Tepat pukul 23.15 WITA, Ziah baru sampai di kontrakannya. Dia langsung memarkirkan motornya kedalam garasi rumah kontrakan itu. Kemudian, Ziah mengambil kantong plastik bawaannya. Yang berisi martabak telur pesanan sahabatnya, Tita.
Dan tak lupa, Ziah menutup dan mengunci pintu depan garasi sebelum masuk kedalam rumah. Namun saat berbalik badan, Ziah sedikit terkejut. Karena ketiga sahabatnya sudah berdiri tepat di pintu belakang garasi. Yang terhubung dengan ruang dapur rumah tersebut.
Ketiga sahabat Ziah itu melempar pandangan mengintimidasi ke arahnya. Dan berdiri menghalangi jalan Ziah untuk masuk kedalam rumah. Namun, Ziah tak sedikitpun merasa takut melihat tatapan ketiga sahabatnya itu. Ziah berdiri dihadapan ketiga sahabatnya itu dengan santai.
"Aku tahu aku salah, aku minta maaf??! Karena pulang sangat larut dan tak memberi kabar. Tapi, sekarang aku sudah sangat lelah. Jadi... izinkan aku beristirahat terlebih dahulu malam ini ya?! Nanti besok pagi aku akan cerita, oke??!" tutur Ziah lemah lembut.
Melihat wajah Ziah yang memang jelas tampak kelelahan. Dan mendengar penuturan sahabat mereka itu. Akhirnya, ketiga sahabatnya itupun mundur satu persatu dan membuka jalan untuk Ziah masuk.
Tanpa banyak berkata lagi, Ziah menyerahkan kantong plastik bawaannya ke tangan Tita. Kemudian langsung menuju ke kamarnya. Ziah melepas tas jinjingnya dan meletakkan begitu saja di atas tempat tidurnya. Kemudian, mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi. Dia sudah merasa gerah sejak tadi. Dan belum mengerjakan sholat isya.
Untuk itu, Ziah memutuskan membersihkan diri terlebih dahulu. Baru akan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dan dilanjutkan dengan beristirahat. Agar kembali segar saat menyambut hari esok.
***
Seperti biasa, meski tubuhnya merasa lelah dan tidur larut malam. Ziah akan tetap terbangun saat alarm pada ponselnya berbunyi. Saat menunjukan pukul 04.45 pagi.
Selesai membersihkan diri dan berwudhu. Ziah langsung melaksanakan sholat fardhunya sebagai seorang muslimah.
Dan seperti biasa pula, usai sholat, Ziah akan mengisi waktunya dengan membaca Al-Qur'an.
Tepat pukul 06.00 pagi, Ziah sudah selesai membuat menu sarapan pagi untuk dirinya dan ketiga sahabatnya. Selesai menata semua masakan di atas meja makan. Ziah memutuskan untuk membangunkan para sahabatnya.
"Assalamu'alaikum... Zi'!" sapa Ulfi saat masuk ke ruang makan.
"Selamat pagi cantik! Tubuhnya sudah fitkah?" sapa Anto dan menanyakan keadaan Ziah.
"Selamat pagi say...!" sapa Tita selanjutnya.
"Wa'alaikum salam, selamat pagi juga semua. Alhamdulillah sudah fit kembali. Ayo kita sarapan sekarang!" sapa balik Ziah kepada ketiga sahabatnya itu. Lalu mengajak mereka untuk sarapan.
"Iya, terimakasih untuk sarapannya Ziah...!" jawab ketiga sahabatnya kompak.
"Eem..." ucap Ziah sedikit menganggukkan kepala.
Karena hari Minggu, itu artinya jadwal untuk mereka bersih-bersih di lingkungan dalam dan luar kontrakan. Sebelum mereka berangkat ke tempat kerjanya masing-masing.
Dari keempat sahabat itu, Ziah mendapat jadwal libur kerja hari Selasa. Untuk Anto mendapat jadwal libur hari Jum'at. Sedang Tita dan Ulfi, entah kenapa? Seperti orang yang janjian. Mendapat jadwal libur sama-sama dihari Rabu.
Namun, sebelum melakukan kerja bakti mereka di lingkungan kontrakan. Seperti janjinya semalam, Ziah akan menceritakan perihal keterlambatannya pulang ke kontrakan.
Ziah mengajak para sahabatnya untuk berkumpul di ruang TV.
"Baiklah. Aku yang akan bertanya mewakili untuk mewakili." ucap Anto. " Semalam, kamu darimana aja Zi'? Kita semua khawatir tau...!!" tanya Anto lembut.
"Aku tahu kalian semua khawatir. Saat dari bengkel, aku langsung mencari penjual martabak. Setelah mendapatkan martabak pesanan itu, aku langsung pulang. Tapi, saat akan berbelok ke arah kiri, di pertigaan jalan X. Aku hampir menabrak orang." tutur Ziah
"Hah!!! Terus...terus...?!" ucap Tita dan Ulfi kompak terkejut. Sedang Anto diam menyimak cerita Ziah.
"Untung saja aku hanya melaju dengan kecepatan rendah. Jadi, bisa mengerem motorku dengan cepat. Dan tak jadi menabrak wanita itu." lanjut Ziah
"Wanita??!" ucap Tita dan Ulfi serta Antopun kini ikutan kompak. Tapi kini dengan ekspresi kening mereka yang berkerut dalam.
"Terus...apa yang terjadi pada wanita itu Zi'?" lanjut Anto bertanya.
"Ternyata wanita itu sedang melarikan diri dari dua orang pria yang mencoba ingin memperkosanya. Bla...bla..."
Ziah menceritakan semua kronologi pertemuannya dengan Lusi dan perkelahiannya dengan si Boy serta si Wawan semalam. Tanpa mengurangi dan melebih-lebihkan ceritanya. Hingga Ziah mengantarkan Lusi ke kostnya.
Setelah mendengar semua penjelasan Ziah seperti itu. Akhirnya, ketiga sahabatnya itupun mengerti. Dan memaafkan kesalahan Ziah yang tidak memberi kabar pada mereka, semalam.
Usai menyelesaikan konflik kecil mereka semalam. Ziah, Ulfi, Tita dan Anto langsung berbagi tugas. Dan langsung bergerak menyelesaikan tugas masing-masing. Untuk membersihkan lingkungan kontrakan mereka itu.
Pukul 13.00 WITA, Ziah dan ketiga sahabatnya itu. Sudah bersiap di atas motor untuk berangkat ke tempat kerjanya masing-masing.
Ziah dengan motor matic kesayangannya menuju bengkel tempatnya bekerja. Anto juga bekerja di sebuah bengkel. Tapi, bengkel tempatnya bekerja itu tidak sebesar bengkel tempat Ziah bekerja saat ini.
Sedang Ulfi memang kemana-mana selalu bersama dengan Tita. Namun, karena berbeda tempat kerja. Biasanya, mereka akan saling antar jemput satu sama lain. Selain bersahabat, Ulfi dan Tita mereka masing terikat dalam hubungan keluarga. Yaitu, masih sepupuan.
Kita kembali ke Ziah. Sesampainya di bengkel, Ziah langsung disuguhkan dengan beberapa kendaraan yang akan melakukan servis. Yang semua pemiliknya, ingin Ziah saja yang harus melakukan servis pada kendaraan mereka itu.
Bahkan, para pemilik kendaraan-kendaraan itu. Rela menunggu dan berani membayar mahal untuk jasa Ziah. Dalam melakukan servis pada mesin kendaraan mereka itu.
Menghadapi masalah seperti itu, Ziah hanya bisa menghela nafas berat dan geleng-geleng kepala. Sedangkan teman karyawannya, hanya bisa menepuk-nepuk ringan pundak Ziah. Untuk menguatkan satu-satunya wanita dari rekan kerja mereka di sana.
"Sabar... kerjakan saja pelan-pelan. Jika butuh bantuan, kami semua siap membantumu. Oke?! Semangat Zi!!!" ucap Fauzan. Salah satu senior montir di bengkel tersebut.
"Heem...! Ini sungguh menyebalkan Kak." ucap Ziah cemberut dengan ujung bibirnya yang melengkung ke bawah. "Bolehkah aku mengundurkan diri saat ini juga?" tanya Ziah bercanda.
"Hahaha... sudah terlambat Zi'! Permintaanmu langsung ditolak mentah-mentah oleh Bos. Ha..ha..ha... Sudah, jangan banyak bercanda! Cepat kerjakan, biar cepat selesai itu pekerjaanmu!!!" timpal si Haikal, senior Ziah yang lainnya. Sambil tertawa mengejek Ziah.
Akhirnya, meski dengan perasaan terpaksa. Ziah tetap mengerjakan tugas-tugasnya itu. Dengan lapang dada hingga sebisa mungkin menyelesaikan tugas-tugasnya itu. Dengan sempurna dan harus selesai hari itu juga.
Meski keempat rekan kerja Ziah itu, seperti terkucilkan dengan adanya Ziah. Namun, tidak sedikitpun rasa iri dan dengki menguasai hati mereka. Justru mereka bangga dengan adanya Ziah.
Sebab Ziah, tak pernah sekalipun berlaku sombong dan bangga diri. Malah Ziah suka berbagi ilmu dengan mereka. Jika suatu saat mendapati kesulitan dalam memperbaiki kendaraan-kendaraan yang masuk di bengkel tersebut.
Bukan hanya ilmu, Ziah bahkan berbagi keuntungannya dengan mereka. Jika sekiranya berlebihan untuk dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments