Tidak terasa sudah tiga bulan lamanya Rena bekerja. Sedikit banyak dirinya udah lebih memahami karakter Ceo nya itu.
Rena pun sudah memiliki teman akrab, Ayyura namanya. Dia orang yang pertama kali menawarkan persahabatan dengannya. Disaat Rena merasa sedih karena bentakan yang dilakukan oleh Nathan, Ayyura selalu siap menjadi sandarannya berkeluh kesah.
Saat itu, tak sengaja saat Ayyura masuk kedalam toilet wanita, dia mendengar suara sesenggukan di balik pintu loker.
Yeah, loker dan toilet karyawan memang menjadi satu jadi tak heran jika suara yang didalam loker terdengar hingga keluar.
Awalnya Ay, begitu panggilannya merasa takut. Namun dengan dengan sisa keberanian dan rasa penasarannya akhirnya dia melangkahkan kakinya membuka pintu yang berbahan dari kayu itu dengan pelan dan melihat perempuan yang sedang menangis tersedu-sedu. Ayyura semakin mendekati perempuan yang nampak tidak asing baginya.
"Ibu Rena? Panggil Ayyura.
Rena yang mendengar namanya di panggil pun segera menoleh. Dengan cepat dirinya menyeka sisa air mata yang masih tersisa di pipi mulusnya itu.
"Eh, Mba Ayyura." Ucap Rena sembari menetralkan suaranya yang sedikit parau karena habis menangis.
"Ibu nangis? Tanyanya basa basi.
"Ahh, nggak kok. Hanya kelilipan saja." Ucap Rena sambil tertawa kecil.
"Sudah, nggak usah bohong deh. Aku sudah lihat dari tadi. Memangnya ada apa Ibu nangis? Dimarahi Pak Bram ya? Atau Pak Nathan!" Tebak Ayyura.
Rena menghela nafasnya sebelum dirinya mengangguk pelan.
"Tuh kan, bener tebakanku!!" Ucap Ayyura dengan semangat. Nggak apa-apa kok, nangis aja Bu Rena, biar hatinya plong." Ucapnya.
"Bukan cuma Ibu saja yang pernah dibentak atau dimarahi oleh bos, hampir semua karyawan disini juga pernah mengalaminya. Tapi setelah itu biasa saja, namanya juga bos dengan atasan Bu, biasalah itu." Jawabnya enteng.
"Oh ya?" Ucap Rena sembari membalikkan tubuhnya menghadap Ayyura.
Ayyura yang melihat Rena mulai tenang, ikut duduk disampingnya. Diambilnya tangan Rena lalu menepuknya dengan lembut lalu berkata "sabar, sabar, itulah dunia pekerjaan. Dimarahi sama bos itu biasa, hal yang lumrah kok. Saya saja hampir tiap hari kena omel Pak Bram, sampai aku hafal loh dengan perkataannya, haha. Ucap Ayyura sambil tertawa mengingat kejadian tadi pagi saat dirinya diomeli.
"Pak Bram? Kok bisa, Mbak? Tanya Rena beruntun, penasaran dengan pengalaman Ayyura.
"Nggak usah panggil Mba segala, panggil Ay saja. Kedengaran tua banget." Ucapnya.
"Kalau begitu, jangan panggil Ibu juga dong, panggil Rena saja, toh umur kita kelihatannya tidak jauh berbeda." Tawar Rena.
"Iya sih, tapi nggak enak didengar orang lain, gimana kalau aku panggil nama kalau hanya ada kita berdua saja? Tapi klo di kantor aku tetap panggil Ibu Rena, kan kamu sekertaris nya bos, jadi kurang etis kalau panggil nama saja." Jelas Ay pada Rena.
"Iya boleh, nggak apa-apa Ay, gitu juga boleh." Jawab Rena.
***
Seiring berjalannya waktu, dirinya semakin akrab dengan Ayyura. Bahkan mereka sering menyempatkan waktunya makan siang bersama di kantin perusahaan atau diluar jika Rena mempunyai banyak waktu luang.
Tak hanya Ayyura saja yang menyenangi Rena, namun hampir semua karyawan yang mengenal Rena pun sangat menyukai dirinya, pembawaannya yang ramah pada semua orang, tutur katanya lembut dan sangat sopan pada semua orang, ditambah lagi dengan pembawaannya yang riang, membuat orang-orang yang melihatnya pun tertular dengan aura positifnya. Jadi tidak heran bila Rena menjadi pusat perhatian di perusahaan Raharja Corp selain Ceo nya sendiri.
Terkadang banyak yang membicarakan mereka berdua dibelakangnya, yang satu cantik, lembut sangat baik serta ramah pada semua orang dan satunya tampan, dingin, tegas, cocoklah dengan sifat mereka masing-masing.
Bila keduanya disandingkan, mereka sungguh terlihat sempurna karena dapat menjadi pelengkap dari kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Terlebih mereka Ceo dan sekertaris, jadi cocoklah. Itulah pikiran sebagian besar para karyawan Nathan saat sedang menggosipkan bos mereka.
***
"Bapak nggak apa-apa?" Tanya Rena saat melihat tukang kebun yang jatuh saat dirinya baru pulang dari makan siang bersama dengan Ayyura.
"Iya, Bu Rena, Non Ay bapak nggak apa-apa. Tadi tidak sengaja tersandung." Ucap tukang kebun yang ikut berdiri saat Rena dan Ayyura membantunya.
"Lain kali bapak harus hati-hati ya, kerja semangat boleh tapi tetap harus hati-hati." Ucapnya dengan tersenyum. " Kalau begitu kami masuk dulu ya Pak. Pamit Rena karena sebentar lagi waktu istirahatnya sudah hampir habis.
Jauh disebelah sana, dua pasang mata melihat kejadian tadi, walau tidak mendengar percakapan mereka namun bisa dilihat ekspresi wajah mereka masing-masing sangat terlihat jelas dari tempatnya berdiri saat ini.
Yeah, itu Nathan dan Bram yang baru pulang juga dari makan siangnya di luar. Kebiasaan Nathan memang yang tidak bisa makan ditempat yang tidak biasa dikunjungi.
"Nathan menyeringai saat melihat perlakuan yang ditujukkan oleh Rena tadi. Jauh didalam hatinya, dia mengagumi sosok Rena. Bukan hanya kali ini saja dia melihat kebaikan yang dilakukan sekretarisnya itu, selama tiga bulan Rena bekerja padanya tidak sedikit perilaku yang dilakukan Rena yang membuat hatinya bergetar, namun bukan kali ini saja.
Saat di Panti Asuhan pun waktu itu tidak sengaja dia melihat cara Rena memperlakukan adik-adiknya di Panti dengan dia memperhatikannya secara diam-diam. Dan jangan lupakan juga kedekatan yang terjadi dengan Mom nya yang begitu menyukai sosok Rena.
Bram yang melihatnya pun tidak dapat mengartikan tatapan Nathan tersebut. Hanya seringai kecil yang bisa dilihatnya namun tidak dapat mengartikannya.
Deheman yang dilakukan Bram membuat Nathan kembali sadar dari lamunannya. "Ayo kita masuk!" Ucap Nathan dengan dingin sambil berjalan menuju pintu depan.
Rena dan Ayyura berpapasan dengan Nathan dan Bram. Tentu saja seperti biasa, mereka menyapa keduanya dengan hormat lalu sedikit menjauhkan dirinya dan perlahan berjalan. Tentu saja, Nathan bisa merasakannya, melihat dari ekor matanya bagaimana Rena mencoba berhenti dan mulai berjalan ketika dirinya sudah sedikit menjauh.
Nathan berhenti sejenak yang di ikuti oleh Bram, lalu menoleh sebentar dan melanjutkan kembali langkahnya menuju lift yang akan membawa dirinya kembali ke ruangannya.
Rena yang sudah menjauh dari kedua orang yang di anggapnya kaku itu menjadi lega dan berkata "Fiuh, syukurlah dia sudah pergi." Ucapnya sambil berjalan menuju lift tanpa melihat kedepan, dan terus fokus dengan ponsel miliknya. Rena saat ini sedang chat-an ria bersama Ayyura, mereka berencana akan jalan selepas jam kerja mereka selesai.
Namun siapa sangka saat hendak memencet tombol lift. Rena melonjak kaget karena melihat bos dan asistennya itu masih ada didalam lift, padahal seingatnya mereka sudah naik duluan.
"Ba-pak? Hehe masih disini? Kok bisa? Bukannya tadi bapak..." Ucap Rena terbata-bata.
"Apa saya masih harus terus menunggumu disini seperti patung?? Cepat masuk!!" Ucap Nathan dengan kesal.
Siapa yang tidak kesal coba, sejak tadi menunggunya masuk tapi Rena malah asyik dengan ponselnya sampai tidak melihat sedari tadi dirinya dan Bram menunggunya masuk kedalam lift.
"Dia menungguku?? Sejak tadi? Bagaimana bisa?" Tanya Rena dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Jangan galak2 dibilangin, nanti cinta.. kan bener...
2022-06-18
2
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Kenapa hayo?
2022-06-18
2
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Mulai aku ya nathan
2022-06-18
2