Bertemu Teman Lama

Dirumah sederhana Narendra melakukan hobi sekaligus pekerjaannya juga sebagai seorang pelukis.

Narendra mengerjakan lukisan pesanan orang, yang memesannya lewat akun online seperti Instagram, Facebook, Tweeter, karena Narendra menjual jasanya sebagai pelukis lewat sosmed, sosmen ini khusus untuk akun bisnisnya namanya pun ia samarkan dengan nama Pelukis Senja, sehingga tak ada yang tau jika pelukis itu adalah dirinya.

Kali ini ia melukis tentang seorang wanita yang tengah berada di bawah guyuran hujan tengah tertawa riang gembira menikmati tetes demi tetes air hujan yang jatuh di wajahnya. Lukisan inu hampir rampung, tinggal sentuhan akhir maka lukisan ini akan sempurna.

"Yes selesai juga akhirnya, " ujar Narendra senang akan hasil lukisannya.

"Semoga orang yang memesannya nanti senang dengan hasil lukisanku ini, " gumam Narendra seraya berharap.

Ia langsung memoto hasil lukisannya untuk nanti di kirimkan kepada yang memesannya besok dan untuk di upload di akun sosial medianya.

Narendra beranjak pergi meninggalkan ruang melukisnya, masuk ke dapur untuk makan malam yang tertunda ya karena sekarang sudah pukul sembilan malam, bahkan bi Nani tadi dimintanya untuk makan malam duluan sebab ia harus menyelesaikan lukisan itu dulu.

Narendra membuka tudung saji yang isinya membuat ia tersenyum bahagia sembari meneteskan air mata dalam waktu yang bersamaan.

"Mah, Narendra rindu mama, masakan mama, pelukan hangat mama, " gumam Narendra seraya menghapus air matanya.

Masakan yang di buat bi Nani malam ini adalah makanan kesukaan Narendra yaitu ayam kecap spesial paha, masakan ini biasanya dimasak oleh ibunya maka dari itu saat melihatnya Narendra merasa rindu akan sosok ibunya.

Tak ingin berlama-lama bersedih, Narendra segera makan hidangan yang sudah tersaji di dahapannya berharap itu bisa mengobati rasa rindunya pada sang ibu meskipun ia yakin pasti rasanya takkan sama.

Narendra begitu menikmati makannya hingga bunyi notifikasi ponsel menghentikannya.

" Hallo bro, ada apa? "

" ......... "

"Boleh kok, "

"........... "

"Iya santai aja kaya sama siapa aja lo, udah besok gue jemput, " Narendra mengakhiri panggilan itu.

"Dasar si Rudi, mau nebeng aja pakai acara ngejelasin panjang lebar segala, ck, " gumam Narendra seraya tersenyum mengingat percakapan ia dan Rudi lewat telepon yang baru saja berakhir.

Ternyata yang menelepon adalah Rudi sahabatnya.

****

Dua minggu telah berlalu, kini tiba saatnya acara yang di tunggu-tunggu anak-anak SMA setiap tahunnya, yaitu ajang tahunan pertandingan basket.

Biasanya pertandingan ini diadakan di sekolah berbeda setiap tahunnya dan tahun ini kebetulan Sekolah NIS sebagai tuan rumahnya.

"Hay guys, kalian sudah siap kan? " tanya Kania pada Rudi dan Narendra yang sudah berseragam basket.

"Siap dong, " jawab Narendra, mengacungkanjempolnya ke atas.

"Siap banget malah, " ujar Rudi dengan semangat yang menggebu.

"Bagus, kita juga sudah siap jadi supporter kalian iyakah guys? " kata Kania.

"Ohho tentu, " saut Rania dan Razia kompak banget.

Sedangkan Rudi dan Narendra tertawa melihat tingkah ketiga sahabatnya.

Sedangkan disisi lain, seseorang tengah sibuk mengumpat kala melihat mereka berlima tertawa bahagia.

"Dasar Kania keganjenan, kenapa sih musti dia yang dekat sama Narendra, harusnyatu gue yang ada di samoing Narendra, " ujar Ganis mengerutu.

"Sabar Nis, Lo tenang aja gue sudah menyusun rencana untuk balas dendam sama Kania dan dua temannya itu, karena gue juga nggak rela liat Rudi dekat sama mereka, " ujar salah satu sahabat Ganis yang bernama Ranti.

"Waw ternyata lo suka sama Rudi? " tanya Ganis tersenyum mengejek.

"Yes gue menyukainya sudah sejak lama, namun doi susah di dekati, " ucap Ranti.

"Terus lo mau nyerah? " tanya Ganis lagi.

"Ya nggak lah, kalao gue mau ngalah terus untuk apa gue bantuin lo? " ujar Ranti tanpa sadar.

Wajah Ganis sudah berubah murka, " terus kalau seandainya nggak ada Rudi lo nggak mau bantu gue gitu? " ucap Ganis mulai Emosi.

Sedangkan Ranti matanya membola karena baru menyadari akan ucapannya, Ranti merutuki apa yang sudah keluar dari mulutnya itu.

"Kenapa lo diam, benar dugaan gue hah? " emosi Ganis sudah mulai naik ke ubun-ubun.

"Nggak nyangka gue lo nggak setia sama gue, lo lupa siapa yang sudah buat lo seperti sekarang ini ? bokap lo ngemis-ngemis sama bokap gue untuk meminta suntikan dana agar perusahaannya yang diambang kebangkrutan bisa normal kembali,gue yang selama ini sudah jajanin lo berdua, lupa lo akan hal itu? " Ganis terus saja meninggikan suaranya hingga tanpa ia sadari sudah menyita perhatian banyak pasang mata. Ganis mempermalukan dirinya sendiri hari ini.

Beruntunglah yang memperhatikan Ganis hanya anak-anak sekolah NIS, coba jika sampai di ketahui oleh semua sekolah yang saat ini menjadi tamu di sekolahnya maka ia akan dianggap mempermalukan bahkan mencoreng nama baik sekolah.

***

Priitttttt

Suara pluit panjang itu menandakan dimulainya pertandingan.

Masing-masing supporter berdiri di tribun dengan rapi sambil mengelu-elukan nama pemain atau nama sekolah mereka.

Pertandingan pertama kali ini SMA NIS akan melawan SMA Rajawali yang dimana tim basket ini selalu berada di klasmen bawah setiap tahunnya namun ia mereka tak pernah menyerah, jadi tidak bisa menganggap lawan enteng karena bisa saja akan membalikan keadaan karena mereka pantang menyerah.

Tampak Narendra selaku kapten tim berjabat tangan dengan kapten tim basket SMA Rajawali, rona kebahagiaan terpancar jelas diwajahnya.

"Ayoo Narendra kamu pasti bisa, "

"Naendraaaa, Rudii, Niko, Bram, Tio semangat kalian, "

"Narendra I love u, "

"Nathan jangan mau kalah, "

"Iya ayo Nathan. "

"Rajawali akan terbang tinggi, "

Begitulah suara-suara supporter meneriakan nama para pemain yang terdengar sungguh sangat riuh sekali apalagi ketika lemain memasukan bola kedalam ring.

Pertandingan di menangkan oleh si tuan rumah selama permainan empat quarter.

"Yey, selamat atas kemenangan kita, " ujar Razia bersemangat.

"Tentu siapa dulu dong, Narendra gitu, " bukan Narendra yang bicara melainkan Rudi.

"Iya dong tentu saja karena Narendra gue yakin pasti menang, kecuali elo kapten timnya gue nggak yakin sekolah kita akan menang, " saut Razia yang merasa jengkel akan Rudi.

Hahaha

Tidak sampai disitu keduanya terus aja berdebat,sedangkan yang lain sibuk menertawakan mereka berdua.

"Rendra, " teriak seseorang di sebrang tempat mereka duduk.

Mendengar ada yang memanggil namanya Narendrapun mencari asal suara, lalu menemukan orang yang memanggilnya ada di seberang dan saat ini sedang berjalan kearah tribun yang Narendra dan teman-temannya duduki.

Melihat seseorang itu Narendra langsung berdiri dati duduknya tak lupa memberikan senyuman terbaiknya.

"Doni, " ujar Narendra setelah orang tersebut berada di hadapannya, orang itupun tersenyum seraya langsung mendekap tubuh Narendra.

"Apa kabar? " tanya Narendra.

"Baik banget alhamdulillah, " saut lelaki bernama Doni itu tersenyum riang gembira.

Sedangkan di tribun Kania dan teman-teman yang lain nampak memperhatikan dua orang itu, karena mereka dilanda penasaran akan orang yang baru saja mendekap Narendra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!