Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit. Naziah dan kedua sahabatnya mulai memasuki jalanan yang berada di daerah pegunungan.
Sepertinya, semalam daerah tersebut diguyur hujan lebat. Sebab, terlihat beberapa genangan-genangan air kecil di atas aspal jalan dan jalanan pun tampak licin. Karena berada di daerah pegunungan. Sudah pasti jalanannya akan menanjak dan menurun serta berliku-liku.
Saat jalan mulai menanjak, karena Ulfi memiliki penglihatan yang hampir minim dijarak jauh. Sehingga, Naziah mengambil alih untuk memimpin perjalanan mereka. Sebab, jika pada pagi hari atau sehabis hujan lebat. Daerah tersebut akan diselimuti kabut tebal dihampir sepanjang jalanan yang ada di sana. Yang akan mengurangi jarak pandang pengendara.
Ditambah lagi, monyet-monyet liar yang suka berkeliaran dan menghadang para pengendara-pengendara yang lewat. Dan Ulfi sangat takut, jika bertemu dengan binatang tersebut. Jadi, setiap melewati jalanan itu. Naziah akan menjadikan dirinya sebagai tameng untuk para sahabatnya itu.
Jalanan yang mereka lalui saat ini merupakan satu-satunya jalan terdekat. Yang menjadi penghubung antara Ibu Kota dan kota kecil lainnya yang terdapat di kepulauan tersebut. Dahulu, konon katanya daerah tersebut dipenuhi kebun kopi dan cengkeh milik warga setempat. Namun sekarang, hampir disepanjang pinggiran jalan. Telah berdiri rumah-rumah warga dan lapak-lapak penjual sayur dan buah-buahan setempat. Serta warung-warung kopi dan tempat ibadah.
Dalam perjalanan, Ulfi merasa ingin buang air kecil. Karena posisi motornya yang ia kendarai bersama Tita sedikit jauh dengan motor yang dikendarai oleh Naziah. Ulfi menambah kecepatan laju motornya. Hingga tepat disamping motor Naziah dan beriringan.
"Ziah...! Cari toilet dulu!" ucap Ulfi dengan sedikit berteriak, agar terdengar oleh Naziah. Yang sedang menggunakan helm tutup.
Naziah yang mendengar ucapan yang bernada permintaan itu. Hanya mengacungkan jempol tangan kirinya sebagai tanda OK. Kemudian menurunkan kecepatan laju motornya. Lalu berhenti disebuah warung kopi yang terdapat toilet umum disampingnya. Dan Ulfipun mengikutinya untuk berhenti.
Karena sudah merasa tak tahan ingin buang air kecil. Tanpa membuka helm dan sarung tangannya. Ulfi langsung berlari terbirit-birit menuju toilet. Sambil memegangi bagian intinya dari balik celana gombrannya. Melihat tingkah absurd sahabatnya itu. Naziah tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedang Tita sudah tertawa terbahak-bahak. Sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Ulfi keluar dari toilet. Dan terlihat menghembuskan nafas lega sambil mengucap syukur.
"Udah selesai?" tanya Naziah pada Ulfi
"Alhamdulillah udah. Ayo, kita lanjut?!!" ujar Ulfi
Kemudian mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda. Dengan kecepatan sedang Naziah kembali memimpin perjalanan mereka.
Setelah beberapa menit melakukan perjalanan. Dari kejauhan, Naziah melempar pandangannya jauh kearah depan. Dia mendapati pemandangan yang sedikit membuat hatinya merasa iba. Seorang pria tampak sedang berusaha mendorong sebuah mobil.
Ketika melewati mobil tersebut, Naziah sedikit melirik kearah si pria pendorong mobil. Sambil terus melajukan motornya dengan kecepatan rendah.
Namun dari kaca spion motornya, Naziah melihat. Sang pengemudi mobil itu turun dari mobilnya. Dia terlihat sangat kesal. Kemudian menutup pintu mobilnya dengan kasar. Lalu, sedikit menendang bodi mobilnya.
Melihat peristiwa itu, rasa iba Naziah menjadi semakin tinggi. Tiba-tiba ia menyalakan lampu sent motornya dan berhenti dipinggir jalan. Mau tak mau, Ulfipun ikut menghentikan motornya.
"Ada apa Ziah, kok berhenti sih?" tanya Ulfi dan Tita hampir bersamaan.
"Lihat tuh...kayaknya perlu bantuan deh...?!" ujar Naziah sambil menunjuk dengan dagunya kearah mobil mogok dibelakang motor mereka. "Kita tanya yuk! Siapa tahu aku bisa bantu?" lanjutnya.
Ulfi dan Tita pun mengikuti arah pandang Naziah. Kemudian mereka saling pandang, seakan saling bertukar pikiran melalui bahasa isyarat. Tita terlihat mengendikan bahunya saja. Sementara Ulfi terlihat membuang nafasnya kasar. Dan menjawab dengan malas pada Naziah. "Hem.... baiklah, jangan lama-lama ya!!!? Cahaya matahari mulai panas nih!"
"Iya, Insya Allah. Ayo!!" ucap Naziah sambil memutar balik motornya. Dan Ulfi pun ikut memutar motor mereka.
Tanpa turun dari motornya dan hanya mengangkat kaca helm tutupnya. Naziah memutuskan bertanya pada salah satu dari kedua pria, pemilik mobil mogok itu. "Mobilnya kenapa Mas?"
Ya, pemilik mobil mogok itu adalah dua orang pria. Yang terlihat masih muda, tampan dan berkharisma. Dan keduanya tampak seperti seorang pekerja kantoran. Sebab keduanya berpakaian kemeja rapi dan modis. serta sepatu pantofel yang tampak mengkilat di kaki mereka.
"Nggak tahu Mba', tiba-tiba saja mogok. Mana kami berdua sama sekali tidak mengerti lagi dengan mesin mobil. Ekh... dia pakai mogok lagi." jawab pria yang berdiri di samping mobil. Sambil menggaruk-garuk keningnya yang tidak gatal. Sedang salah satu pria lagi, sedang duduk didalam mobil dengan memainkan ponselnya.
"Em... boleh saya lihat mesin mobilnya Mas?" pinta Naziah.
"Bo..leh!" jawab pria itu sedikit ragu dengan keningnya yang berkerut. "Maksud Mba ini mau lihat bagaimana ya?! Apa dia ngerti dengan mesin?" sambungnya membatin.
"Baik. Saya parkirkan dulu motorku ini." pamit Naziah.
Kemudian Naziah memarkirkan motornya ditepi jalan dan diikuti oleh Ulfi. Naziah memarkirkan motornya. Tidak jauh dari tempat mobil mogok itu memarkir. Ditempat yang tampak teduh dan aman untuk parkir. Agar kedua sahabatnya itu, bisa berteduh sambil menunggunya.
Sebelum turun dari motornya, Naziah melepas helm di kepalanya. Dan mencantolkan helmnya di kaca spion motornya. Kemudian memperbaiki sedikit posisi maskernya yang bergeser.
Setelah itu, Naziah mulai berjalan mendekati mobil tersebut. Karena tak ingin sarung tangan mengemudinya kotor. Naziah melepas sarung tangan kanannya terlebih dahulu. Sebelum melihat dan memeriksa setiap bagian mesin mobil itu dengan seksama.
Walau terlihat sedikit ragu, namun pria pemilik mobil mogok itu. Tetap memperbolehkan Naziah untuk melihat bagian mesin mobilnya. Dia membantu Naziah membukakan kap depan mobilnya. Setelah itu mempersilahkan Naziah untuk memeriksa mesin mobilnya itu.
Sementara itu, sepeninggalan Naziah. Ulfi dan Tita duduk santai diatas aspal ditepi jalan. Didekat motor mereka yang terparkir. Sambil menunggu Naziah, mereka berselfi ria dengan ponsel masing-masing.
"Mas punya kunci-kunci mobilnya?" tanya Naziah lembut.
"Em... punya." jawab pria itu masih tampak ragu pada Naziah.
"Boleh ambilkan, saya memerlukannya untuk memeriksa bagian mesinnya." pinta Naziah dan menjelaskan maksudnya.
"Oh iya, sebentar Mba'! Saya ambilkan dulu." jawab pria itu. Kemudian sedikit berlari kecil mengambilkan kunci-kunci yang diminta oleh Naziah, di dalam mobilnya itu.
Setelah mendapat kotak kunci-kunci yang dia minta. Naziah mulai memeriksa setiap bagian mesin mobil yang sering kali menyebabkan mobil mogok.
Saat sedang serius memeriksa mesin mobil tersebut. Pria pemilik mobil dan temannya itu terus memperhatikan gerak-gerik Naziah.
Pria pengemudi mobil itu mengawasi tepat di samping Naziah dengan sedikit berjarak. Sedang temannya, mengawasi dari samping kiri mobil. Sambil berpura-pura memainkan ponsel canggihnya di tangan.
Meski merasa sedikit risih, karena setiap gerak-geriknya diperhatikan oleh kedua pria asing itu. Naziah tak perduli, ia terus melakukan pemeriksaannya pada mesin mobil milik kedua pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Ani Wonder
pengen deh jadi ahli mekanik.. bisa perbaiki mesin dan juga perbaiki hati pria yg duduk di dalam mobil /Joyful//Joyful/
2024-01-08
0
Anni Zakiyani
keren ya cewek punya keahlian mekanik
2023-01-28
1