Taruhan Prestasi

Hari-hari berlalu setelah kejadian itu. Sejak saat itu Mikayla resmi di keluarkan dari sekolah karena pihak sekolah tidak ingin melanggar aturan yang sudah dibuat oleh pemilik sekolah.

Namun nasib Mikayla tidak seburuk yang di bayangkan, Kania sang cucu pemilik sekolah ia memasukan temannya itu kembali di seklolah khusus miliknya pribadi.

Sekolah yang di dirikan Kania dengan hasil mengumpulkan uang jajannya selama ini, sekolah ini memanglah sederhana tidak sebesar milik keluarganya namun tetap nyaman ditempati untuk proses belajar mengajar.

Awalnya sekolah Kania ini berdiri karena ia ingin membantu anak-anak yang kurang mampu agar mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak orang berada.

Sekolah Kania sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun. Usia anak yang bersekolahpun bermacam-macam tidak mesti hanya anak kecil saja, mereka satu tempat dalam se. uaumur, hanya saja yang membedakan adalah kelompok belajarnya.

Seperti Mikayla ini kelompok belajarnya khusus SMA bersama 4 anak remaja seusianya yang putus sekolah.

Cara belajar di sekolah Kania ini pershif terbagi atas 3 kelompok SD, SMP, SMA. Jadi dalam satu minggu masing-masing kelompok memiliki waktu belajar 2 hari lamanya.

Untuk guru pengajar, Kania meminta bantuan kepada guru-guru honorer namun tidak ketinggalan Kania pun ikut mengajar dikala ia libur sekolah.

Sekolah ini tidak memberlakukan tanggal merah kecuali hari minggu.

"Terimakasih Kania, aku sangat berhutang budi padamu, kamu anak orang kaya tapi kamu tidak sombong hatimu sangat baik, aku beruntung mengenalmu, seandainya kita tidak saling mengenal mungkin aku memang sudah tidak bisa melanjutkan pendidikanku kembali, " ucapan itu keluar dari mulut Mikayla.

"Aku hanya manusia biasa tidak sebaik yang kamu kira, aku juga punya sisi buruk dalam hidupku sama seperti yang lainnya, tidak usah sungkan aku memang anak orang kaya tapi kekayaan itu bukanlah miliku tapi milik mereka, maka dari itu aku ingin berdiri diatas kakiku sendiri, semoga dengan sekolah ini salah satu jalannya, " ujar Kania.

"Amiiinn, " seloroh keempat sahabat Kania yang juga tengah berada di sekolah milik Kania ini.

Hari ini mereka memang berencana mengunjungi Mikayla dan melihat perkembangannya. Ternyata Mikayla baik-baik saja meski ia bersekolah di sekolah baru yang jauh dari sekolah sebelumnya yang banyak teman dan guru.

"Gimana rasanya belajar selama hampir satu bulan disini, lo betah nggak? " tanya Rania.

"Gue betah kok disini, malah rasanya lebih tenang dari pada di sekolah lama, dan kalau untuk pergaiulan gue oke aja, karena mereka tidak seperti mereka kebanyakan yang ada di sekolah lama, " tutur Mikayla.

Ya, memang benar adanya sejak kehamilannya terungkap Mikayla tak banyak memiliki teman bahkan cenderung menyendiri.

Hanya Kania yang lebih sering menyapanya dan menganggapnya ada, sedang yang lain seolah mengucilkan Mikayla apalagi setah keadaannya yang berbadan dua diusia sekolah dan tidak memiliki suami semakin membuat warga SMA NIS membenci Mikayla.

*****

Kania asyik berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Kania, " seru orang tersebut, sontak hal itu membuat yang mpunya nama menoleh ke sumber suara.

"Eh Rendra, kenapa ? " tanya Kania.

"Nggak papa cuman pengen barengan aja kekelasnya, " jawab Rendra tersenyum, "oh iya tugas Kimia dari pak Darma sudah kamu kerjakan? " lanjutnya.

"Sudah dong, itu wajib dikerjakan, memangnya kenapa, jangan bilang kamu belum mengerjakannya? hayo ngaku, " ujar Kania, menelisik.

"Enak aja, aku nggak pernah ya ngerjain PR di sekolah," dan itu memang benar adanya.

" Hahaha oya deh iya, anak pintar mah begitu, btw bentar lagi kita ujian kenaikan kelas dong, bentar lagi kita kelas dua belas, "

"Yo'i, apa mau taruhan? " cetus Rendra.

"Taruhan apa? " entah kenapa Kania menjadi penasaran.

"Diantara kita berdua siapa yang akan mendapat peringkat pertama maka ia akan bebas menyuruh-nyuruh orang yang peringkat dibawahnya tanpa ada bantahan, "

"Heh... basi taruhan kek gitu mah, lagian taruhan juga nggak boleh nggak baik tau, "

"Bilang aja lo takut kan? "

"Sory ya nggak ada tuh dalam kamus hidup gue untuk takut sama siapapun apalagi cuman sama lo doang, "

"Berarti kalau gitu lo terima dong tantangan dari gue, " ucap Rendra seraya menaik turunkan alisnya.

"Oke DEAL, " keduanya akhirnya sepakat diakhiri dengan saling berjabat tangan.

Tepat saat itu mereka sampai di pintu masuk kelas XI IPA 1.

Rania dan Razia yang sudah lebih dulu berada di kelas memicingkan matanya menatap kedua orang yang baru tiba itu.

" Kalian kenapa senyum-senyum? " tanya Rania.

" Iya, kek sumringah gitu loh, roman-romannya yang kek gini tu biasanya lagi jatuh cinta, " timpal Razia.

" Ah lo benar Zia, apa jangan-jangan kalian baru aja jadian ya, kalau gotu kita bertiga minta PJ, " ujar Rania.

"Kalau ngom.... " ucapan Kania terpotong ditengah jalan karena di serobot oleh Razia.

"Wah benarkah kalian sudah jadian? gue seneng banget, " kata Rania.

Beberapa saat hening karena teman-teman sekelas Kania dan Narendra pun penasaran dan sangat antusias dengan hubungan keduanya.

"Sudah ngomongnya? " tanya Kania akhirnya bersuara.

"Kalian jangan salah faham dulu dengan kami berdua, sudah kesekian kalinya gue bilang kalau gue sama Rendra itu tidak ada hubungan spesial, ini semua murni pertemanan, " Kania menegaskan. Sedangkan Rendra hanya diam memperhatikan mereka semua, tanpa mau turun tangan ikut menyangkal tuduhan ia berpacaran dengan Kania.

" Yaaahhhh,, " keluh seluruh anak XI IPA 1 yang notabanenya pendukung sekaligus penggemar Kania dan Narendra dan mereka sangat berharap jika Kania dan Narendra akna menjalin hubungan.

"Daripada sibuk mikirin pacar-pacaran mendingan mikirin pelajaran apa lagi sebentar lagi kita menghadapi ujian kenaikan kelas, tinggal hitungan bulan kita kita akan duduk di kelas XII, dan gue ingin fokus sama sekolah gue dan tentu saja gue ingin lulus dengan hasil yang maksimal lagi memuaskan, " tutur Kania panjang lebar.

"Jadi sebaiknya kita fokus belajar untuk menghadaoi ujian kenaikan kelas yang sudah di depan mata, " serunya.

Kania yang bicara panjang lebar sekaligus mengingatkan teman-temannya jika fokuslah belajar untuk meraih masa depan cemerlang.

"Benar apa yang dikatakan Kania, kita ini masih pelajajar ya tugasnya belajar bukan malah berpacaran, " tiba-tiba Narendra angkat bicara.

Mendengar suara itu, semua anak kelas XI itu menatap ke sumber suara.

Semua mata mengagumi ketampakan Narendra bahkan ada yang tak berkedip . Karena Narendra sangat menawan dan pesonanya mampu taklukan gadis manapun.

"Ck, kalian kenapa menatap ku seperti itu, aku ini memang tampan, " ucap Rendra dengan bangga.

"Ck, ternyata kau narsis juga, " ujar Kania.

"Biarkan wlee, memang adanya aku ini tampankan bahkan kamu pun terpesona dengan parasku, " ujar Rendra.

Rendra sengaja melakukan semua itu, berharap teman-temannya tak memujinya berlebihan apalagi hanya karena ketampanan semata.

Padahal sudah sering Rendra mengelak jika di pija-puji ketampanannya, namun kali ini ia merubah taktiknya dengan menjadi narsis agar orang-orang itu tak lagi memujanya dengan alay karena ia tak suka itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!