Teguran Untuk Ganis

"Assalamualaikum, " ucap salam serempak dari keempat sahabat Kania kala memasuki rumah mewah milik keluarga Nasution.

"Waalaikumsalam, " saut seorang wanita paruh baya yang nampak masih sangat cantik diusianya yang sekarang.

Ya dia Sasmita ibu dari Kania, menantu keluarga Nasution.

"Eh kalian silahkan masuk, pasti ingin menjenguk Kania ya, " sapanya pada keempat remaja yang ada di hadapannya kini.

"Hehe iya tante, " saut Rania mewakili ketiga temannya.

"Tunggu sebentar kalian duduklah dulu, tante panggilkan Kanianya, " ujar Sasmita hendak berlalu namun terhenti karena pertanyaan Narendra.

"Tante kalau Kanianya sedang istirahat biarkan kami pamit dan kembali lagi besok, " ternyata perkataan Narendra tersebut sepemikiran dengan sahabatnya yang lain, maka dari itu mereka pun mengangguk bersamaan.

"Tak apa nak, biar tante liat dulu aja, " Sasmita kini benar-benar berlalu meninggalkan keempat remaja itu di ruang tamu.

Sebelum masuk ke kamar Kania, Sasmita lebih dulu berbelok kedapur untuk meminta bi Sumi membuatkan minuman.

"Hay guys, " sapa Kania yang kini sudah berada di tengah-tengah mereka.

"Eh lo beneran nggak papa? " tanya Narendra.

"Ck, astaga santai aja kali kek gini doang mah memar doang beberapa hari juga sembuh, " ujar Kania yang merasa jengah dengan sifat keempat sahabatnya itu.

"Ya kan gue cuman nanya doang, " saut Narendra lagi.

"Kalian kok malah ribut, kek gue dong santui mending makan nih, " ujar Rudi yang sepertinya sejak tadi mulutnya itu tidak mau berhenti mengunyah.

Puk

Bantal sofa melayang tepat mengenai kepala Rudi yang memang tidak tau malu. Kanialah yang melakukannya.

"Sukurin, " ujar Rania.

Hahaha

Semua menertawakan kesialan Rudi yang bajunya basah ditumpahi jus yang hendak diminumnya tapi tak sempat karena bantal sialan itu.

"Dasar bantal sialan, baju gue kan jadi basah gini mana belum keminum lagi itu jus, lo sih Kania nggak ikhlas banget ya menjamu gue, kalau lo nggak suka nggak usah di jamu gue nya biar mereka aja," seloroh Rudi panjang lebar, karena ulah Kania.

"Bukannya gue keberatan hanya saja gue memang suka menjahili orang, hahaha, " ucap Kania.

Hahahahaha

Merasa terhibur semuanya ikut tertawa menertawanan nasip Rudi yang malang.

Usai mengejek temannya itu Kania memesankan kembali jus pasda bi Sumi, pembantudirumah keluarga Kania.

Mereka pun asyik bercengrama hingga sore, keempatnya pamit pulang karena hari sudah petang.

****

Keesokan harinya,

Narendra sengaja berangkat pagi hari ini bersama Rudi karena keduanya akan berlatih basket terlebih dahulu di lapangan sekolah.

Sesampainya di sekolah Narendra dan Rudi sudah di tunggu oleh pak Suri guru olahraga di sekolah NIS.

"Pagi pak, pagi semua, " sapa Narendra pada semua teman setimnya dan guru.

"Pagi juga kalian, " saut pak Suri.

"Oke karena semua sudah kumpul, ayok mulai latihan, pemanasan dulu, " instruksi dari pak Suri.

"Tumben ini kita latihan pagi banget, " si Rudi komentar.

"Kita harus banyak jam latihan, biar pas tanding nanti tampil maksimal, kalah menang itu belakangan yang penting tampilkan yang terbaik dulu, " ujar pak Suri.

Akhirnya anak-anak tim basket SMA NIS pun berlatih dengan serius demi tampil di pertandingan antar sekolah seprovinsi dua minggu lagi, yang acaranya nanti akan di adakan di sekolah NIS, karena kali ini merekalah tuan rumah maka dari itu pak Suri melatih tim asuhannya dengan maksimal, ia tak ingin tim nya akan mempermalukan nama baik sekolah.

Setelah setengah jam berlalu sudah banyak murid-murid SMA NIS yang memadati tribun penonton termasuk Kania, Rania dan Razia.

"Huuuuu, semangat Rudi, Narendra, " teriak Rania, sontak saja hal itu membuat atensi pendukung yang lain bukannya menatap bola tapi malah menatap Rania.

"Husstt jangan berisik, nanti aja di pertandingan, " ujar Razia menegur sahabat satunya itu.

"Biarin aja kenapa sih, biar mereka semangat kan mereka sahabat kita, " protes Rania.

"Lo liat tuh mereka semua jadi mandang lo gitu sejak tadi, " ujar Razia menegur Rania, tak lupa mengerlingkan matanya kearah tribun sebelah kiri, tentu saja Kania pun penasaran siapa gerangan yang dimaksud Razia.

" Oh si nenek lampir disini juga ternyata, " gumam Rania, saat melihat orang yang dimaksud Razia adalah Ganis.

Mereka menatap dengan aura sinis.

Tak lama kemudian bel waktunya belajar mengajar di mulai, semua murid yang menonton berhamburan menuju kelas mereka masing-masing, kecuali anak tim basket yang harus menyelesaikan latuhan mereka sekitar lima belas menit lagi.

*****

"Hey, bukankah lo sudah gue peringatin kemarin agar jangan deketin Narendra lagi, ini malah sok jadi suporter, belum puas lo gue siram air panas kemarin? " sinis Ganis pada Kania.

Kania hanya diam saja, tak menggubris perkataan Ganis. Ketika Rania ingin membalas perkataan Ganis pun, Kania menahannya dengan menyentuh tangannya.

Rania sedikit kesal kenapa Kania menghentikannya.

"Kenapa lo diam aja, takut lo sama gue, bukannya kemarin lo berani tuh ngelawan gue saat dikantin, ini kenapa diam aja kek patung, hahhaha takut juga lo sama gue?"

"GANIS, " tegur seseorang dari belakang.

Melihat kedatangan orang tersebut Kania dan kedua sahabatnya tersenyum.

Sedangkan Ganis dan kedua pengikutnya menjadi kikuk.

"Ganis, ikut saya sekarang, " ucap pak Tama sang guru BK.

"Ikut kemana pak? " tanya Ganis pura-pura tak mengerti.

"GANISS, apa perlu saya menyeret kamu? " tanya pak Tama dengan lembut namun bernada geram.

"I iya pak, " Ganis pun akhirnya pasrah mengikuti pak Tama, taklupa ia menyeret dua pengikutnya itu masuk keruang BK.

Kania dan sahabatnya juga mengikuti dari belakang, karena ia tau hal ini berkaitan dengan dirinya.

"Keterlaluan sekali kamu Ganis, apa kamu tidak berfikir apa yang akan terjadi akibat ulah kamu? "

"Kamu itu menyakiti orang lain, saya tidak menyangka ternyata kamu bisa melakukan itu bahkan kepada cucu dari pemilik sekolah ini, apalagi sama murid biasa saya rasa kamu akan lebih menindas mereka, "

"Tidak pak, saya melakukan ini baru kali ini kok pak, danini juga karena dia sendiri yang memancing kemarahan saya, " elak Ganis.

"Iya pak betul kok yang dikatakan ganis, kita saksinya, " dua kutu pengikut setia Ganis memberikan kesaksian palsunya.

"Enak aja lo ya bilang Kania yang mulai duluan, " Razia mulai tersulut emosi, namun segera Kania menenangkannya agar tidak terjadi keributan.

"Jadi kamu masih ingin mengelak? " tanya pak Tama.

"Saya tidak mengelak pak, saya hanya membela diri saya yang sudah difitnah oleh mereka, " Ganis tetap tidak mau ngaku.

"Oke baiklah jika kamu tidak ingin mengaku, maka dengarlah ini, dan lihatlah ini, " pak Tama menyodorkan ponselnya tepat di hadapan mata Ganis.

Ternyata itu rekaman saat tadi Ganis kembali mengancam Kania, dan kejadian itu langsung pak Tama sendiri yang merekamnya.

Sedangkan vidio yang satunya lagi adalah vidio yang kemarin saat Kania dan Ganis berkelahi di kantin, dimana disana terlihat dengan jelas jika yang memulai pertengkaran adalah Ganis.

"Setelah ini apa kamu masih mau mengelak? "

Ganis seketika terdiam tak bisa berkutik lagi, karena ia tak punya alasan lagi untuk melawan.

"Awas lo Kania liat aja nanti, jika gue nggak bisa menindas lo di sekolah ini maka akan gue lakuin di luar sekolah, " gumam batin Ganis.

Ganis yang masih dendam itu merencanakan ulahnyalagi pada Kania.

"Akhirnya kamu diam kan karena tidak ada lagi yang bisa kamu bantah, saya peringatkan jika sekali lagi kamu berulah pada Kania ataupun pada teman kamu yang lainnya, maka kamu akan saya skors, " tegas pak Tama.

"Hari ini kamu hanya dapat teguran dan hukuman ringan bersihkan toilet dan minta maaflah pada Kania, " perintah pak Tama.

"Tapi pak, " sela Ganis yang sangat tidak ingin meminta maaf karena baginya meminta maaf berarti merendahkan harga dirinya.

"Tidak ada tapi-tapian cepat, minta maaf dan setelah itu bersihkan toilet, " pak Tama tak mau lagi dibantah.

Dengan terpaksa Ganis bersalaman dengan Kania dan berpura-pura meminta maaf. Setelah itu Ganis langsung pergi meninggalkan ruang BK.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!