Tok..tok..tok..
"Kak Renaaaa, haloooo kaaak Renaaaa," Teriak gadis kecil yang bernama Luna.
"Iya iya bentar, Dek!" Jawab Rena lalu segera membuka pintu kamarnya.
Ceklek,
"Ya sudah yuk buruan, sebelum Ibu ngomel-ngomel," ucap Rena lalu dengan buru-buru dirinya menarik lembut tangan adik kecilnya itu menuju Aula yang berada di Panti Asuhan tersebut.
Aula Panti
Dari kejauhan Rena sudah melihat kesibukan yang terjadi di dalam Aula tengah. Telihat Ibu Panti yang sedang sibuk berdiri berbicara dengan Kang Asep menunjuk kesana kemari, entah apa ang mereka obrolkan.
Rena segera ikut bergabung dengan anak Panti lainnya sebelum dirinya kena omelan.
"Rena, kamu dari mana saja? Dari tadi loh Ibu cariin kamu." Tanya Ibu.
Rena yang ditanya pun langsung mengeluarkan rus andalannya, yakni bergelanjut manja pada Ibu Panti yang sudah dianggapnya sebagai Ibu kandung. "Hehe maaf, Bu. Tadi Rena sibuk cek-cek mail pekerjaan.
Takutnya ada balasan email soal perusahaan-perusahaan yang aku masukkan kemarin. Yups, Rena memang selain melamar dor to dor juga mengajukan permohonan lamaran kerja via online.
"Ya sudah buruan kamu tunggu di luar, katanya beliau sudah dekat dari sini. Mereka sudah ada di gang depan." Suruh Ibu.
"Iyaaa buu!" Jawab Rena sembari berjalan menuju pintu depan."
Yah, Rena tidak lagi bertanya soal siapa yang datang setiap tiga bulan sekali di Panti mereka sebab beliau adalah donatur tetap di Pantinya, bahkan orang ini merupakan penyumbang terbesar diantara donatur lainnya.
Selain memberikan bahan makanan seperti beras, gula, teh, kopi, mie, telur, pakaian dan perlengkapan sekolah juga beliau memberikan sejumlah dana berupa uang untuk di pergunakan seperti membayar tagihan-tagihan seperti PAM, LISTRIK dan keperluan lainnya.
Cukup lama Rena menunggu di depan, hingga lima belas menit berlalu terdengar suara deruh mobil. "Nah, itu pasti orang yang Ibu maksud." Ucap Rena senang karena dia tidak perlau lagi berdiri lama-lama bak pagar ayu yang sedang menunggu tamu pengantin.
"Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Panti. Rena tertegun saat melihat mobil tersebut sambil berkata dalam hati "sepertinya, mobil ini nggak asing deh. Apa iya saya yang salah ingat?!"
Rena berjalan kedepan menghampiri donatur yamg sudah di tunggu-tunggu oleh seluruh pengurus dan anak panti, kecuali Rena yang tidak terlalu suka berbaur setiap kali ada tamu yang berkunjung walau hanya sekedar melihat dari jauh, dirinya lebih suka berdiam di dalam kamar belajar atau pun membaca.
Namun karena sejak semalam sang Ibu sudah mewanti-wanti dirinya agar ikut serta dalam menyambut orang yang paling penting, yakni donatur tetap di Panti tersebut. Jadilah dirinya saat ini berada tepat di depan tamu agung Panti nya.
Saat pintu mobil terbuka, betapa terkejutnya dia saat melihat tamu agung yang juga menjadi donatur tetap Panti nya adalah pria menyebalkan yang waktu itu dengan tidak sopannya melemparkan sejumlah uang tepat di bawah kaki Rena.
"Aaah... kata pertama yang keluar saat melihat wajah donatur yang sedari tadi di tunggunya. "Tidak, aku pasti salah. Mana mungkin orang seperti dia adalah donatur tetap sini!!" Pekiknya dalam hati.
Namun semakin dekat, wajah pria itu telihat semakin jelas lagi. Bahkan saat dia dan seorang pria satu lagi yang setia mengikutinya dari belakang masuk ke dalam panti menuju Aula yang sepertinya sudah dia hafal mati tanpa harus bertanya.
Rena masih tidak melepas pandangan matanya ke arah Nathan hingga tidak terlihat lagi. Yups benar sekali, donatur tetap yang Ibu panti maksud adalah Nathan Raharja dari perusahaan Raharja Corp. Rena yang baru sadar dari ke kagetan nya saat bertemu dengan pria yang dalam doa nya meminta untuk tidak di pertemukan lagi dengan dirinya.
Rena menyusul masuk ke dalam aula lalu berdiri di balik pintu menatap seorang pria yang entah mengapa begitu berbeda dari sebelumnya, gestur tubuhnya tidak ada yang berubah namun apa itu?!" Rena terkaget dengan apa yang dilihat nya.
"Dia tersenyum? Tersenyum? Hah.. benarkah itu dia? Benarkah dia pria yang dulu kutemui? Pria dingin yang menyebalkan, arogan dan sangat sombong namun saat ini dia begitu hangat saat bermain dan tertawa bersama dengan Luna dan adik Panti lainnya." gumam Rena.
Kurang lebih satu jam lamanya acara tersebut berlangsung, mulai dari sepatah kata dari Ibu panti dilanjutkan dengan penyambutan dari donatur hingga acara serah terima beberapa sembako dan perlengkapan sekolah yang di wakili oleh Luna. Barang sumbangan lainnya pun sudah di terima semua.
Di saat acara sudah selesai, Rena keluar dari kamar. Yah setelah melihat perilaku Nathan dulu saat dirinya bertemu dan dibandingkan dengan saat ini memang begitu berbeda, yang membuat tanda tanya besar bersarang di kepalanya saat ini!!
Saat Rena hendak meminum minumanya, tiba-tiba suara cempreng yang memekakkan telinganya terdengar yang membuatnya kaget hingga minuman yang hendak diminum nya pun tertumpah. Tidak salah lagi, pasti itu Luna.
"Kaaak, Kakak di panggil Ibu kedepan. Sekarang katanya!" Cerocos Luna lalu pergi sambil berlari menuju halaman belakang.
Rena berjalan menuju pintu depan, terlihat Nathan dan Asistennya Pak Bima. Itulah yang Rena ketahui saat mendengar Tuan Natahan si pria menyebalkan itu memperkenalkan asistennya pada Ibu.
"Iya, Bu." Ucap Rena saat menghampiri Ibu Panti yang sedang berbicara pada Tuan Nathan.
"Pak Nathan, perkenalkan ini Renata, dia juga bagian dari anak Panti Asuhan di sini tapi sudah saya anggap sebagai anak sendiri. Ujar Ibu yang langsung mendapat tatapan tidak percaya dari Pak Nathan.
"Ehh!! rupanya dia tinggal disini juga!!" batinnya.
Kami sudah berkenalan, Bu." Ucap Nathan dingin, dan giliran Ibu yang kali ini menatap tidak percaya atas apa yang di katakannya barusan.
Nathan yang tahu arti tatapan tersebut langsung meluruskannya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Kami bertemu saat supirku tidak sengaja menyerempet motor yang dia kendarai, niatnya untuk banting stir untuk menghindari mobil yang saat itu ugal-ugalan yang akan menabrak kami, namun sayangnya malah kena Renata." Jelas Rayyan.
"Ooh ya!" Kaget Ibu.
"Ibu tidak menyangka kalian di pertemukan kembali di tempat ini." Sambungnya.
Rena tersenyum kecut menanggapi respon sang Ibu Panti. Dan Nathan, tentu dirinya sudah kembali pada mode dinginnya itu!!
Aku tidak menyangka orang seperti dia ternyata begitu dermawan, berbanding terbalik dengan kehidupan yang terlihat dari luar. Mungkin benar adanya istilah "Don't Judge a Book by It's Cover".
🏵️🏵️🏵️
Malam kian larut, terlihat Rena yang sedang bertengger di depan jendela kamarnya memandang langit gelap. Ada perasaan rindu di separuh malam yang sepi, saat semua orang sedang asyik terlelap.
Begitulah perasaan Rena yang terkadang masih sering merindukan sosok kedua orang tuanya. Beruntunglah Rena di kelilingi oleh orang-orang yang baik yang begitu menyayangi dirinya seperti Ibu Panti dan pengurus panti lainnya, terlebih banyak adik-adik dengan berbagai tingkah lucu dan terkadang menyebalkan yang menjadi penghiburan dirinya di kala hatinya sedang dilanda rindu.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
hania putri
yaampun bertengger ceunah 😂.
mirip ayam tetangga yg suka bertengger di atas pager 😁
2022-09-20
0
Bunda Abizzan
1 hari ini ketemu dua cowok keren..
Salam dari "Perjalanan Cinta Qonita"
2022-06-19
0
Ranran Miura
Rindu sering melanda ketika kita sendiri 🤧
2022-05-28
0