Kring..kring
Terdengar dering ponsel Rena tepat setelah Rena keluar dari kamar mandi. Dengan masih memakai bathroom nya, dirinya berlari kecil menuju meja nakasnya.
Rena tersenyum kecil saat melihat siapa yang menelepon nya pagi-pagi buta.
'Mom❤'️
Tertera nama yang ada di layar ponselnya. Yeah, setelah mereka berpisah saat Mom Laura mengantarkan Rena kembali ke Panti Asuhan setelah mendapatkan perawatan seminggu full di rumah sakit. Mereka selalu bertukar kabar selayaknya anak dan Ibu yang sedang berjauhan.
Rena merasa hidupnya saat ini semakin bahagia sejak masuknya Mom Laura kedalam hidupnya. Dua sosok Ibu yang mampu menghilangkan rasa sepi di relung hatinya karena ditinggal orang tuanya.
"Halo, Mom." Jawab Rena.
"Iya sayang, bagaimana tidurmu semalam?"
"Nyenyak Mom, terima kasih untuk kiriman musiknya semalam, berkat itu, tidur Rena menjadi sangat pulas."
"Siang nanti mau kan ketemuan sama Mom, Mom rindu padamu! Kita makan siang bersama, mau ya?"
"Iya, Mom. Pasti Rena mau, nanti kirimkan saja alamatnya, nanti Rena kesana."
"No.. biar Mom kirim supir saja, mom takut kamu kenapa-napa dijalan.
Saat mengantar Rena pulang dari rumah sakit, Mom Laura dan Ibu Rahma sempat mengobrol tentang panti asuhan yang diurusnya hingga menceritakan tentang kehidupan Rena kecil saat pertama kali dirinya menginjakkan kakinya di panti asuhan ini hingga kejadian dua kali dirinya kecelakan. Saat diserempetnya yang sempat membuat kaki Rena terkilir hingga kejadian hampir tertabrak yang membuat dirinya menyambangi rumah sakit karena pingsan.
"Mom, aku benar-benar sudah sehat dan aku janji akan lebih berhati-hati lagi saat dijalan." Ucap Rena meyakinkan Mom Laura kalau dirinya tidak akan kecelakaan lagi.
"Untuk kali ini kamu dengerin Mom ya sayang, tunggulah supir Mom yang akan mengantarkan mu." Ucapnya yang tidak ingin dibantah oleh Rena.
"Baiklah Mom, Rena nurut." Ucapnya pasrah.
"Bagus, anak pintar." Ucap Mom Laura setelah itu dia memutuskan sambungan teleponnya karena sejak tadi bik Ros sudah memanggilnya untuk turun sarapan karena Nathan sudah lama menunggu di meja makan.
"Morning, sayang." Ucap Mom Laura saat menghampiri Nathan yang sudah terlihat kusut bak cucian yang belum di setrika karena lama menunggu dirinya.
"Apa sih yang Mom lakukan di kamar hingga begitu lama turun?" Tanyanya selidik karena sudah seminggu ini dirinya selalu menunggu lama.
"Nggak apa-apa kok sayang, tadi Mom baru saja menelepon Rena." Ucapnya bersemangat.
"Lagi-lagi dia!! Apa sih hebat gadis itu, hingga bisa membuat semua perhatian Mom tersita." Batin Nathan sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"Wah ada yang cemburu nih," goda Mom Laura saat menangkap aura ke irian Nathan.
"Mom, Nathan nggak cemburu ya. Hanya heran saja, apa spesialnya gadis itu sehingga Mom egitu menyukai dirinya."Ucap Nathan sembari mulai memakan sarapannya.
"Tenang saja sayang, kamu tetap nomor satu untuk Mom."
"Aku berangkat Mom." Ucap Nathan setelah mencium kedua pipi Mom Laura seperti kebiasaannya setiap akan berangkat bekerja.
"Kemana Bram? Sejak tadi Mom tidak melihatnya!"
"Langkahnya terhenti saat Mom nya bertanya padanya. Aku menyuruhnya menghadiri meeting pagi ini, karena pagi ini Nathan pasti akan terlambat menghadiri meeting pagi karena menunggu Mom turun sarapan."
"Sorry honey!"
"It's okey Mom. Nathan pergi." Ucapnya sembari berjalan menuju pintu depan.
Restoran Jepang
Rena sudah berada di restoran jepang, tempat yang sudah ditentukan oleh Mom Laura. Dirinya dijemput oleh supir yang menjemput dirinya setelah menyelesaikan tugasnya di Panti dan setelah berpamitan dengan Ibu Panti.
"Selamat siang Nona, ada yang bisa kami bantu." Ucap salah seorang pelayan yang berdiri tepat di pintu masuk restoran tersebut.
"Iya Mbak, saya sudah janjian dengan Nyonya Laura."
"Oh iya mari saya antar, Nona. Nyonya Laura sudah menunggu anda di dalam."
"Terima kasih." Ucapnya lalu mengikuti arahan pelayan yang mengantarkannya ke tempat Mom Laura berada.
Didalam ruangan VIP, Mom Laura sedang menunggu kedatangan Rena yang sudah didalam perjalan menuju tempat janjian mereka. Sembari menunggu, Mom Laura menyempatkan dirinya menelepon Nathan, anaknya.
Terdengar sahutan dari seberang telepon, "Iya Mom, ada apa?"
"Nggak apa-apa sayang, Mom cuma mau tanya, apa kamu bisa luangkan waktumu untuk makan siang hari ini? "Kebetulan Mom dan Rena akan makan siang di restoran jepang favoritmu!" Sambung Mom Laura.
"Maaf Mom, sepertinya aku tidak bisa, sebentar lagi Nathan akan makan siang sekaligus meeting disertai untuk tanda tangan kontrak kerjasama dengan klien baru. "Mungkin lain kali Mom, maafkan Nathan." Sambungnya.
"Ya sudahlah, mungkin lain kali. Tapi ingat jangan lupa makan, jangan terlalu fokus bekerja. Yang terpenting buat Mom adalah kamu, bukan perusahaan kita. Kalau kamu sehat, perusahaan juga pasti akan ikut stabil." Omel Mom Laura.
"Iya, iya Mom. Aku tutup ya".
Mom Laura menghela nafasnya saat rencana yang disusunnya harus tertunda lagi. Yeah, Mom Laura berencana akan mempertemukan Nathan dengan Rena, entah mengapa dirinya begitu ingin mereka bertemu.
"Hemm.. gagal lagi deh." Gumamnya.
*
*
*
Tak lama terdengar ketukan pintu dari luar, tok..tok..tok..
"Itu pasti Rena." Terka Mom Laura lalu memencet tombol pembuka pintu otomatis yang memang dilengkapi untuk ruangan VIP direstoran itu.
"Halo sayang, kamu cantik banget deh." Ucapnya saat melihat penampilan Rena yang terlihat begitu cantik walau hanya dengan polesan tipis saja.
"Mom jauh lebih cantik dariku," ucap Rena sembari mencium tangan Mom Laura lalu mencium kedua pipinya.
Sembari menunggu pesanan, moms Laura bercerita tentang kehidupannya semenjak suaminya meninggal dunia serta anak yang begitu dia sayangi. Walau katanya dingin, namun saat bersama dirinya, anaknya begitu hangat kepadanya bahkan dia rela melepaskan cintanya demi Mom Laura karena ketidaksetujuannya dengan wanita yang dicintai anaknya.
Terkadang Mom Laura bingung dengan anak serta keponakannya, apa yang dilihatnya dari kekasihnya itu sehingga dia bisa jatuh cinta padanya, jelas-jelas menurut Mom Laura, wanita itu sungguh licik. Apa lagi karena wanita itu hingga ikatan persaudaraan antara anak dan keponakannya harus hancur karena memperebutkan Si wanita ular itu.
Rena hanya mengangguk-angguk bertanda dia mendengar curahan hati Mom Laura. Rena memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik tanpa berkomentar.
"Lantas bagaimana dengan lamaranmu? Apa sudah ada yang menghubungimu kembali?!" Tiba-tiba Mom Laura mengalihkan pertanyaan ke masalah Rena yang membuat Rena tertawa pelan.
"Loh kok ketawa sih? Memang ada yang lucu dari pertanyaan Mom?"
Rena menggelengkan kepalanya lalu berkata "Nggak Mom, hanya aneh saja, tadi Mom lagi membicarakan tentang kisah percintaan anak dan ponakan Mom tapi tiba-tiba malah tanya soal pekerjaan Rena."
"Ya nggak tahu lah sayang, tiba-tiba saja Mom ingat percakapan Mom dengan Ibu Rahma tempo hari. Karena insiden kemarin, kamu kehilangan kesempatan bekerja di perusahaan besar dan ternama."
"Itu namanya belum rezekinya Mom," ucap Rena tulus sembari mengelus tangan Mom Laura yang terlihat sedih karena merasa bersalah.
Rena sengaja tidak menceritakan soal gagalnya dia mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan besar tersebut karena tidak ingin Mom Laura merasa bersalah.
"Ibu ember nih." Gumamnya yang masih terdengar jelas oleh Mom Laura.
"Ya nggak apa-apa dong, Ibumu terbuka sama Mom. Dari pada kamu, suka memendam sendiri masalahmu." Ucap Mom Laura yang mencubit ujung hidung Rena.
Rena yang mendengarnya hanya bisa menyengirkan gigi putihnya.
Yeah Rena sebenarnya adalah pribadi yang tertutup, dia tidak ingin kesedihannya diketahui leh orang terdekatnya yang membuat mereka juga metasa sedih, jadi sebisa mungkin dirinya selalu terlihat ceria agar orang disekitarnya pun ikut bahagia.
"Kebetulan dari Mom yang dengar, perusahaan Mom membutuhkan seseorang yang background pendidikannya itu bisnis. Kamu lulusan bisnis bukan?!"
"Iya, Mom. Tapi nggak ah, Rena nggak mau nanti dengar yang aneh-aneh tentang Rena nantinya."
"Aneh-aneh gimana?"
"Ya..cerita soal Rena yang diterima karena bantuan orang dalam Mom, tenang saja Mom, Rena yakin sebentar lagi akan dapat panggilan kerja."
"Pokoknya Mom nggak mau tahu, intinya kamu masukkan saja lamaranmu kesana, toh diterima tidaknya juga bukan wewenang Mom.
Anak Mom itu orangnya profesional, jadi siapa saja yang lulus itu semua memang real karena kemampuannya."
"Baiklah Mom, akan Rena persiapkan semuanya."
"Nah gitu dong, anak cantik anak penurut, anaknya Mom." Ucapnya dengan mengelus pipi Rena dengan lembut.
"Besok supir akan menjemputmu dan mengantarkanmu ke perusahaan Mom, okey!"
Rena pasrah dan hanya bisa mengikuti kemauan Mom Laura karena mau debat selama apapun, Mom Laura akan tetap kekeh dengan keputusannya. Toh Mom Laura juga bilang tadi kalau di perusahaannya itu sangat profesional jadi tidak masalah untuk mencobanya."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
AdiTya Family
gregetan.. nunggu reaksi rena ktmu nathan lgi
2022-06-17
1
Ranran Miura
wah bentar lagi ketemu mamas Nathan 🤭
2022-05-30
0
Ranran Miura
udah, halalin aja 😁
2022-05-30
0