Perjalanan Cinta Si Gadis Montir
Seorang gadis cantik dengan wajah putih berseri. Terlihat menggunakan mukenah berwarna lavender. Dengan khusuknya sedang melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" ucapnya menutup raka'at sholat subuhnya dengan salam. Kemudian dilanjutkan dengan berdzikir dan memanjatkan doa.
Naziah Chairunnizwa, biasa dia disapa Ziah. Dia adalah gadis remaja berusia 22 tahun. Yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan tingkat sarjananya. Disalah satu kampus ternama di Ibukota tempat tinggalnya.
Naziah berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan pas-pasan. Namun, tak membuatnya patah semangat untuk mencapai impian dan cita-citanya. Meskipun dia harus berkuliah sambil bekerja paruh waktu. Demi membiayai kuliahnya dan juga mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Serta membayar sewa tempat tinggal sementara saat menjalani kuliahnya.
Naziah adalah seorang anak yatim. Yang merupakan anak pertama dari Ibu Sumirna dan Almarhum Bapak Mursid. Ayahnya meninggal akibat penyakit maag akut yang dideritanya sejak lama. Dan Ayahnya meninggal, tepat sehari setelah Naziah mendapat kabar bahagia. Atas kelulusannya dari tes masuk kampusnya.
Naziah memiliki dua orang adik perempuan bernama Elvira dan Lastmi. Yang masih bersekolah ditingkat Sekolah Menengah Atas. Beruntunglah Ibu Sumirna, karena memiliki anak seperti Naziah. Yang memiliki sifat pengayom, mandiri, cerdas, kreatif, dan juga pekerja keras.
Naziah juga memiliki tiga orang sahabat. Yang sejak usia sekolah dasar tak pernah terpisahkan dengannya hingga kini. Yaitu dua sahabat perempuan bernama Ulfiyana dan Tita Renada. Serta satu sahabat pria bernama Febrianto.
Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Naziah dan ketiga sahabatnya memutuskan pergi ke Ibukota. Untuk melanjutkan pendidikan mereka masing-masing. Meski mereka harus bekerja sendiri demi membiayai pendidikan sekolah mereka.
Jadi, disinilah mereka berada. Disebuah rumah kontrakan sederhana dan nyaman. Yang berada ditengah perkotaan yang padat penduduknya.
Rumah tersebut memiliki tiga kamar tidur. Yang masing-masing kamar tidur terdapat toilet pribadinya. Dan rumah itu juga memiliki halaman belakang yang cukup luas. Sesuai dengan rumah kontrakan yang diinginkan Naziah.
Itu karna ide kreatif dan jiwa hematnya Naziah yang menginginkan. Sebab saat itu, dia berniat mengajak ketiga sahabatnya untuk memanfaatkan halaman belakang itu. Dengan menanam berbagai jenis tanaman sayur dan rempah-rempah.
Demi mengurangi biaya untuk dapur mereka nanti, kata Naziah pada para sahabatnya. Mengingat di Ibukota itu hampir semua serba dibeli. Tidak terkecuali air, jika ingin minum,mandi, buang airpun, airnya harus dibeli dan dibayar. Tidak seperti didesa, bisa ambil di sumur sendiri, sama tetangga atau di kali.
Dan mendengar alasan itu, para sahabat Naziahpun sangat mendukungnya.
...----------------...
Usai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Seperti biasa, barang siapa diantara Naziah dan ketiga sahabatnya yang terbangun lebih dulu. Maka, dialah yang akan menyiapkan sarapan untuk mereka berempat.
Untuk itu, Naziah mengawali harinya dengan membuat sarapan untuk dirinya dan para sahabatnya. Dan pagi ini, Naziah berencana membuat nasi goreng kampung. Dengan toping telur ceplok dan krupuk udang pedas.
Setelah berkutat dengan alat dan bahan memasak selama hampir setengah jam. Akhirnya, semua masakannya sudah tersaji di atas meja. Dan siap untuk disantap bersama.
Karena sarapan yang dibuatnya sudah siap. Namun para sahabatnya belum juga ada yang bangun. Ataupun menampakan batang hidung mereka. Terpaksa, Naziahpun harus turun tangan membangunkan mereka.
Dengan langkah pasti Naziah mendekati salah satu pintu kamar dan mengetuknya. (Tok tok tok...) bunyi pintu diketuk oleh Naziah.
"Ulfi,Tita, Bangun...! Udah jam setengah enam nih... Katanya, mata kuliah pagi ini dosennya killer. Kalian nggak takut dihukum?!!" ucap Naziah sedikit berteriak didepan pintu kamar para sahabatnya.
Kemudian Naziah mendekatkan telinganya ke daun pintu kamar itu. Untuk memastikan, apakah kedua sahabatnya itu sudah merespon teriakkannya atau belum?
"Astagfirillahal'adzim!!!" ucap seseorang dari dalam kamar itu, terkejut. "Ulfi, bangun Ul'! Aku tidak ingin terlambat. Dan aku tidak ingin dihukum. Ayo bangun....!" lanjutnya. Ternyata Tita terbangun lebih dulu saat dibangunkan.
Setelah memastikan teriakkannya sudah mendapat respon. Naziah beralih ke pintu kamar yang lainnya. Yang terdapat satu-satunya sahabat prianya. Yaitu kamar yang ditempati Febrianto, atau biasa disapa Anto.
Tok tok tok (bunyi pintu diketuk)
"Anto... kau udah bangun! Ayo kita sarapan!!! Aku buat nasi goreng kampung kesukaanmu." ucap Naziah. "Jika kau lambat lima menit, maka sarapannya akan aku berikan ke Reza aja." lanjutnya memberikan ancaman.
Setelah membangunkan para sahabatnya. Naziah kembali ke meja makan dan mulai menyantap sarapannya lebih dulu. Hingga sarapannya habis, ketiga sahabatnya belum juga menampakan batang hidungnya.
Akhirnya, Naziah mengeluarkan jurus terakhirnya. Untuk membangunkan para sahabatnya tanpa harus mengetuk pintu mereka lagi satu persatu.
Naziah mulai mengambil ancang-ancang dengan menarik nafas panjang. Kemudian "Anto...Ulfi...Tita...! Jika dalam hitungan ketiga kalian belum juga keluar. Maka sarapannya akan aku kasih buat Adira dan kawan-kawannya saja.!!!" teriak Naziah berpura-pura.
Mendengar itu, dalam hitungan ketiga pula. Para sahabatnya keluar dari kamar masing-masing dengan terburu-buru. Dan saling berebut untuk menuju meja makan lebih dulu. Hingga kepala Ulfi dan Anto saling berbenturan. Sedang Tita menabrak punggung Anto. Dan adegan itu terjadi tepat di pintu menuju dapur.
"Aauhh... aaauhhh...aduhh!" ucap Tita, Ulfi dan Anto bersamaan. Sambil memegangi jidat mereka masing-masing. Akibat tak sengaja saling berbenturan.
Melihat adegan itu membuat Naziah tertawa terpingkal-pingkal. "Haahahaha... emang enak, aku kerjain!" ucap Naziah sambil terus tertawa.
"Ziaaa....!!!" teriak Anto, Ulfi dan Tita serempak.
"Siapa suruh?! Minta dibangunin, malah ngaret. Hahaha...! Udah ah...silahkan sarapan! Aku udah selesai. Sampai jumpa....!" ucap Naziah masih dengan sisa tawanya.
Dan tanpa rasa bersalah sedikitpun. Naziah pergi meninggalkan para sahabatnya menuju kamarnya. Sambil melambaikan tangannya bak model papan atas ke arah para sahabatnya.
Sementara itu, para sahabatnya hanya bisa mendengus kesal. Sambil terus mengelus bagian kepala dan tubuh mereka yang terasa sakit. Akibat saling berbenturan saat berebut untuk segera sampai di meja makan.
*****
Jam sudah menunjukan pukul 7.30 WITA. Naziah bersama ketiga sahabatnya terlihat berpisah setelah memasuki gerbang kampus. Mereka menuju tempat parkir yang dekat dengan fakultasnya masing-masing. Naziah dan Anto belajar difakultas Tehnik. Sedang Ulfi dan Tita belajar difakultas ekonomi.
Di kampus tersebut, mahasiswi yang memilih fakultas tehnik hanya ada beberapa orang saja. Dan Naziah merupakan satu-satunya mahasiswi yang memilih fakultas tehnik dengan jurusan mesin. Atau biasa dikenal dengan jurusan mekanik.
Meskipun didalam kelasnya hanya ada dia seorang mahasiswi. Namun tak membuat Naziah merasa minder dengan teman mahasiswi dari jurusan lainnya. Justru, jiwa optimisnya semakin tertantang untuk membuktikan pada dunia. Tidak semua kaum perempuan itu lemah dan tak bisa melakukan pekerjaan kaum pria. Dan Naziah akan menjadikan dirinya itu bukti nyata.
Sejak usianya enam tahun, Naziah memang sudah mengagumi serba-serbi mesin. Akibat suka mengikuti dan melihat almarhum Ayahnya saat bekerja di bengkel. Kerena Ayahnya adalah seorang mekanika yang handal di daerah sekitar tempat tinggalnya di desa.
Untuk itu, niat Naziah semakin besar demi mewujudkan impian Ayahnya. Demi membuat sebuah bengkel pribadi di desanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
sll kagum dg cew yg jago di teknik apapun aplg mesin .. keren aja .. mampir ni thor , semangat ya 👍
2023-07-29
1
Elyana*03
in syaa Allah, makasih ya!
2023-01-11
0
Red Jasmine
hi kak aku mampir dikaryamu , silahkan mampir juga dikaryaku
2023-01-11
1