Ibu panti berjalan menuju kamar Rena yang di ikuti Rayyan dari belakang.
Yeah, dokter yang di panggil Ibu panti adalah dokter Rayyan yang memang biasa berkunjung ke panti asuhan saat melakukan kegiatan amalnya.
Tok..tok..tok
"Sayang, Ibu masuk ya." Ucapnya sembari membuka pelan pintu kamar Rena.
Rayyan mengikuti langkah kaki Ibu panti memasuki kamar milik Rena. Ini pertama kalinya dia memasuki kamar milik seorang gadis, matanya mengitari setiap sudut yang ada di dalam kamar Rena.
Dinding kamarnya yang perpaduan antara warna silver dan pink mendominasi serta beberapa wallpaper yang bermotif bunga yang memberi kesan girly.
Walau terlihat pucat, namun aura kecantikannya masih menghiasi wajah cantik Rena. Rena membuka matanya pelan ketika Sang Ibu menyibak tirai kamarnya yang membuat cahaya sinar matahari masuk melalui celah-celah.
"Walau sakit pun, kamu tetap terlihat cantik." Batin Rayyan saat melihat Rena membuka kedua netra nya.
"Sayang, yuk bangun dulu. Sudah ada dokter yang datang memeriksa mu." Ucapnya sembari membantu Rena duduk bersandar di dipan tempat tidurnya.
"Mas Rayyan!!" Ucap Rena yang kaget saat melihatnya berdiri dihadapannya. Rena baru menyadari kalau ternyata, dokter yang di panggil Ibunya adalah Mas Rayyan.
"Kamu kaget ya?" Ucapnya dan dijawab anggukan kecil oleh Rena.
Kok bisa, Mas? Dan, Ibu juga dari mana tahu nomor, Mas Rayyan?!" Tanya Rena beruntun pada dua orang yang ada dihadapannya saat ini.
"Loh, kamu memangnya nggak tahu, kalau selama ini kan, dokter Rayyan inilah yang selalu datang belakangan ini tiap kali ada kegiatan amal di panti. Dia dokter yang menggantikan tugas dokter Rey!" Jelas Ibu pada Rena.
"Ooh, pantesan saja aku sudah jarang melihat dokter Rey." Jawab Rena.
"Ya sudah, biar saya periksa dulu." Ucap Rayyan sembari mengeluarkan stetoskop dari dalam tasnya.
Sebelum memeriksanya, dirinya menanyakan tentang keluhan yang Rena rasakan, setelah mendengar keluhan yang dirasakan. Rayyan mulai memeriksanya, namun sebelumnya Rayyan sudah meminta izin terlebih dahulu pada Rena sebelum menyentuh tubuhnya. "Maaf ya, Ren. Aku periksa dulu," ucap Rayyan yang diangguki oleh Rena.
Pertama-tama dirinya memeriksa keadaan dada Rena dengan mengetuk beberapa kali, lalu mendengarkan detak jantung serta suara paru-parunya dengan menggunakan stetoskop miliknya. Setelah Rayyan memeriksanya, dia segera meresepkan obat untuk dikonsumsinya.
"Syukurlah kamu hanya terkena demam biasa saja, hanya perlu istirahat beberapa hari dan ingat, harus menghabiskan obat serta vitamin yang sudah aku resep kan tadi." Ucap Rayyan.
Rena tertawa kecil mendengar perkataan Rayyan, dan itu membuat Rayyan bingung, "Ada apa? Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu dari perkataan ku tadi!"
Rena mengangguk pelan dan berkata pada Rayyan, "Terasa aneh saat kamu berbicara seperti dokter sungguhan," ucap Rena dengan menutup bibirnya agar dapat menahan tawanya.
Sungguh aneh saat mereka bersama tidak ada aura kedokteran yang keluar, berbanding terbalik dengan pagi ini, dia memakai jubah kebesaran kedokterannya dan gaya bicaranya pun selayak seorang dokter pada pasiennya.
Bukankah kamu sudah tahu aku seorang dokter? Lalu, kenapa mengatakan aku seperti dokter sungguhan?? Apa aura wajahku tak nampak seperti dokter?" Tanya Rayyan yang dibalas dengan Rena yang mengangkat kedua bahunya.
Tapi kalau boleh tahu, apa yang kamu lakukan ditengah hujan deras kemarin? Kata Ibu kamu pulang dengan basah kuyup? Bukankah kemarin siang kamu pulang dengan bos mu itu!!" Tanya Rayyan beruntun.
"Kalau begitu, Ibu tinggal kebelakang sebentar ya. Ibu buat minum dulu buat Nak dokter." Ucap Ibu panti yang melihat keakraban diantara mereka berdua.
"Nggak apa-apa kok, Bu. Nggak usah, takut ngerepotin Ibu lagi." Ucap Rayyan malu-malu.
"Nggak apa-apa kok, Nak. Minuman aja nggak akan repot." Ucap Ibu sembari berlalu meninggalkan Rena dam Rayyan.
"Ada apa melihatku begitu?" Awas loh, nanti Bapak dokter bisa jatuh cinta loh," ucap Rena sembari tertawa. Yeah, demam yang dialami Rena memang sudah agak mendingan, terbukti dirinya sudah mulai bersemangat lagi setelah meminum obat yang diberikan Ibu tadi padanya.
"Sepertinya aku sudah jauh cinta padamu, Rena! Mau kah kau mendampingi ku hingga tua kita nanti?! Ucapnya dalam hingga tanpa terasa, wajah tampannya semakin mempesona.
Hahaha, tawanya pecah saat mendengar perkataan Rena. "Kalau begitu aku pamit dulu, ada operasi yang harus aku lakukan." Pamit Rayyan pada Rena.
Rena mengangguk pelan sembari tersenyum padanya.
Ibu masuk kedalam kamar Rena dengan bawa teh hangat serta jajanan kue yang memang setiap paginya selalu tersedia.
"Saya yang berterima kasih pada dokter Rayyan karena mau menyempatkan dirinya datang ke panti untuk memeriksa keadaan anak saya, Rena.
"Sama-sama, Bu. Sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter." Jawab Rayyan sembari menunduk pelan pada Ibu panti.
"Ren, aku balik ya. Jaga kesehatanmu, jangan lupa obatnya diminum, dan vitaminnya kamu harus minum teratur." Jelas Rayyan.
"Iya, Mas. Sekali lagi terima kasih ya." Ucap Rena tulus.
"Hemm." Ucap Rayyan singkat sembari keluar dari kamar Rena.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Rayyan, mayan dah ngintip yaak, halalkan segera..
2022-06-26
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Bukan Yan, rena lagi nangis itu.... 😏😏
2022-06-26
0
Ranran Miura
buruan ray sikat ajah, si nathan terlalu dingin buat rena. bisa² rena demam terus nanti 😅
2022-06-18
0