindu!
130
Malam Nokolontigi
131
Sebuah Video dan foto
132
Tertusuk!
133
"Sah!!!"
134
"Siapa orang itu?"
135
Berdua Saja!
136
Permohonan Maaf
137
Tergoda
138
Maluku di Ambon
139
Keromantisan Rega
140
Harapan yang Tak Sampai
141
Pengait Bra?!
142
Posesif
143
Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144
Pengumuman
145
Terlelap Bersama
146
Ciuman Selamat Pagi
147
Pamit Pulang
148
Ikut Bergotongroyong
149
Buat Aku Nyaman!
150
Saling Mengingatkan
151
Manja!
152
Hadist Khusus Seorang Istri
153
Gitu kok repot?!
154
Sholat Sunnah
155
Menikmati Permainan
156
Rahasia dan Kejutan Tuhan
157
Saling Memperkenalkan Diri
158
Cerita Masa Lalu Naziah
159
Cerita Rega
160
Menggoda Kakak Ipar
161
Fans Fanatik
162
Fokus Kerja
163
Bertemu Klien
164
Jangan berlebihan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!