Rena hanya bisa menghela nafasnya, "Bagaimana ini? kan aku sudah janji pada Mas Rayyan. apa yang harus aku lakukan sekarang, dia pasti sudah menungguku." Batin Rena yang melihat jam yang dia kenakan.
Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit, akhirnya orang yang ditunggunya pun terlihat berjalan kearahnya di dampingi Sang asisten, Bram.
"Ayo jalan." Ucap Nathan singkat sembari berjalan menuju mobil yang sudah menunggu mereka bertiga di depan pintu masuk lobby.
Rena mengikut saja saat bos nya menyuruh dirinya ikut. Kali ini bukan Rena yang membukakan pintu mobil untuk Nathan, melainkan Bram. Rena ikut masuk dan duduk di kursi depan seperti biasanya bersama dengan Bram.
Disepanjang jalan menuju tempat makan siang, didalam mobil semua tampak larut dengan pikiran masing-masing. Tampak Nathan yang sibuk dengan ponselnya, dan Bram tentu saja sibuk dengan stir yang dipegangnya, dia harus berkonsentrasi agar tdk terjadi kecelakaan lalu lintas, sedangkan Rena, disepanjang jalan hanya menatap keluar jalan raya yang nampak lenggang.
Mulut Rena sebenarnya sudah sangat gatal ingin bertanya, namun diurungkannya karena melihat Sang bos sedari tadi sibuk dengan ponselnya, alhasil disepanjang jalan hingga mereka sampai pun tidak ada ada percakapan yang terjadi.
Di Restoran
"Loh kok kesini?" gumam Rena yang terlihat binggung saat membaca nama Restoran yang bertuliskan 'Star Restoran'. Yeah, restoran ini adalah tempat dirinya dan Rayyan bertemu.
Walaupun memang restoran ini menjadi salah satu restoran favorit Ceo nya, baik saat sedang ingin lunch atau dinner pribadi atau ketika menjamu kliennya namun tetap saja dirinya dibuat binggung dengan kebetulan ini.
Setelah masuk ke dalam Restoran, seperti biasanya mereka diantarkan oleh pelayan menuju meja yang akan mereka tempati makan. Namun siapa sangka, meja yang mereka duduki bersebelahan dengan meja yang saat ini sudah di tempati oleh Rayyan.
Senyumnya terbit ketika Rayyan yang melihat kedatangan Rena pun seketika sirna saat melihat sosok dibelakangnya, dua pria yang sangat dikenalnya berjalan beriringan menuju padanya.
Bukannya apa, dia hanya tidak ingin membuat Nathan, sepupunya itu semakin membencinya. Cukup kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu yang membuat hubungan persaudaraan mereka renggang, dia tidak ingin lagi menambah kebencian Nathan terhadap dirinya.
"Anggap saja aku tak melihatnya, toh aku kesini juga karena sudah janjian dengan Rena." Batinnya.
Dia melambaikan tangannya ketika jarak Rena mulai dekat. Pelayan mempersilahkan Nathan, Bram serta Rena duduk. Awalnya Nathan lalu di susul oleh Bram, namun Rena tidak bergerak sama sekali. Dia bingung dengan suasana yang sangat canggung saat ini, bingung memilih apakah harus duduk di meja Nathan ataukah harus duduk di meja Rayyan yang memang mereka sudah janjian sebelumnya.
Rena melihat Nathan, namun pandangan pria itu hanya terfokus pada ponselnya yang sedari tadi digenggamnya. Dan Rayyan, dia terlihat tersenyum menunggu Rena di mejanya.
Rena menghela nafasnya berat, dia memberanikan dirinya meminta izin untuk pergi kemeja Rayyan. "Maaf, saya ke sebelah dulu Pak, sebenarnya tadi saya janjian dengan Mas Rayyan untuk makan siang bersama hari ini." Ucap Rena takut.
Nathan tidak menggubrisnya, dia tetap fokus dengan kegiatannya. Lama dia menunggu respon dari atasannya itu, tiba-tiba Bram bersuara dan mengatakan "Pergilah, setelah makan kamu kembali kesini. Karena sebentar lagi kita akan bertemu dengan klien dari Jepang kemarin." Ucap Bram.
Tentu saja Rena kaget, karena perasaannya, di jadwal hari ini memang tidak ada meeting dengan klien mana pun, makanya dia bersedia menerima ajakan makan siang bersama dengan Rayyan.
"O-oh baik, Pak." Jawab Rena lalu segera menghampiri Rayyan yang tersenyum lebar saat melihat Rena menuju mejanya.
"Siang, Mas. Maaf membuatmu menunggu." Ucap Rena tulus.
"Iya gak apa-apa kok. Oh iya, kamu ada meeting kah? Aku jadi nggak enak mengganggu waktu kerjamu. Ujar Rayyan.
"Ah-hh, itu.. nggak kok, Mas. Sepertinya tadi ada meeting dadakan dengan klien kemarin, jadi aku tidak tahu. Tapi nggak apa-apa, lagian kita makannya kan disini juga dan hanya sebentar, jadi bisa langsung kesana kalai tiba-tiba klien nya datang " Ucap Rena yang mendudukkan bokongnya di kursi tepat di depan Rayyan, yang berarti ada Nathan yang duduk tepat di belakang Rena.
"Ini, pesanlah." Ucap Rayyan sembari memberikan buku menu pada Rena yang diberikan pelayan tadi untuknya.
Rena yang membukanya tampak kebingungan dengan isi menunya, banyak jenis makanan dan nama makanan yang tidak pernah dia makan dan dengar sebelumnya. Cukup lama dirinya melihat buku menu tersebut, hingga Rayyan langsung mengatakan pada pelayanan tersebut "Ini, ini dan ini, oh iya.. ini jg dua." Ucap Rayyan yang tengah menunjuk makanan yang dia pesan.
Setelah pelayan tersebut pergi, Rayyan secara tiba-tiba meminta maaf pada Rena. "Maaf ya Ren, aku milih makanan dan minumannya tadi tanpa bertanya dulu padamu." Sesal Rayyan, dirinya sangat takut kalau Rena akan marah atau tersinggung dengan perilakunya tadi.
Rena tersenyum lalu berkata pada Rayyan, "Gak apa-apa kok Mas, malah aku terbantu banget dengan inisiatif, Mas. Aku nggak enak tadi pelayannya sudah terlalu lama berdiri nungguin aku pesan, jujur aku nggak begitu familiar dengan nama menu makanan disini, jadi yaah gini deh, hehe maaf ya, Mas, aku pasti malu-malu in ya!"
"Nggak kok, aku juga gitu dulu. Tapi kalau sudah terbiasa pasti nanti akan biasa juga nantinya," ucap Rayyan.
"Dan, apa lagi dengan posisimu sebagai sekertaris yang akan selalu menghandle bukan, soal tempat meeting atau lunch bahkan dinner diberbagai macam restoran, itu pun harus kamu kuasai bukan!" Sambung Rayyan yang diangguki oleh Rena.
Cukup lama dirinya mengobrol dengan Rayyan. Rayyan begitu banyak memberikan masukan pada Rena tentang ini dan itu, bahkan tak jarang dirinya menyanjung Rena baik karena kecantikannya atau pun karena sifatnya dan tentu saja, apa yang mereka bicarakan, sudah pasti terdengar oleh Nathan dan Bram disebelah tanpa mereka mau tau juga.
"Tuan," ucap Bram tatkala melihat kemarahan yang ada dimata Nathan, dirinya tidak ingin terjadi perkelahian kembali seperti dulu. "Silahkan dimakan makanannya," sambung Bram yang ingin mengalihkan perhatian Nathan pada makanannya.
Di meja sebelah, Rena dan Rayyan sudah duluan selesai menyantap makanannya. Rayyan segera berpamitan pada Rena, namun entah sejak kapan, Nathan tiba-tiba sudah berada tepat di samping Rena, dengan posisi Rena berada ditengah diantara dua pria tampan yang nampak tidak bersahabat.
Yeah, setelah Bram mendapatkan kabar dari Akiko kalau meeting bersama klien jepang hari ini di tunda sejam karena Tuan Akira Kiniciwa masih dalam perjalanan karena pesawatnya baru saja landing, dan dia pun meminta agar pertemuannya kali ini kembali di restoran Jepang tempat pertemuan pertama mereka pertama. Sebab Tuan Akira sungguh menikmati makanan yang di sajikan dari restoran tersebut.
Di depan lobby restoran tersebut, sudah ada Rayyan, Rena dan Nathan yang menunggu mobil mereka masing-masing yang diantarkan oleh valet.
Saat Rena dan Rayyan akan masuk ke dalam mobil, Rayyan menahan lengan Rena dan berkata padanya "Terima kasih untuk hari ini ya," ucapnya sembari tersenyum. Sedangkan Rena hanya menjawab singkat karena Nathan dan Bram sudah sedari tadi menunggunya didalam mobil, "Iya Mas, sama-sama.
Aku yang berterima kasih karena sudah mentraktirku makan siang hari ini.
Bip..bipppppp, terdengar suara klakson yang memekakkan telinga Rena. Dia tahu artinya apa, lalu segera berpamitan pada Rayyan. "Aku jalan duluan ya, Mas." Ucap Rena yang dibalas anggukan kecil oleh Rayyan.
***
Sampai dengan mereka sampai di restoran Jepang hingga selesainya meeting bersama dengan klien Jepang nya. Nathan hanya berbicara seperlunya saja saat sedang meeting, namun saat pulang, disepanjang perjalanan pulang, tidak ada satu pun yang berbicara hingga Bram memecah keheningan dengan bertanya pada Sang bos, "Apakah Tuan ingin kembali ke kantor, atau langsung pulang kerumah saja?!" Tanya Bram pada Nathan.
Nathan menghembuskan nafasnya berat lalu berkata, "langsung pulang saja."
Rena yang mendengarnya pun tampak menimbang, apakah dirinya harus bertanya atau diam saja, karena dirinya melihat mood bosnya itu dalam keadaan buruk. Hingga tiba-tiba Nathan bersuara dan mengatakan pada bram "Berhenti, Bram." Ucap Nathan. Lalu mengalihkan pandangannya ke Rena dan berkata "Kamu turunlah disini." Ucap Nathan dengan dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Nathan, jangan gitu donk...
2022-06-26
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Rena nya ikut nathan kan yaa....
2022-06-26
0
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Hoalah.... rebutan
2022-06-26
0