Berkenalan

Setelah Naziah dan kedua sahabatnya sudah berada di jarak yang cukup jauh. Si pria baru menyadari sesuatu.

"Astaga, sial!!!" umpat si pria tersebut sambil menepuk jidatnya. "Aku lupa berkenalan dengan gadis montir itu, Bro. Ayo kita kejar mereka!!" ucapnya lagi. Sambil berlari masuk kedalam mobilnya dan duduk dibalik kemudi. Sedang temannya pun ikut berlari masuk dan duduk di kursi disamping kemudi.

Tanpa menunggu temannya duduk dengan sempurna. Si pria tersebut langsung tancap gas. Dan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dia ingin mengejar Ziah dan kedua sahabatnya itu.

Tak butuh waktu lama, dari kejauhan si pria melihat Ziah dan kedua sahabatnya itu. Sedang memarkir motor mereka di tepi jalan. Didepan sebuah lapak sayur dan buah. Si pria ikut memarkirkan mobilnya tepat disebelah motor Ziah.

Ziah, Ulfi, dan Tita tak menyadari sedikitpun kedatangan kedua pria tersebut. Setelah turun dari motor mereka masing-masing. Mereka langsung sibuk memilih dan memilah sayuran serta buah yang akan mereka beli. Sambil tawar menawar dengan sang penjual sayur dan buah tersebut.

Sementara itu, teman si pria sudah berdiri tepat di belakang Ziah. Dan si pria sendiri, berdiri tepat di belakang Tita dan Ulfi.

"Ini Mas, tolong dihitung!" ucap Ziah pada si penjual sambil menyerahkan kantong plastik berisi sayur dan buah yang sudah dipilihnya.

"Ini juga sekalian yang Mba', dihitung terpisah!" timpal Tita. Ikut menyerahkan kantong plastik berisi sayur dan buah miliknya serta Ulfi.

Setelah melihat dan menghitung isi masing-masing ketiga kantong plastik itu. "Yang ini 47 ribu Mba'!" ujar si mba' penjual sambil menyerahkan kantong plastik milik Ziah. "Dan yang ini 40 ribu, yang ini 45 ribu Mba'!" lanjutnya menyerahkan kantong plastik milik Tita dan Ulfi.

Baru saja Ziah menarik selembar uang kertas dari dompetnya. Dan akan menyerahkan kepada si penjual. Sebuah tangan terulur dari arah belakang kepala Ziah. Dengan tiga lembar uang kertas berwarna merah muda kearah si penjual.

"Ini Mba, bayaran semua belanjaan mereka. Sisanya buat Mba'nya saja!" ucap pria dibelakang Ziah.

Mendengar suara itu, secara refleks gerakan tangan Ziah, Tita dan Ulfi yang ingin menyerahkan uang mereka. Langsung tertahan di udara dan kompak membuang pandangan mereka kearah sumber suara tersebut.

"Kau!!" ucap Ziah, Tita dan Ulfi bersamaan. Dengan mata mereka yang terbelalak karena terkejut.

"Bukan kau, tapi kami!" ucap pria yang berdiri dibelakang Tita dan Ulfi. Karena merasa kehadirannya belum diketahui.

"Astaga! Kenapa kalian mengikuti kami hah!!!" hardik Tita kesal. Sambil berkacak pinggang menghadap pria yang berada dibelakangnya.

"Karena kami ingin membalas kebaikan sahabatmu yang sudah menolong kami, tadi." tutur pria tersebut dengan santainya.

"Terimakasih Mas. Tapi, saya ikhlas menolong kalian. Dan tak mengharapkan imbalan sepeserpun. Jadi, ini! Saya kembalikan uang kalian." ucap Ziah sambil menarik tangan pria yang berada dibelakangnya. Kemudian meletakkan uangnya ke telapak tangan pria itu. Dan ingin secepatnya meninggalkan pria-pria yang menurutnya sombong itu.

Namun, tanpa diduga oleh Ziah. Pria itu menahan tangannya dan sedikit menariknya. Karena tak siap, sehingga tubuh Ziah limbung. Dan hampir terjatuh ke atas aspal dibawah kaki mereka.

Untung saja Pria itu sigap dan menahan tubuh Ziah yang limbung, karenanya. Hingga posisi kedua tangan pria itu melingkar sempurna di pinggang Ziah.

Sementara Ziah, terlentang dengan posisi tangan melingkar pada leher bagian belakang pria itu. Dan tubuhnya bertumpu pada tangan kanan pria itu.

Dengan posisi seperti itu, membuat wajah mereka begitu dekat. Hanya berjarak beberapa centimeter saja. Dan pandangan mereka saling bertemu. Waktu seakan berhenti berputar sejenak. Mereka berdua mematung diposisi seperti itu.

Ziah merasa jantungnya berdegup dengan begitu kencang. Sampai-sampai dia mendengar sendiri detak jantungnya. dag-dig-dug...dag-dig-dug... (detak jantung Ziah). Dan dia menduga itu terjadi akibat dia terkejut karena hampir terjatuh.

Sedang si pria pun merasakan hal yang sama. Namun dia menduga, jika dirinya terkena serangan jantung ringan.

Beberapa detik berikutnya, Ziah tersadar akan posisinya yang terlalu intim dengan pria itu. Karena posisi tangan kanannya yang bebas. Ziah bergerak menotok aliran darah pria itu. Dan membuat pria itu benar-benar mematung sendiri ditempatnya.

Ziah melepaskan dirinya dengan bebas dari pelukan pria itu. Dengan cara menekuk kakinya dan berjalan maju. Dan posisi tubuhnya tetap terlentang.

Dalam keadaan tubuh yang kaku."Astaga! Apa yang terjadi pada tubuhku? Kenapa aku tidak bisa bergerak sama sekali? Apa yang sudah dilakukan gadis ini pada tubuhku?" ucap batin pria itu. Dia melihat Ziah melepaskan diri dengan mudah dari dirinya.

Melihat tubuh temannya menjadi kaku. Teman pria yang mematung itu langsung melontarkan pertanyaan pada Ziah. "Hei Mba'! Apa yang kau lakukan pada temanku? Kenapa dia menjadi kaku seperti patung?" tanyanya dengan kening berkerut sangat dalam.

Ziah hanya mengendikan bahunya cuek. Sambil memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan. Dan Tita hanya tersenyum geli melihat tingkah Ziah.

Sementara itu, Ulfi sendiri sudah tertawa sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa terbahak-bahak. "Hahaha.... Makanya Mas, jangan suka main-main sama sahabatku yang satu itu. Jadinya begitu 'kan! Hahahaha..."ucap Ulfi masih dengan tawanya.

Teman si pria yang mematung itu menjadi panik. Dia mencoba menggoyang-goyangkan tubuh temannya yang kaku. Namun, hampir saja tubuh temannya yang kaku itu jatuh. Seperti sebuah patung manekin di sebuah toko pakaian yang terjatuh.

Untung saja, Ziah bergerak bagai super hiro difilm Flash. Menahan tubuh pria yang dibuatnya kaku sedemikian rupa.

"Hati-hati Mas! Temannya bisa jatuh dan pecah bagaikan patung manekin lho..." ucap Ziah sambil tersenyum manis.

"Ya Allah... Mba maafkan kami! Kami tidak punya maksud jahat sama sekali. Kami hanya ingin membalas kebaikanmu dan ingin berkenalan dengan kalian saja, tadi. Jadi, mewakili temanku, aku minta maaf... Mba'?! Tolong kembalikan tubuh teman saya seperti sediakala, Mba'..!" pinta si pria dengan berlutut dihadapan Ziah yang masih setia memegangi tubuh temannya yang masih kaku.

Ziah memandang kearah kedua sahabatnya. Dengan mengangkat kening sebagai isyarat. Yang berarti 'Apa yang harus aku lakukan teman-teman?'. Ulfi dan Tita saling melempar pandang dan menjawab kompak. "Terserah padamu, Zi!"

"Hm... baiklah! Aku maafkan. Masalah membalas kebaikan tadi, sepertinya itu tidak perlu. Tapi, karena kalian terlihat seperti orang yang berduit, alias orang kaya. Aku akan mengambil kembali uangku ini." ujar Ziah sambil mengambil uangnya yang ia letakkan di tangan si pria yang mematung.

"Maaf ya Mas...!" ucap Ziah lagi pada pria yang mematung itu.

"Dan masalah ingin berkenalan... kenalkan namaku Ziah. Temanku yang cantik bak model itu, namanya Tita. Sedangkan yang cantik dan sedikit tembem itu, namanya Ulfi. Sudah jelas?!" jelas Ziah dengan menunjuk satu persatu temannya. Dan teman pria yang mematung itu hanya mengangguk patuh.

"Sekarang, perkenalkan diri kalian!" pinta Ziah sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

Meski posisinya mematung dalam keadaan menunduk. Namun, dengan ekor matanya Rendi dapat melihat sikap Ziah seperti itu. Dalam hati Rendi berkata, "Angkuh juga gadis ini. Tapi... setelah aku melihat wajahnya secara dekat seperti tadi. Dia cukup cantik dan natural. O iya, dan termaksud gadis yang unik."

"Nama saya Aldi dan pria ini bernama Rendi. Saya adalah asisten pribadi sekaligus sahabatnya." jawab Pria itu memperkenalkan diri dan temannya yang masih setia mematung.

Mendengar kata asisten pribadi, Ulfipun mendekati Ziah dan kedua pria itu. Dan bertanya, "Maksud kamu asisten pribadi dari pria ini. Memangnya...siapa pria ini?"

"Pak Rendi ini seorang CEO di perusahaan properti dari Surabaya. Yang sedang mengembangkan usahanya di kota X. Dan ini pertama kalinya beliau datang ke daerah Sulawesi Tengah ini. Begitu Mba'!" jelas Aldi pada Ulfi.

"Oh...pantas saja dia bersifat sombong begitu. Ternyata dia seorang CEO." ujar Tita ikut nimbrung.

" Ya sudah! Aku rasa acara perkenalannya sudah cukup. Ayo guys... kita lanjut!" putus Ziah setelah puas bermain-main dengan kedua pria yang ibaratnya mainan baru baginya.

"Ekh...ekh... gimana dengan teman saya ini Mba Ziah?!" tahan Aldi dengan panik.

"Oh iya, aku lupa! Maaf..." ucap Ziah. Kemudian dengan gerakan secepat kilat, dia menotok kembali tubuh Rendi.

Terpopuler

Comments

Lina Aulia Hikmah

Lina Aulia Hikmah

kisahnya seperti film luar negri 😊

2023-09-02

1

Siti H

Siti H

teringat di film china.. totok menotok..🤭🤭

2022-12-16

0

syafridawati

syafridawati

Ziaj keren aku suka

2022-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rencana Pulang Kampung
3 Memulai Perjalanan
4 Merasa Risih
5 Bertemu Pria-pria Aneh
6 Berkenalan
7 Modus Tersembunyi
8 Dede dan Ade
9 Menuju Pantai Wisata
10 Peraturan dalam Kontrakan
11 Pallu Butung
12 Kembali ke Kota
13 Rumor yang Beredar
14 Kolak Jagung
15 Empat Sahabat Sejati
16 Bermain-main
17 Bertemu Lusi
18 Kegiatan Ziah
19 Mengisi Waktu Luang
20 Melawan Rampok bersenjata Tajam
21 Gadis Langka
22 Mengirimi Mama Uang
23 Lebay...!
24 Demam
25 Kampung Tengah
26 Mengantar Naziah
27 Di Rumah Sakit
28 Si Ulfi
29 Aldi dan Rendi
30 Menjenguk
31 Aku Bukan Robot
32 Pasien Istimewa
33 Pindah Kamar
34 Salah Paham
35 Mengawali Hari dengan Tawa
36 Jangan Menggodaku!
37 Sholat berjamaah
38 Keinginan Naziah
39 Taksi Online
40 Mengantar Pulang
41 Ibu-ibu Berdaster
42 Jaga Pandanganmu!!!
43 Aku Terima Tantanganmu
44 Menuju TKP
45 Menemui CaMer
46 Meminta Restu
47 Berpikir
48 Perkenalan Antara Besan
49 Kedatangan Dokter Karina
50 Menentukan Pilihan
51 Resmi Bertunangan
52 Pelayanan Darurat
53 Membekuk Para Begal
54 Panggilan Sayangku
55 Jebakan Rendi
56 Magang
57 Tamu Malam Minggu
58 Kesan Pertama Bertemu
59 Pilihan Hati Rendi
60 Mengikhlaskan
61 Menu Sarapan Porsi Doubel
62 Merealisasikan Rencana Harian
63 Gadis Hebat
64 Ayah Roy
65 Puas... Membohongiku?
66 Menyibukkan Diri
67 Si Mas Kurir
68 Sebuah Video
69 Meminta Penjelasan
70 Penjelasan Rendi
71 Mencari Solusi
72 Meminta Bantuan Anto
73 Tanggapan Naziah
74 Mengalah
75 Ziah Pergi???
76 Ketulusan Risma
77 Sosok Adrian Rega
78 Dijemput Mobil Ambulans
79 Si Faisal
80 Sebatang kara
81 Golongan Darah yang Sama
82 Pendekatan
83 Sarapan Khusus
84 Menjenguk
85 Wa'alaikumsalam Sayang.
86 Buket Bunga Krisan
87 Kursi Khusus
88 Perbedaan Diantara Keduanya
89 Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90 Lamaran Rega
91 Apa Kau Siap, 'Fah?
92 Bi' Suni?
93 Majikan Bi' Suni
94 Obrolan Serius
95 Undangan Makan Malam
96 Makan Malam
97 Butuh Waktu Lebih
98 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99 Sebuah Adab Sepele
100 Pilihan yang Sulit
101 Sakit???
102 Berkunjung ke Cafe
103 Bernyanyi dan Bermain Gitar
104 Tatapan Rega
105 Membawa Pergi
106 Tidak Waras?!!
107 Selalu Mengejutkan
108 Menjadi Pendamping Hidupmu
109 Tidur Terpisah
110 Penentuan
111 Meminta Pendapat
112 Saling Menyuapi Makan
113 Berdebar-debar
114 Ada apa dengannya?
115 Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116 Memiliki Perasaan Yang Sama
117 Sedang Libur Sholat
118 Penjelasan
119 Pemilik Mobil Mogok
120 Alhamdulillah....!
121 Jaga dia baik-baik!
122 Kau Khawatir Padaku?
123 Cemburu
124 Bertemu Teman-teman Lama
125 Menikmati Perjalanannya
126 Memperkenalkan Diri
127 Mendapat Telepon
128 Mengabari Para Sahabat
129 Telfon Rindu!
130 Malam Nokolontigi
131 Sebuah Video dan foto
132 Tertusuk!
133 "Sah!!!"
134 "Siapa orang itu?"
135 Berdua Saja!
136 Permohonan Maaf
137 Tergoda
138 Maluku di Ambon
139 Keromantisan Rega
140 Harapan yang Tak Sampai
141 Pengait Bra?!
142 Posesif
143 Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144 Pengumuman
145 Terlelap Bersama
146 Ciuman Selamat Pagi
147 Pamit Pulang
148 Ikut Bergotongroyong
149 Buat Aku Nyaman!
150 Saling Mengingatkan
151 Manja!
152 Hadist Khusus Seorang Istri
153 Gitu kok repot?!
154 Sholat Sunnah
155 Menikmati Permainan
156 Rahasia dan Kejutan Tuhan
157 Saling Memperkenalkan Diri
158 Cerita Masa Lalu Naziah
159 Cerita Rega
160 Menggoda Kakak Ipar
161 Fans Fanatik
162 Fokus Kerja
163 Bertemu Klien
164 Jangan berlebihan!
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Pulang Kampung
3
Memulai Perjalanan
4
Merasa Risih
5
Bertemu Pria-pria Aneh
6
Berkenalan
7
Modus Tersembunyi
8
Dede dan Ade
9
Menuju Pantai Wisata
10
Peraturan dalam Kontrakan
11
Pallu Butung
12
Kembali ke Kota
13
Rumor yang Beredar
14
Kolak Jagung
15
Empat Sahabat Sejati
16
Bermain-main
17
Bertemu Lusi
18
Kegiatan Ziah
19
Mengisi Waktu Luang
20
Melawan Rampok bersenjata Tajam
21
Gadis Langka
22
Mengirimi Mama Uang
23
Lebay...!
24
Demam
25
Kampung Tengah
26
Mengantar Naziah
27
Di Rumah Sakit
28
Si Ulfi
29
Aldi dan Rendi
30
Menjenguk
31
Aku Bukan Robot
32
Pasien Istimewa
33
Pindah Kamar
34
Salah Paham
35
Mengawali Hari dengan Tawa
36
Jangan Menggodaku!
37
Sholat berjamaah
38
Keinginan Naziah
39
Taksi Online
40
Mengantar Pulang
41
Ibu-ibu Berdaster
42
Jaga Pandanganmu!!!
43
Aku Terima Tantanganmu
44
Menuju TKP
45
Menemui CaMer
46
Meminta Restu
47
Berpikir
48
Perkenalan Antara Besan
49
Kedatangan Dokter Karina
50
Menentukan Pilihan
51
Resmi Bertunangan
52
Pelayanan Darurat
53
Membekuk Para Begal
54
Panggilan Sayangku
55
Jebakan Rendi
56
Magang
57
Tamu Malam Minggu
58
Kesan Pertama Bertemu
59
Pilihan Hati Rendi
60
Mengikhlaskan
61
Menu Sarapan Porsi Doubel
62
Merealisasikan Rencana Harian
63
Gadis Hebat
64
Ayah Roy
65
Puas... Membohongiku?
66
Menyibukkan Diri
67
Si Mas Kurir
68
Sebuah Video
69
Meminta Penjelasan
70
Penjelasan Rendi
71
Mencari Solusi
72
Meminta Bantuan Anto
73
Tanggapan Naziah
74
Mengalah
75
Ziah Pergi???
76
Ketulusan Risma
77
Sosok Adrian Rega
78
Dijemput Mobil Ambulans
79
Si Faisal
80
Sebatang kara
81
Golongan Darah yang Sama
82
Pendekatan
83
Sarapan Khusus
84
Menjenguk
85
Wa'alaikumsalam Sayang.
86
Buket Bunga Krisan
87
Kursi Khusus
88
Perbedaan Diantara Keduanya
89
Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90
Lamaran Rega
91
Apa Kau Siap, 'Fah?
92
Bi' Suni?
93
Majikan Bi' Suni
94
Obrolan Serius
95
Undangan Makan Malam
96
Makan Malam
97
Butuh Waktu Lebih
98
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99
Sebuah Adab Sepele
100
Pilihan yang Sulit
101
Sakit???
102
Berkunjung ke Cafe
103
Bernyanyi dan Bermain Gitar
104
Tatapan Rega
105
Membawa Pergi
106
Tidak Waras?!!
107
Selalu Mengejutkan
108
Menjadi Pendamping Hidupmu
109
Tidur Terpisah
110
Penentuan
111
Meminta Pendapat
112
Saling Menyuapi Makan
113
Berdebar-debar
114
Ada apa dengannya?
115
Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116
Memiliki Perasaan Yang Sama
117
Sedang Libur Sholat
118
Penjelasan
119
Pemilik Mobil Mogok
120
Alhamdulillah....!
121
Jaga dia baik-baik!
122
Kau Khawatir Padaku?
123
Cemburu
124
Bertemu Teman-teman Lama
125
Menikmati Perjalanannya
126
Memperkenalkan Diri
127
Mendapat Telepon
128
Mengabari Para Sahabat
129
Telfon Rindu!
130
Malam Nokolontigi
131
Sebuah Video dan foto
132
Tertusuk!
133
"Sah!!!"
134
"Siapa orang itu?"
135
Berdua Saja!
136
Permohonan Maaf
137
Tergoda
138
Maluku di Ambon
139
Keromantisan Rega
140
Harapan yang Tak Sampai
141
Pengait Bra?!
142
Posesif
143
Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144
Pengumuman
145
Terlelap Bersama
146
Ciuman Selamat Pagi
147
Pamit Pulang
148
Ikut Bergotongroyong
149
Buat Aku Nyaman!
150
Saling Mengingatkan
151
Manja!
152
Hadist Khusus Seorang Istri
153
Gitu kok repot?!
154
Sholat Sunnah
155
Menikmati Permainan
156
Rahasia dan Kejutan Tuhan
157
Saling Memperkenalkan Diri
158
Cerita Masa Lalu Naziah
159
Cerita Rega
160
Menggoda Kakak Ipar
161
Fans Fanatik
162
Fokus Kerja
163
Bertemu Klien
164
Jangan berlebihan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!