Ulah Ganis

Kania masuk ke kantin buru-buru karena ia ingin membeli sempol buatan bu'de Mar, takut nggak kebagian jika telat.

Tiba- tiba dari arah belakang Kania ada yang menabraknya.

Bruuk

"Auwhh, " ringis Kania, kala merasakan panas di area punggung bagian atas.

"Ups sory, gue sengaja, " ujar gadis yang menabraknya, entah apa motif sebenarnya.

"Kenapa, perih ya...? makanya jangan kecentilan jadi cewek, " ucap gadis itu, seraya berlalu tanpa merasa bersalah diikuti kedua temannya dibelakang.

Melihat hal itu Kania tak tinggal diam, meskipun ia tak mengenal gadis yang menabraknya Kania menjambak rambut gadis itu yang masih bisa ia jangkau.

Kania yang merasa sangat geram membalas langsung perlakuan gadis itu, tanpa menghiraukan perih dipunggungnya.

Seketika kantin menjadi ramai menyaksikan adegan jambak-jambakan antara Kania dan gadis yang ternyatabernama Ganis, tertera di nametag yang bertengger di seragamnya.

"Auuww sakit, " ringis Ganis yang rambutnya di jambak oleh Kania.

"Maksud lo apa hah, nyiram gue pakai air rebusan mie? " Kania tak mau kalah.

"Gue nggak sengaja ya, " ujar Ganis dengan wajah tanpa dosanya.

"Gue nggak takut sama lo, meskipun lo cucunya pemilik sekolah ini, karena lo sudah merebut perhatian dari cowok yang gue suka, oke dulu ketika lo rebut Willy dari gue, gue diem aja, tapi sekarang gue nggak akan tinggal diam kalau lo berani rebut perhatian Narendra, " tukas Ganis dengan emosi yang meluap-luap.

"Ohho jadi ini hanya perkara sepele, bilang aja lo takut tersaingi oleh gue,iyakan ? ck nggak mutu banget lo, " ucap Kania, kemudian berlalu meninggalkan kantin tak berselera lagi memakan sempol yang sejak tadi ia idam-idamkan.

Kania lebih memilih ke UKS untuk mengobati luka punggungnya yang mungkin saja melepuh karena air panas itu.

Dari lapangan basket tempat Narendra dan Rudi tengah berlatih untuk menghadapi turnament nanti, Narendra melihat Kania yang masuk ke ruang UKS.

Narendra lalu menepuk bahu Rudi yang sedang asyik mendrible bola.

"Kenapa? " tanya Rudi.

"Ikut gue, " Narendra menyeret Rudi bersamanya, "Guys kita izin bentar, " pamitnya pada teman-temannya yang lain dengan berteriak, karena posisinya sudah menjauhi lapangan basket.

Rudi yang diseret bingung, ia terus aja bertanya kenapa dan mau kemana namun Narendra tak menjawabnya.

Dengan terpaksa Rudi hanya mengikuti langkah kaki sahabatnya itu.

"Kenapa ke UKS, lo sakit Ren atau gimana? " Rudi semakin bingung karena tiba-tiba Narendra membawanya ke UKS, pasalnya Rudi tidak melihat Kania yang masuk ke ruang UKS.

"Kania lo kenapa? " tanya Narendra dari balik tirai pembatas karena ia tau kania sedang diobati oleh perawat jadi ia tak menerobos kedalam.

"Gue nggak papa kok, cuman insiden kecil aja, " saut Kania, yang saat ini sedang dipakaikan salap pada kulit Kania yang memerah akibat air panas itu.

"Insiden apa? siapa yang lakuin? " cecar Narendra. Sedangkan Rudi masih diam mendengarkan Narendra yang nampak jelas mengkhawatirkannkeadaan Kania.

"Nggak papa kok cuman kesiram air panas tadi, bukan siapa-siapa hanya gue yang ceroboh, " elak Kania, iatak ingin memperpanjang masalah ini apalagi melibatkan teman-temannya, Kania ingin ia sendiri yang memberi pelajaran pada Ganis.

"Ck, makanya hati-hati, " nasihat kata Rudi.

Sebenarnya Narendra tak percaya dengan alasan Kania. Narendra melirik Rudi dan ternyata Rudi pun merasa Kania hanya beralasan, keduanya hanya mengangguk sebagai kode bahwa mereka akan mencari pelakunya.

Setelah selesai diobati Rudi dan Marendra melihat keadaan Kania. Kania memperlihatkan senyumannya yang mengatakan bahwaia baik-baik saja.

Merasa Kania baik-baik aja, Rudi dan Narendra pamit kembali ke lapangan basket dan diangguki oleh Kania.

Namun nyatanya bukan itu yang dilakukan keduanya, mereka malah balik ke kelas dan mencari Rania dan Razia untuk memberitahukan keadaan Kania sekaligus ingin mencari tau kejadian sebenarnya.

"Rania, Razia kalian itu kemana aja sih ? " tanya Narendra.

"Kita habis dari toilet tadi tapi pas mau nyusulin Kania ke kantin malah nggak ada kanianya, tapi gue merasa ada yang aneh denger-denger ada yang berantem tapi gue nggak nanya siapa lo berdua tau? " kata Razia.

"Astaga pantas aja Kania sendirian ke kantin, iya kita tau kok yang berantem itu Kania, " tutur Rudi.

"Ha.. Kania sama siapa dia berantem? biasanya nih Kania nggak akan memulai duluan kalau dia tidak diusik, kok ada yang berani ya sama Kania padahal kan semua orang disekolah ini tau siapa dia, " ujar Rania tak habis fikir.

"Iya itu juga yang lagi kita cari tau, " ujar Narendra.

Keempatnya memutuskan untuk ke kantin menanyakan perihal kejadian yang menimpa Kania.

Beruntung mereka yang tadi sempat melihat kejadian itu menceritakan kepada keempat sahabat Kania apa dan siapa yang telah melakulan hal itu.

"Gue denger sih tadi Ganis nyebut-nyebut nama lo, " ujar Sisi menunjuk kearah Narendra.

Sekarang Narendra bisa menyimpulkan perkara ini.

Pasalnya Ganis adalah kakak kelas mereka yang sejak awal kepindahan Narendra kesekolah ini sudah mencari perhatian Narendra namun tak pernah ia gubris sekalipun.

Sering ngasih makanan, ngasih surat yang isinya ajakan nonton, dan masih banyak lagi hal yang dilakukan oleh Ganis agar Narendra melihatnya namun itu semua tak ada yang membuat seorang Narendra Putra Adijaya tertarik.

Tak ingin membuang waktu empat sekawan itu langsung mendatangi kelas Ganis yang berada di lantai dua dan berada di ruangan paling ujung, namun nihil, mereka tak menemukan orang yang dicari.

Narendra berdecak kesal karena Ganis tak ada di tempat.

"Sudah nanti saja kita mengurusnya sebaiknya kita menemui Kania di UKS, " cetus Rania.

"Ya, lo benar, ayo, " keempatnya berjalan beriringan menuju UKS. Jangan lupakan wajah dingin sang kapten basket.

Sebenarnya dia ramah terhadap siapapun tapi sikap dinginnya ia tunjukan kala ia marah, apalagi tatapan mata elangnya tak ada yang berani membalas tatapan tajam itu.

"Maafin kita ya, kita bukan teman yang baik buat lo, nggak bisa jagain lo, " tutur Rania yang diangguki oleh Razia.

"Gue juga minta maaf ya Kania, " ujar Rudi.

"Maafin gue juga, gara-gara gue lo kek gini" ujar Narendra.

"Apaan sih kalian, masa pada minta maaf emang salah kalian gitu? toh kalian bukan bodyguard gue nggak ada kewajiban buat jagain gue, lagian meskipun gue punya bodyguard ya tetap lah wajib jaga diri sendiri..., "

" Kalian itu sahabat gue, dan ini juga kesalahan gue sendiri lagi apes aja gue, jadi lo pada nggak usah merasa bersalah, " tutur Kania.

"Tapi ya tetap aja gue ikut andil yang menyebabkan lo begini, " Narendra merasa bersalah, karena akibat dari Ganis yang tidak suka kedekatannya dengan Kania lah yang membuat Kania jadi begini.

"Kalian jangan berlebihan begitu sih, iya gue maafin lo semua meskipun kalian nggak punya salah sama gue, " putus Kania pada akhirnya agar acara maaf-maafan ini berakhir.

"Kalian ini sudah seperti lebaran aja, " celetuk Salsa, perawat yang memang ditugaskan jaga di UKS sekolah.

Disambul gelak tawa oleh kelima remaja tersebut.

Kania di minta pulang saja untuk beristirahat, dan tidak perlu mengikuti pelajaran selanjutnya. Kania pulang di jemput sopir karena ia melarang keempat sahabatnya itu untuk mengantarnya pulang.

Tapi kalau mau berkunjung setelah pulang sekolah Kania mengizinkan, asal mereka semua harus menjalankan kewajiban mereka sebagai siswa dulu dan harus mengkuti pelajaran karena Kania sangat tidak suka sama yang namanya bolos sekolah.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!