Setelah beberapa hari Renata beristirahat, akhirnya kakinya pun pulih dengan cepat. Entah karena obat yang diberikan oleh dokter itu memang ampuh atau memang karena obat yang belikan oleh pria menyebalkan itu mahal sehingga efeknya cepat dirasakan.
Rena mendatangi salah satu perusahaan besar dan ternama di Kotanya yang bernama Raharja Corp. Dia memang melihat beberapa kali di website pencari kerja di 'LOKER.COM' tempat mencari lowongan kerja secara online yang cukup terkenal.
Rena sudah memasukkan permohonan lamaran kerjanya beberapa minggu lalu dan kemarin ketika Rena sedang interview, pihak dari Raharja Corp sudah memberitahunya via email kalau minggu depan adalah jadwal interviewnya.
🏵️🏵️🏵️
Seminggu kemudian
Rena sudah berada di dalam Lobby Perusahaan Raharja Corp. Setelah memberitahu petugas resepsionis, Rena di arahkan ke ruangan HRD untuk melakukan interview. Sesampainya disana, ternyata bukan hanya Rena saja yang di jadwalkan interview, ada beberapa orang juga yang sedang menunggu namanya di panggil.
Beberapa jam kemudian, akhirnya namanya di panggil untuk masuk kedalam ruangan Interview. Lebih dari tiga puluh menit dirinya di interview langsung oleh HRM atau biasa di sebut Human Resource Manager yang mengepalai HRD.
Cukup lama dirinya di tanya ini dan itu, mulai dari alasan ingin bekerja di perusahaan ini atau pun ingin mengetahui visi dan misi dirinya dan dedikasi apa yang akan dia berikan untuk perusahaan dan beberapa tes psikotest yang diberikan.
"Terima kasih atas waktunya hari ini, Nona Renata Hermawan." Ucap HRM yang baru dia ketahui bernama Ibu Maya.
"Sama-sama, Bu Maya. Besar harapan saya agar bisa mendapat kesempatan bekerja di perusahaan ini dengan orang-orang yang hebat seperti Ibu." Jawab Rena.
"Secara pribadi saya sangat tertarik dengan profil anda namun SOP tetap harus saya lakukan namun, kembali lagi penilaian terakhir semuanya bergantung pada Ceo kami." Ucap Maya.
"Baiklah, kalau begitu saya pamit undur di—" belum selesai Rena menyelesaikan perkataannya namun sudah potong oleh Maya yang berkata "Tapi kalau saya rasa, kamu pasti akan di terima, jujur semua hasil tesmu sangat memuaskan, sangat jarang saya melihat nilai yang nyaris sempurna dalam sesi interview seperti ini."
Dengan senyum mengembang Rena keluar dari ruangan Ibu Maya selaku HRM. Dalam hatinya dia berkata, "syukurlah hasilnya memuaskan, semoga segera dapat kabar yang baik, huuft!".
Jam sudah menunjukkan waktu makan siang, perut Rena pun mulai meronta ingin di isi. Rena berjalan menyusuri jalanan menuju ruko yang tidak jauh dari tempatnya berada. Sebuah ruko di pinggir jalan yang menjual ayam bakar. Terlihat antrian orang yang akan memesan saat Rena semakin dekat dengan ruko tersebut.
"Hemm.. panjang banget antriannya!" Helaan nafas panjang Rena di iringi oleh suara perut yang terdengar bak gendang dangdutan "krucuk..krucuk".
Rena mengedarkan pandangannya menuju seberang jalan, terdapat sebuah ruko yang terlihat dari papan namanya bertulisan "Ayam Geprek," Rena berjalan sedikit kedepan melihat situasi resto tersebut. "Sepertinya nggak terlalu ramai di sana. Apa aku kesana saja ya? Dari ada harus mengantri panjang hanya untuk makan ayam bakar," ucap Rena sembari melihat waktu yang melingkar di jam tangan yang dia kenakan.
Karena perutnya yang sudah tidak mau berkompromi, akhirnya Rena memutuskan ke resto seberang jalan untuk mengisi perutnya yang sudah sangat kelaparan.
Ciitttttttttt...
Bunyi decitan rem mobil terdengar memekikkan telinga. Disaat mobil mewah berwarna merah yang di kendarai oleh Rayyan hampir menabrak seorang pejalan kaki saat akan menyebrang. Yaaah benar, seseorang tersebut adalah Renata.
Rayyan saat itu memang dalam kondisi kurang kurang tidur karena sudah beberapa hari ini dia selalu saja dapat jadwal operasi dari pagi hingga pagi kembali. Awalnya Rayyan berencana akan istirahat dulu di kantornya namun karena dia pikir 2 hari ini dia akan pergi liburan, makanya dia berfikir sekalian saja pulang cepat kerumah untuk beristirahat dan packing.
Di sepanjang jalan tidak jauh dari rumah sakit tempat dia bekerja. Rayyan yang sedari tadi menahan kantuknya tanpa henti menguap hingga mengeluarkan air matanya. Tanpa dia sadari beberapa kali Rayyan terbangun karena kaget saya dirinya terantuk di setir mobilnya. "Huh, astaga ini mata tidak bisa di ajak kompromi." Keluhnya.
Namun siapa sangka saat dirinya mencoba menajamkan matanya agar tetap terjaga. Mungkin karena saking fokusnya melihat jalan di depan, tanpa terasa dirinya tertidur walau hanya sepersekian detik saja sebelum kesadarannya kembali namun mampu membuat dirinya shock karena hampir menabrak seseorang.
"Astagaaa...Hampir saja!" Ucapnya.
Rayyan segera turun dari mobil dan menghampiri orang yang nyaris saja dia tabrak.
Terlihat seorang wanita cantik berambut hitam panjang tengah menunduk memegang kedua lututnya yang masih bergetar saking kagetnya.
"Maaf, maafkan aku. Kamu nggak apa-apa? Apa ada yang terluka?!" Tanyanya beruntun. Namun orang yang di tanya tidak menjawab. Rayyan berinisiatif mendekati wanita yang belum di ketahui namanya itu sambil terus memanggil wanita itu. "Mba, mba..." Tanya Rayyan sambil mengguncang bahu wanita tersebut.
"Aaaaaaaah....
Rayyan yang kaget memundurkan langkahnya kebelakang. Tak berselang lama, tiba-tiba wanita tersebut jatuh pingsan.
Jiwa kedokteran nya bergejolak saat melihat seseorang tidak sadarkan diri. Di bopong nya tubuh Rena masuk ke dalam mobilnya lalu segera melesatkan laju kendaraannya kembali ke rumah sakit.
Rumah Sakit Bahagia
"Bagaimana keadaannya dokter Evan?" Tanya Rayyan.
"Duh dokter apaan sih, kan dokter bisa juga memeriksanya langsung tanpa harus meminta bantuan dariku." Jawab dokter Evan sambil terkekeh.
"Ya nggak bisa gitu lah, kan dokter Evan yang hari ini bertugas, jadi sudah seharusnya saya mengikuti aturan di sini," Ucapnya dengan menepuk bahu dokter Evan.
"Dia hanya pingsan biasa dok, mungkin karena dia belum makan." Jawabnya.
"Ahhh, yaa syukurlah. Soalnya hampir saja aku menabraknya tadi di jalan saat aku pulang."
Dokter Evan yang mendengarnya pun ikut kaget sepersekian detik sampai tawanya yang tidak bisa tahannya pun keluar, hahaha!".
"Aduh dok, dok.. pantesan saja, dia pingsan. Kalau pun aku jadi dia, aku pun pasti akan langsung pingsan." Ucap dokter Evan sembari menggelengkan kepalanya. "Oh iya, dok. Kalau begitu saya pamit dulu, ada pasien yang sedang menunggu di tempat praktek saat ini." sambungnya.
"Baik, silahkan dok dan terima kasih banyak atas waktu dan bantuannya." Ucap Rayyan.
Tidak berselang lama, Rena pun bangun dari pingsannya. Terdengar suara serak yang dikeluarkan oleh Rena yang menandakan dirinya mulai sadar.
"Eenghh....
Rayyan yang mendengarnya segera menghampiri Rena yang terlihat mulai membuka kedua kelopak matanya. Rayyan yang melihat warna bola mata Rena yang berwarna hijau kebiruan terdiam sejenak mengagumi betapa indahnya kedua netra yang dimiliki wanita ini, bak dirinya berada dilautan luas.
"Indah.." gumamnya dalam hati.
"Aku ada dimana?" Tanya Rena saat melihat di sekelilingnya nampak berbeda dari yang terakhir kali dirinya berada.
"Kamu sudah sadar?" Seru Rayyan lalu memanggil suster yang tidak jauh berada dari brankar tempat tidur Rena.
"Dia sudah baik-baik saja kok dok," ucapnya sembari tersenyum tipis saat melihat ke khawatiran yang nampak di wajah tampan sang dokter.
"Hhaah.. syukurlah." Ucapnya.
"Emm, kalau oleh tahu ini pacarnya ya dok?!" Soalnya kami lihat dokter begitu perhatian pada wanita ini." Kepo Sang dokter.
Rayyan yang di tanya hanya senyum-senyum saja tanpa mengalihkan pandangannya pada kedua netra Rena yang dari awal sudah mencuri perhatiannya.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Reza Pahlevi
microsleep thor istilahnya
2022-10-16
2
Bunda Abizzan
Rayyan, suka ya?
2022-06-19
0
Bunda Abizzan
Untung gak kriuk kriuk, kalo gak makin lapar 🤣
2022-06-19
0