Indah Pada Waktunya

Indah Pada Waktunya

Murid Baru

Suara riuh anak-anak SMA NIS (Nasution Internasional Scool) saat dibubarkan dari barisan upacara yang membosankan. Apalagi tadi sebelum bubar kepala sekolah bapak Susilo mrlengumumkan bahwa hari ini sekolah mereka kedatangan murid baru dari luar kota semakin menambah riuh suasana.

"Gue penasaran banget sama murid baru itu, "

" Iya gue juga, cewek apa cowok ya murid barunya? "

" Semoga aja cowok dan tentunya ganteng, "

" Semoga murid barunya cewek dan masuk dikelas gue, biar langsung bisa gue gebet, "

Begitulah ocehan anak-anak disekolah yang penasaran sama murid baru itu, kecuali Kania gadis cantik berambut panjang itu tak ikut berkomentar ataupun mengutarakan harapannya tentang murid baru yang nantinya akan belajar disekolah yang sama dengannya.

Bagi Kania untuk apa sibuk penasaran dengan murid baru, toh nantinya tiap hari ada disekolah dan pasti akan tau juga siapa orangnya.

Daripada ikut berjejer di koridor sekolah menanti siapa gerangan si murid baru itu, Kania lebih memilih masuk kekelasnya dan mengulang pelajaran yang akan diajarkan di jam pertama ini.

Begitulah Kania dimana ada waktu untuk mengulang ataupun membuka pelajaran yang akan diajarkan sebelum dimulai proses belajar mengajar ia pasti melakukannya, maka dari itu dia cerdas.

Saat khusyu membaca tiba-tiba teman-temannya yang tadi asyik diluar menunggu murid baru itupun masuk kedalam kelas sambil dorong-dorongan karena di suruh pak Susilo termasuk sahabat baiknya Rania dan Razia si kembar tapi tak sama, tak sama ibu dan tak sama ayah.

" Eh dasar si Kania orang pada sibuk menantikan murid baru dia malah bodo amat dan sibuk dengan bukunya, dasar kutu buku, " Rania tak habis fikir dengan sahabatnya ini.

"Iya Rani bener, gue juga bingung sama lo kok bisa lo ya seenggak peduli itu, perasaan lo orangnya baik malah peduli banget sama orang lain apalagi sama kita berdua, " kata Razia.

Kania menoyor kepala sahabatnya itu. "Rania dan Razia si kembar tapi tak sama, bukannya gue gak peduli tapi gue males aja dengan hal-hal kek gitu, untuk apa nungguin tu murid baru hari ini, toh nanti tiap hari juga bakalan ketemu, "

"Iya sih betul juga kata lo, " ujar Rania membenarkan perkataan Kania.

Razia pun mengangguk setuju.

Tiba-tiba ibu Erika masuk dengan diiringi si murid baru yang tadi membuat anak-anak di kelas XI IPA 1 semakin gaduh.

"Cogan kenalan dong, "

"Ganteng banget mau dong jadi pacarnya, "

ucap cewek-cewek kecentilan yang ada di kelas itu.

"Huuuuu, "

Anak-anak cowok merasa malas karena anak barunya cowok mana tampan lagi ini mah bakal bisa menggeser popularitas mereka sebagai cowok-cowok keren dikelas.

"Oh hancur sudah popularitas gue sebagai cowok keren dikelas ini, " gumam Rudi yang selalu merasa tampan dan populer padahal nyatanya biasa aja.

Bu Erika meminta si anak baru memperkenalkan dirinya di hadapan teman-teman barunya.

" Hai semua, perkenalkan nama gue Narendra Putra Adijaya pindahan dari Bandung," dengan gaya datarnya ia bicara seadanya membuat semua yang ada di dalam kelas itu melongo.

"Ini manusia beneran apa patung yang diberi ruh, kok kaku banget, " celetuk Rudi yang masih mampu didengar semua orang didalam kelas, namun orang yang di maksud tak menggubrisnya.

Narendra langsung mendudukan dirinya dikursi kosong yang ada di pojok kiri tanpa disuruh bu Erika terlebih dulu.

Hal itu membuat anak-anak dikelas semakin melongo, ada juga yang menggelengkan kepalanya. Mereka tak habis fikir" ternyata murid baru itu tak tau sopan santun.

Bu Erika pun geleng kepala melihat tingkah Narendra. Pantas lah dia dikeluarkan dari sekolahnya dulu fikir bu Erika.

Sedangkan Kania seolah tak perduli,

setelah drama murid baru kini proses belajar mengajar sudah dimulai hingga 90 menit kedepan.

Teng Teng Teng

Lonceng tanda istirahat sudah berbunyi, bu Erika mengakhiri mata pelajarannya dengan memberikan tugas untuk di kerjakan dirumah oleh semua murid kelas XI IPA 1.

Setelah bu Erika keluar para murid berhamburan meninggalkan kelas, ada yang menuju perpus, rooftop dan tentu saja kantin adalah pilihan utama para murid karena perut mereka sudah keroncongan minta diisi.

Tak terkecuali tiga sahabat yang sudah hampir 2 tahun ini bersahabat, karena mereka sama-sama bertemu saat masuk SMA.

" Gue perhatiin akhir-akhir ini si Mika suka banget makan rujak, " celetuk Rania disela makannya seraya telunjuknya mengarah kearah seorang gadis culun berkacamata tebal dan rambut yang dikepang 2 yang duduk dipojok kantin.

Kedua sahabatnya itu pun mengarahkan pandangan mereka ke arah pojok kantin dan benar saja Mika sedang asyik memakan mangga muda yang sudah dipermentasi dengan air gula dan garam atau yang sering disebut asinan.

"Iya kok bisa ya, jangan-jangan tekdung lagi, " saut Razia spontan.

"Huss gak boleh suudzon sama orang gak baik, lagian dia kan sempet seminggu gak masuk katanya sakit, biasanya nih orang yang baru sembuh itu memakan sesuatu yang memancing nafsu makannya, ya contohnya seperti asinan itu kan rasa asamnya yang nanti bakal bikin perut keroncongan akhirnya jadi pengen makan, " jelas Kania panjang lebar.

"Emang gitu ya? " tanya Razia.

" Sebagian orang emang ada yang kek gitu, " ujar Kania lagi.

Kini mereka kembali fokus pada makanannya, tak lagi membahas tentang gadis culun itu.

Tiba-tiba kantin heboh karena kedatangan si murid baru yang tampan rupawan alias Narendra.

Tanpa ba bi bu Narendra langsung mendudukan dirinya di depan Kania dan dua sahabatnya.

Rania dan Razia tentu saja sudah terpesona berbeda dengan Kania yang biasa aja, tidak terpesona juga tidak membenci.

" Gue boleh gabung kan?" tanya Narendra, akhirnya cowok itu membuka suaranya.

"Boleh, boleh banget malah, " ujar Razia antusias, dan diangguki oleh Rania.

Narendra menatap Kania meminta persetujuannya.

Seolah mengererti Kania pun berucap, " gak ada kok yang melarang lo duduk disini, "

Narendra bernafas lega karena ia akhirnya merasa punya teman dengan adanya Kania, Rania dan Razia.

Narendra pun memesan salah satu makanan favoritnya yaitu nasi uduk. Akhirnya mereka makan bersama dalam satu meja.

Sedangkan anak-anak cewek yang lain merasa iri kepada keberuntungan tiga sahabat itu yang bisa makan bersama si anak baru yang kini juga menjadi idola baru di sekolah terutama kaum hawa.

Cewek-cewek senang karena mereka punya idola baru disekolah tak mau kalah dengan cowok-cowok yang sudah lebih dulu punya idola siapa lagi kalau bukan si anak pemilik sekolah, Kania.

Kini kubu cewek dan cowok jadi seimbang karena masing-masih ada yang diidolakan.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!