Nathan Raharja seorang CEO muda berusia 32 tahun yang sudah terbilang sukses di usia mudanya, begitu banyak wanita yang mengincarnya, termasuk Siska seorang wanita cantik, kaya raya yang sangat menggilai dirinya. Namun karena sifat dinginnya itu sampai saat ini dirinya belum merasakan kembali yang namanya jatuh cinta.
Kehidupannya pun tidak semulus dengan pekerjaannya, dirinya hanya memiliki seorang ibu yang berusia 54 tahun yang biasa di panggil mom. Setelah sang ayah meninggal dunia, mommy nya berkerja sangat keras untuk mengembangkan bisnis yang di tinggalkan oleh sang suami, beruntung dirinya di kelilingi oleh orang-orang yang baik dan setia yang bekerja di perusahaannya. Apa lagi setelah Nathan yang mengambil alih tanggung jawab jabatan sebagai CEO di Perusahaan tersebut, sehingga bisnisnya hingga kini semakin berkembang pesat hingga keluar negeri.
Mommy nya yang sangat menyayangi dirinya hingga begitu protektif terhadapnya. Setiap ada wanita yang mulai dekat dengannya, sudah di pastikan sang mommy akan tahu dan akan melancarkan aksi seperti biasanya.
Dia memiliki seorang sahabat yang juga merangkap sebagai asisten pribadinya bernama Bram. Dirinya bertemu dengan Bram semasa mereka di bangku perkuliahan, Nathan yang merupakan tipe introvert membuat dirinya tidak mempunyai banyak teman.
Flashback on
"Boleh duduk nggak?" tanya Bram.
"Silahkan, kursinya kosong," jawab Nathan dengan singkat dan terkesan dingin.
"Terima kasih," ucap Bram.
Dan hanya di balas anggukkan oleh Nathan.
"Aku Bram," ulur tangan Bram tepat di depan wajah Nathan yang sedang fokus memperhatikan perlombaan basket yang di adakan oleh Kampusnya di Lapangan.
Nathan melihat Bram sekilas lalu kembali menatap kedepan sambil berkata "Nathan, aku Nathan."
Setelah awal pertemuan itu, akhirnya mereka berteman dan semakin akrab setiap harinya hingga hari-hari berlalu tanpa mereka sadari kalau sudah lima belas tahun lamanya mereka bersahabat.
Flashback off
Nathan sebenarnya mempunyai kakak sepupu yang berprofesi sebagai dokter namun sayang karena permasalahan mereka di masa lalu hingga sampai saat ini mereka masih bermusuhan yang membuat jarak diantara mereka berdua.
Permasalahan yang dulu membuat hubungan persaudaraan mereka renggang dan berakhir dengan permusuhan seperti ini tidak lain di sebabkan oleh seorang gadis. Gadis yang ternyata mereka sukai bersama, bernama Mala.
Dia adalah teman kampus Nathan dan Rayyan yang dulu mereka perebutkan. Karena sesuatu hal, pada akhirnya tidak ada seorang pun yang bersama dengannya, akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, kabar Mala pun hilang bak di telan bumi.
*
*
*
Setelah pulang dari makan siang bersama dengan kliennya, Nathan pun segera kembali menuju kantornya. Namun naas saat mobil yang di bawa supir Nathan menyerempet kendaraan bermotor yang ada di sampingnya, awalnya sang supir yang biasa di panggil Pak Ujang ingin menghindari kendaraan bermotor yang hampir menabrak mobil majikannya itu namun saat dirinya membanting setir ke arah kanan, tiba-tiba muncul kendaraan bermotor lainnya yang sedang melaju cukup kencang dan terjadilah kejadian naas tersebut.
"Astaghfirullah!!" histeris Pak Ujang setelah mengetahui dirinya menyerempet seseorang.
"Ada Pak Ujang?" tanya Nathan. "It..ituu den, Pak Ujang sepertinya nyerempet orang deh." "Aahh.." kaget Nathan lalu menyuruh sang supir untuk keluar dan melihatnya secara langsung.
"Buruan di lihat Pak," sambungnya.
"Iya, Den."
"Nathan membuka sedikit kaca mobilnya dan melihat situasi diluar sana.
Terdengar samar-samar percakapan antara Pak Ujang dengan seseorang diluar sana.
"Ya ampun, nona baik-baik saja? apakah ada yang terluka?"
"Aw, nggak apa-apa kok, Pak. Ini luka luar saja, dikasih obat juga sembuh nanti."
Sementara Nathan yang melihatnya menjadi sedikit kesal lantaran dirinya harus terlambat sampai ke kantor.
Nathan melonggarkan ikatan dasinya yang terasa sesak, berulang kali dirinya melihat jam tangan yang di pakainya sembari melihat situasi di luar.
"Heemm.. ada apa sih sebenarnya, kenapa Pak Ujang lama sekali."
Dia melihat keluar dan samar terlihat, ternyata orang yang di serempet Pak Ujang tadi adalah seorang wanita, dia melihat wanita tersebut beberapa kali berusaha bangkit namun usahanya sia-sia saja karena berapa kali pun dia mencoba namun hasilnya tetap sama.
"Dasar! keras kepala," Gumam Nathan saat melihat Rena berulang kali mencoba bangkit tanpa mau menerima bantuan dari Pak Ujang yang sudah menawarkan akan mengantarkannya ke rumah sakit.
"Kalau begini terus, aku bisa terlambat," gumam Nathan.
Tak lama dering ponsel Nathan berbunyi.
Kring..kring..kring
"Ya ada apa?" Jawab Nathan tanpa basa basi.
"Maaf, Tuan mengganggu. Apakah Tuan akan kembali ke Kantor hari ini?"
"Iya, tapi sepertinya akan sedikit lebih lama."
Bram yang mendengar dari seberang telepon seketika terkejut. "Maaf, Tuan. Apakah Tuan ingin saya jemput sekarang?".
"Tidak perlu, 20 menit lagi saya akan sampai di sana.
"Baik, Tuan." Tutup Bram.
Nathan yang bosan menunggu di dalam mobil bergegas keluar. Di ujung terlihat sang supir dan seorang wanita yang tengah berdialog dengan intens.
Nathan segera menghampiri mereka, ketika jarak mereka tinggal sejengkal dekat ketempat mereka namun tiba-tiba saja dia melihat wanita itu nyaris terjatuh, untung ada Nathan yang menangkap tubuh wanita tersebut.
"Aaahh....
"Hup....
Kedua netra keduanya pun saling menatap satu sama lain," ya ampun matanya," batin mereka berdua.
"Hemm.." deheman Pak Ujang membuyarkan lamunan mereka berdua. Keduanya terlihat salah tingkah karena kedapatan saling menatap namun masih dengan posisi yang sama.
"Bagaimana Pak Ujang, sudah selesai?" Tanya Nathan.
"Sebegitu nyamannya lenganku sampai kau tak ingin bangun?" Ucap Nathan.
"Ahh, maksudnya apa? Tanya Rena yang nampak heran dengan perkataan pria yang bertubuh atletis ini tanpa merubah posisinya.
"Niiihh.." sambil menggoyangkan tangannya yang masih menahan berat tubuh Rena.
"Pegal tau!!" ucap Nathan.
"Oh iya maaf," ucap Rena sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Yaelah badannya aja yang nih orang yang gede," gumam Rena. Namun masih terdengar oleh Nathan.
"Apa kamu bilang?!" ucap Nathan.
"hehe nggak apa-apa kok," jawab Rena sambil cengengesan.
"Ayo.." ajak Nathan.
"Ayo?? Kemana?? Jawab Rena yang tampak kebingungan.
"Ya ke rumah sakit-lah!" Ucap Nathan sambil berlalu menuju mobilnya.
Ketika akan membuka pintu mobilnya, seketika Rena berkata "nggak, nggak usah. Aku baik-baik saja kok, nggak perlu khawatir, luka ringan saja."
"Kenapa?? Kamu kira aku orang bodoh! Setelah ini kamu pasti akan terus meneror dan meminta pertanggungjawaban dengan cara memeras bukan? Itu sudah biasa, aku nggak bisa kamu tipu!" Ucap Nathan lalu memasuki mobilnya.
Bumm..
Rena yang mendengar tuduhan Nathan pun membuat emosinya tersulut, lalu dengan tertatih-tati berjalan menuju mobil yang dinaiki Nathan tadi.
"Duh sial, sakit banget," batin Rena.
Tok..tok..tok..
"Buka..buka nggak lo!!" Gedor Rena kencang.
Sementara di dalam mobil, Nathan melihat Rena yang menuju ke mobilnya hanya bisa menghembuskan nafasnya keras lalu membuka kaca mobilnya.
Krek
"Ada apa?! Tanya Nathan dengan dingin.
"Eh Tuan, asal kamu tahu saja. Tidak semua orang sama dengan apa yang anda pikirkan.
Jangan jadi orang yang picik yang menyamaratakan orang dengan pikiran anda sendiri." Cecar Rena.
"Ah..picik?? Kamu bilang saya picik!" Ucap Nathan dengan menatap tajam Rena.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
hania putri
"ada apa pak ujang" harusnya nya
2022-09-20
0
Lina Zascia Amandia
Udah sy favorit Thor...
2022-06-27
0
AdiTya Family
tatapan matamu menarik hati...
2022-06-16
2