Menuju Pantai Wisata

Selesai mandi dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ziah keluar dari kamarnya menuju kearah dapur. Dan mendapati Ibunya sedang menyiapkan makanan diatas meja.

"Kok repot-repot sih Ma?! Kan Kakak bisa ngambil sendiri makanannya. Ini udah menjelang waktu ashar, Mama belum tidur siang sama sekali kan...? Ayok, sana Mama tidur saja. Biar Kakak makan sendiri saja. Mama kan paling nggak bisa kalau nggak istirahat sehari. Nanti anemianya kambuh lagi...! Oke." ucap Ziah. Sambil merangkul pundak Ibunya untuk mengantarkannya beristirahat di kamar.

"Iya deh... anak Mama ini yang paling perhatian. Selalu nggak bisa ditolak, jika sudah mengeluarkan titahnya."

"Ya sudah, Mama istirahat sebentar. Kau makanlah yang banyak! Kebetulan Mama membuat menu kesukaanmu tadi. Naluri seorang Ibu, tidaklah pernah salah. Sejak bangun pagi tadi, Mama sangat bersemangat sekali ingin memasak menu masakan kesukaanmu. Kuah asam labu air dan teri goreng saus pedas manis. Jadi, kau harus makan banyak ya!" perintah Ibu Adel pada Ziah.

"Wah.... baiklah Ma'! Akan aku habiskan semua masakan Mama. Dan jangan menyesal ya?! Jika kalian bangun tidur nanti, semua masakan yang ada di atas meja ataupun di dalam belanga. Sirna tak bersisa." jawab Ziah dengan candaan.

"Terserah kakak saja... jika memang kakak bisa menghabiskan semuanya?! Nanti tinggal dimasak lagi aja. Intinya, kakak makan yang banyak. Biar semakin kuat jika terus bekerja keras. Oke!!!" ujar Ibu Adel lagi. Dan hanya mendapat isyarat tangan, tanda 👌.

Selesai mengantarkan Ibunya, Ziah langsung menuju ke ruang makan yang ada di dapur. Memang sejak tiba di rumah ibunya, Ziah sudah merasa sangat lapar. Dan mendengar ibunya memasak makanan kesukaannya. Iapun tak ingin melewatkan semua itu. Tiba di meja makan Ziah langsung makan dengan khusuknya.

***

Tepat pukul 14.30 WITA, Ziah sudah terbangun dari tidur siangnya. Selesai mencuci muka dan mengganti pakaian daster rumahannya. Dengan celana kain warna coklat dan baju kaos lengan pendek warna hitam. Dan dipadu-padankan dengan switer warna senada dengan celananya serta tak lupa hijab instan.

Ketika Ziah keluar dari kamarnya, dia mendengar suara adik-adiknya dari arah ruang keluarga.

Samar-samar terdengar, kedua adiknya itu sedang membicarakan sikap salah satu pemeran pria yang mereka tonton di TV.

"Rame amat sih.... cuma berdua juga kayak orang sepuluh!" ucap Ziah sambil ikut duduk di sofa tepat disamping adiknya Lastri.

"Eh, Kak! Udah bangun?!" ucap Lastri sedikit terkejut dengan kedatangan Ziah.

"Apa kami mengganggu tidurmu, Kak?" tanya Elvira karena merasa tidak enak hati pada Kakaknya.

"Nggak De... Kakak memang sudah bangun dari tadi." jawab Ziah santai. Sambil ikut memakan roti yang ada di tangan Lastri. "Kalian mau ikut ke pantai nggak? Kakak sama Kak Tita dan Kak Ulfi mau mandi air laut. Kalau kalian mau ikut, ayo siap-siap! Kakak tunggu." sambung Ziah.

"Ikut....dong Kak!" ucap Lastri dan Elvira riang dan kompak. "Baiklah. Kami siap siap-siap dulu ya Kak?!" ucap Elvira selanjutnya. Sambil beranjak ke kamar dan diikuti oleh Lastri dibelakangnya.

"Oh iya, Mama kemana Dek?" tanya Ziah sedikit berteriak. Ketika kedua adiknya itu hampir menghilang masuk ke kamar mereka.

"Lagi ke sebelah, di rumah Om Lukman. Mengantarkan roti dari Kakak." teriak Elvira dari dalam kamarnya menjawab pertanyaan Ziah.

"Oh... Kakak ke sana dulu ya?! Kalau sudah siap, panggil Kakak!" ucap Ziah sambil menekan tombol off pada remote TV. Kemudian beranjak keluar dari rumahnya melalui pintu samping. Dan menuju rumah pamannya yang hanya berjarak 10 meter dengan rumah ibunya.

***

Tepat didepan rumah Om Lukman, "Assalamualaikum....!" ucap Ziah sebelum masuk kedalam rumah.

Mendengar suara Ziah yang sudah tak asing di telinga mereka. Om Lukman, istrinya Tante Nina serta Ibu Adel yang ada didalam rumah itu. Langsung menjawab salam Ziah dan menyuruhnya untuk masuk kedalam rumah. "Wa'alaikum salam... Masuklah kemari Nak!"

Setelah mendapat jawaban atas salamnya. Ziah memasuki rumah pamannya itu. Dan menuju ruang dimana Om dan Tantenya sudah menunggunya.

"Halo Om, Tante! Apa kabar, semua sehatkan?" sapa Ziah sopan. Sambil mencium tangan Om dan Tantenya takzim.

"Alhamdulillah kami sehat. Kamu sendiri gimana, sehatkan?" jawab Om Lukman mewakili istrinya dan balas bertanya, dengan tersenyum.

"Alhamdulillah, Ziah juga masih sehat. Cuma sekarang mulai serasa diserang penyakit 5L kayaknya..." ujar Ziah ikut duduk di samping tempat duduk ibunya di sofa ruang tamu.

"5L...???? Apa itu Nak?" tanya Tante Nina dengan kening berkerut dalam.

"Lelah, Letih, Lesu, Lemah, Lunglai." jawab Ziah santai. Namun singkat, padat dan jelas.

"Ahahaha.... kau ini, ada saja membuat singkatan." ucap Tante Nina sambil tertawa pecah. Sedang suaminya hanya tertawa kecil. Dan Ibu Adel hanya bisa tersenyum dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya istirahat dong Nak... Biar nggak kena itu penyakit 5Lnya." ucap Om Lukman.

"Karena itulah Om, aku pulang kampung. Biar bisa mencegah dan sekaligus mengobati itu semua. Yaitu dengan mandi dan berendam di air laut, pantai tumpapa kita... yang indah itu." ujar Ziah mendramatisir keadaan.

"Walah.... ya sudah! Pergi sana.... biar penyakit 5Lmu itu sirna." ujar Tante Nina masih dengan sisa tawanya.

"Iya. Karena itu juga aku datang. Untuk pamit sama Mama, Om dan Tante. Agar tak bingung mencariku nanti. Oh iya, aku bawa adik-adik ya Ma'?!" ujar Ziah sekaligus berpamitan pada ibunya.

"Baiklah, hati-hati di jalan!" ucap Ibu Adel sambil menerima uluran tangan Ziah untuk pamit.

"Assalamualaikum!" ucap Ziah akhirnya. Setelah selesai bersalaman dengan Om dan juga Tantenya.

"Wa'alaikum salam." ucap Ibu Adel, Om Lukman dan Tante Nina bersamaan.

Setelah mendapat izin dari para orang tua. Ziah beranjak pergi dengan hati yang riang. Saat keluar dari rumah Omnya, kedua adiknya terlihat sudah menunggunya. Dengan duduk di atas motor.

"Kok lama banget sih Kak...?! Kak Tita udah nelfon tadi. Katanya, mereka udah ke pantai duluan. Jadi, kita disuruh menyusul mereka sesegera mungkin." ujar Lastri dengan gaya centil dan lebaynya.

"Iya, iya. Ayo berangkat!" ucap Ziah santai. Sambil menaiki motornya yang sudah terparkir sejak tadi di halaman rumahnya.

Kemudian, dengan kecepatan kecil berangsur sedang. Ziah yang berboncengan dengan adiknya, Lastri menaiki motornya. Sedang Elvira menaiki motornya sendiri.

Karena berada di desa terpencil yang masih asri. Dan kendaraan yang melintas di jalanan setempat hanya beberapa saja yang berlalu-lalang. Jadi, Ziah dan kedua adiknya tidak mengenakan helm mereka. Dan hanya mengenakan masker di wajah mereka masing-masing. Lalu mengendarai motor dengan kecepatan rendah.

Jarak antara rumah Ziah dan pantai wisata yang mereka tuju, tak begitu jauh. Jika berkendara dengan kecepatan rendah seperti itu. Hanya membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 10 menit saja.

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

wah, Ziah hati-hati

2022-06-27

1

syafridawati

syafridawati

di mana-mana yang namanya orang tua ya gituitu

2022-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rencana Pulang Kampung
3 Memulai Perjalanan
4 Merasa Risih
5 Bertemu Pria-pria Aneh
6 Berkenalan
7 Modus Tersembunyi
8 Dede dan Ade
9 Menuju Pantai Wisata
10 Peraturan dalam Kontrakan
11 Pallu Butung
12 Kembali ke Kota
13 Rumor yang Beredar
14 Kolak Jagung
15 Empat Sahabat Sejati
16 Bermain-main
17 Bertemu Lusi
18 Kegiatan Ziah
19 Mengisi Waktu Luang
20 Melawan Rampok bersenjata Tajam
21 Gadis Langka
22 Mengirimi Mama Uang
23 Lebay...!
24 Demam
25 Kampung Tengah
26 Mengantar Naziah
27 Di Rumah Sakit
28 Si Ulfi
29 Aldi dan Rendi
30 Menjenguk
31 Aku Bukan Robot
32 Pasien Istimewa
33 Pindah Kamar
34 Salah Paham
35 Mengawali Hari dengan Tawa
36 Jangan Menggodaku!
37 Sholat berjamaah
38 Keinginan Naziah
39 Taksi Online
40 Mengantar Pulang
41 Ibu-ibu Berdaster
42 Jaga Pandanganmu!!!
43 Aku Terima Tantanganmu
44 Menuju TKP
45 Menemui CaMer
46 Meminta Restu
47 Berpikir
48 Perkenalan Antara Besan
49 Kedatangan Dokter Karina
50 Menentukan Pilihan
51 Resmi Bertunangan
52 Pelayanan Darurat
53 Membekuk Para Begal
54 Panggilan Sayangku
55 Jebakan Rendi
56 Magang
57 Tamu Malam Minggu
58 Kesan Pertama Bertemu
59 Pilihan Hati Rendi
60 Mengikhlaskan
61 Menu Sarapan Porsi Doubel
62 Merealisasikan Rencana Harian
63 Gadis Hebat
64 Ayah Roy
65 Puas... Membohongiku?
66 Menyibukkan Diri
67 Si Mas Kurir
68 Sebuah Video
69 Meminta Penjelasan
70 Penjelasan Rendi
71 Mencari Solusi
72 Meminta Bantuan Anto
73 Tanggapan Naziah
74 Mengalah
75 Ziah Pergi???
76 Ketulusan Risma
77 Sosok Adrian Rega
78 Dijemput Mobil Ambulans
79 Si Faisal
80 Sebatang kara
81 Golongan Darah yang Sama
82 Pendekatan
83 Sarapan Khusus
84 Menjenguk
85 Wa'alaikumsalam Sayang.
86 Buket Bunga Krisan
87 Kursi Khusus
88 Perbedaan Diantara Keduanya
89 Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90 Lamaran Rega
91 Apa Kau Siap, 'Fah?
92 Bi' Suni?
93 Majikan Bi' Suni
94 Obrolan Serius
95 Undangan Makan Malam
96 Makan Malam
97 Butuh Waktu Lebih
98 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99 Sebuah Adab Sepele
100 Pilihan yang Sulit
101 Sakit???
102 Berkunjung ke Cafe
103 Bernyanyi dan Bermain Gitar
104 Tatapan Rega
105 Membawa Pergi
106 Tidak Waras?!!
107 Selalu Mengejutkan
108 Menjadi Pendamping Hidupmu
109 Tidur Terpisah
110 Penentuan
111 Meminta Pendapat
112 Saling Menyuapi Makan
113 Berdebar-debar
114 Ada apa dengannya?
115 Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116 Memiliki Perasaan Yang Sama
117 Sedang Libur Sholat
118 Penjelasan
119 Pemilik Mobil Mogok
120 Alhamdulillah....!
121 Jaga dia baik-baik!
122 Kau Khawatir Padaku?
123 Cemburu
124 Bertemu Teman-teman Lama
125 Menikmati Perjalanannya
126 Memperkenalkan Diri
127 Mendapat Telepon
128 Mengabari Para Sahabat
129 Telfon Rindu!
130 Malam Nokolontigi
131 Sebuah Video dan foto
132 Tertusuk!
133 "Sah!!!"
134 "Siapa orang itu?"
135 Berdua Saja!
136 Permohonan Maaf
137 Tergoda
138 Maluku di Ambon
139 Keromantisan Rega
140 Harapan yang Tak Sampai
141 Pengait Bra?!
142 Posesif
143 Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144 Pengumuman
145 Terlelap Bersama
146 Ciuman Selamat Pagi
147 Pamit Pulang
148 Ikut Bergotongroyong
149 Buat Aku Nyaman!
150 Saling Mengingatkan
151 Manja!
152 Hadist Khusus Seorang Istri
153 Gitu kok repot?!
154 Sholat Sunnah
155 Menikmati Permainan
156 Rahasia dan Kejutan Tuhan
157 Saling Memperkenalkan Diri
158 Cerita Masa Lalu Naziah
159 Cerita Rega
160 Menggoda Kakak Ipar
161 Fans Fanatik
162 Fokus Kerja
163 Bertemu Klien
164 Jangan berlebihan!
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Pulang Kampung
3
Memulai Perjalanan
4
Merasa Risih
5
Bertemu Pria-pria Aneh
6
Berkenalan
7
Modus Tersembunyi
8
Dede dan Ade
9
Menuju Pantai Wisata
10
Peraturan dalam Kontrakan
11
Pallu Butung
12
Kembali ke Kota
13
Rumor yang Beredar
14
Kolak Jagung
15
Empat Sahabat Sejati
16
Bermain-main
17
Bertemu Lusi
18
Kegiatan Ziah
19
Mengisi Waktu Luang
20
Melawan Rampok bersenjata Tajam
21
Gadis Langka
22
Mengirimi Mama Uang
23
Lebay...!
24
Demam
25
Kampung Tengah
26
Mengantar Naziah
27
Di Rumah Sakit
28
Si Ulfi
29
Aldi dan Rendi
30
Menjenguk
31
Aku Bukan Robot
32
Pasien Istimewa
33
Pindah Kamar
34
Salah Paham
35
Mengawali Hari dengan Tawa
36
Jangan Menggodaku!
37
Sholat berjamaah
38
Keinginan Naziah
39
Taksi Online
40
Mengantar Pulang
41
Ibu-ibu Berdaster
42
Jaga Pandanganmu!!!
43
Aku Terima Tantanganmu
44
Menuju TKP
45
Menemui CaMer
46
Meminta Restu
47
Berpikir
48
Perkenalan Antara Besan
49
Kedatangan Dokter Karina
50
Menentukan Pilihan
51
Resmi Bertunangan
52
Pelayanan Darurat
53
Membekuk Para Begal
54
Panggilan Sayangku
55
Jebakan Rendi
56
Magang
57
Tamu Malam Minggu
58
Kesan Pertama Bertemu
59
Pilihan Hati Rendi
60
Mengikhlaskan
61
Menu Sarapan Porsi Doubel
62
Merealisasikan Rencana Harian
63
Gadis Hebat
64
Ayah Roy
65
Puas... Membohongiku?
66
Menyibukkan Diri
67
Si Mas Kurir
68
Sebuah Video
69
Meminta Penjelasan
70
Penjelasan Rendi
71
Mencari Solusi
72
Meminta Bantuan Anto
73
Tanggapan Naziah
74
Mengalah
75
Ziah Pergi???
76
Ketulusan Risma
77
Sosok Adrian Rega
78
Dijemput Mobil Ambulans
79
Si Faisal
80
Sebatang kara
81
Golongan Darah yang Sama
82
Pendekatan
83
Sarapan Khusus
84
Menjenguk
85
Wa'alaikumsalam Sayang.
86
Buket Bunga Krisan
87
Kursi Khusus
88
Perbedaan Diantara Keduanya
89
Terimakasih Dalam Bentuk Lain
90
Lamaran Rega
91
Apa Kau Siap, 'Fah?
92
Bi' Suni?
93
Majikan Bi' Suni
94
Obrolan Serius
95
Undangan Makan Malam
96
Makan Malam
97
Butuh Waktu Lebih
98
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
99
Sebuah Adab Sepele
100
Pilihan yang Sulit
101
Sakit???
102
Berkunjung ke Cafe
103
Bernyanyi dan Bermain Gitar
104
Tatapan Rega
105
Membawa Pergi
106
Tidak Waras?!!
107
Selalu Mengejutkan
108
Menjadi Pendamping Hidupmu
109
Tidur Terpisah
110
Penentuan
111
Meminta Pendapat
112
Saling Menyuapi Makan
113
Berdebar-debar
114
Ada apa dengannya?
115
Jodohmu Adalah Cerminan Dirimu
116
Memiliki Perasaan Yang Sama
117
Sedang Libur Sholat
118
Penjelasan
119
Pemilik Mobil Mogok
120
Alhamdulillah....!
121
Jaga dia baik-baik!
122
Kau Khawatir Padaku?
123
Cemburu
124
Bertemu Teman-teman Lama
125
Menikmati Perjalanannya
126
Memperkenalkan Diri
127
Mendapat Telepon
128
Mengabari Para Sahabat
129
Telfon Rindu!
130
Malam Nokolontigi
131
Sebuah Video dan foto
132
Tertusuk!
133
"Sah!!!"
134
"Siapa orang itu?"
135
Berdua Saja!
136
Permohonan Maaf
137
Tergoda
138
Maluku di Ambon
139
Keromantisan Rega
140
Harapan yang Tak Sampai
141
Pengait Bra?!
142
Posesif
143
Nongkrong Bareng Sahabat di Malam Pengantin
144
Pengumuman
145
Terlelap Bersama
146
Ciuman Selamat Pagi
147
Pamit Pulang
148
Ikut Bergotongroyong
149
Buat Aku Nyaman!
150
Saling Mengingatkan
151
Manja!
152
Hadist Khusus Seorang Istri
153
Gitu kok repot?!
154
Sholat Sunnah
155
Menikmati Permainan
156
Rahasia dan Kejutan Tuhan
157
Saling Memperkenalkan Diri
158
Cerita Masa Lalu Naziah
159
Cerita Rega
160
Menggoda Kakak Ipar
161
Fans Fanatik
162
Fokus Kerja
163
Bertemu Klien
164
Jangan berlebihan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!