Bertemu Pria-pria Aneh

Setelah memeriksa setiap bagian mesin mobil itu dengan seksama. Akhirnya Ziah menemukan penyebab mobil itu menjadi mogok. Yaitu terjadi switch starter AUS.

Tiba-tiba, Ziah terlihat manggut-manggut. Karena merasa penasaran, si pria di samping Ziah itu bertanya. "Kenapa Mba'? Apa kerusakannya sangat parah?"

"Iya Mas. Dan ini memang harus dibawah ke bengkel resmi. Agar pelayanannya lebih terjamin. Tapi..." jawab Ziah sedikit menjelaskan.

"Tapi... sebenarnya Nona nggak bisa 'kan memperbaiki mesin mobil ini. Kalau nggak bisa, nggak usah ngaku-ngaku deh!" potong teman si pria dengan menghardik Ziah.

"Bukan begitu maksud saya, Mas! Saya hanya..." ucapan Ziah kembali disela oleh teman si pria itu.

Teman si pria terlihat ingin kembali memotong perkataan Ziah. Namun, dengan cepat si pria menengahi. Agar permasalahan mereka segera selesai. "Hei Bro, sabar, tenang dulu dong?! Biarkan dia bicara. Kita dengar dulu penjelasannya." sela si pria.

Mendengar dan melihat sahabatnya seperti sedang berdebat dengan kedua pria yang ingin ditolong sahabatnya. Ulfi dan Tita tidak ingin tinggal diam. Mereka mendekati sahabatnya dan bertanya. Perihal apa, hingga menyebabkan kedua pria tersebut berdebat dengan sahabatnya.

"Ada apa ini Mas? Kenapa anda membentak sahabat kami, hah?!!" tanya Ulfi yang emosinya mulai naik. Karena melihat sahabatnya dibentak oleh kedua pria tersebut.

Merasa masalah kesalahpahaman ini akan semakin besar. Dengan terlibatnya Ulfi, salah satu sahabatnya yang paling gendeng. Ziah berbisik ditelinga sahabatnya itu. "Pria itu hanya salah paham padaku, 'Ul! Karena dia langsung memotong pembicaraanku dengan temannya yang belum tuntas, tadi." jelas Ziah

"Maaf Mba'-Mba'?! Sahabat anda ini, sebenarnya ngerti mesin nggak sih? Jika tidak, kenapa harus ngaku-ngaku bisa membantu kami!" jawab pria itu mewakili temannya. Agar kesalahpahaman mereka segera selesai tanpa ada perselisihan, nantinya.

"Apa maksud Mas-Mas ini! Yang jelas, sahabat saya ini sangat ahli dalam memperbaiki mesin kendaraan apa saja. Karena dia adalah seorang montir. Alias ME-KA-NIK paling handal dari salah satu bengkel terkenal di Ibu kota ini. Jadi, jangan asal menilai orang. Sebelum melihat bukti kerjanya dulu." jelas Tita dengan sinis. Dan menekan perkataannya.

"Dan kamu!" ucap Ulfi sambil menunjuk tepat ke wajah teman si pria. "Dengar dulu penjelasan sahabat saya sampai selesai. Baru kamu menanggapinya. Bukan asal motong penjelasan orang lain yang belum selesai. Kamu nggak tahu etika dalam berbicara yang baik ya...?!!" tuduh Ulfi kesal.

"Enak saja kamu kalau ngomong! Tentu saja aku tahu. Hanya saja, sahabatmu itu terlalu bertele-tele dalam berbicara. Sedang kami saat ini sedang mengejar waktu kerja kami, Nona" jelas teman si pria tak mau kalah.

"Sudah...sudah...! Semuanya, dengarkan saya dulu ya...! Saya minta maaf ya Mas, Mas ?!" ujar Ziah menengahi.

"Begini Mas, maksud saya tadi. Mobil ini memang harus dibawah ke bengkel dengan segera sebelum kerusakannya semakin parah. Karena kerusakan cukup parah. Tapi, berhubung bengkelnya masih sangat jauh dari sini. Saya akan coba mengakali mesinnya saja terlebih dahulu. Agar mobilnya, bisa mengantarkan Mas-mas ini sampai ke bengkel dengan selamat. Tanpa harus capek-capek mendorong mobilnya. Begitu...!" jelas Ziah panjang kali lebar.

"Ya sudah, jika dengan diakali begitu, mobilnya akan mau di-starter. Dan kami bisa sampai ke bengkel resmi terdekat tanpa harus mendorongnya lagi. Silahkan lakukan! Tapi, setelah itu, sebagai jaminan. Salah satu dari kalian harus ikut bersama kami. Sampai ke bengkel yang ada di kota nanti." putus teman si pria, akhirnya.

"Wah... kalau mesti pakai jaminan begitu! Mending nggak usah ditolong Zi ! Biarin aja mereka dorong mobilnya sampai ke bengkel." timpal Tita.

"Aku bilangin ya Mas! Didekat sini nggak ada bengkel lho Mas. Paling dari sini tuh... sekitar 10 kilometer, baru dapat perkampungan. Itu perkampungan ya...! Nggak tahu deh, kalau bengkelnya." timpal Ulfi lagi, menjelaskan.

"Udah ah, ngapain nolongin orang yang nggak mau di tolong. Mending kita lanjut aja yuk! Matahari mulai terik nih..." putus Tita. Sambil mengaitkan lengannya pada lengan Ziah.

Sementara, kedua pria tersebut saling pandang. Seakan mereka sedang berbicara melalui bahasa mata mereka.

"Tunggu Mba'!" tahan si pria. "Jika memang Mba'nya ini bisa memperbaiki mobil kami ini. Walau hanya sekedar, agar mesinnya hidup dan bisa mengantarkan kami sampai ke bengkel. Silahkan Mba'!"

"Hanya saja, kami berdua ini adalah pendatang baru di kota ini. Jadi, kami sedikit ragu untuk menerima bantuan dari orang yang tidak kami kenal. " tutur si pria. "Jadi, atas nama temanku saya minta maaf?!" sambungnya lagi.

"Astaga Mas...! Jujur kek dari tadi. Jadi, kita nggak akan marah-marah seperti tadi. Ya sudah, saya akan saya coba sebisa saya ya Mas." ucap Ziah akhirnya.

Kemudian, Ziah mulai mengutak-atik bagian mesin yang bermasalah itu. Dengan alat seadanya yang dia miliki. Sementara kedua pria pemilik mobil itu terus memperhatikannya. Sedangkan, Ulfi dan Tita ikut memperhatikan Ziah. Serta mengawasi kedua pria yang sempat berselisih paham dengan mereka.

Akhirnya, dalam hitungan menit saja, Ziah telah selesai mengutak-atik bagian mesin yang bermasalah itu. Dia meminta salah satu pria itu untuk mencoba menghidupkan mesin mobilnya.

Dan Breemmm... breemmm... bunyi mesin mobil tersebut. Yang berhasil distarter.

"Alhamdulillah...!" ucap Ziah sambil tersenyum tipis karena bahagia. Karena berhasil membantu kedua pria itu.

"Alhamdulillah... Terimakasih Mba'! Sekali lagi, maaf... maafkan 'kan kami atas kesalahpahaman tadi ya Mba', Mba'?!" ucap sungkan dan malu kedua pria itu.

"Iya, tidak apa-apa. Saya juga minta maaf, karena sudah bertele-tele dalam berbicara. Hingga membuat kesalahpahaman diantara kita. Ya sudah, silahkan lanjutkan perjalanannya! Jangan sampai waktunya semakin banyak terbuang sia-sia." ucap Ziah. Dengan sedikit menyindir soal waktu yang terbuang seperti kata salah satu pria itu, bertele-tele akibat bicaranya.

"Maafkan saya Mba'?! Saya sudah salah menilai anda. Saya sadar, saya sudah sangat keterlaluan dengan menuduh dan membentak Anda ! Jadi, maukah Anda memaafkan saya??!" mohon teman si pria. Yang sudah membentak Ziah tadi. Dengan memperlihatkan senyum termanisnya. Sambil mengulurkan tangannya pada Ziah.

Namun, belum sempat Ziah berfikir ataupun mengatakan sesuatu. Ulfi dan Tita sudah menggandeng paksa kedua tangan kiri dan kanannya. Kemudian berlalu pergi meninggalkan kedua pria itu. Yang hanya bisa memandang dengan kening berkerut dalam. Atas kepergian ketiga gadis itu.

"Ayo pulang Zi' ! Sudah selesaikan? Tidak perlu bicara lama-lama sama pria-pria sombong seperti mereka." ucap Tita ketus dengan mengatai kedua pria itu.

"Dasar pria-pria aneh! Udah syukur sahabat kita yang cantik dan baik ini, mau nolongin perbaiki mobil mereka. Malah negatif thinking dan membentak seenaknya. Kalau aku jadi kamu Zi', udah dari tadi aku tinggal. Dan aku nggak mau nerusin buat nolongin mereka. Biarin aja mereka dorong mobil itu sampai ke kota. Biar tahu rasa mereka!!!" tutur Ulfi kesal. Sambil terus menggandeng paksa lengan Ziah.

Sementara, Ziah yang lengannya digandeng secara tiba-tiba oleh kedua sahabatnya itu. Sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi untuk menanggapi permohonan maaf kedua pria tersebut. Dia hanya bisa pasrah mengikuti langkah kakinya yang terseret oleh kedua sahabatnya itu. Menuju motor mereka yang terparkir sejak tadi.

Kedua pria tersebut hanya bisa melongo memandang kepergian Ziah dan kedua sahabat yang super protektif itu. Meski hati masih dipenuhi rasa bersalah yang besar. Mereka tak bisa berbuat apa-apa.

*

*

*

*

*

Bersambung...

***Jangan lupa tinggalkan jejak ya para readers ku...🥰😘 Dengan menekan tanda 👍,❤️, komentar positif dan 🎁 ya...

Selamat membaca...! Semoga suka ya sama cerita aku yang receh ini***.

Terpopuler

Comments

Ani Wonder

Ani Wonder

batal kenalan sama pria berkarisma itu /Cry/

2024-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rencana Pulang Kampung
3 Memulai Perjalanan
4 Merasa Risih
5 Bertemu Pria-pria Aneh
6 Berkenalan
7 Modus Tersembunyi
8 Dede dan Ade
9 Menuju Pantai Wisata
10 Peraturan dalam Kontrakan
11 Pallu Butung
12 Kembali ke Kota
13 Rumor yang Beredar
14 Kolak Jagung
15 Empat Sahabat Sejati
16 Bermain-main
17 Bertemu Lusi
18 Kegiatan Ziah
19 Mengisi Waktu Luang
20 Melawan Rampok bersenjata Tajam
21 Gadis Langka
22 Mengirimi Mama Uang
23 Lebay...!
24 Demam
25 Kampung Tengah
26 Mengantar Naziah
27 Di Rumah Sakit
28 Si Ulfi
29 Aldi dan Rendi
30 Menjenguk
31 Aku Bukan Robot
32 Pasien Istimewa
33 Pindah Kamar
34 Salah Paham
35 Mengawali Hari dengan Tawa
36 Jangan Menggodaku!
37 Sholat berjamaah
38 Keinginan Naziah
39 Taksi Online
40 Mengantar Pulang
41 Ibu-ibu Berdaster
42 Jaga Pandanganmu!!!
43 Aku Terima Tantanganmu
44 Menuju TKP
45 Menemui CaMer
46 Meminta Restu
47 Berpikir
48 Perkenalan Antara Besan
49 Kedatangan Dokter Karina
50 Menentukan Pilihan
51 Resmi Bertunangan
52 Pelayanan Darurat
53 Membekuk Para Begal
54 Panggilan Sayangku
55 Jebakan Rendi
56 Magang
57 Tamu Malam Minggu
58 Kesan Pertama Bertemu
59 Pilihan Hati Rendi
60 Mengikhlaskan
61 Menu Sarapan Porsi Doubel
62 Merealisasikan Rencana Harian
63 Gadis Hebat
64 Ayah Roy
65 Puas... Membohongiku?
66 Menyibukkan Diri
67 Si Mas Kurir
68 Sebuah Video
69 Meminta Penjelasan
70 Penjelasan Rendi
71 Mencari Solusi
72 Meminta Bantuan Anto
73 Tanggapan Naziah
74 Mengalah
75 Ziah Pergi???
76 Ketulusan Risma
77 Sosok Adrian Rega
78 Dijemput Mobil Ambulans
79 Si Faisal
80 Sebatang kara
81 Golongan Darah yang Sama
82 Pendekatan
83 Sarapan Khusus
84 Menjenguk
85 Wa'alaikumsalam Sayang.
86 Buket Bunga Krisan
87 Kursi Khusus
88 Perbedaan Diantara Keduanya
89 Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90 Lamaran Rega
91 Apa Kau Siap, 'Fah?
92 Bi' Suni?
93 Majikan Bi' Suni
94 Obrolan Serius
95 Undangan Makan Malam
96 Makan Malam
97 Butuh Waktu Lebih
98 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99 Sebuah Adab Sepele
100 Pilihan yang Sulit
101 Sakit???
102 Berkunjung ke Cafe
103 Bernyanyi dan Bermain Gitar
104 Tatapan Rega
105 Membawa Pergi
106 Tidak Waras?!!
107 Selalu Mengejutkan
108 Menjadi Pendamping Hidupmu
109 Tidur Terpisah
110 Penentuan
111 Meminta Pendapat
112 Saling Menyuapi Makan
113 Berdebar-debar
114 Ada apa dengannya?
115 Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116 Memiliki Perasaan Yang Sama
117 Sedang Libur Sholat
118 Penjelasan
119 Pemilik Mobil Mogok
120 Alhamdulillah....!
121 Jaga dia baik-baik!
122 Kau Khawatir Padaku?
123 Cemburu
124 Bertemu Teman-teman Lama
125 Menikmati Perjalanannya
126 Memperkenalkan Diri
127 Mendapat Telepon
128 Mengabari Para Sahabat
129 Telfon Rindu!
130 Malam Nokolontigi
131 Sebuah Video dan foto
132 Tertusuk!
133 "Sah!!!"
134 "Siapa orang itu?"
135 Berdua Saja!
136 Permohonan Maaf
137 Tergoda
138 Maluku di Ambon
139 Keromantisan Rega
140 Harapan yang Tak Sampai
141 Pengait Bra?!
142 Posesif
143 Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144 Pengumuman
145 Terlelap Bersama
146 Ciuman Selamat Pagi
147 Pamit Pulang
148 Ikut Bergotongroyong
149 Buat Aku Nyaman!
150 Saling Mengingatkan
151 Manja!
152 Hadist Khusus Seorang Istri
153 Gitu kok repot?!
154 Sholat Sunnah
155 Menikmati Permainan
156 Rahasia dan Kejutan Tuhan
157 Saling Memperkenalkan Diri
158 Cerita Masa Lalu Naziah
159 Cerita Rega
160 Menggoda Kakak Ipar
161 Fans Fanatik
162 Fokus Kerja
163 Bertemu Klien
164 Jangan berlebihan!
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Pulang Kampung
3
Memulai Perjalanan
4
Merasa Risih
5
Bertemu Pria-pria Aneh
6
Berkenalan
7
Modus Tersembunyi
8
Dede dan Ade
9
Menuju Pantai Wisata
10
Peraturan dalam Kontrakan
11
Pallu Butung
12
Kembali ke Kota
13
Rumor yang Beredar
14
Kolak Jagung
15
Empat Sahabat Sejati
16
Bermain-main
17
Bertemu Lusi
18
Kegiatan Ziah
19
Mengisi Waktu Luang
20
Melawan Rampok bersenjata Tajam
21
Gadis Langka
22
Mengirimi Mama Uang
23
Lebay...!
24
Demam
25
Kampung Tengah
26
Mengantar Naziah
27
Di Rumah Sakit
28
Si Ulfi
29
Aldi dan Rendi
30
Menjenguk
31
Aku Bukan Robot
32
Pasien Istimewa
33
Pindah Kamar
34
Salah Paham
35
Mengawali Hari dengan Tawa
36
Jangan Menggodaku!
37
Sholat berjamaah
38
Keinginan Naziah
39
Taksi Online
40
Mengantar Pulang
41
Ibu-ibu Berdaster
42
Jaga Pandanganmu!!!
43
Aku Terima Tantanganmu
44
Menuju TKP
45
Menemui CaMer
46
Meminta Restu
47
Berpikir
48
Perkenalan Antara Besan
49
Kedatangan Dokter Karina
50
Menentukan Pilihan
51
Resmi Bertunangan
52
Pelayanan Darurat
53
Membekuk Para Begal
54
Panggilan Sayangku
55
Jebakan Rendi
56
Magang
57
Tamu Malam Minggu
58
Kesan Pertama Bertemu
59
Pilihan Hati Rendi
60
Mengikhlaskan
61
Menu Sarapan Porsi Doubel
62
Merealisasikan Rencana Harian
63
Gadis Hebat
64
Ayah Roy
65
Puas... Membohongiku?
66
Menyibukkan Diri
67
Si Mas Kurir
68
Sebuah Video
69
Meminta Penjelasan
70
Penjelasan Rendi
71
Mencari Solusi
72
Meminta Bantuan Anto
73
Tanggapan Naziah
74
Mengalah
75
Ziah Pergi???
76
Ketulusan Risma
77
Sosok Adrian Rega
78
Dijemput Mobil Ambulans
79
Si Faisal
80
Sebatang kara
81
Golongan Darah yang Sama
82
Pendekatan
83
Sarapan Khusus
84
Menjenguk
85
Wa'alaikumsalam Sayang.
86
Buket Bunga Krisan
87
Kursi Khusus
88
Perbedaan Diantara Keduanya
89
Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90
Lamaran Rega
91
Apa Kau Siap, 'Fah?
92
Bi' Suni?
93
Majikan Bi' Suni
94
Obrolan Serius
95
Undangan Makan Malam
96
Makan Malam
97
Butuh Waktu Lebih
98
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99
Sebuah Adab Sepele
100
Pilihan yang Sulit
101
Sakit???
102
Berkunjung ke Cafe
103
Bernyanyi dan Bermain Gitar
104
Tatapan Rega
105
Membawa Pergi
106
Tidak Waras?!!
107
Selalu Mengejutkan
108
Menjadi Pendamping Hidupmu
109
Tidur Terpisah
110
Penentuan
111
Meminta Pendapat
112
Saling Menyuapi Makan
113
Berdebar-debar
114
Ada apa dengannya?
115
Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116
Memiliki Perasaan Yang Sama
117
Sedang Libur Sholat
118
Penjelasan
119
Pemilik Mobil Mogok
120
Alhamdulillah....!
121
Jaga dia baik-baik!
122
Kau Khawatir Padaku?
123
Cemburu
124
Bertemu Teman-teman Lama
125
Menikmati Perjalanannya
126
Memperkenalkan Diri
127
Mendapat Telepon
128
Mengabari Para Sahabat
129
Telfon Rindu!
130
Malam Nokolontigi
131
Sebuah Video dan foto
132
Tertusuk!
133
"Sah!!!"
134
"Siapa orang itu?"
135
Berdua Saja!
136
Permohonan Maaf
137
Tergoda
138
Maluku di Ambon
139
Keromantisan Rega
140
Harapan yang Tak Sampai
141
Pengait Bra?!
142
Posesif
143
Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144
Pengumuman
145
Terlelap Bersama
146
Ciuman Selamat Pagi
147
Pamit Pulang
148
Ikut Bergotongroyong
149
Buat Aku Nyaman!
150
Saling Mengingatkan
151
Manja!
152
Hadist Khusus Seorang Istri
153
Gitu kok repot?!
154
Sholat Sunnah
155
Menikmati Permainan
156
Rahasia dan Kejutan Tuhan
157
Saling Memperkenalkan Diri
158
Cerita Masa Lalu Naziah
159
Cerita Rega
160
Menggoda Kakak Ipar
161
Fans Fanatik
162
Fokus Kerja
163
Bertemu Klien
164
Jangan berlebihan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!