Bram yang mendengarnya pun tampak kaget dengan perkataan Tuanya itu. Rena yang mendengarnya pun tak kalah kaget dengan apa yang diucapkan bosnya itu.
Bram segera menepikan mobilnya, dan Rena terlihat sedang bersiap turun dari mobil, setelah berpamitan pada Nathan dan Bram, akhirnya pun turun dari mobil. Dan disaat yang bersamaan, mobil yang ditumpanginya tadi pergi bersamaan dengan hujan yang turun begitu sangat deras.
Rena sedikit bergidik ngeri saat mendengar suara guntur dan kilatan petir yang saling bersahutan di langit sore ini.
"Ya, Tuhan. Mana nggak ada angkot atau taksi yang lewat lagi, " ucap Rena yang sedari tadi melihat ke kanan dan ke kiri melihat jalanan yang tampak lenggang.
Badannya sudah basah kuyup karena terkena terpaan hujan, dia hanya bisa berteduh dibawah pohon yang terletak tidak jauh dari tempat diturunkannya tadi.
Beruntung dirinya melihat taksi yang lewat di tengah derasnya hujan, Rena berlari kecil menuju pinggir jalan untuk menyetop taksi yang melintas dengan merapalkan doa " Ya, Tuhan, semoga taksinya mau berhenti." Tubuh kecilnya menggigil lalu masuk ke dalam taksi yang membawanya pulang ke Panti.
Sebelum turun dari taksi, Rena berulang kali berterima kasih kepada supir taksi tersebut, karena dirinya mau mengambil Rena dengan kondisi basah kuyup.
Saat itu..
Dari jauh sudah terlihat taksi yang akan melintas di hadapannya, Rena segera menyetop taksi dengan tangannya agar segera berhenti. Disaat taksi tersebut berhenti, Rena mengetuk kaca mobil tersebut dan berkata padanya "Bisakah bapak mengantarku pulang?" Ucap Rena dengan badannya yang menggigil, terbukti dengan gertakan giginya yang terdengar.
Supir taksi tersebut melihat Rena dari atas hingga kebawah, antara kaget dan iba, dipikirannya terlintas pertanyaan yang menggelitik pikirannya. "Mengapa gadis ini berjalan di tengah hujan deras begini?!" Pikirnya.
"Bagaimana, Pak? Bisakah bapak mengantarkan ke alamatku!" ucap Rena saat melihat supir taksi itu melihatnya dengan heran.
Supir tersebut tersadar dari pikirannya lalu berkata pada Rena "Masuklah, Nak."
"Tapi aku basah kuyup, apa tidak apa-apa?!" Tanya Rena memastikan. Dirinya takut nanti kena semprot karena membasahi jok kursi mobilnya.
"Nggak apa-apa, gampang, nanti Bapak tinggal lap saja." Ucapnya sembari membuka pintu mobilnya dari dalam.
"Nona, kalau boleh tahu, kenapa hujan-hujan, nanti bisa sakit loh!" tanya supir taksi itu yang memecah lamunan Rena tentang sikap Nathan yang tidak punya hati menurunkan dirinya ditengah jalan dan di saat hujan deras seperti ini. "Sungguh sial nasibku, sudah diturunkan ditengah jala, malah kehujanan pula!!" gerutu Rena dalam hati.
"Nggak apa-apa kok Pak, tadi kebetulan teman saya buru-buru karena ada keperluan mendadak jadi saya minta di turunkan saja tadi, eh tiba-tiba hujan, yaah.. jadilah mandi hujan begini Pak," jawab Rena dengan tertawa.
Yeah, dia menertawakan dirinya sendiri, seperti sudah jatuh, terkena tangga pula.
***
Panti Asuhan
Rena yang tidak sengaja tertidur, dibangunkan oleh supir taksi itu. "Nak, bangun. Kita sudah tiba alamat yang kamu bilang tadi.
"Eegh, iya, Pak. Maaf saya ketiduran." Jawab Rena sembari mengumpulkan kesadarannya lalu mengeluarkan uang pecahan seratus ribu rupiah dari dalam tasnya. Ini Pak, ongkosnya." Ucap Rena lalu berterima kasih kembali padanya.
Ibu panti yang melihat keadaan Rena pun menjadi cemas saat melihat keadaan Rena yang basah kuyup dan wajahnya yang terlihat pucat. "Kamu kenapa sayang, kok bisa basah begini?!" Ucap Ibu panti sembari membantu Rena masuk kedalam kamarnya.
"Hati-hati sayang, kamu mau Ibu bantu ganti pakaian mu?" Ucap Ibu.
"Aku masih bisa kok, Bu," ucapnya sembari berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya.
"Benar, kamu bisa!" Ulang Ibu yang nampak raut wajah cemasnya.
"Hehe Iya, Bu. Rena masih kuat kok, habis ganti pakaian, Rena langsung istirahat saja ya, Rena ngantuk banget.
"Ya sudah, Ibu bawakan air jahe ya biar kamu hangat." Ucap Ibu yang berlalu keluar dari kamar rena.
Rena yang sudah berada di dalam kamar mandinya menangis tersedu-sedu. Dia binggung dengan sikap bos nya itu, kadang dia baik dan terkadang dia bisa langsung berubah tanpa mengetahui letak kesalahannya itu dimana.
Ibu mengetuk pintu kamar mandi Rena saat melihat Rena masih asyik di kamar mandinya.
Tok tok tok
"Sayang, kamu baik-baik saja? Ini Ibu awakan air jahenya."
"Iya, Bu. Terima kasih, simpan di meja saja, nanti Rena minum." Jawab rena.
"Jangan lama-lama, nanti kamu sakit. Jangan lupa di minum a biar hangat badanmu!" Ucap Ibu mengingatkan.
Rena tak lagi menjawabnya, Ibu lalu keluar dan menutup pintu kamar Rena dengan rapat. Dia berharap Rena tidak akan sakit.
***
Pagi harinya
"Ren, kamu nggak ke kantor nak?" Ucap Ibu yang melihat Rena tidak keluar kamar padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Biasanya jam begini dia sudah bersiap.
Ibu Panti mengetuk pintu kamar Rena saat tidak ada sahutan dari dalam.
Tok..tok..tok..
"Ibu masuk ya sayang." Ucapnya lalu membuka pelan pintu kamar Rena yang ternyata tidak dikunci.
"Ehh.. kamarnya tidak terkunci, tumben!" Ucap Ibu yang heran, padahal Rena tidak pernah lupa mengunci pintu kamar sebelumnya.
Ibu melihat jendela kamar Rena belum terbuka, tidak seperti biasanya. "Rena kenapa sayang, kamu sakit?!" Ucapnya sembari mendekati tempat tidur Rena. Terlihat wajahnya yg begitu pucat dan tubuhnya terasa panas saat Sang Ibu menyentuh dahinya.
Kamu demam sayang, ucap Ibu panti saat melihat Rena membuka matanya.
"Apa yang kamu rasakan sayang?" Ucap Ibu saat melihat raut wajah Rena yang meringis.
"Kepalaku sakit banget, Bu." Keluh Rena saat dirinya ingin bangun, entah mengapa kepalanya tiba-tiba sakit.
"Ibu panggil dokter ya kalau begitu, kamu izin nggak masuk saja hari ini. Bilang kamu lagi sakit." Ucap Ibu panti.
"Iya, Bu. Rena coba hubungi teman Rena dulu ya." Jawabnya.
"Ibu keluar dulu, ambilkan sarapan buat kamu lalu minum obat, tunggu disini, jangan banyak bergerak, ingat!" Sambungnya.
Rena tersenyum kecil sambil berkata "Iya, Bu."
Di dapur
Setelah menyiapkan sarapan dan mengambilkan obat demam, Ibu kembali kembali ke kamar Rena.
"Sayang, yuk bangun. Makan dulu sarapan mu lalu minum obat, setelah itu kamu tidur lagi."
Setelah mengantarkan makanan, Ibu segera keluar dari kamar Rena setelah yakin kalau Rena sudah kembali tertidur.
"Selamat pagi, Dok. Maaf mengganggu waktunya pagi-pagi, apa dokter ada waktu?"
[...]
Begini, Dok. Ada anak panti yang sakit, sepertinya dia demam setelah kemarin terkena hujan." Jelas Ibu.
[...]
"Baik, Dok. Terima kasih sebelumnya dan maaf merepotkan!" Ucap Ibu panti pada dokter.
Yeah, tadi setelah keluar dari kamar Rena. Ibu langsung menelpon dokter yang biasa menangani anak-anak panti jika mereka sedang sakit.
Beberapa saat kemudian..
"Maaf loh, Dok, Ibu mengganggu waktunya pagi-pagi begini." Ucap Ibu.
"Nggak apa-apa kok, Bu. Itu kan sudah tugas saya sebagai seorang dokter." Ucapnya sembari tersenyum hangat.
"Kalau boleh tahu, dimana anaknya yang sakit ya, Bu?!"
"Oh iya, Ibu sampai lupa. Ayo, Dok saya antar ke kamarnya Rena." Ucap Ibu sembari menunjukkan jalan menuju kamar Rena.
"Rena?? Maksudnya Renata ya, Bu? Tanyanya.
"Ngg, kamu kenal Rena??" Ucap Ibu yang sedikit kaget karena ternyata Sang dokter mengenal Rena.
"Ceritanya panjang bu," ucapnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Lekas sehat lagi rena..
2022-06-26
1
Ranran Miura
tega bener nathan, pen tak bejek²
2022-06-18
0