Kekaguman

"Wah gak nyangka gue, lo ternyata suka basket juga, " ujar Narendra.

"Yo'i bro, sejak kecil gue suka sama basket dan sejak masuk SMP gue sudah ikut tim basket juga, " kata Rudi.

"Berarti kita samaan dong ya, gue juga ikut sejak SMP, tapi itu dulu gue ikut iseng-iseng aja, eh lama-lama seru juga dan gue suka, hingga akhirnya gue nyaman jadi pebasket, " ucap Narendra

"Gimana kalau kita tanding basket? di dekat sini ada lapangan basket," ajak Narendra lagi.

"Mmm nanti deh ya lain kali, soalnya sudah mau sore juga ini, gue ada janji juga sama kakak gue tadi minta antar ke salon, katanya entar malam mau ada acara jadi kudu cantik gitu, " ujar Rudi, yang disambut gelak tawa oleh Narendra.

Hahahaha (tawa Narendra)

"Lah ketawa, "

"Sory bro, gue cuman gak nyangka aja lo mau disuruh nemenin kesalon, biasanya kan lama tu, lagi pula biasanya yang ditemenin ke salon itu pacar, bukan saudara, lah elo saudara lo yang loa antar, salut gue sama lo, "

" Hmmm loo aja yang gak tau, gue mah sebenarnya ogaaaahhh banget nemenin dia nyalon, benerkata lo lama bro sering gue ketiduran tuh disana untung tu salon punya tante gue, jadi aman lah gue numoang tidur..." kata Rudi.

"Tapi sayangnya gue gak bisa nolak," lanjut Rudi lagi.

"Kenapa lo gak bisa nolak, harusnya pacar kakak lo yang temenin dia kesalon tu kecuali kakak lo gak punya pacar, " ujar Narendra.

"Dan lo bener seratus persen, kakak gue itu JOMBLO maka dari itu gue lah yang haru's rela nemwnin dia nyalon atau nge mall, yang wajib lo ketahui dan yang bikin gue gak bisa nolak, yakarena uang jajan lah, kan lumayan uang jajan gue nambah dari dia, kalau gue nolak berkurang dong uang jajan gue karena akan dia potong tu uang jajan gue meski itu dari orang tua kita, jadi gue gak mau lah cuan melayang kalau kagak nurutin kemauan kakak gue ity," ujar Rudi panjang lebar.

"Wih serem juga ya tu kakak lo," kata Narendra seraya manggut-manggut.

"Eh btw Kania kemana ya kok gak bareng si kembar , " ucap Naarendra yang baru menyadari tak adanya Kania, yang ada hanya Rania yang asyik dengan gawainya dan Razia yang kini sudah ngorok di sofa, karena dia memang ***** anaknya.

"Iya ya kemana tuh anak, " ujar Rudi pula.

"Woy Ran lo liat Kania gak?" tanya Rudi yang sedang celingang celinguk mencari keberadaan Kania.

Yang di tanyai masih sibuk fokus pada gawainya, namun bruntung ia masih mendengar pertanyaan Rudi, "di dapur kali, kaek nya tadi dia jalan ke arah dapur deh, " saut Rania pada akhirnya.

"Oh, kalau gitu gue liat dulu deh ke dapur, " Narendra kemudian melenggang menuju dapur.

Sesampainya di dapir, ternyata benar adanya Kania tengah berada di dapur, sedang membantu bi Nani membersihkan piring dan teman-temannya yang kotor bekas mereka makan tadi.

Sebelumnya mereka sudah menyelesaikan makan mereka, sambil terus mengobrol, hingga Narendra dan Rudi tidak menyadari Kania yang mengambil piring-piring sisa makan mereka tadi.

Narendra tersenyum melihat dari belakang Kania yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, dan nampak ajrab dengan bi Nani.

Narendra merasa kagum dengan Kania yang notabanenya outri konglomerat mau turun kedapur nyuci piring, bahkan di rumah orang lain bukan dirumahnya sendiri, dan cepat akrab dengan siapa saja meski baru pertama bertemu,seperti saat ini ia akrab dengan bi Nani.

"Dengan bi Nani aja akrab, padahal baru pertama bertemu, tapi kok sama gue kemarin pas pertama pindah ke sekolah keluarga Nasution malah dijudesin, " gumam Narendra pelan sekali , hampir tak terdengar saking pelannya, padahal dia berada di ambang pintu dapur seharusnya Kania dan bi Nani menyadarinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!