Rena masuk kedalam, terlihat ruangan yang sangat besar, terdapat beberapa ruangan yang telihat karena semua terbuat dari kaca. Di depannya sudah terlihat meja besar yang bertuliskan Ceo Raharja Corp 'Nathan Raharja' .
"Oh nama anaknya Mom ternyata Nathan." Gumam Rena saat membaca name tag dihadapannya.
"Baiklah, selamat datang di Raharja Corp, silahkan perkenalkan dirimu." Ucap Nathan yang ternyata datang dari arah belakang Rena.
Tadi sebelum Rena masuk, Nathan berada di dalam kamar mandi.
Rena yang mendengar suara dari belakang pun langsung berbalik. Namun siapa sangka saat dirinya berbalik, sosok yang dia temui adalah pria menyebalkan yang pernah dia temui saat insiden dirinya terserempet waktu itu.
"Kamu!!"
Ucap Nathan dan Rena bersamaan. Saat mereka melihat siapa yang mereka temui.
"Kamu sedang apa disini?" Tanya Rena yang kaget, bagaimana bisa dirinya bisa bertemu dengan pria yang paling tidak ingin dia temui.
"Lalu, kamu sendiri ngapain disini!!" Ucap Nathan lantang tak kalah dengan Rena yang kaget.
"Aku? Aku mau interview dengan Ceo nya."
Nathan bisa menerka, "ternyata yang Mom Laura rekomendasikan adalah gadis yang dulu menolong Mom nya."
"Jadi kamu yang direkomendasikan sama Mom ku?!" Ucap Nathan selidik.
Rena menghela nafasnya berat, "kok bisa aku ketemu dia, dan kenapa juga dia yang menjadi Ceo sekaligus anaknya Mom." Protes Rena dengan bergumam yang masih bisa didengar Nathan walau sedikit samar.
"Kenapa?" Tanya Nathan pada Rena saat mendengar gumaman Rena.
Rena menyengir saat tahu Nathan mendengar perkataannya. "Hehe, nggak apa-apa kok."
"Silahkan duduk." Ucap Nathan mempersilahkan Rena duduk yang disusul dirinya duduk di singgasananya.
"Pantas saja tadi aku ngerasa pernah melihat Pak Bram, ternyata dia pria yang dulu berjalan dibelakang Pria ini saat di Panti dulu." Batin Rena.
"Tapi masuk akal sih, buah tidak jauh jatuh dari pohonnya. Mom begitu baik dan tulus, tidak heran kalau pria ini juga baik. Tapi sayang sangat sangat menyebalkan." Umpat Rena dalam hati.
"Ada apa dengan ekspresi mu itu, jangan bilang kamu sedang mengumpat ku dalam hati." Ucapnya saat melihat raut wajah Rena.
Rena menutup mulutnya saat merasa ketahuan sedang mengumpat Nathan. Dengan senyum yang memperlihatkan deretan gigi putihnya lalu berkata pada Nathan, "selain menyebalkan, ternyata kamu juga seorang paranormal ya!".
"Tanpa menjadi paranormal pun sudah terlihat jelas oleh tatapan mu, Nona." Balas Nathan.
"Maaf." Ucap Rena dengan mata malasnya.
"Baiklah anggap saja pertemuan kita yang dulu tidak pernah terjadi, anggap ini sebagai pertemuan pertama kita.
Saya ingin siapa pun yang bekerja di perusahaan saya, mengikuti aturan yang berlaku tanpa terkecuali. Kerja profesional tanpa mencampurkan urusan pribadi apalagi perasaan, camkan itu!! Dan saya harap kamu bisa mematuhi semua peraturan yang sudah saya buat."
"Saya rasa sudah selesai, silahkan keluar dari ruangan saya. Masih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan!" Ucapnya lalu tiba-tiba pintu terbuka dan didepan sudah ada Pak Bram yang menunggu dirinya.
"Dasar manusia batu!" Umpat Rena dalam hati dengan sikap Nathan tadi.
***
"Mari, silahkan ikut saya." Ucap Bram dingin setelah keluar dari ruangan Nathan.
"Iya, Pak." Balas Rena, kemudian mengikuti langkah kaki Bram yang membawa mereka ke lift lalu turun ke lantai lima.
Ternyata di lantai lima ini di khususkan untuk bagian-bagian kepegawaian. Tertera di pintu masuk yang bertuliskan 'HRD'.
"Di lantai lima ini bagian kepegawaian, mulai dari penerimaan pegawai baru hingga urusan kepegawaian lainnya semua berada di lantai ini.
Kamu harus mengingat semua letak-letak departemen yang ada si perusahaan ini!" Ucap Bram, lalu mempersilahkan Rena masuk duluan.
Bram memang terlihat menakutkan dengan sikap tegasnya namun, tetap saja dia sangat sopan dan hormat pada wanita.
"Ibu Tina, ini Ibu Renata. Dia sekertaris Tuan Nathan mulai hari ini, jadi silahkan buatkan dia id card dan urus soal kontrak kerja beliau, semua datanya sudah saya kirimkan ke email Ibu, kalau sudah selesai segera kirimkan formatnya ke email saya." Ucap Bram dengan lugas.
"Kalau begitu saya permisi Ibu Renata, selanjutnya akan di jelaskan langsung dengan Ibu Tina selaku Manager HR disini." Ucapnya lalu meninggalkan Rena disana bersama dengan Ibu Tina.
"Perkenalkan saya Tina, saya HRM disini." Ucap Tina dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Rena membalasnya dengan senyum lalu membalas uluran jabat tangannya dan berkata, "saya Renata, tapi Ibu bisa panggil saya Rena saja. Saya senang berkenalan dengan Ibu."
Setelah perkenalan dengan beberapa karyawan berada di departemen itu. Setelahnya Rena lalu diantar berkeliling di gedung A menyambangi tiap departemen yang nantinya akan berhubungan dengan pekerjaannya nanti sebagai sekertaris.
"Baiklah karena semua departemen sudah saya beritahu, kita langsung saja ke ruangan Ibu Rena." Ucapnya sembari memencet lantai 15 tempat dirinya akan bekerja.
"Apa ruangan ku juga berada satu lantai dengan Ceo kita, Bu?" Tanya Rena pada Tina yang dibalas dengan gelak tawa.
"Ibu Rena ada-ada saja. Tentu saja bukan harus satu lantai, kan Ibu adalah sekretarisnya, jadi sudah seharusnya kan selalu dekat dengan ruangan Tuan Nathan.
"Heee.. iya juga ya, saya sampai lupa." Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ini dia ruangan Ibu, walau tidak satu ruangan tapi cukup dekat dengan kantor Tuan Nathan. Dan ini adalah kontrak kerja Ibu Rena selama bekerja disini.
Silahkan duduk dulu, Bu dan bisa dibaca dulu poin-poin yang tertulis disini lalu tanda tangani. Lalu Ini lembaran peraturan dan juga beberapa file yang harus Ibu pelajari, karena sebentar lagi akan ada meeting dengan klien baru kita.
"Oh, iya. Terima kasih banyak, Bu Tina atas waktunya sudah mengajak saya berkeliling dan memperkenalkan karyawan-karyawan yang ada di sini!"
"Baiklah, kalau begitu saya pamit mau ke ruangan saya kembali". Ucapnya namun belum selangkah dirinya sudah berhenti tatkala Rena kembali memanggilnya.
"Iya, ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Maaf, Bu saya mau tanya. Jadi kontrak kerja soal intensif saya ada disebelah mana ya, Bu? Saya kok tidak temukan ya?" Ucapnya pelan dan malu-malu.
"Ooh kalau itu nanti, Pak Bram sendiri yang akan mengurusnya.
Saya hanya menyiapkan saja kontraknya saja, kalau soal gaji, itu dibawah wewenang Pak Bram langsung." Ucapnya sembari menepuk pelan bahu Rena lalu berlalu berkata "Semangat ya, Bu." Teriaknya memberi semangat lalu keluar dari ruangan Rena.
Rena terlihat menghela nafasnya. "Semangat.. yah tentu saja harus semangat! Sudah sampai disini dan tidak bisa mundur lagi". batinnya.
Saat akan mulai menghidupkan komputer miliknya, terdengar bunyi telepon yang berada disebelah komputernya.
Kring.. kring..
"Raharja Corp, dengan Rena disini." Ucapnya dengan bersemangat. Dan itu adalah salah satu tata cara dalam menerima telepon yang sudah di ajarkan oleh Ibu Tina.
"Cukup cepat juga kamu belajarnya," ucap Nathan. Yeah, itu adalah Nathan. Ceo sekaligus bos Rena.
"Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu!" Ucap Rena to the point tanpa membalas perkataan Nathan yang dianggap Rena sebagai sebuah ejekan untuknya.
"Sabar sabar.. baru sehari Ren, kamu pasti bisa !! Ucap Rena menyemangati dirinya dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ranran Miura
sabar.. sabar.. rena
2022-05-30
1
Ranran Miura
takdir yang indah pftt🤭
2022-05-30
1
Ranran Miura
wkwk harusnya rena langsung inget wajah cowok nyebelin itu
2022-05-30
0