"Sampai berapa lama lagi kamu mau berdiri seperti itu!!" Ucap Nathan kesal.
Rena buru-buru masuk kedalam lift dengan terus menunduk. Setelah sampai, mereka kembali keruangan masing-masing dan mengerjakan pekerjaan mereka yang tertunda hingga waktu pulang tiba.
Di dalam lift
Ting'
Rena membuka ponselnya saat mendengar pesan yang masuk. Keningnya berkerut saat membaca pesan barunya, "Aku sudah ada diluar, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Bisakah kita bertemu?". Itulah isi pesan chat dari Rayyan. Yeah Rayyan lah yang mengirimkan pesan pada Rena.
Rena hanya menjawab singkat. "Baiklah."
Setelah sampai lobby, Rena melihat Rayyan sudah duduk manis di sofa yang memang disediakan untuk para tamu atau visitor yang berkunjung.
Rayyan tersenyum saat melihat Rena berjalan menghampirinya. "Kau begitu cantik Rena. Kedua netramu yang sungguh-sungguh indah, membuatku tergila-gila." Batinnya.
Rena menghampiri Rayyan, "Sudah lama menunggu, Mas? Ucap Rena basa-basi.
"Nggak kok, baru lima belas menitan. Gimana? Sudah kelar kerjaannya?! Tanya Rayyan yang dibalas anggukan kecil Rena.
"Jadi apa yang ingin kakak bicarakan padaku?" Tanya Rena sembari duduk di sofa yang berada disamping Rayyan.
"Nggak apa-apa, tadi aku nggak sengaja lewat dan tiba-tiba ingat dirimu. Yaah disinilah aku sekarang." Ucap Rayyan seadanya. Karena dirinya memang tidak ada kepentingan apapun padanya, hanya saat lewat di depan kantor Raharja Corp tadi, mata indah Rena saat menatapnya tiba-tiba terlintas begitu saja.
Rena tertawa cengengesan mendengar alasan Rayyan. Baginya sungguh tidak masuk akal.
Jadi, Mas Rayyan jauh-jauh datang kemari dan hanya untuk menyapaku?!" Tanya Rena dan diangguki oleh Rayyan.
Tawa Rena pun pecah saat mendengarnya. Di ujung sana, sudah ada sepasang mata yang melihat keakraban mereka. Tangannya mengepal melihat tatapan mata Rayyan ke Rena. Tatapan mata yang sangat terlihat kalau dirinya begitu mengagumi sosok Rena.
Entah apa yang dirasakan oleh Nathan, hatinya sangat panas setiap kali melihat Rena dekat dengan Rayyan. Terkadang dirinya pun bingung dengan perasaannya sendiri. "Ada apa denganku? Mengapa perasaanku seperti ini!" Ucapnya dalam hati dan segera meninggalkan lobby yang menyesakkan dadanya.
***
"Bagaimana kabar Nyonya Laura, Ren." Tanya Ibu pada Rena yang sedang asyik memakan sarapannya.
"Baik kok, Bu. Kemarin Rena chat-an dengan Mom. Lusa kami mau jalan bareng, katanya Mom Laura mau ditemani shopping. Ibu mau ikut? Biar nanti Rena bilang sama Mom." Sambung Rena.
"Wah pasti seru ya, tapi mau gimana Ren. Kan Mba Rusmi lagi izin, terus Mba Mini jg lagi sakit. Jadi mau tidak mau, Ibu yang harus menjaga adik-adik mu.
"Baiklah, Bu. Kalau begitu Rena pamit ya." Ucap Rena sembari mencium tangan Ibunya.
***
Raharja Corp
["Makan siang, Yuk!" Ajak Ay melalui saluran telepon kantor.]
"Maaf, Ay. Siang ini nggak bisa , aku udah ada janji dengan Mas Rayyan." Ucap Rena saat di telepon oleh Ayyura.
["Mas ganteng yang kamu ceritakan itu?!"]
"Kamu mah, semua cowok juga di bilang tampan, bahkan kambing pun kalau dibedakin pasti kamu bilang tampan bukan!" Ucap Rena dengan ketawa cekekikan.
["Yee, enak aja!" Rajuk Ayyura.]
"Hahaha, maaf Ay, becanda kok, jangan marah ya cantik." Bujuknya.
["Iya iya, aku makan di kantin aja kalau begitu. Aku tutup ya, entar ketahuan lagi aku telponan sama babang tamvan ku."]
Ayyura yang kesal karena mendengar tawa terbahak-bahak Rena diseberang telepon pun langsung mematikannya. "Dasar, sahabat nggak ada akhlaknya.
"Jadi begini kelakuanmu saat bekerja!" Ucap seseorang yang suaranya tidak terasa asing bagi Ayyura.
Ay segera berbalik, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Pak Bram sudah berdiri tepat dihadapannya saat ini. "Pa-Pak Bram!" ucap Ayyura dengan terbata-bata.
"Ikut saya sekarang!" Ucap Bram tegas.
Gleg'
Ayyura menelan kasar ludahnya. Dia sudah tahu hukuman apa yang akan dia dapatkan, karena bukan kali ini saja dirinya kedapatan sedang menelepon.
"Hilang sudah aura kecantikan ku". Ucapnya sembari menggulung lengan bajunya.
***
Sementara itu..
Rena yang baru selesai menerima telepon dari Ayyura, dibuat kaget oleh Nathan yang sudah berdiri dihadapannya. "Sudah selesai teleponnya?!"
"Iy-ya Pak." ucapnya terbata-bata.
"Kalau mungkin kamu lupa, telepon kantor hanya dipergunakan untuk urusan kantor saja, bukan untuk kepentingan pribadi." Ucap Nathan lalu berlalu menuju lift.
Rena menghela nafasnya dengan kasar. "Baruuuu juga tiga hari yang lalu di tegur, eh hari ini ditegur lagi." Ucapnya tidak semangat.
Dia melihat jam yang ada dipergelangan tangannya, "Sudah hampir waktu makan siang, aku harus berangkat sekarang agar tidak telat sampai disana," ucap Rena lalu segera merapikan meja kerjanya, namun sebelum pergi, Rena berinisiatif menelepon boss nya itu terlebih dahulu, takut kalau-kalau Nathan masih membutuhkan dirinya.
Kring, kring.. pada deringan yang ketiga, barulah terdengar sahutan dari Nathan. "Iya, ada apa?" Tanya Nathan dari seberang telepon.
"Apakah masih ada yang bapak butuhkan, kebetulan saya akan turun untuk makan siang. Kalau memang sudah tidak ada lagi, saya izin pamit keluar Pak, tidak akan lama." Izin Rena pada Nathan.
Cukup lama Nathan menjawabnya hingga dia bersuara. "Tunggu aku dibawah, kita makan siang bersama. Ucap Nathan singkat lalu menutup teleponnya langsung tanpa menunggu jawaban dari Rena.
Rena hanya bisa menghela nafasnya, "Bagaimana ini? kan aku sudah janji pada Mas Rayyan. apa yang harus aku lakukan sekarang, dia pasti sudah menungguku." Batin Rena yang melihat jam yang dia kenakan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
widya
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ...
dasar boz sm asisten .. sama2 MODUS
2022-11-21
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Bilang ama nathan, udin janji ama Rayyan...
2022-06-18
3
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Wakakakka janjian ama Bram 😂
2022-06-18
3